Anda di halaman 1dari 6

LOSSES PADA GTT

Pada proses penyaluran tenaga listrik ke pelanggan, pasti terjadi susut atau rugi-rugi
(losses) teknis dan nonteknis, kali ini saya akan mencoba menshare tentang losses teknis. Susut
teknis dapat terjadi pada penghantar maupun pada transformator. Susut teknis pada penghantar
disebabkan adanya tahanan dari penghantar tersebut yang dilairi besaran arus tertentu.

A. PENYEBAB LOSSES
1. Luas penampang terlalu kecil (penampang tidak sesuai dengan beban) semakin
kecil kawat semakin besar ruginya.
2. Panjang jaringan : terlalu panjang sehingga listrik yang mengalir banyak yang
hilang. Terlalu panjang jaringannya juga menyebabkan arusnya besar sehingga
tegangannya turun.
3. Sambungan tidak baik juga dapat mengakibatkan adanya loss contact, sambungan
antar kawat tidak rapat sehingga terdapat celah udara yang seharusnya kedap udara
sehingga menyebabkan alat cepat rusak. Sambungan tidak baik kadang disebabkan
adanya ranting pohon layang-layang yang menempel pada kabel.
4. Umur alat : alat yang terlalu tua dapat menurunkan kinerja alat tersebut.
5. Arus yang terlalu besar dapat menimbulkan panas sehingga dapat merusak alat dan
terjadi losses.
6. Terlalu banyak percabangan saluran SR (tarikan SR maksimal 7) untuk sambungan
pelayanan.
7. Bila arus listrik yang mengalir ke R, S, T tidak seimbang maka yang terjadi arus
akan mengalir ke ground sehingga menyebabkan adanya hambatan di ground yang
besar. (maksimal 5)
8. Adanya arus yang mengalir di hantaran netral, idealnya arus yang mengalir
disepanjang hantaran netral adalah nol tetapi karena pengaruh dari beban yang tidak
seimbang maka hantaran netral akan berarus sehingga arus yang melalui hantaran
ini sebagian berubah menjadi panas yang didisipasikan ke lingkungan sekitar
sebagai losses. Walaupun terdapat pentanahan netral kadang-kadang pentanahan
netral tidak mampu membuang arus netral yang cukup besar akibat dari beban yang
tidak seimbang.
9. hambatan besar. (losses= I*I*R)

B. MACAM-MACAM LOSSES

1. Kerugian Tegangan Pada Kawat Penghantar


2. Rugi Daya Tahanan
3. Rugi Kebocoran Pada Isolator
4. Rugi Rugi Pada Trafo
4.1. Rugi Tembaga (PCu)
4.2. Rugi Besi (Pi)
4.3. Rugi Pada Sambungan
C. CARA MENGURANGI LOSSES

Usaha untuk memperkecil rugi-rugi pada sistem distribusi tenaga listrik antara lain:
memilih ukuran penghantar, jenis penghantar yang sesuai untuk digunakan pada kondisi
pembebanan jaringan tersebut dan sesuai dengan kemampuan hantar arus memperpendek
jarak lintas jaringan, mengatur letak-letak beban sehingga jatuh tegangan pada titik-titik
percabangan ke beban masih dalam batas yang diijinkan (untuk sistem 20KV, batas
tegangan jatuh yang diijinkan pada kondisi beban penuh sebesar 4% untuk jaringan
tegangan rendah) (SPLN 1978), pemilihan penggunaan trafo distribusi yang sesuai
dengan kondisi faktor beban pada lokasi yang dilayani, pemilihan kapasitas trafo
distribusi pada suatu lokasi beban, biasanya berdasarkan besar beban yang akan dilayani
serta pertimbangan kemungkinan pertambahan (perluasan) pada lokasi yang
bersangkutan. Dalam hubungannya untuk menjaga agar tegangan jatuh yang terjadi
sampai pada konsumen sekecil mungkin, kapasitas trafo yang digunakan harus lebih besar
dari kapasitas beban yang dilayani, sedangkan pemilihan lokasi penempatan dari trafo
distribusi tidak terlalu jauh dengan masing-masing beban yang terpasang pada GTT
tersebut sehingga tegangan yang jatuh pada konsumen dapat sekecil mungkin. Pemilihan
tegangan pada jaringan ditentukan oleh besarnya beban dan jarak penyaluran dayanya.

Seringkali dalam proses penyampaian tenaga listrik banyak terjadi kehilangan daya
listrik sebelum sampai pada konsumen, hal ini dikarenakan terlalu jauh dengan letak trafo
sehingga sebelum sampai kepelanggan dayanya berkurang, penghantar terlalu kecil dan
panjang, jumlah sambungan rumah pada satu tiang JTR yang dapat mempengaruhi drop
tegangan, jumlah tarikan SR dan panjang SR yang terlalu panjang. Untuk menguranginya
dengan memperbaiki saluran tenaga listrik dengan cara memindahkan beban dari phasa
yang lebih besar arusnya ke phasa yang lebih kecil, Memperpendek jarak antara tiang
TR dengan pelanggan, menambah tiang TR, menambah gardu sisipan, memperbesar
penampang konduktor, mengganti jenis konduktor dengan konduktor yang memiliki
tahanan jenis lebih kecil, memperpendek jaringan. Memindahkan sebagian tarikan SR
deret ke SR yang lebih dekat.

Alat yang terlalu tua dapat menurunkan kinerja kerja. Agar alat dapat digunakan
lebih lama dan tanpa adanya penurunan kinerja alat yang bisa menyebabkan losses maka
diperlukan adanya pemeliharaan dan pemeriksaan yang teratur, sehingga dapat diketahui
dengan cepat adanya kerusakan dan dapat diperbaiki sebelum terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Adapun tujuan utama dari dilakukannya pemeliharaan terhadap jaringan distribusi
dan peralatan adalah :
1. Mengurangi tingkat kerusakan atau gangguan dari peralatan
2. Memperpanjang umur dari peralatan
3. Menekan pengeluaran biaya
4. Mempertahankan kemampuan dari peralatan
5. Menurunkan susut
6. Meningkatkan keandalan sistem.
D. CARA PENEKANANNYA

1. Pemerataan beban pada jaringan tegangan rendah. Pemerataan beban dilakukan


dengan cara memindahkan beban (sambungan rumah) dari phase yang berat (pada
JTR) ke phase yang lebih ringan. Arus yang mengalir dari tiap phase akan melalui
hantaran netral dengan melalui peralatan pelanggan terlebih dahulu (menjadi arus
netral). Ketika beban menjadi seimbang, maka arus netral ini akan memiliki nilai
yang relatif kecil, karena raus dari tiap phase akan saling meniadakan. Proses saling
meniadakan terjadi karena arus tiap phase akan memiliki beda phase kurang lebih
sebesar 120 derajat (tergantung dari besar faktor daya dari masing-masing beban)
2. Panjang jaringan diperpendek, kalau tegangannya turun diberi trafo lagi
3. Luas penampang di sesuaikan dengan besarnya beban. Menggunakan penampang
yang lebih besar.
4. Penggunaan line tap conector untuk sambungan.
5. Mengalihkan pelanggan yang melalui percabangan terlalu banyak pada sambungan.
6. Toleransi tegangan -10% sampai dengan +5% tegangan paling tinggi 231 dan
paling rendah 198 dari 220 volt.
7. Menjaga agar tegangan tidak turun:
Atur teg. Sumber (tap changger trafo di Gardu Induk).
Setel tap changger trafo distribusi.
Mengatur tap changger pada trafo tenaga di GI.
Memasang capasitor pada JTM / AVR.
Memperbesar penampang conductor.
Menambah trafo sisipan. Dll.
Kinerja alat dapat dijaga walaupun sudah tua dengan cara

E. JENIS PEMELIHARAAN

Pemeliharaan Rutin.
Pemeliharaan yg direncanakan terselenggara terus menerus secara periodik, dalam
kegiatannya terdiri dari:
Pemeriksaan rutin.
Pemeriksaan rutin sistimatis.

Keterangan :
Pemeriksaan Rutin / preventif
Pemeriksaan yg dilaksanakan secara visual / Inspeksi dan diikuti
pekerjaan. Pencatatan sesuai dengan ketentuan, tujuannya adalah agar dapat
mengetahui kondisi serta kelainan-kelainan yg berakibat terjadinya gangguan
pada jaring distribusi.
Tujuannya: mengurangi tingkat kerusakan / gangguan dari peralatan,
memperpanjang umur dari peralatan, menekan pengeluaran biaya,
mempertahankan kemampuan peralatan, menurunkan susut.
Pemeliharaan Sistimatis.
Pemeliharaan yg dimaksudkan utkmenemukan kerusakan atau gejala
kerusakan yg tidak diketahui pada saat inspeksi / pemeriksaan kemudian
disusun dalam daftar serta saran-saran yg diperlukan.
Pemeliharaan Korektif.
Pemeliharaan yg dimaksutkan untuk memperbaiki kerusakan /
memperbaiki atau perubahan / penyempurnaan bertujuan menyempurnakan
kondisi gangguan menjadi baik sperti semula.
Pemeliharaan darurat.
Pemeliharaan yg dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yg
duakibatkan gangguan bersifat mendadak ; banjir , tanah longsor , angin ribut
dll.

F. TUJUAN PEMELIHARAAN

1. Mendapatkan jaminan bahwa sistem / peralatan jaring distribusi dapat bekerja


secara OPTIMAL.
2. Mendapatkan jaminan bahwa keandalan dan mutu tenaga listrik sesuai standart yg
ditetapkan.
3. Mendapatkan jaminan bahwa umur teknisnya dapat dipertahankan sesuai
kondisinya.
4. Mendapat jaminan bahwa peralatan distribusi aman bagi personil masyarakat dan
lingkungannya.

G. PENGUKURAN TRAFO DISTRIBUSI


1. Pemeriksaan Nameplate Trafo Sebelum pekerjaan pemeliharaan trafo
dilaksanakan, prosedur pelaksanaan pekerjaan yang pertama dilakukan adalah
mendata spesifikasi teknis dari trafo tersebut dengan mengamati (nameplate).
2. Pemeriksaan Secara Visual Pemeriksaan fisik trafo secara visual meliputi
pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kondisi tangki dari kebocoran atau akibat dari benturan.
2. Pemeriksaan kondisi baut-baut pengikat di bushing.
3. Pemeriksaan kondisi bushing primer atau sekunder.
4. Pemeriksaan valve tekanan udara.
5. Pemeriksaan thermometer.
6. Pemeriksaan kondisi tap charger/sadapan.
3. Pengukuran Nilai Tahanan Isolasi Setelah pemeriksaan secara visual dilakukan,
maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan/pengukuran nilai tahanan isolasi trafo
dengan menggunakan megger (primer-body, sekunder-body dan primersekunder),
sehingga dapat dipastikan jenis kerusakan dan bagian mana dari trafo yang
mengalami kerusakan. Contoh pengukuran tahanan isolasi ini dilakukan dengan
menggunakan megger 5000V.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kerusakan yang terjadi adalah pada
kumparan primer-body yang menunjukkan rendahnya tahanan isolasi.

4. Pembongkaran Trafo Pekerjaan selanjutnya adalah pembongkaran kumparan trafo


dari tangki/casing trafo. Namun, sebelum lilitan yang rusak dibongkar perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Arah lilitan kumparan
2. Ukuran diameter penampang
3. Hitung jumlah lilitan
5. Pengujian Ohm Meter Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
sambungan/rangkaian belitan yang putus pada kumparan primer/sekunder.
Pengujian ini bisa menggunakan multimeter yang difungsikan sebagai ohm meter.
Jika saat pengujian menunjukkan angka nol, berarti ada kawat dalam kumparan
tersebut yang putus.
6. Pengukuran Tegangan Tembus Minyak Trafo Mengukur tegangan tembus minyak
trafo sangat penting sebagai ukuran kemampuan menahan tegangan listrik tanpa
mengalami kerusakan. Apabila tegangan tembus hasil pengujian rendah, dapat
disimpulkan bahwa adanya benda-benda seperti air, kotoran dan partikel sebagai
penghantar dalam minyak. Tegangan tembus yang diijinkan adalah 120 kV/cm.

Anda mungkin juga menyukai