Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN MANAJEMEN September 2017

PENYELENGGARAAN LABORATORIUM DI
PUSKESMAS KALEKE TAHUN 2017

DISUSUN OLEH:
NAMA : Nur Fatmah Said
STAMBUK : N 111 16 009
PEMBIMBING KLINIK : dr. Rika Aprianti
drg. Elli Yane Bangkele, M.Kes

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan.1
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan dan mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan di Puskesmas
terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan primer dan pelayanan kesehatan
masyarakat primer. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan
laboratorium puskesmas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas maka puskesmas wajib
menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.2
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya
transisi epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah,
serta masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan mengembangkan
dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa
penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.2

2
Adapun rincian kegiatan untuk masing-masing upaya ditetapkan
berdasarkan kondisi dan permasalahan kesehatan masyarakat setempat,
dengan tetap berprinsip pada pelayanan secara holistik, komprehensif dan
terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.2
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.2,4
Dalam laporan kali ini akan dibahas mengenai Penyelenggaraan
Laboratorium di Puskesmas Kaleke tahun 2017 karena program ini
merupakan program yang turut mempengaruhi mutu pelayanan yang optimal
di puskesmas.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan manajemen ini antara lain;
1. Sebagai bahan pembelajaran dalam manajemen pengelolaan Puskesmas
2. Sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan Kegiatan laboratorium di
Puskesmas
3. Sebagai syarat penyelesaian tugas di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat

3
BAB II
PERMASALAHAN

2.1. Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas


Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.2,6
Sebelumnya sudah disusun buku Standar Pelayanan Laboratorium
Puskesmas, tahun 2002. Agar memiliki kepastian hukum dalam
penyelenggaraan pelayanan Laboratorium Puskesmas dan untuk dapat
mengikuti perkembangan teknologi kesehatan dan memenuhi tuntutan
masyarakat, maka penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan No 37
tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas dapat
dipergunakan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja Laboratorium
Puskesmas.2
A. Ketenagaan
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya
wajib Puskesmas, dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi
baik jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus dimiliki
oleh Puskesmas, Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (PDTP), dan
Puskesmas di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan terluar
(PDTPK).
Jenis, kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas dapat
dilihat pada tabel 1 berikut:2,5

4
Jumlah
No. Jenis Tenaga Kualifikasi
PDTP Puskesmas PDTPK
1 Penanggung Dokter 1 1 1
Jawab
2 Tenaga Teknis Analis kesehatan 2 1 1
(DIII)
3 Tenaga Non Minimal 1 1 1
Teknis SMU/sederajat
Tabel 1. Jenis, Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Laboratorium Puskesmas
Ketentuan lainnya:
1. Penambahan tenaga pelaksana tergantung dari beban kerja
laboratorium.
2. Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas adalah dokter
Puskesmas/kepala Puskesmas.
3. Tenaga teknis dianjurkan jangan merangkap tugas lain.
4. Setiap petugas laboratorium harus mempunyai uraian tugas yang
tertulis dan diketahui oleh kepala Puskesmas.
a. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai
tugas dan tanggung jawab:
1) Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
2) Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi
hasil
3) pemeriksaan laboratorium, mengatas i masalah yang timbul
dalam pelayanan laboratorium;
4) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi
kegiatanlaboratorium;
5) Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
b. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas
dantanggung jawab:

5
1) Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium
sesuaikompetensi dan kewenangan berdasarkan pedoman
pelayanandan standar prosedur operasional;
2) Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium;
3) Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
4) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan
kerjalaboratorium;
5) Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab
laboratoriumatau tenaga kesehatan lain;
6) Menyiapkan bahan rujukan spesimen.
c. Tenaga Non Teknis
Tenaga non teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai
tugas dantanggung jawab:
1) Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan alat dan bahan;
2) Membantu tenaga teknis dalam menyiapkan pasien;
3) Membantu administrasi
B. Sarana, Prasarana, Perlengkapan Dan Peralatan
1. Sarana
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup
ini adalah ruangan Laboratorium Puskesmas. Persyaratan
sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Ukuran ruang minimal 3x4 m2, kebutuhan luas ruang disesuaikan
dengan jenis pemeriksaan yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
b. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
c. Dinding berwarna terang, harus keras, tidak berpori, kedap air, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik).
d. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori,
warna, terang, dan mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan
kimia (epoxi, vinyl).

6
e. Pintu disarankan memiliki lebar bukaan minimal 100 cm yang
terdiri dari 2 dua daun pintu dengan ukuran 80 cm dan 20 cm.
Disarankan disediakan akses langsung (lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel dahak.
f. Pada area bak cuci disarankan untuk menggunakan pembatas
transparan (contoh: pembatas polikarbonat) untuk menghindari
paparan/tampias air cucian ke area sekitarnya.
g. Kamar kecil/WC pasien laboratorium dapat bergabung dengan WC
pasien Puskesmas.

Gambar 1. Model dena laboratorium puskesmas Kaleke ukuran 3 x 4


m2

7
2. Prasarana
Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang
membuat suatu sarana yang ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Prasarana-prasarana Laboratorium Puskesmas yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Pencahayaan harus cukup. Pencahayaan alami diperoleh
setidaknya dari jendela dengan luas minimal 1,6 m2 (yaitu terdiri
dari 2 jendela dengan ukuran lebar 80 cm x tinggi 100 cm). Cahaya
dari jendela tidak boleh langsung mengarah ke meja pemeriksaan
dan rak reagen, untuk menghindari terjadinya reaksi antara reagen
dengan sinar matahari yang panas.
b. Ruangan harus mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi
silang/cross ventilation), sehingga pertukaran udara dari dalam
ruangan dapat mengalir ke luar ruangan. Pertukaran udara yang
disarankan adalah 12 s/d 15 kali per jam (Air Change per Hour;
ACH = 1215 times).
c. Disarankan pada area pengambilan sampel dilengkapi
exhausterfanyang mengarah keluar bangunan Puskesmas ke area
terbukasehingga pasien tidak dapat memapar/memajan
petugasPuskesmas. Exhauster dipasang pada ketinggian + 120 cm
daripermukaan lantai.
d. Suhu ruangan tidak boleh panas, dengan sirkulasi udara yang baik
maka disarankan suhu dipertahankan antara 22C s/d 26C.
e. Pengambilan dahak dilakukan di ruangan terbuka yang telah
disiapkan.
f. Harus tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang
cukup pada bak cuci. Air tersebut harus memenuhi syarat
kesehatan.
g. Harus tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang
dilengkapi dengan penutupnya untuk pembuangan limbah padat
medis infeksius dan non infeksius pada laboratorium. Pengelolaan

8
(pewadahan, pengangkutan dan pemusnahan) limbah pada
dilakukan sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
h. Limbah cair/air buangan dari laboratorium harus diolah pada
sistem/instalasi pengolahan air limbah Puskesmas.
3. Perlengkapan dan Peralatan
a. Perlengkapan
1) Meja pengambilan sampel darah
a) Minimal menggunakan meja biro (ukuran 90 x 60 cm)
b) Mempunyai laci
2) Loket pendaftaran, penerimaan sampel urin dan dahak,
pengambilan hasil
3) Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien
a) Mempunyai sandaran
b) Dapat terbuat dari kayu, besi, dan lain-lain
4) Bak cuci/sink
a) Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
b) Ukuran minimal 40 cm x 40 cm dengan kedalaman bak
minimal 30 cm
c) Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju
sistem pengolahan air limbah Puskesmas
5) Meja pemeriksaan
a) Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang sesuai
dengankebutuhan pelayanan yang diselenggarakan
b) Meja pemeriksaan terbuat/dilapisi dari bahan tahanpanas,
tahan zat kimia (seperti teflon/ formika), mudahdibersihkan,
tidak berpori dan berwarna terang
c) Ada meja khusus untuk meletakkan alat centrifuge
6) Lemari pendingin (refrigerator)
a) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen dan sampel,
volume sesuai kebutuhan

9
b) Reagen dan sampel disimpan dalam lemari pendingin yang
terpisah
7) Lemari alat
a) Fungsinya untuk menyimpan alat
b) Ukuran sekitar p x l x t = 160 cm x 40 cm x 100 cm
c) Dapat terbuat dari kayu atau rangka alumunium dengan rak
terbuat dari kaca
d) Khusus untuk mikroskop dilengkapi dengan lampu 5 watt
8) Rak reagen
a) Fungsinya adalah untuk menyimpan reagen
b) Ukuran sesuai kebutuhan
c) Dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon/ formika atau
dapat terbuat dari kaca
b. Peralatan
Jenis dan jumlah peralatan Laboratorium Puskesmas
tergantungdari metode pemeriksaan, jenis dan program Puskesmas.

10
4. Kegiatan Pemeriksaan
a. Alur pemeriksaan

Pasien datang

Daftar ke loket

Meja Kajian

Apotik Poliklinik

Pasien pulang Laboratorium

Gambar: alur pelayanan di puskesmas Kaleke

11
b. Kemampuan Pemeriksaan, Metode dan Reagen
1) Kemampuan Pemeriksaan
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas
meliputipemeriksaan-pemeriksaan dasar seperti:
a) Hematologi: Hemoglobin, Hematokrit, Hitung eritrosit,
Hitungtrombosit, Hitung lekosit, Hitung jenis lekosit,
LED, Masaperdarahan dan Masa pembekuan.
b) Kimia klinik: Glukosa, Protein, Albumin, Bilirubin
total,Bilirubin direk, SGOT, SGPT, Alkali fosfatase,
Asam urat,Ureum/BUN, Kreatinin, trigliserida, Kolesterol
total, KolesterolHDL dan Kolesterol LDL.
c) Mikrobiologi dan Parasitologi: BTA, Diplococcus gram
negatif,Trichomonas vaginalis, Candida albicans,
Bacterial vaginosis,Malaria, Microfilaria dan Jamur
permukaan.
d) Imunologi: Tes kehamilan, Golongan darah, Widal,
VDRL,HbsAg, Anti Hbs, Anti HIV dan Antigen/antibody
dengue.
e) Urinalisa: Makroskopis (Warna, Kejernihan, Bau,
Volume), pH,Berat jenis, Protein, Glukosa, Bilirubin,
Urobilinogen, Keton,Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f) Tinja: Makroskopik, Darah samar dan Mikroskopik.
2) Metode
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas
menggunakanmetode manual, semi automatik dan automatik.
3) Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang
digunakan untuk tiap pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas
tersebut.

12
Penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan
antara lain:
1) Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
2) Pemakaian reagen dengan metode First inFirst out (sesuai
urutan penerimaan).
3) Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan
kedalam sediaan induk.
4) Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang
terjadi pada sediaan reagen.
5) Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
6) Lindungi label dari kerusakan.
7) Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari
supaya tidak kena cahaya matahari langsung.
8) Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
9) Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium
Rujukan Nasional.
c. Rujukan
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke
bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan
pemeriksaan, maka spesimen atau pasien dikirim ke laboratorium
lain (dirujuk). Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan
laboratorium:
1) Spesimen yang akan dirujuk, sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan
pengiriman spesimen antara lain:
a) Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas
spesimen
b) Tidak terkena sinar matahari langsung
c) Kemasan harus memenuhi syarat keamanan
kerjalaboratorium termasuk pemberian label yang

13
bertuliskanBahan Pemeriksaan Infeksius atau Bahan
PemeriksaanBerbahaya
d) Suhu pengiriman harus memenuhi syarat
e) Penggunaan media transpor untuk pemeriksaan
mikrobiologi
2) Spesimen yang dirujuk harus diberi label berisi nomor
spesimen, nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal
pengambilanspesimen pada badan wadah
3) Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman
yangberisi data sebagai berikut:
a) Nomor spesimen
b) Nama penderita
c) Umur
d) Jenis kelamin
e) Alamat penderita
f) Tanggal dan jam pengambilan spesimen
g) Jenis spesimen dan asal bahan
h) Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan
yangdiberikan sebelumnya
i) Permintaan pemeriksaan
j) Tanggal pengiriman
k) Nama serta alamat pengirim :
- Dokter
- Puskesmas
- dll
4) Kemudian dikirim melalui petugas atau melalui pos
d. Pencatatan dan Pelaporan
1) Pencatatan
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk
evaluasi.Macam-macam pencatatan antara lain:
a) Buku Register Pendaftaran

14
b) Buku Permintaan Pemeriksaan dan Hasil Pemeriksaan
c) Buku Rujukan
d) Buku Ekspedisi pengambilan hasil
2) Pelaporan
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke
DinasKesehatan Kabupaten/Kota berupa laporan bulanan
yangmerupakan hasil rekapitulasi pencatatan harian.
Laporantriwulan, semester, dan tahunan sesuai ketentuan yang
berlaku.Pelaporan hasil laboratorium untuk penyakit
tertentumenggunakan formulir baku yang sudah ditentukan oleh
program.
e) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas
dapat menimbulkan bahaya/resiko terhadap petugas yang berada di
dalam laboratorium maupun lingkungan sekitarnya. Untuk
mengurangi/ mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium harus melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Kegiatan tersebut merupakan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja laboratorium. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
1) Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
a) Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
- Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan
proseskerja di laboratorium;
- Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara
kerja;
- Pencahayaan cukup dan nyaman;
- Ventilasi cukup dan sesuai;
- Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan
mudahdijangkau jika diperlukan;

15
- Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
b) Sanitasi Lingkungan
- Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
- Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya
dilapisidengan kantong plastik dan diberi tanda
khusus;
- Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak
dapatdimasuki/ menjadi sarang serangga atau
binatang pengerat;
- Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang
mengalir dandibersihkan secara teratur;
- Petugas laboratorium dilarang makan dan minum
dalamlaboratorium;
- Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di
dalamlaboratorium.
2) Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
a) Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap
petugaslaboratorium harus mengerti dan melaksanakan
upayapencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi,
dapatmenggunakan setiap peralatan laboratorium dan
peralatankesehatan dan keselamatan kerja dengan benar,
serta mengetahuicara mengatasi apabila terjadi
kecelakaan di laboratorium.
b) Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan
keselamatankerja, seperti tempat cuci tangan dengan air
yang mengalir danalat pemadam kebakaran.
c) Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas
laboratorium,masker, sarung tangan, alas kaki tertutup)
yang sesuai selamabekerja.
d) Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus
selamabekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan

16
sertaditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan jas
laboratoriumyang berpotensi infeksi).
e) Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus
diikat kebelakang dengan rapi.
f) Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan
menyeluruhsebelum dan setelah selesai melakukan
aktifitas laboratorium danharus melepaskan baju proteksi
sebelum meninggalkan ruanglaboratorium.
g) Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium
tanpa ijinpejabat yang berwenang.
h) Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air)
danmerokok di tempat kerja.
i) Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca
pecah,jarum atau benda tajam dan barang sisa
laboratorium harusditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberiketerangan.
j) Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/
petikuning (menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi
tandakhusus.
k) Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
l) Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet,
gunakankaret penghisap.
m) Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan
kepadapenanggung jawab Laboratorium.
n) Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat
yangditentukan.
o) Pengelolaan spesimen
- Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan
infeksius.
- Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan
spesimen.

17
- Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan
carapengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen
denganbenar.
- Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus
disimpanpada wadah yang memiliki konstruksi yang
baik, dengan karet pengaman untuk mencegah
kebocoran ketikadipindahkan.
- Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati
gunamenghindari pencemaran dari luar kontainer
ataulaboratorium.
- Setiap orang yang memproses spesimen darah dan
cairantubuh (contoh: membuka tutup tabung vakum)
harusmenggunakan sarung tangan dan masker.
- Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus
cucitangan dan mengganti sarung tangan.
- Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan
sebagailimbah infeksius dan dikelola sesuai ketentuan
yang berlaku.
- Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium
harusDidekontaminasi dengan desinfektan setelah
selesaimelakukan kegiatan laboratorium.
p) Pengelolaan bahan kimia yang benar
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan
bahankimia yang benar (antara lain penggolongan
bahan kimia,bahan kimia yang tidak boleh tercampur,
efek toksik danpersyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia
danmempunyai pengetahuan serta keterampilan
untukmenangani kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket
dantanda peringatan yang sesuai.

18
q) Pengelolaan Limbah
Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum
dan limbahkhusus seperti benda tajam, limbah
infeksius, limbahsitotoksik, limbah toksik, limbah
kimia, limbah B3 danlimbah plastik.
Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/
domestik, limbah cair infeksius dan limbah cair kimia.
2.3 Masalah
Pada laporan manajemen ini, permasalahan terkait program
Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas Pantoloan yang akan dibahas
antara lain :
1. Input : ketenagaan masih belum sesuai ketetapan.Beberapa sarana dan
prasarana belum tersedia.
2. Proses : keselamatan kerja belum teralalu diperhatikan dengan baik,
kemampuan pemeriksaan dasar yang belum sesuai ketetapan.
3. Output :Pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan pasien kadang
terkendala akibat bahan yang tidak tersedia.

19
BAB III
PEMBAHASAN

A. Gambaran penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas Pantoloan tahun


2017
Penyelenggaraan laboratorium puskesmas Kaleke pola keterangannya
yaitu staf labratorium teknis (Analis kesehatan) sebagai penanggung jawab
sekaligus melaksanakan tugas dan tanggung jawab tenaga teknis. Analis
laboratorium puskesmas Kaleke hanya memiliki satu petugas sehingga
semmua tugas dikerjakan sendiri,sehingga akan membuat alur pelayanan
terhambat.
Alur ketenagakerjaan ini belum sesuai dengan standar ketenagakerjaan
puskesmas yang seharusnya, yaitu dokter sebagai penanggung jawab, 2 analis
kesehatan sebagai tenaga teknis, dan 1 tenaga non teknis yang membantu.
Berikut ini perbandingan fasilitas yang ada dengan yang telah di
tetapkan melalaui Permenkes No. 37 tentang penyelenggaraan laboratorium:
Sarana
Permenkes Puskesmas
1. Ukuran ruang minimal 3x4 m2. 1. Ruangan laboratorium
2. Langit-langit berwarna terang puskesmas Kaleke dalam
dan mudah dibersihkan. tahapa renovasi.
3. Dinding berwarna terang, harus 2. Lantai terbuat dari bahan yang
keras, tidak berpori, kedap air, tidak licin, tidak berpori,
dan mudah dibersihkan serta warna, terang, dan mudah
tahan terhadap bahan kimia dibersihkan serta tahan
(keramik). terhadap bahan kimia (epoxi,
4. Lantai harus terbuat dari bahan vinyl).
yang tidak licin, tidak berpori, 3. Pintu memiliki lebar bukaan
warna, terang, dan mudah 100 cm yang terdiri dari 1
dibersihkan serta tahan daun pintu.
terhadap bahan kimia (epoxi, 4. Bak cuci dilakukan diruangan
vinyl). perawatan.
5. Pintu disarankan memiliki 5. Kamar kecil/WC pasien
lebar bukaan minimal 100 cm laboratorium bergabung

20
yang terdiri dari 2 dua daun dengan WC pasien Puskesmas
pintu dengan ukuran 80 cm dan
20 cm. Disarankan disediakan
akses langsung (lubang/celah)
bagi pasien untuk memberikan
sampel dahak.
6. Pada area bak cuci disarankan
untuk menggunakan pembatas
transparan (contoh: pembatas
polikarbonat) untuk
menghindari paparan/tampias
air cucian ke area sekitarnya.
7. Kamar kecil/WC pasien
laboratorium dapat bergabung
dengan WC pasien Puskesmas.
Tabel 2. tabel perbandingan sarana Laboratorium

Prasarana
Permenkes Puskesmas
1. Pencahayaan harus cukup. 1. Pencahayaan sudah sesuai
Pencahayaan alami diperoleh permenkes.
setidaknya dari jendela dengan 2. Tersedia fasilitas air bersih yang
mengalir dan debit air yang
luas minimal 1,6 m2 (yaitu terdiri
cukup pada bak cuci.
dari 2 jendela dengan ukuran 3. Tidak tersedia wadah (tempat
lebar 80 cm x tinggi 100 cm). sampah) khusus/terpisah yang
Cahaya dari jendela tidak boleh dilengkapi dengan penutupnya
langsung mengarah ke meja untuk pembuangan limbah padat
pemeriksaan dan rak reagen medis infeksius dan non
2. Ruangan harus mempunyai infeksius pada laboratorium.
sirkulasi udara yang baik 4. Limbah cair/air buangan dari
(ventilasi silang/cross
ventilation),Pertukaran udara laboratorium dibuang dikamar
yangdisarankan adalah 12 s/d 15 mandi/WC dankemudian disiram
kali per jam. dengan menggunakan air yang
3. Disarankan pada area
mengalir.
pengambilan sampel dilengkapi
exhauster yang mengarah keluar
bangunan Puskesmas ke area
terbuka, Exhauster dipasang pada

21
ketinggian + 120 cm dari
permukaan lantai.
4. Suhu ruangan tidak boleh panas,
dengan sirkulasi udara yang baik
maka disarankan suhu
o
dipertahankan antara 22 C s/d
26oC.
5. Pengambilan dahak dilakukan di
ruangan terbuka yang telah
disiapkan.
6. Harus tersedia fasilitas air bersih
yang mengalir dan debit air
yangcukup pada bak cuci.
7. Harus tersedia wadah (tempat
sampah) khusus/terpisah yang
dilengkapi dengan penutupnya
untuk pembuangan limbah padat
medis infeksius dan non infeksius
pada laboratorium.
8. Limbah cair/air buangan dari
laboratorium harus diolah
padasistem/instalasi pengolahan
air limbah Puskesmas.
Tabel 3. tabel perbandingan prasarana Laboratorium

Perlengkapan
Permenkes Puskesmas
1. Meja pengambilan sampel 1. Meja pengambilan sampel
darahMinimal menggunakan sekaligus digunakan menjadi
meja biro (ukuran 90 x 60 meja pemeriksaan sehingga
belum sesuai dengan ketetapan
cm) dan Mempunyai laci
permenkes
2. Loket pendaftaran, penerimaan 2. Kursi petugas telah sesuai
sampel urin dan dahak, permenkes.
pengambilan hasil 3. Tidak terdapat bak cuci/sink
3. Kursi petugas laboratorium dan yang dilengkapi keran untuk
kursi pasien yang Mempunyai mengalirkan air bersih
sandaran 4. Tidak terdapat meja khusus
4. Bak cuci/sinkyangDilengkapi untuk meletakkan alat
keran untuk mengalirkan air centrifuge

22
bersih 5. Tidah terdapat lemari pendingin
Ukuran minimal 40 cm x 40 cm (refrigerator)Reagen
dengan kedalaman bak minimal 6. Tidak tersedianya lemarin untuk
30 cm menyimpan alat
5. Dilengkapi saluran/pipa 7. Mikroskop telah dilengkapi
pembuangan air kotor menuju dengan lampu 5 watt. Ada
sistem pengolahan air limbah terdapat 2 buah microskop
namun keduanya dalam keadaan
Puskesmas
rusak.
6. Meja pemeriksaanadalah 60 cm
dengan panjang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan yang
diselenggarakan. Meja
pemeriksaan terbuat/dilapisi
dari bahan tahan panas, tahan
zat kimia (seperti teflon/
formika), mudah dibersihkan,
tidak berpori dan berwarna
terang
7. Ada meja khusus untuk
meletakkan alat centrifuge
8. Lemari pendingin
(refrigerator)Reagen dan
sampel disimpan dalam lemari
pendingin yang terpisah
9. Lemari alatUkuran sekitar p x l
x t = 160 cm x 40 cm x 100 cm
10. Khusus untuk mikroskop
dilengkapi dengan lampu 5
watt.
Tabel 4. tabel perbandingan perlengkapan laboratorium

Kemampuan analis
Permenkes Puskesmas
a. Hematologi: Hemoglobin, 1. Hematologi: Hemoglobin,
Hematokrit, Hitung eritrosit, Hematokrit, Hitung eritrosit,
Hitung trombosit, Hitung Hitung trombosit, Hitung
lekosit, Hitung jenis lekosit, lekosit, Hitung jenis lekosit.
LED, Masaperdarahan dan Masa Namun sementara tidak
pembekuan. dilakukan karena ruangan

23
b. Kimia klinik: Glukosa, Protein, dalam tahap renovasi.
Albumin, Bilirubin total, 2. Kimia klinik: Glukosa, Asam
Bilirubin direk, SGOT, SGPT, urat, Kolesterol total.
Alkali fosfatase, Asam urat, 3. Mikrobiologi dan Parasitologi:
Ureum/BUN, Kreatinin, Tidak dilakukan
trigliserida, Kolesterol total, 4. Imunologi: Tes kehamilan,
Kolesterol HDL dan Kolesterol Golongan darah, HbsAg,
LDL. 5. Urinalisa: Tidak dapat
c. Mikrobiologi dan Parasitologi: dilakukan
BTA, Diplococcus gram negatif, 6. Tinja: Tidak dapat dilakukan.
Trichomonas vaginalis, Candida
albicans, Bacterial vaginosis,
Malaria, Microfilaria dan Jamur
permukaan.
d. Imunologi: Tes kehamilan,
Golongan darah, Widal, VDRL,
HbsAg, Anti Hbs, Anti HIV dan
Antigen/antibody dengue.
e. Urinalisa: Makroskopis (Warna,
Kejernihan, Bau, Volume), pH,
Berat jenis, Protein, Glukosa,
Bilirubin, Urobilinogen, Keton,
Nitrit, Lekosit, Eritrosit dan
Mikroskopik (sedimen).
f. Tinja: Makroskopik, Darah
samar dan Mikroskopik.
Tabel 5. tabel perbandingan kemampuan analis kesehatan

Rujukan
Permenkes Puskesmas
1. Spesimen yang akan dirujuk, Untuk alur rujukan dan tata cara
sebaiknya dikirim dalam merujuk telah sesuai sebagaimana
bentukyang relatif stabil. Untuk
yang terdapat di ketetapan
itu perlu diperhatikan
persyaratanpengiriman spesimen permenkes.
antara lain:Waktu pengiriman
jangan melampaui masa stabilitas
spesimen, Tidak terkena sinar
matahari langsung, Kemasan

24
harus memenuhi syarat
keamanan kerja laboratorium
termasuk pemberian label yang
bertuliskan Bahan Pemeriksaan
Infeksius atau Bahan
Pemeriksaan Berbahaya, Suhu
pengiriman harus memenuhi
syarat, dan Penggunaan media
transpor untuk pemeriksaan
mikrobiologi
2. Spesimen yang dirujuk harus
diberi label berisi no.
spesimen,identitas pasien,
tanggal pengambilanspesimen
pada badan wadah.
3. Spesimen yang dirujuk harus
disertai formulir kelengkapan
pengiriman yang berisi data
Nomor spesimen, Identitas
pasien, Tanggal dan jam
pengambilan spesimen, Jenis
spesimen dan asal bahan,
informasi klinis, Permintaan
pemeriksaan, Tanggal
pengiriman, dan identitas
pengirim.
Tabel 6. tabel perbandingan Rujukan

Pencatatan dan pelaporan


Permenkes Puskesmas
Pelaporan Pelaporan disampaikan secara rutin
a. Buku Register Pendaftaran
dan berkala, telah sesuai dengan
b. Buku Permintaan
Pemeriksaan dan Hasil standar permenkes.
Pemeriksaan
c. Buku Rujukan
d. Buku Ekspedisi
pengambilan hasil
Pelaporan

25
Pelaporan yang harus disampaikan
secara berkala ke DinasKesehatan
Kabupaten/Kota berupa laporan
bulanan yangmerupakan hasil
rekapitulasi pencatatan harian.
Laporantriwulan, semester, dan
tahunan sesuai ketentuan yang
berlaku.Pelaporan hasil
laboratorium untuk penyakit
tertentumenggunakan formulir baku
yang sudah ditentukan oleh
program.
Tabel 7. tabel perbandingan pencatatan dan pelaporan

Keselamatan Kerja
Permenkes Puskesmas
- Ruang kerja dirancang khusus 1. Ruang kerja/ laboratorium
untuk memudahkan proses kerja berada di teras gedung
di laboratorium;Tempat kerja puskesmas Kaleke, sehingga
disesuaikan dengan posisi atau belum sesuai dengan ketetapan
cara kerja;Pencahayaan cukup permenkes.
dan nyaman;Ventilasi cukup dan 2. petugas laboratorium telah
sesuai;Prosedur kerja tersedia di mengerti dan melaksanakan
setiap ruangan dan mudah upaya pencegahan terhadap
dijangkau jika bahaya yang mungkin terjadi,
diperlukan;Dipasang tanda dapat menggunakan setiap
peringatan untuk daerah peralatan laboratorium dan
berbahaya. peralatan kesehatan dan
- Semua ruangan harus bersih, keselamatan kerja dengan
kering dan higienis;Sediakan benar, serta mengetahui cara
tempat sampah yang sebelah mengatasi apabila terjadi
dalamnya dilapisi dengan kecelakaan di laboratorium.
kantong plastik dan diberi tanda 3. Tidak tersedia fasilitas
khusus;Tata ruang laboratorium laboratorium untuk kesehatan
harus baik sehingga tidak dapat dan keselamatan kerja,
dimasuki/ menjadi sarang 4. Analis laboratorium Puskesmas
serangga atau binatang Kaleke memakai jilbab dimana
pengerat;Sediakan tempat cuci jilbab tersebut diikat ke
tangan dengan air yang mengalir belakang sehingga tidak

26
dan dibersihkan secara teratur mengganggu.
- petugaslaboratorium harus 5. Petugas telah menerapkan
mengerti dan melaksanakan mencuci tangan secara higienis
upayapencegahan terhadap dan menyeluruh sebelum dan
bahaya yang mungkin terjadi, setelah selesai melakukan
dapatmenggunakan setiap aktifitas laboratorium
peralatan laboratorium dan 6. Sarung tangan bekas pakai telah
peralatankesehatan dan ditempatkan dalam bak/ peti
keselamatan kerja dengan benar, kuning (menjadi limbah medis/
serta mengetahuicara mengatasi infeksius) yang diberi tanda
apabila terjadi kecelakaan di khusus.
laboratorium. 7. Peralatan yang rusak atau pecah
- Tersedia fasilitas laboratorium telah dilaporkan kepada
untuk kesehatan dan penanggung jawab
keselamatan kerja, Laboratorium.
- Petugas wajib memakai alat 8. Tas/kantong/tempat sampah
pelindung diri (jas telah ditempatkan di tempat
laboratorium,masker, sarung yang ditentukan.
tangan, alas kaki tertutup) yang Pengelolaan spesimen
sesuai selamabekerja. Telah sesuai standar permenkes.
- Jas laboratorium yang bersih
harus dipakai terus menerus
selama bekerja dalam
laboratorium dan harus
dilepaskan serta ditinggalkan di
laboratorium
- rambut panjang harus diikat
kebelakang dengan rapi.
- Petugas harus mencuci tangan
secara higienis dan menyeluruh
sebelum dan setelah selesai
melakukan aktifitas
laboratorium
- Tempat kerja harus selalu dalam
keadaan bersih. Kaca
pecah,jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium
harusditempatkan di bak/peti
dalam laboratorium dan
diberiketerangan.

27
- Sarung tangan bekas pakai harus
ditempatkan dalam bak/ peti
kuning (menjadi limbah medis/
infeksius) yang diberi tanda
khusus.
- Semua tumpahan harus segera
dibersihkan.
- Peralatan yang rusak atau pecah
harus dilaporkan
kepadapenanggung jawab
Laboratorium.
- Tas/kantong/tempat sampah
harus ditempatkan di tempat
yangditentukan.
Pengelolaan spesimen
- Setiap spesimen harus
diperlakukan sebagai bahan
infeksius.
- Harus mempunyai loket khusus
untuk penerimaan spesimen.
- Setiap petugas harus mengetahui
dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan
pengolahan spesimen
denganbenar.
- Semua spesimen darah dan
cairan tubuh harus disimpan
pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik, dengan
karet pengaman
- Saat mengumpulkan spesimen
harus berhati-hati
gunamenghindari pencemaran
dari luar kontainer
ataulaboratorium.
- Setiap orang yang memproses
spesimen darah dan cairan tubuh
harusmenggunakan sarung
tangan dan masker.
- Setelah memproses spesimen

28
harus cucitangan dan mengganti
sarung tangan.
- Jarum yang telah digunakan
harus diperlakukan
sebagailimbah infeksius
- Permukaan meja laboratorium
dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan
desinfektan setelah
selesaimelakukan kegiatan
laboratorium.
Tabel 8. tabel perbandingan keselamatan Kerja

29
Untuk pengadaan bahan-bahan keperluan pemeriksaan di laboratorium
berasal dari BPJS dan Dinas kesehatan Sigi. Alat yang terdapat pada
laboratorium Puskesmas Kaleke masih sangat tidak lengkap. Alat yang
tersedia pada puskesmas Kaleke hanya berupa mikroskop 2 buah yang dalam
keadaan rusak, alat untuk pemeriksaan GDS, Kolesterol total dan asam urat..
Kelengkapan alat sendiri sangat menunjang kemampuan pemerikaan.
Kemampuan pemeriksaan laboratorium Puskesmas Kelake sudah cukup
baik, namun masih belum sesuai dengan standar ketetapan. Masih terdapat
pemeriksaan-pemeriksaan dasar lainnya yang belum bisa di periksa di
laboratorium Puskesmas Keleke. Untuk pemeriksaan tinja dll puskesmas
Kaleke belum dapat melakukan pemeriksaan, entah itu pemeriksaan
makroskopis, darah samar, maupun mikroskopis.
Berdasarkan diskusi yang kami lakukan dengan penanggung jawab
selama menjalani tugas kepanitraan klinik IKM di Puskesmas Pantoloan,
Program penyelenggaraan laboratorim sudah berjalan cukup baik meskipun
masih memiliki kekurangankekurangan namun sudah cukup untuk
memberikan pelayanan pada pasien.
Berdasarkan hasil diskusi dengan pemegang program ini, Puskesmas
Pantoloan menggunakan model manajemen yang sederhana yaitu meliputi 3
fungsi saja : perencanaan, implementasi dan pelaporan. Perencanaan
dilakukan dengan pengadaan rapat perencanaan kegiatan yang akan dilakukan
selama setahun. Implementasi kegiatan laboratorium tergantung pada dipstik
dan reagenyang tersedia yang berarti ini juga sangat bergantung pada
pengadaan dari Dinas Kesehatan Kota. Apabila dipstik atau reagen tidak ada
maka untuk sementara laboratorium tidak dapat melakuan pelayanan
laboratorium. Berdasarkan hasil diskusi bahwa penanggung jawab program
tidak mengetahui apakah dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan
laboratorium. Bagian laboratorium sendiri hanya melakukan pelaporan secara
rutin terkait kegiatan laboratorium.
Sarana dan prasarana merupakan aspek yang sangat mendukung dalam
mencapai target dari programprogram puskesmas khususnya program

30
kesehatan penyelenggaraan laboratorium. Tetapi pada kenyataanya masih dari
sarana dan prasana yang menjadi kendala, keluhan mengenai terbatasnya
sarana dan prasarana dalam melakukan kegiatan ini serta ketersediaan alat
dan bahan yang masih kurang.
Untuk keberhasilan pelaksanaan standar Pelayanan Laboratorium di
Puskesmas ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak yang
terkait, sehingga hal tersebut akan menjadikan pelayanan Laboratorium di
Puskesmas dapatoptimal dan dapat memberikan kepuasan kepada pasien atau
masyarakat.

31
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Proses manajemen laboratorium di Puskesmas Kaleke, masih sangat
buruk adapaun terdapat berbagai kendala yang dihadapi seperti dari input
yaitu ketenagakerjaan, peralatan, dan sarana prasarana yang ada ; proses
meliputi masalah prosedur (keselamatan kerja) dan kemampuan
pemeriksaan dasar. Sehingga dapat menyebabkan masalah dari segi output
yaitu pemeriksan laboratorium yang diperlukan pasien menjadi terkendala.
Pada pelaksanaannya yang menjadi kendala utama yakni ruangan yang
tidak layak karena berada diluar (teras puskesmas Kaleke) dari segi input,
terkhusus pada kebutuhan raegen/bahan-bahan untuk pemeriksaan lainnya.
Hal ini dapat menyebabkan pemeriksaan menjadi tertunda atau bahkan tidak
dilaksanakan.
4.2. Saran
1. Sebaiknya penanggung jawab program di pimpin oleh seorang dokter
sesuai dengan ketetapan yang ada dan SDM di tambah terkhusus tenaga
non medis sehingga dapat membantu analis laboratorium untuk
administrasi, penyediaan alat dan bahan.
2. Memberikan pelatihan kepada analis kesehatan terkait kemampuan-
kemampuan pemeriksaan lainnya yang hendaknya dikuasai oleh analis
kesehatan di laboratorium puskesmas.

32
LAMPIRAN

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016


Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 37 Tahun 2012


Tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.

3. Puskesmas Kaleke. Profil Kesehatan Puskesmas Kaleke Tahun 2013. Palu:


Puskesmas Kaleke; 2013

4. Chairlan & Lestari Estu. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium


Kesehatan. EGC. Jakara. 2011.

34

Anda mungkin juga menyukai