Anda di halaman 1dari 23

INOVASI TEKNOLOGI DI BIDANG ENERGI

Disusun Oleh:
Aji Wiyastoadi
NIM : 1215020064
Energi 4J

Dosen:
Drs. Dedi Dwi Hariyadi, MT

Mata Kuliah:
Kewirausahaan & Etika Profesi

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
1. Biogas

(Sumber : http://www.afrisolenergy.com/website/biogasplants.php)

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas antara lain sebagai
berikut : 60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbon dioksida) dan 2 % N2, O2, H2, & H2S.
Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai
pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan dan terbarukan. Sumber energi Biogas yang utama yaitu kotoran ternak Sapi,
Kerbau, Babi dan Kuda.

Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah
limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil Mengurai dan sekaligus
mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih
daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida
yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah
karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila
dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil
dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan
menambah jumlah karbon di atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.

Saat ini, banyak negara maju meningkatkan penggunaan biogas yang dihasilkan baik dari limbah
cair maupun limbah padat atau yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada
tempat pengolahan limbah.

(http://www.karangmulya.com/mengenal-biogas-dan-contoh-pemanfaatannya/)
2. Micro Hydro

(Sumber : http://www.rainwindsun.com/faqs/micro-hydro.html)

Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah
suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga
penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan
tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari
kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga
komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro
mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya,
mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka
semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energilistrik. Di samping
faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung
aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat
kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk
menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran
poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan
ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan
mikrohidro dibandingkan dengan PLTA skala besar, berimplikasi pada relatif sederhananya
peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal
tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan. Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro
terutama pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA di bawah ukuran 200 KW
digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk
menjangkau ketersediaan jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Mikrohidro)
3. Micro Wind

(Sumber : http://www.staffordarea.saveyourenergy.org.uk/what/windmills/microwind)

Turbin angin sederhana/micro wind merupakan kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini yang pada awalnya dulu dibuat untuk
mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi mereka, keperluan
irigasi sawah, dan lain-lain. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan
negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.

Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat,
dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum
dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional seperti PLTD,PLTU,dan lain-lain, turbin angin
masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan
dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (Contoh : batubara,
minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.

Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi
putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik.

(http://mit.ilearning.me/kincir-angin-pembangkit-listrik/)
4. Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid

(Sumber : http://miftahelectric.blogspot.co.id/2009/11/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta.html)

Hybrid System atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrida (PLTH) merupakan salah satu alternatif
sistem pembangkit yang tepat diaplikasikan pada daerah-daerah yang sukar dijangkau oleh
sistem pembangkit besar seperti jaringan PLN atau PLTD. PLTH ini memanfaatkan renewable
energy sebagai sumber utama (primer) yang dikombinasikan dengan Diesel Generator sebagai
sumber energi cadangan (sekunder).

Pada PLTH, renewable energy yang digunakan dapat berasal dari energi matahari, angin, dan
lain-lain yang dikombinasikan dengan Diesel-Generator Set sehingga menjadi suatu pembangkit
yang lebih efisien, efektif dan handal untuk dapat mensuplai kebutuhan energi listrik baik sebagai
penerangan rumah atau kebutuhan peralatan listrik yang lain seperti TV, pompa air, strika listrik
serta kebutuhan industri kecil di daerah tersebut. Dengan adanya kombinasi dari sumber-sumber
energi tersebut, diharapkan dapat menyediakan catu daya listrik yang kontinyu dengan efisiensi
yang paling optimal.

Cara kerja Pembangkit Listrik Sistim Hybrida Surya Bayu dan Diesel sangat tergantung dari
bentuk beban atau fluktuasi pemakain energi (load profile) yang mana selama 24 jam distribusi
beban tidak merata untuk setiap waktunya. Load profil ini sangat dipengaruhi penyediaan
energinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka kombinasi sumber energi antara
Sumber energi terbarukan dan Diesel Generator atau disebut Pembangkit Listrik Sistem Hibrida
adalah salah satu solusi paling cocok untuk sistem pembangkitan yang terisolir dengan jaringan
yang lebih besar seperti jaringan PLN.

(http://irawancorporation.blogspot.co.id/2011/12/pembangkit-listrik-hybrid.html)
5. Pemanfaatan Air Hujan Untuk Menghasilkan Listrik

(Sumber : https://si-nergi.id/air-hujan-bisa-menghasilkan-enegi-listrik-lho-2/)

Dalam proses mengubah suatu energi menjadi bentuk energi lain diperlukan sebuah alat yang
disebut dengan Tranduser. Dalam pengertian yang lebih luas, tranduser kadang-kadang juga
didefinisikan sebagai sebagai suatu peralatan yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis
menjadi sinyal listrik. Banyak parameter fisis lainnya seperti panas,intensitas
cahaya,kelembaban juga dapat diubah menjadi sinyal listrik dengan menggunakan tranduser.
Tranduser Piezoelektrik merupakan salah satu jenis tranduser aktif dengn prinsip kerja
pembangkitan ggl bahan kristal piezo akibat gaya dari luar. Tranduser jenis ini dapat menerima
Inputan berupa suara,getaran maupun percepatan dalam cara kerjanya.

Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga hujan ini adalah menggunakn tranduser piezoelektrik
untuk mengubah getaran yang dihasilkan ketika hujan. Sistem ini bisa digunakan untuk berbagai
ukuran titip hujan,mulai dari 1mm sampai 5 mm.

Proses konversi energi terjadi ketika titik air hujan mengenai sebuah permukaan polimer yang
disebut dengan polyvinyllidene flouride atau PVDF dan menghasilkan hentakan tak elastis diatas
permukaannya.Banyaknya energi dari benturan tersebut dapat dihitung dengan menggunakan
model mekanik-elektrik.

PVDF tersebut adalah salah satu bahan piezoelektrik yang berfungsi mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Untuk mengalirkan arus yang dihasilkan dari getaran tersebut,diletakkan
elektrode didalam PVDF tersebut. Titik air hujan tebesar menghasilkan getaran terbesar juga di
PVDF, dan karenanya energi listrik yang dihasilkan juga lebih banyak. Besarnya energi listrik
yang dihasilkan dari sistem ini bergantung secara langsung kepada ukuran membran
piezoelektrik,ukuran titik air hujan dan frekuensinya. Diperlukan juga kapasitor sebagai
penyimpanan energi listrik tersebut agar bisa digunakan sewaktu waktu.

(https://mahasiswamales.wordpress.com/2013/05/02/pembangkit-listrik-tenaga-hujan/)
6. Pemanfaatan Limbah Pertanian Dalam PLT Biomassa

(Sumber : http://adityapersuma.blogspot.co.id/2015/09/energi-biomassa.html)

Biomassa merupakan energi yang bersumber dari bahan-bahan alami seperti kayu, limbah
pertanian, perkebunan, hutan, komponen organik dari industri dan rumah tangga serta kotoran
hewan dan manusia. Biomassa dikenal sebagai zero CO2 emission, dengan kata lain tidak
menyebabkan akumulasi CO2 di atmosfer.

Indonesia sebagai negara agraris mempunyai potensi energi biomassa yang cukup besar.
Diperkirakan potensi seluruh energi biomassa setara dengan 49,8 GW. Namun dari potensi
energi biomassa yang dimiliki, pemanfaatannya baru mencapai sebagian kecilnya saja.

Pembangkit listrik tenaga biomassa di sini tetap masih menggunakan air. Air yang digunakan
dalam siklus ini disebut air demin, yakni air yang mempunyai kadar conductivity (Kemampuan
untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral
yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity Sekitar 100 200 us. Untuk
mendapatkan air demin ini, setiap sistem biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan
Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini. Tapi disini tidak dibahas
tentang Desalination Plant maupun Demineralization Plant. Jika kita melihat proses memasak
air, maka secara sederhana itulah bagaimana siklus pada pembangkit tenaga biomassa ini. Air
dimasak hingga menguap dan uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator
yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.

Tidak seperti sumber daya energi terbarukan lainnya, biomassa dapat dikonversi langsung
menjadi bahan bakar cair untuk kebutuhan transportasi. Dua bahan bakar bio yang paling umum
adalah ethanol dan biodiesel. Ethanol merupakan alkohol yang dibuat dengan fermentasi
biomassa dengan kandungan hidrokarbon yang tinggi seperti jagung melalui proses yang sama
untuk membuat bir. Ethanol paling sering digunakan sebagai additif bahan bakar untuk
mengurangi emisi CO dan asap lainnya dari kendaraan. Biodiesel merupakan ester yang dibuat
dengan menggunakan minyak tanaman, lemak binatang, ganggang, atau bahkan minyak goreng
bekas. Biodiesel dapat digunakan sebagai additif diesel untuk mengurangi emisi kendaraan atau
dalam bentuk murninya sebagai bahan bakar kendaraan.

(http://pembangkit-uap.blogspot.co.id/2015/03/pembangkit-listrik-tenaga-biomassa.html &
http://adityapersuma.blogspot.co.id/2015/09/energi-biomassa.html)
7. Teknologi Superkonduktor untuk Energi Terbarukan

Awalnya adalah pertanyaan mengapa arus listrik berubah menjadi sesuatu yang berbeda.
Misalnya, selain memproduksi cahaya, bohlam konvensional juga memproduksi panas. Namun,
hanya 10% energi yang dikonversi menjadi cahaya oleh bohlam lampu. Yang 90% dubah
menjadi panas.

Dari mana cahaya dan panas berasal? Kuncinya ada pada hambatan listrik. Arus listrikelektron
mengalir melalui kawat penghantarmelepas energi ke atom kawat penghantar. Semakin besar
hambatan semakin besar energi yang dilepaskan atom dan suhunya akan bertambah panas.
Kawat penghantar yang sangat tipis akan menjadi merah menyala: hasilnya cahaya dan panas.
Pada bohlam, efek semacam ini diinginkan. Tapi pada banyak kasus, energi justru menghilang,
seperti pada jaringan listrik saluran udara.

Ahli fisika Belanda Heike Kamerlingh Onnes seabad yang lalu menemukan, beberapa material
dalam kondisi tertentu tidak lagi memiliki hambatan listrik, lalu menjadi superkonduktif.
Kamerlingh Onnes menggunakan helium cair untuk mendinginkan merkuri hingga mencapai
suhu minus 269 derajat. Ini hampir mencapai nol absolut, suhu yang paling rendah di alam. Hasil
analisisnya menunjukkan, dalam keadaan super-dingin, logam kehilangan tahanan listrik.

Berabad-abad lamanya, efek ini hanya menarik bagi para ahli fisika. Tapi, pada akhir abad ke-
20, peneliti menemukan, material menjadi superkonduktif pada suhu yang lebih tinggi. Pada
minus 196 derajat, efeknya sudah bisa dimanfaatkan. Suhu rendah tersebut bisa dicapai dengan
nitrogen cair, bahan yang bisa diperoleh dengan mudah karena juga digunakan untuk kebutuhan
industri lainnya.

Manfaat superkonduktor yang dikenal adalah untuk MRI, pencitraan resonansi magnetik.
Kumparan magnet superkonduktif mampu menghasilan medan magnetik kuat, yang tidak akan
bisa dicapai dengan material konvensional. Hasil pindaian MRI memberikan citra sesungguhnya
dari jaringan tubuh yang tidak akan bisa diperoleh dari sinar X.

Kereta maglev yang bobotnya puluhan ton juga menggunakan kumparan superkonduktif. Kereta
berada dalam posisi mengambang di atas rel dan mampu melaju hingga lebih dari 580 kilometer
per jam.

Jika superkonduktivitas bisa digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh, idealnya, ini bisa
mencegah kehilangan listrik saat ditribusi, sehingga pembangkit listrik tidak harus dibangun
sedekat mungkin dengan konsumen. Dengan demikian, pembangkit listrik tenaga surya di
belahan dunia yang disinari matahari seperti Indonesia akan mampu memproduksi listrik yang
tidak akan berkurang saat transmisi ke seluruh dunia. Hasil uji awal distribusi tanpa kehilangan
listrik telah dilakukan di Denmark dan Amerika Serikat.
(http://www.sharia.co.id/menciptakan-energi-terbarukan-dengan-superkonduktor/)

8. Pemanfaatan Energi Ombak Dalam Pembangkit Tenaga Listrik

(Sumber : http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-listrik.html)
Energi ombak dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, seperti saat ini telah didirikan
sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO) di Yogyakarta, yaitu model Oscillating
Water Column. Tujuan didirikannya PLTO ini adalah untuk memberikan model sumber energi
alternatif yang ketersediaan sumbernya cukup melimpah di wilayah perairan pantai Indonesia.
Model ini menunjukan tingkat efisiensi energi yang dihasilkan dan parameter-parameter minimal
hiroosenografi yang layak, baik itu secara teknis maupun ekonomis untuk melakukan konversi
energi.

Dalam PLTO ini proses masuk dan keluarnya aliran ombak pada suatu ruangan tertentu (khusus)
dapat menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran di atas ruang
khusus tersebut. Apabila diletakkan sebuah turbin di ujung saluran tersebut, maka aliran udara
yang keluar masuk akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Kelemahan dari model
ini adalah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi karena aliran
ombak sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar. Kekurangan dalam
pemanfaatan energi ombak sebagai pembangkit listrik ini adalah
a. Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak,
b. Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
Akan tetapi jika kita memanfaatkan energy ini maka kelebihan yang kita dapatkan adalah
energi bisa diperoleh secara gratis, tidak butuh bahan bakar, tidak menghasilkan limbah,
mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah, serta dapat menghasilkan energi dalam
jumlah yang memadai.

(http://www.beritanet.com/Technology/ombak-pembangkit-tenaga-listrik.html)
9. Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Biodiesel

(Sumber: http://pse.ugm.ac.id/?p=338)
Minyak jelantah (waste cooking oil) adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis
minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya, dan
minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapat
digunakan kembali untuk keperluaran kuliner. Tapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak
jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses
penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak
kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi
kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak
jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia
dan lingkungan.

Minyak bekas penggorengan bisa diolah kembali menjadi energi baru lagi sebagai energi
biodiesel dengan melalui tahapan proses kimiawi dan pemanasan. Pemerintah Kota Denpasar
sudah lama melirik potensi minyak jelantah menjadi energi biodiesel yang baru. Dengan
menggandeng Lembaga Caritas dari Switzerland, minyak jelantah yang selama ini menjadi
limbah terbuang sia-sia di Denpasar kembali menjadi energi terbarukan yang bermanfaat bukan
hanya untuk manusia saja, namun juga bagi lingkungan dan penghijauan alam.

Keuntungan Memakai Energi Biodiesel Yang Berasal Dari Minyak Jelantah Bila kita mengetahui
beberapa keuntungan yang akan didapat dari pemakaian energi biodiesel berasal dari minyak
jelantah tentunya ini akan berdampak positif kepada usaha pelestarian lingkungan dan
peningkatan kesehatan masyarakat.
1. Bisa disimpan dan ditangani persis seperti solar biasa
2. Memiliki titik nyala lebih tinggi ( minimal 130 C ) dan karena itu lebih aman
dibandingkan solar biasa ( minimal 52 C )
3. Ini adalah biodegradable ( tidak mencemari lingkungan dan aman)
4. Menjaga sistem bahan bakar bersih bagi mesin yang memakai.
5. Peningkatan pelumasan mesin 6. Bagi emisi Mesin : - Karbon monoksida lebih rendah
( CO ) - Partikulat yang lebih rendah ( PM ) - Rendah hidrokarbon dan tidak terbakar (
HC ) - Menambah atau mengurangi emisi polutan.

(http://www.kompasiana.com/takutpada-allah-/melirik-potensi-minyak-jelantah-sebagai-energi-
biodiesel-masa-depan_55299c5cf17e61aa0dd6241b)

10. Pemanfaatan Buah Jarak Sebagai Bahan Bakar Alami

(Sumber : http://nisamertha.blogspot.co.id/2012/03/bahan-bakar-alternatif-pengganti-minyak.html)
Tanaman Jarak Pagar (Jathropa Curcas) berasal dari Afrika Selatan Tanaman ini sudah dikenal
oleh masyarakat Indonesia sejak dekade 40-an, saat penjajah Jepang menggunakan minyak
jarak untuk penerangan di rumah-rumah dan sumber energi untuk menggerakkan alat-alat
perang. Tanaman ini tumbuh liar atau ditanam penduduk sebagai pagar. Dapat tumbuh dengan
baik di tanah yang tidak begitu subur dan beriklim panas, dari dataran rendah sampai ketinggian
300 meter di atas permukaan laut.Tanaman ini tahan kekeringan dan mulai berbuah dalam waktu
lima bulan. Tumbuhan ini produktif penuh saat berumur lima tahun, dan usia produktifnya
mencapai 50 tahun.

Semua bagian tanaman ini berguna, daunnya dapat digunakan sebagai makanan ulat sutra,
antiseptik, dan antiradang. Getahnya untuk penyembuh luka dan pengobatan lain. Yang paling
tinggi manfaatnya adalah buahnya, daging buahnya digunakan untuk pupuk hijau dan produksi
gas, sementara bijinya untuk pakan ternak dan untuk bahan bakar pengganti minyak diesel
(solar) dan minyak tanah.

Proses pengolahan minyak jarak untuk menghasilkan biodiesel relatif mudah. Untuk
menghasilkan minyak dalam skala kecil (0,5-0,6 ton perawatan hari) cukup dengan mengepres
biji jarak yang sudah kering menggunakan mesin diesel satu silinder, sehingga menghasilkan
minyak jarak kasardan bungkil.

Tahap selanjutnya adalah menyaring menggunakan mesin penyaring sehingga dihasilkan


minyak jarak bersih. Kemudian dilakukan proses pemurnian terhadap minyak jarak yang sudah
bersih sampai menghasilkan minyak jarak murni yang siap dijual.
Biodiesel yang diperoleh dari tanaman jarak berupa minyak jarak yang diperoleh dari biji jarak.
Menurut Tatang H. Soerawidjaya (2005:1) biodiesel yang dihasilkan dari tanaman Jarak Pagar
merupakan minyak lemak semimulus (semi refined fatty oil), yang telah dibersihkan dari fosfor
dan asam-asam lemak. Dalam hal ini fosfor merupakan zat yang merugikan karena mesin diesel
dapat mengubah fosfor ini menjadi garam atau asam fosfat yang mengendap menjadi kerak di
dalam kamar pembakaran atau terbawa keluar sebagai pencemar udara oleh emisi gas buang.

(https://gbioscience05.wordpress.com/2008/04/20/biodiesel-dari-tanaman-jarak-sebagai-energi-alternatif-
pengganti-solar/)

11. Pemanfaatan Magnet Dalam Pembangkit Listrik

Magnet memang menjadi bagian penting dalam sebuah sistem pembangkitan listrik, apapun itu
sumber energi pembangkitnya baik pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU), pembangkit listrik tenaga angin,
dan beberapa jenis pembangkit listrik lainnya. Mungkin hanya pembangkit listrik tenaga surya
(solar cell) serta pembangkit listrik dari fuel cell yang sama sekali tidak menggunakan komponen
magnet dalam sistem pembangkitan listriknya, karena listrik langsung dihasilkan melalui proses
fisis dan kimiawi pada material yang digunakannya.

Magnet dalam sebuah sistem pembangkitan terdapat pada bagian generator, di mana generator
ini dapat menghasilkan listrik oleh putaran yang bersamaan dengan putaran turbin dengan
adanya bantuan sumber-sumber energi seperti energi potensial air, angin, uap, dan lain
sebagainya. Namun ternyata magnet juga dapat menjadi sumber energi penggerak bagi
generator itu sendiri.

Pembangkit listrik tenaga magnet, inilah ide yang diciptakan cukup banyak peneliti di Amerika
dan Eropa di mana mereka menyebutnya sebagai free energy generator karena tidak
memerlukan energi/biaya yang cukup banyak untuk menghasilkan listrik serta dapat
berlangsung secara terus-menerus pada waktu yang lama. Prinsip kerjanya cukup sederhana,
yaitu memanfaatkan gaya dari arah flux magnetik yang berlawanan sebagai sumber energi yang
dapat membuat magnet lainnya bergerak. Jika flux magnet yang berlawanan tersebut disusun
dari beberapa buah magnet sedemikian rupa sehingga magnet-magnet yang berfungsi sebagai
stator memicu pergerakan dari magnet-magnet lainnya yang berfungsi sebagai rotor. Kemudian
dari bagian rotor ini dapat disambungkan dengan bagian dari magnet lainnya yang berfungsi
sebagai generator walaupun sebenarnya magnet rotor tersebut juga bisa sekaligus sebagai
generator.

Salah satu penelitian yang cukup berhasil adalah oleh tim Jean-Louis Naudin yang membuat
sistem Mini Romag Generator. Mereka mengklaim bahwa ciptaannya dapat menghasilkan listrik
hingga 24 Watt. Alat yang mereka buat menggunakan konsep yang sama dengan konsep dasar
pembangkit listrik tenaga magnet sederhana, namun perbedaannya adalah pada magnet bagian
stator yang digantikan oleh coil/lilitan tembaga yang dialiri arus listrik sehingga dapat juga
menimbulkan flux medan magnet. Pada awalnya rotor harus diputar secara manual atau dengan
bantuan motor, sehingga listrik dapat dihasilkan dan pada coil stator timbul flux medan magnet.
Selanjutnya gerakan pemicu putaran dari motor maupun secara manual dapat dihilangkan
karena flux medan magnet dari coil stator sudah dapat memutar rotor dengan sendirinya. Proses
ini menghasilkan listrik secara terus-menerus selama tidak ada gangguan luar dan magnet masih
dalam kondisi baik. Sistem ini bisa juga berfungsi sebagai motor tanpa sumber tenaga listrik.

Pembangkit listrik tenaga magnet ini nantinya akan sangat efektif sebagai pembangkit listrik yang
sifatnya portable. Oleh karena itu generator ini sangat cocok untuk dibawa bepergian seperti
camping ke daerah yang sulit mendapatkan aliran listrik, walaupun cocok juga untuk digunakan
sebagai sumber listrik pencahayaan di rumah. Ide ini juga bisa dijadikan sebagai kipas angin
tanpa energi listrik.

(https://chiende.wordpress.com/2016/05/10/free-energy-generator-pembangkit-listrik-tenaga-magnet/)

12. Polisi Tidur Piezoelektrik Sebagai Pembangkit Listrik dengan Memanfaatkan


Energi Kinetik Kendaraan Bermotor

Energi merupakan isu yang krusial. Kebutuhan energi akan selalu mengalami peningkatan,
namun di sisi lain, pasokan energi (yang masih didominasi oleh energi fosil) mengalami
penurunan. Tidak imbangnya demand dan supply energi membuat pengembangan energi
alternatif selain energi fosil menjadi sangat penting. Ada dua jenis energi alternatif yang dapat
dimanfaatkan, yaitu renewable energy dan waste energy. Pada riset, ini dilakukan penelitian dan
perancangan sistem untuk memanfaatkan waste energy berupa energi kinetik kendaraan
bermotor.

Piezoelektrik merupakan material kristal yang bisa menghasilkan listrik saat mengalami
kompresi atau vibrasi. Sifat material piezoelektrik ini merupakan potensi yang dapat
dimanfaatkan untuk menjadi sumber energi alternatif. Pada riset ini, dilakukan peracangan polisi
tidur piezoelektrik pemanen energi. Akan dilakukan perancangan dan uji coba sistem untuk
mendapatkan desain yang paling optimal dari segi sistem mekanik, kantilever, harvesting
energy dan penyimpanannya.

Prinsip kerja sistem polisi tidur piezoelektrik yang akan dibuat ditunjukkan oleh gambar di bawah
ini.

Adapun rancangan dari sistem polisi tidur piezoelektrik adalah sebagai berikut.

(http://www.tf.itb.ac.id/riset/penelitian/polisi-tidur-piezoelektrik-sebagai-pembangkit-listrik-dengan-memanfaatkan-
energi-kinetik-kendaraan-bermotor)

13. Nanoleaves, Pohon Penghasil Listrik

Sebuah teknologi penghasil energi listrik yang cukup inovatif dengan konsep dasar yang
sederhana telah dikembangkan. Menggunakan nanoleaves yang melekat pada pohon dan
tanaman buatan untuk menangkap energi matahari. Nanoleaves ini dirancang secara khusus
berisi modul photovoltaic dan thermovoltaic yang sangat tipis, yang mengumpulkan panas serta
cahaya matahari dari energi surya, dan mengubahnya ke dalam bentuk energi listrik.
Nanoleaves beserta rantingnya merupakan bentuk yang muncul dari energi terbarukan yang
terbentuk dari pengumpulan energi matahari, angin dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Daun disebar ke seluruh pohon buatan, dan ketika teknologi ini beroperasi secara optimal,
mampu menyediakan tenaga listrik untuk seluruh peralatan rumah tangga dalam satu rumah.

Rancangan nanoleaves berdasarkan pada prinsip-prinsip fotosintesis, suatu proses alami


dimana tanaman mengekstrak cahaya dari energi surya, dan bersama dengan CO2 dari
atmosfer, yang dikonversikan menjadi zat tepung dan oksigen, oksigen kemudian di lepas ke
atmosfer.

Pengembangan nanoleaves telah melangkah menuju tahap yang lebih lanjut, dalam hal ini
nanoleaves telah mampu menghasilkan energi listrik dari sebuah energi panas dan cahaya dari
energi matahari. Sementara ranting dari nanoleaves dirancang untuk mengumpulkan energi
kinetik dari angin, kemudian dikonversi menjadi energi listrik.

(http://nira15.blogspot.co.id/2012/08/nanoleaves-pohon-penghasil-listrik.html)
14. Mesin Generator Tanpa Bahan Bakar

Sulit di percaya mesin generator listrik hidup dan menghasilkan listrik untuk keperluan kita tanpa
memakai mesin berbahan bakar minyak atau batu bara untuk memutar turbinnya. Dan juga tidak
memakai energi alam untuk memutar turbinya. Tapi hanya mengunakan motor listrik untuk
memutar turbinya.Lalu di mana motor listrik mendapatkan listrik untuk mengerakan nya? Motor
listrik mendapat kan listrik untuk di ubah memnjadi energi gerak dari aki yang minyapan listrik
pontensial. Setelah aki di pinjam listrik pontensial nya untuk metode pancing generator listrik.
Maka setelah pemancingan generator listrik berhasil. Generator berputar masksimal dan
menghasil kan listrik. Maka perenan aki yang berfungsi untuk suplai listrik pada motor listrik di
ambil alih generator yang di putar oleh motor listrik tadi. Jadi fungsi aki di nonaktivkan dan di isi
ulang lagi listrik pontensial nya oleh generator dengan perentara adaptor pada aki. Listrik
pontensial pada aki pun kembali terisi sempurna dan siap untuk metode pancing selajutnya.
Selama anda tidak memutuskan aliran listrik dari generator ke motor listrik maka selama itu juga
mesin itu hidup dan memprudoksi listrik untuk mesin itu sendiri maupun keperluan anda akan
listrik. Jadi pada intinya adalah mesin gererator ini mengunakan energi nya sendiri untuk hidup
dan menghasilkan listrik.

Sistem timbal balik energi adalah; metode melipat gandakan energi listrik pada generator dan
melipat gandakan energi putar motor listrik dengan gear pebesar gerekat atau singkat nya sperti
tranmisi yang melipat gandakan putaran mesin. jadi listrik yang kecil yang di ubah motor listrik
menjadi gerak akan di perbesar dan di ringankan berat putaranya pada generator oleh gear-gear
yang sudah di atur dan di susun. jadi misalnya sperti ini genarator ini bila berada dalam putaran
maksimal nya. bisa memprudoksi listrik 4000waat besar nya. dan motor listrik membutuhkan
energi listri sebesar 1000 waat untuk mengerakan nya. maka tugas aki memberikan listrik 1000
waat untuk pengerak nya akan di gantikan oleh generator listrik yang menghasilkan daya 4000
waat. Dan sisa daya listrik 3000 waat untuk pancingan nya pada motor listrik. setelah beberapa
saat motor listrik memutar generator maka akan sampai pada tingkatan maksimal maka tugas
aki yang menyuplai listrik 1000 waat akan di pergunakan untuk isi ulang aki dan mencukupi
keperluan listrik anda sendiri.

(http://blogfrog99.blogspot.co.id/2014/06/rancangan-mesin-generator-listrik-baru.html)
15. Solar Road

Inovasi energi alternatif Belanda salah satunya berfokus pada energi matahari ketika terjadi
peningkatan eksplosif pada penggunaan tenaga matahari di negara oranye ini . Pemanfaatan
energi matahari sendiri jika kita amati sebenarnya merupakan bentuk pemanfaatan energi
terbarukan yang paling sederhana sebab tidak memerlukan proses yang rumit untuk
mengubahnya menjadi tenaga listrik, cukup dengan menggunakan panel surya yang dihadapkan
pada terik matahari.

Pada umumnya kita menemukan panel surya diletakkan di atap-atap rumah ,perusahaan energi,
atau di atas lampu penerangan jalan raya. Padahal terik matahari sebenarnya tidak hanya
mengenai permukaan-permukaan tertentu. Faktanya terik matahari mengenai seluruh
permukaan bumi selama tidak terhalang langit malam serta iklim dan cuaca yang menghalangi
sinar matahari. Oleh sebab itu tidak sepatutnya sumber energi satu ini ditelantarkan begitu saja.

Bagaimana cara menangkap dan memanfaatkan energi surya ini sebanyak-banyaknya?


Belanda memiliki SolaRoad sebagai inovasi pertama didunia yang meletakkan panel surya di
jalur sepeda dengan dilapisi kaca tembus cahaya setebal 1 cm. Nah perbedaannya dengan Solar
Roadways, fungsi SolaRoad adalah memproduksi energi untuk kebutuhan rumah tangga dan
transportasi. Sementara energi yang dihasilkan Solar Roadways hanya digunakan untuk
menerangi jalan di malam hari. Oleh sebab itu tak mengherankan jika SolaRoad adalah teknologi
pertama di dunia yang memanfaatkan jalan raya sebagai media penghasil energi listrik yang
dapat dirasakan manfaatnya bagi semua orang.

Cara kerja SolaRoad adalah menangkap sinar matahari melalui panel surya di jalan dan
menyalurkannya pada tempat yang membutuhkan energi seperti di rumah ,lampu jalan raya,
atau transportasi elektrik yang melintas. Ide yang cukup sederhana namun menghasilkan
banyak energi. Bayangkan jika teknologi SolaRoad ini digunakan pada daerah yang terik seperti
di negara Afrika Utara atau kota-kota di Indonesia yang seringkali tertimpa terik matahari maka
akan meningkatkan produksi energi bahkan memungkinkan ekspor energi yang tentu akan
berdampak baik bagi ekonomi nasional.

Tentunya masih ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki dalam inovasi SolaRoad.
Pertama, energi yang dihasilkan SolaRoad masih lebih rendah 30% dibandingkan dengan panel
surya yang dipasang di atap rumah. Sehingga efisiensi SolaRoad perlu ditingkatkan. Kedua,
ketebalan lapisan kaca yang digunakan belum cukup resisten terhadap resiko kerusakan jalan
yang dapat merusak kinerja panel surya. Ketiga, besarnya biaya pemasangan panel surya sebab
teknologi yang masih terbilang baru.
Apabila kekurangan tersebut dapat diatasi, SolaRoad dapat menghasilkan energi dalam jumlah
besar. Bahkan lebih jauh ketika biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan berkurang, SolaRoad
dapat dipromosikan dan diaplikasikan di banyak negara termasuk negara berkembang yang
kaya terik matahari dan bermasalah dengan persediaan energi sebab teknologi ini sebenarnya
memiliki cara kerja yang sangat sederhana karena tidak ada elemen yang bergerak dan tidak
memerlukan operator sehingga sangat mudah digunakan. Oleh sebab itu pengembangan
teknologi SolaRoad sangat penting bagi Belanda dan dunia.

Bagi Belanda, SolaRoad dapat meningkatkan produksi energi, mengurangi impor energi,
meningkatkan perekonomian dan menaikkan Belanda menjadi global player dalam
mempromosikan inovasi energi terbarukan. Bagi dunia, SolaRoad dapat menjadi solusi negara
berkembang kaya terik matahari dalam mengatasi keterbatasan persediaan energi sehingga
dapat meningkatkan perekonomian. Lebih dari itu, jika teknologi ini diaplikasikan di banyak
negara, akan mengurangi emisi gas rumahkaca global secara drastis sehingga kita semakin
berteman dengan lingkungan.

(http://hwc2015.nvo.or.id/258-inovasi-sederhana-mampu-mengubah-dunia/)

16. Pembangkit Listrik dengan Sepeda Statis

(Sumber : http://alifisjoe.blogspot.com/2015/03/energi-baru-dan-terbarukan.html)
Pembangkit Listrik dengan Sepeda Statis ditujukan untuk eksperimen pembangkitan
listrik yang digunakan untuk mengisi batere (yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan) sambil berolah-raga sepeda statis. Ide ini dicoba direalisir dengan
menggunakan sepeda biasa yang dimodifikasi menjadi sepeda statis, dimana putaran
dari kayuhan kaki yang aslinya untuk menggerakkan roda belakang sepeda akan
dialihkan menjadi putaran pada generator listrik menggunakan alternator mobil.
Alternator mobil menghasilkan tegangan 13,5 - 14,4 volt listrik arus searah (DC) ketika
putarannya mencapai 2000 rpm (putaran per menit) atau lebih, dengan arus yang
dihasilkan bisa mencapai 30 ampere atau lebih.

Sementara itu putaran kayuhan sepeda yang normal (cukup cepat) adalah sekitar 70
rpm. Untuk meningkatkan putaran kayuhan yang rendah tersebut, hanya 70-an rpm,
menjadi 2000-an rpm maka dibutuhkan rasio transmisi (perbandingan gir) yang cukup
besar yakni 2000 dibagi 70 atau sekitar 30:1, seperti digambarkan berikut ini.

(http://nisura.blogspot.co.id/2012/06/membuat-pembangkit-listrik-dengan.html)
17. Teknologi Termoelektrik Sebagai Sumber Energi Alternatif

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Generator_termoelektrik)
Teknologi termoelektrik adalah teknologi yang bekerja dengan mengkonversi energi panas
menjadi listrik secara langsung (generator termoelektrik), atau sebaliknya, dari listrik
menghasilkan dingin (pendingin termoelektrik). Untuk menghasilkan listrik, material termoelektrik
cukup diletakkan sedemikian rupa dalam rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan
dingin. Dari rangkaian itu akan dihasilkan sejumlah listrik sesuai dengan jenis bahan yang
dipakai.

Prinsip kerja dari termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu jika 2 buah
logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu yang
berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan
ujung yang lain ( Muhaimin, 1993).

Salah satunya adalah penerapan teknologi termoelektrik pada pembangkitan listrik dari sumber
panas. Sampai saat ini pembangkitan listrik dari sumber panas harus melalui beberapa tahap
proses. Bahan bakar fosil akan menghasilkan putaran turbin apabila dibakar dengan tekanan
yang sangat tinggi. Hasil putaran turbin tersebut akan dipakai untuk memproduksi tenaga listrik.
Efisiensi energi pembangkit ini masih rendah akibat beberapa kali proses konversi. Panas yang
dihasilkan banyak yang dilepas atau terbuang percuma. Dapat digunakan suatu metode yang
dikenal sebagai cogeneration di mana panas yang dihasilkan selama proses dapat digunakan
untuk tujuan alternatif. Dengan menggunakan termoelekrik, panas yang dihasilkan selama
proses diubah menjadi listrik, sehingga panas yang dihasilkan tidak terbuang secara percuma
dan energi yang dihasilkan oleh pembangkit menjadi lebih besar, serta efisiensi energi menjadi
lebih tinggi.

Contoh penerapan lainnya yang sedang dikembangkan saat ini adalah pemanfaatan perbedaan
panas di dasar laut dan darat, sistem hybrid pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan
motor listrik dan mesin pembakaran, serta pemanfaatan pada pembangkit listrik tenaga surya.

Kesulitan terbesar dalam pengembangan energi ini adalah mencari material termoelektrik yang
memiliki efisiensi konversi energi yang tinggi. Parameter material termoelektrik dilihat dari besar
figure of merit suatu material. Idealnya, material termoelektrik memiliki konduktivitas listrik tinggi
dan konduktivitas panas yang rendah. Namun kenyataannya sangat sulit mendapatkan material
seperti ini, karena umumnya jika konduktivitas listrik suatu material tinggi, konduktivitas
panasnya pun akan tinggi. Walaupun demikian, teknologi material yang saat ini sedang
berkembang pesat terutama kemampuan menyusun material dalam level nano diharapkan dapat
menghasilkan suatu material termoelektrik dengan efisiensi yang tinggi.

(http://majalahenergi.com/forum/energi-baru-dan-terbarukan/bentuk-energi-baru/termoelektrik-pemanfaatan-
energi-panas-menjadi-energi-listrik)
18. Pemanfaatan Sampah Menjadi Energi Listrik

Sampah memang menjadi masalah di kota besar di seluruh dunia., khususnya di Indonesia
seperti menumpuknya sampah di jalan jalan protokol Kota bandung. Belum lagi konflik antara
pemerintah dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir
(TPA).

Di negara negara maju seperti Denmark, Swis, Amerika dan Prancis. Mereka telah
memaksimalkan proses pengolahan sampah. Tidak hanya mengatasi bau busuk saja tapi sudah
mengubah sampah sampah ini menjadi energi listrik. Khusus di Denmark 54 persen sampah
diubah menjadi energi listrik. Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik pada
prinsinya sangat sederhana sekali yaitu:
Sampah dibakar sehingga menghasilkan panas (proses konversi thermal)
Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk mengubah air menjadi uap dengan
bantuan boiler
Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin
Turbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros
Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan ke rumah rumah atau ke pabrik.

Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan
gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan
anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan
oksigen.

Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan proses
insenerasi salah. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator.
Di dalam inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan
untuk mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa
pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk
mengangkut sisa proses pembakaran).
Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya.
Sebagai ilustrasi: 100.000 ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain
mengatasi masalah polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis
juga bisa menghemat devisa.

(http://www.news.tridinamika.com/4209/cara-mengubah-sampah-menjadi-energy-listrik)

19. Pemanfaatan Sel Bahan Bakar Hidrogen Dalam Pembangkit Listrik

Sel bahan bakar (Fuel cell) merupakan konverter dari energi kimia ke energi listrik yang ramah
lingkungan. Fuel cell dirancang untuk dapat diisi reaktannya yang terkonsumsi dimana fuel cell
memproduksi listrik dan penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar. Reaktan yang
biasanya digunakan dalam sebuah sel bahan bakar adalah hidrogen di sisi anoda dan oksigen
di sisi katoda. Reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir keluar. Sehingga
operasi jangka panjang dapat terus menerus dilakukan selama disuplai oleh bahan bakar
(hidrogen) dan oksigen.

Fuel cell ini di klasifikasikan sebagai pembangkit tenaga karena sel bahan bakar ini dapat
beroperasi secara terus menerus atau selama ada persediaan bahan bakar (fuel) dan oksidan.
Fuel cell diklasifikasikan dalam beberapa jenis tergantung dari jenis bahan bakar yang
digunakan, yaitu Alkaline Fuel Cell (AFC), Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC), Phosphoric Acid
Fuel Cell (PAFC), Proton Exchange Membrane (PEM), Solid Oxide Fuel Cell (SOFC) (De Guire,
2003). Fuel cell memiliki karakteristik umum yaitu sangat efisien (>85%), modular (dapat
ditempatkan dimana diperlukan), ramah lingkungan (tidak berisik, emisinya rendah), panas yang
terbuang dapat di simpan (Handayani, 2008).

(http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/03/cara-kerja-dan-aplikasi-sel-bahan-bakar-hidrogen-bahan-
prinsip-contoh.html)
Hidrogen merupakan gas mudah terbakar yang tak berwarna dan tak berbau serta merupakan
unsur yang paling limpah di alam semesta. Di bumi, hidrogen merupakan bagian yang integral
dari jaringan tubuh tanaman dan hewan, merupakan komponen bahan bakar fosil, dan
merupakan salah satu dari dua komponen yang membentuk air. Selain itu, pembakaran hidrogen
lebih bersih dan lebih efisien daripada bahan bakar fosil.

Sebuah laporan sains menyatakan bahwa air dapat dibelah menjadi hidrogen dan oksigen
sewaktu dilewati listrik. Meskipun metode ini bisa menghasilkan hidrogen yang limpah, jurnal
tersebut mengatakan bahwa proses yang tampaknya sederhana ini belum ekonomis. Pabrik-
pabrik telah memproduksi sekitar 45 juta ton hidrogen di seluruh dunia, terutama untuk
digunakan dalam pupuk dan zat pembersih. Tetapi, hidrogen ini diambil dengan proses yang
melibatkan bahan bakar fosilproses yang juga mengeluarkan gas karbon monoksida yang
beracun dan gas rumah kaca, yaitu karbon dioksida.

Meskipun demikian, banyak orang menganggap hidrogen sebagai bahan bakar alternatif yang
paling bagus prospeknya dan merasa bahwa hidrogen bisa memuaskan kebutuhan manusia
akan energi di masa depan. Pandangan yang optimis ini didasarkan atas perkembangan pesat
baru-baru ini berupa suatu alat yang dikenal sebagai sel bahan bakar (fuel cell).

(http://www.pabrikgas.com/perkembangan-terbaru-di-bidang-energi-hidrogen-tenaga-sel-bahan-bakar-dan-air/)

20. Bio Energi Berbasis Jagung dan Pemanfaatan Limbahnya

Tanaman jagung (Zea mays) adalah merupakan tanaman pangan terpenting kedua di Indonesia.
Berdasarkan karakteristik fisik dan kimianya, tanaman jagung memiliki banyak kegunaan,
berpotensi sebagai sumber energi terbarukan dan produk samping yang bernilai ekonomis
tinggi.

Pemanfaatan jagung dan limbahnya sebagai sumber energi terbarukan dengan teknologi
konversi energi yang ada saat ini, di antaranya adalah (1) sebagai bahan bakar tungku untuk
proses pengeringan atau pemanasan, (2) sebagai bahan bakar padat untuk proses pirolisis dan
gasifikasi, (3) sebagai bahan baku pembuatan ethanol dan (4) sebagai bahan baku potential
pembuatan biodiesel.
Pemanfaatan limbah jagung dan turunan produk berbahan baku jagung sebagai sumber energi
terbarukan cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia, namun penggunaan secara
optimal perlu dikaji agar diperoleh keuntungan yang maksimal.
Pemanfaatan limbah jagung masih menghadapi banyak kendala seperti lokasi produksi jagung
yang tersebar dan densitas kamba yang kecil sehingga biaya transportasi untuk mengumpulkan
bahan baku cukup tinggi. Untuk itu, dengan sistim kawasan terintegrasi diharapkan dapat
mengatasi kendala tersebut.

(http://mekanisasi.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/en/galeri-media/download/category/21-makalah-
seminar?download=230:makalah-seminar)

Anda mungkin juga menyukai