ARTIKEL
Oleh
Email : devyna28@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan gula merah
dengan sukrosa dan perbandingan tepung jagung, tepung ubi jalar dengan tepung kacang hijau
terhadap karakteristik jenang. Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai cara pembuatan jenang dari bahan baku yang bervariasi sebagai bentuk
diversifikasi produk pangan serta untuk meningkatkan nilai gizi jenang dengan menggunakan
bahan yang mengandung karbohidrat dan protein cukup tinggi. Metode penelitian yang digunakan
adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3 dan ulangan sebanyak 3
kali. Faktor yang pertama adalah perbandingan gula merah dengan sukrosa (A) terdiri dari a1
(5:2), a2 (5:3) dan a3 (5:4). Faktor kedua adalah perbandingan tepung jagung, tepung ubi jalar
dengan tepung kacang hijau (B) terdiri dari b1 (1:1:1), b2 (1:1:2) dan b3 (2:1:1). Analisis yang
dilakukan dalam penelitian ini berupa analisis kimia (kadar air dan kadar gula reduksi) dan uji
organoleptik (warna, rasa, aroma dan tekstur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan
gula merah dengan sukrosa (A) hanya berpengaruh terhadap kadar air jenang. Sedangkan untuk
kadar gula reduksi, faktor perbandingan gula merah dengan sukrosa (A) dan faktor perbandingan
tepung jagung, tepung ubi jalar dengan tepung kacang hijau (B) serta interaksi antara kedua faktor
tidak memberikan pengaruh. Berdasarkan uji organoleptik, kedua faktor dan interaksinya tidak
berpengaruh pada penilaian panelis terhadap warna, rasa, aroma dan tekstur. Perlakuan terbaik
adalah perlakuan a3b3 (perbandingan gula merah dengan sukrosa 5:4 serta perbandingan tepung
jagung, tepung ubi jalar dengan tepung kacang hijau 2:1:1) yang memiliki kadar protein 6,33%
dan nilai tekstur 3.128,27 gf.
Kata kunci: jenang, gula merah, sukrosa, tepung jagung, tepung ubi jalar, tepung kacang hijau
1
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
kegiatan sehari-hari termasuk dalam hal terbentuk warna cokelat akibat dari
pariwisata. Data yang diperoleh oleh terjadinya karamelisasi (Winarno,
Fandeli (2002) dalam Taslim (2015), 2004).
menyatakan bahwa di Indonesia, Pengembangan produk jenang
contohnya Bali, belanja wisata untuk perlu dilakukan, seiring dengan
makanan dan minuman mencapai 12% kebutuhan dan permintaan konsumen
dari seluruh total belanja wisata. Animo yang beranekaragam. Penambahan
wisatawan domestik maupun bahan-bahan lain sebagai bahan pengisi
mancanegara yang besar terhadap ataupun sebagai pemberi rasa dilakukan
kuliner khas daerah di Indonesia dapat terhadap produk jenang sebagai suatu
dijadikan sebagai peluang untuk bentuk inovasi. Bahan-bahan lain yang
mengembangkan produk jenang. biasa ditambahkan dalam pembuatan
Bahan-bahan yang umumnya jenang adalah buah-buahan dan umbi-
digunakan dalam pembuatan jenang atau umbian, bahkan saat ini mulai
dodol terdiri dari tepung ketan, gula dikembangkan jenang dengan bahan
merah atau gula pasir dan santan yang baku ikan. Pengembangan tersebut
dididihkan sampai mengental. Gula berpotensi untuk lebih meningkatkan
merupakan bahan yang tidak dapat kekayaan pangan lokal yaitu jenang.
dilhilangkan saat membuat jenang atau Pada penelitian kali ini, dilakukan
dodol. Berdasarkan SNI merujuk pada diversifikasi jenang dari bahan jagung,
pengolahan dodol beras ketan, ubi jalar dan kacang hijau.
disebutkan bahwa jumlah minimal gula Produktivitas jagung, kacang
dalam produk dodol yang dihitung hijau dan ubi jalar di Indonesia termasuk
sebagai sukrosa adalah sebesar 30%. tinggi. Hal ini ditinjau berdasarkan data
Tujuan penambahan gula dalam dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang
pembuatan jenang adalah untuk menunjukan bahwa produksi jagung di
pembentukan tekstur, rasa dan warna. Indonesia rata-rata selama tiga tahun
Semakin banyak gula yang ditambahkan (2013-2015) mengalami kenaikan
maka tekstur jenang yang dihasilkan sebesar 549.925,5 ton. Untuk ubi jalar,
akan menjadi keras, rasa akan semakin produktivitasnya pada tahun 2015
manis dan warna yang dihasilkan akan mencapai 161,26 kuintal per hektar. Dan
semakin gelap(Satuhu, 2004). untuk produksi kacang hijau di
Gula memiliki kemampuan untuk Indonesia, rata-rata selama tiga tahun
mengikat air. Semakin banyak gula yang (2013-2015) mengalami kenaikan
ditambahkan ke dalam adonan maka sebesar 33.375 ton (Badan Pusat
semakin banyak pula air yang diikatnya, Statistik, 2015).
sehingga kadar air dari produk jenang Jagung merupakan komoditas
menjadi rendah yang berpengaruh strategis dilihat dari perannya sebagai
terhadap tekstur produk tersebut. Selain sumber karbohidrat kedua setelah beras.
tekstur, banyaknya gula yang Di beberapa tempat di Jawa Tengah,
ditambahkan juga akan mempengaruhi Jawa Timur dan Madura, jagung
rasa dan warna dari produk. Adanya menjadi makanan pokok bagi
glukosa, sukrosa, pati dan lain-lain dapat penduduknya. Di daerah lain, seperti
meningkatkan cita rasa pada bahan Jawa Barat, jagung penting sekali yaitu
makanan. Misalnya sukrosa sebagai makanan tambahan dalam masa
menimbulkan rasa manis, pati paceklik (Prapnomo, 2001). Selain
menimbulkan rasa khusus pada makanan sebagai sumber karbohidrat, jagung juga
karena tekstur yang dimilikinya, merupakan sumber protein yang penting
demikian juga bila gula dalam hal ini dalam menu masyarakat di Indonesia.
sukrosa yang dipanasakan akan Prolamin merupakan kadar tertinggi
2
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
pada protein jagung yaitu mencapai 47% pengadukan secara terus menerus
(Richana, 2012). sampai tekstur jenang mengental.
Ubi jalar merupakan kelompok
Manfaat Penelitian
tanaman pangan yang paling banyak
Manfaat dari dilakukannya
dibudidayakan sebagai komoditas
penelitian ini adalah diharapkan dapat
pertanian sumber karbohidrat setelah
memberikan informasi mengenai cara
gandum, beras, jagung dan singkong
pembuatan jenang dari bahan baku yang
(UNDP, 2013). Keunggulan ubi jalar
bervariasi yang merupakan suatu bentuk
adalah memiliki indeks glikemik 54
diversifikasi terhadap pangan lokal.
yang tergolong rendah yang berarti
Selain itu, diharapkan juga dengan
karbohidratnya tidak mudah diubah
melakukan penelitian ini dapat
menjadi gula sehingga baik untuk
memanfaatkan jagung, ubi jalar dan
dikonsumsi penderita diabetes. Di dalam
kacang hijau sebagai bahan baku
ubi jalar juga terkandung betakaroten
pembuatan jenang yang memiliki nilai
terutama pada ubi jalar kuning (Kunia,
gizi lebih, berupa kandungan protein
2009).
yang cukup tinggi.
Kacang hijau merupakan salah
satu jenis kacang-kacangan dengan
METODE PENELITIAN
kandungan gizi yang cukup tinggi dan
komposisinya lengkap. Karbohidrat Bahan dan Alat Penelitian
merupakan bagian terbesar Bahan-bahan yang digunakan
dibandingkan dengan komponen- pada pembuatan jenang adalah jagung
komponen lain yang terdapat pada (Zea mays), ubi jalar (Ipomea batatas
kacang hijau. Dalam 100 gram kacang L.) yang diperoleh dari Pasar desa Tugu
hijau, terdapat 62,90 gram karbohidrat, Lelea, kacang hijau (Phaseolus radiatus
22,00 gram protein, 1,20 gram lemak L.) yang diperoleh dari Pasar
dan sisanya berupa air, serat, vitamin Gegerkalong, gula merah yang diperoleh
dan mineral (Rukmana, 1997). Profil dari Pasar Gegerkalong, sukrosa atau
dari asam amino kacang hijau setara gula pasir, kelapa, air dan tepung beras
dengan kacang kedelai dan juga kaya ketan.
akan vitamin A, B1, B2, C dan niasin Bahan-bahan yang digunakan
(Supriyono, 2008). dalam analisis kimia adalah akuades,
Penggunaan ketiga komoditas toluen, larutan Luff Schoorl
tersebut dalam pengolahan jenang akan (CuSO4.2H2O, asam sitrat, air suling dan
menambah keragaman sekaligus Na2CO3.10H2O), H2SO4 6 N, KI,
meningkatkan nilai gizi dari jenang. Na2S2O3 1 N, amilum, indikator
Kandungan protein yang didapat dari phenolphthalein, NaOH 30%, Na2SO4
kacang hijau dan jagung dapat menjadi anhidrat, selenium black, HgO, batu
sumber energi cadangan di samping didih, H2SO4 (p), granul Zn, HCl 0,1 N
karbohidrat, selain itu protein juga dan NaOH 0,1 N.
penting untuk pertumbuhan dan Alat-alat yang digunakan dalam
metabolisme tubuh. Beberapa vitamin pembuatan jenang adalah neraca digital,
dan mineral yang diperlukan tubuh juga sendok, garpu, baskom, pisau, kompor
bisa diperoleh dari ketiga bahan gas, wajan, spatula, loyang, kain saring,
tersebut. kertas minyak (waxed paper), tray,
Proses pengolahan jenang tunnel drier, blender, slicer, screener,
dilakukan dengan cara blending yaitu kain saring dan plastik sampel.
dengan mencampurkan dan Alat-alat yang digunakan untuk
memanaskan semua bahan disertai analisis produk jenang adalah labu
bundar (Pyrex), batu didih, oven,
3
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
4
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
5
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
kacang hijau dikeringkan dalam bentuk ada tidaknya gugus hidroksil (OH)
biji, sedangkan ubi jalar dikeringkan bebas yang reaktif (Winarno, 2004).
setelah dilakukan size reduction yaitu Kandungan gula reduksi pada
dengan cara slicing. suatu bahan dapat mempengaruhi
Analisis kadar air pada tepung ubi karakteristik produk. Selama proses
jalar menunjukkan bahwa tepung ubi pengolahan jenang, adanya gula
jalar memiliki kadar air sebesar 5,25%. pereduksi dan asam amino dari protein
Hasil tersebut lebih rendah jika akan menimbulkan reaksi yang dikenal
dibandingkan dengan hasil penelitian sebagai reaksi Maillard.
Ambarsari (2009), dimana tepung ubi Tabel 3 menunjukkan kandungan
jalar kuning yang diamati memiliki protein pada tepung jagung, tepung ubi
kadar air sebesar 6,77%. Beberapa hal jalar dan tepung kacang hijau adalah
yang dapat mempengaruhi kandungan sebesar 5,88%, 4,75% dan 7,88%. Hasil
air produk tepung ubi jalar adalah analisis protein tepung jagung lebih
perlakuan suhu, lama pengeringan dan rendah jika dibandingkan dengan
umur panen ubi jalar sebagai bahan baku literatur. Etikawati (2007) menyatakan
(Antarlina, 1991 dalam Ambarsari, kadar protein pada tepung jagung adalah
2009). 6,32%. Jumlah tersebut jauh lebih
Analisis tepung kacang hijau yang rendah dibandingkan dengan kadar
dilakukan menghasilkan kadar air protein dalam biji jagung yaitu sekitar
sebesar 9,50%. Tepung kacang hijau 11,1%-26,6%. Hal ini sesuai dengan
yang digunakan dalam penelitian kali ini perrnyataan Budiman (2011) yang
adalah tepung yang diperoleh dari biji menyatakan bahwa protein tepung
kacang hijau tanpa pengupasan kulit. jagung sedikit mengalami penurunan
Hasil penelitian Blessing (2010) jumlah dibandingkan protein pada biji
menyatakan bahwa kandungan air pada jagung sebelum diolah.
tepung kacang hijau tanpa pengupasan Analisis kadar protein pada
kulit (undehulled mungbean flour) tepung ubi jalar menunjukkan bahwa
mencapai 10,25%. tepung ubi jalar memiliki kadar protein
Tabel 3 menunjukkan kandungan sebesar 4,75%. Hasil tersebut sedikit
gula reduksi pada tepung jagung, tepung lebih besar dibandingkan beberapa hasil
ubi jalar dan tepung kacang hijau adalah penelitian tentang tepung ubi jalar di
sebesar 6,61%, 6,61% dan 6,85%. Kadar Indonesia, dimana rata-rata kadar
gula reduksi ketiga tepung tersebut proteinnya adalah 3,16% (Ambarsari,
tergolong tinggi. Dalam penelitian 2009).
Suarni (2007), tepung jagung varietas Kandungan protein dalam tepung
lokal mengandung gula reduksi sebesar ubi jalar dapat dipengaruhi oleh
0,14%. Beberapa faktor dapat beberapa hal, di antaranya adalah jenis
mempengaruhi kadar gula reduksi dari atau varietas ubi jalar itu sendiri serta
suatu bahan, termasuk jenis atau proses pengupasan pada saat produksi.
varietas, proses pengolahan dan lain Menurut Woolfe (1992) dalam
sebagainya. Ambarsari (2009), kandungan protein
Gula reduksi merupakan golongan tertinggi pada ubi jalar terletak pada
gula (karbohidrat) yang mempunyai lapisan terluar daging umbi, yang
kemampuan untuk mereduksi senyawa- berdekatan dengan kulit luar. Adanya
senyawa penerima elektron. Semua proses pengupasan yang berlebihan
monosakarida dan disakarida (kecuali menyebabkan bagian daging ubi jalar
sukrosa) berperan sebagai gula yang kaya protein menjadi ikut
pereduksi. Ada tidaknya sifat pereduksi terbuang.
dari suatu molekul gula ditentukan oleh
6
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
Analisis tepung kacang hijau yang (B) serta interaksi keduanya tidak
dilakukan menghasilkan kadar protein mempengaruhi penilaian panelis
sebesar 7,88%, jauh lebih kecil terhadap warna jenang.
dibandingkan dengan literatur yang ada. Hal ini disebabkan intensitas
Calloway (1994) dalam Blessing (2010) warna dari gula merah yang lebih tinggi
mengemukakan bahwa kadar protein sehingga menghasilkan jenang dengan
pada tepung kacang hijau yang tanpa warna cokelat gelap. Intensitas warna
melalui pemisahan kulit adalah sebesar pada gula merah dipengaruhi oleh
20,3%. Kadar protein dari tepung proses pemasakan dan nilai akhir brix.
kacang hijau dapat dipengaruhi oleh Suhu dan lama evaporasi mempengaruhi
beberapa hal termasuk proses warna gula, dimana semakin lama
pengolahan. Penggunaan suhu yang evaporasi semakin tinggi nilai brix
tinggi dengan waktu yang lama saat akhir. Warna kecokelatan pada gula
pengeringan dapat menyebabkan merah disebabkan adanya reaksi
kerusakan pada senyawa protein. Selain Maillard dan karamelisasi yang
itu, jenis dan sumber atau asal bahan menghasilkan pigmen melanoidin yaitu
serta keadaan selama penyimpanan dan pigmen warna cokelat (Saloko, 2009
distribusi juga dapat menjadi faktor dalam Dewi, 2014).
yang menyebabkan kandungan protein Intensitas warna dari gula merah
pada tepung kacang hijau berbeda-beda. yang tinggi menyebabkan warna yang
Kadar protein dalam tepung akan dihasilkan ketiga tepung tertutup oleh
berpengaruh terhadap viskositas dan warna gula merah tersebut sehingga
suhu gelatinisasi. Protein yang rendah produk yang dihasilkan dominan
dari larutan pati menyebabkan pati berwarna cokelat gelap.
mempunyai viskositas lebih besar Beberapa reaksi terjadi selama
karena granula tanpa protein lebih proses pengolahan jenang, dimana hal
mudah pecah dan jumlah air yang masuk tersebut turut berperan dalam
ke granula lebih banyak yang memberikan warna cokelat pada produk
mengakibatkan peningkatan yang dihasilkan. Proses perubahan
pengembangan granula. Semakin kecil warna pada produk jenang adalah proses
kadar protein semakin besar pencokelatan yang disebabkan oleh
pengembangan granula yang adanya pemanasan. Pada produk yang
meningkatkan viskositas pada diberi penambahan gula, bila dilakukan
pemanasan (Suarni, 2013). pemanasan yang lebih lama terjadi
Penelitian Utama reaksi pencokelatan non enzimatik yang
1. Respon Organoleptik menimbulkan warna pada produk.
Adanya protein dalam bahan juga turut
a. Warna
Warna merupakan komponen mempengaruhi warna produk. Gula
yang sangat penting dalam menentukan pereduksi dengan asam amino dari
kualitas atau derajat penerimaan dari protein akan bereaksi menghasilkan
warna gelap, dimana reaksinya dikenal
suatu bahan pangan. Sebelum faktor-
sebagai reaksi Maillard (Winarno,
faktor lain dipertimbangkan, secara
visual faktor warna tampil lebih dahulu 2004).
dan kadang-kadang sangat menentukan b. Rasa
(Winarno, 2004). Rasa merupakan faktor yang
Hasil analisis variansi (ANAVA) cukup penting dari suatu produk
yang telah dilakukan menunjukkan makanan ataupun minuman selain warna
bahwa perbandingan gula merah dengan dan aroma. Komponen yang dapat
sukrosa (A), perbandingan tepung menimbulkan rasa yang diinginkan pada
jagung, ubi jalar dengan kacang hijau suatu bahan atau produk tergantung dari
7
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
8
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
digigit, dikunyah dan ditelan) ataupun kesegaran dan daya tahan bahan pangan
perabaan dengan jari (Kartika, 1988). itu sendiri (Winarno, 2004).
Tekstur juga menjadi salah satu faktor Kandungan air dalam bahan
penentu kualitas yang perlu pangan dapat mempengaruhi daya tahan
diperhatikan, terutama untuk jenis makanan terhadap serangan
makanan lunak dan makanan renyah. mikroorganisme yang dinyatakan dalam
Hasil perhitungan analisis variansi aktivitas air (Aw), yaitu jumlah air
(ANAVA) terhadap tekstur bebas yang digunakan oleh
menunjukkan bahwa perbandingan gula mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
merah dengan sukrosa (A), Semakin tinggi kadar air yang
perbandingan tepung jagung, tepung ubi terkandung dalam bahan pangan, maka
jalar dengan tepung kacang hijau (B) kemungkinan rusaknya bahan pangan
serta interaksi keduanya tidak karena aktivitas mikroorganisme akan
berpengaruh terhadap tekstur jenang. semakin tinggi.
Perbandingan gula merah dengan Hasil perhitungan analisis variansi
sukrosa tidak berpengaruh terhadap (ANAVA) terhadap kadar air jenang
tekstur jenang. Gula memiliki menunjukkan bahwa perbandingan gula
kemampuan untuk mengikat air. merah dengan sukrosa (A) berpengaruh
Semakin banyak gula yang ditambahkan terhadap kadar air dari jenang yang
ke dalam adonan maka semakin banyak dihasilkan, sedangkan perbandingan
pula air yang diikatnya, sehingga kadar tepung jagung, tepung ubi jalar dengan
air dari produk jenang menjadi rendah tepung kacang hijau (B) serta interaksi
yang berpengaruh terhadap tekstur keduanya tidak berpengaruh terhadap
produk tersebut. kadar air jenang.
Perbandingan tepung jagung, Tabel 4. Pengaruh Perlakuan
tepung ubi jalar dengan tepung kacang Perbandingan Gula Merah dengan
hijau juga tidak berpengaruh terhadap Sukrosa terhadap Kadar Air Jenang
tekstur jenang. Hal tersebut berbeda Nilai Taraf
dengan yang diungkapkan oleh Perlakuan
Rata-rata Nyata
Murtiningrum (2011) yang menyatakan a1 (5:2) 16,187 b
bahwa penggunaan jenis tepung yang
berbeda akan berpengaruh pada tekstur a2 (5:3) 14,600 ab
jenang yang dihasilkan. Perbedaan a3 (5:4) 12,325 a
perbandingan kandungan amilosa dan
amilopektin dalam pati di tepung Tabel 4 menunjukkan bahwa
menentukan sifat produk olahan, dimana kadar air pada perlakuan penambahan
semakin rendah kandungan amilosa gula merah dan sukrosa dengan
menyebabkan makin kenyal produk perbandingan 5:3 (a2) tidak berbeda
olahannya. nyata dengan perlakuan penambahan
gula merah dan sukrosa dengan
2. Respon Kimia perbandingan 5:2 (a1) dan perbandingan
a. Kadar Air 5:4 (a3), akan tetapi perlakuan
Air merupakan komponen penting penambahan gula merah dan sukrosa
dalam bahan pangan karena air dapat dengan perbandingan 5:2 (a1) berbeda
mempengaruhi kenampakan, tekstur, nyata dengan perlakuan penambahan
serta cita rasa makanan. Bahkan dalam gula merah dan sukrosa dengan
bahan pangan yang kering sekalipun, perbandingan 5:4 (a3).
seperti buah kering, tepung serta biji- Penambahan gula dengan
bijian, terkandung air dalam jumlah perbandingan yang berbeda,
tertentu. Kandungan air dalam bahan berpengaruh cukup signifikan terhadap
pangan ikut menentukan acceptability,
9
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
kadar air dari jenang yang dihasilkan. tidaknya gugus hidroksil (OH) bebas
Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan yang reaktif. Sukrosa tidak mempunyai
bahwa semakin banyak gula pasir atau gugus OH bebas yang reaktif karena
sukrosa yang ditambahkan maka kadar keduanya sudah saling terikat, karena itu
air semakin menurun. sukrosa bersifat non pereduksi
Gula pasir yang 94% terdiri dari (Winarno, 2004).
sukrosa memiliki kemampuan mengikat Hasil perhitungan analisis variansi
air lebih besar dibanding gula merah (ANAVA) terhadap kadar gula reduksi
yang mengandung sukrosa lebih sedikit. jenang menunjukkan bahwa
Sukrosa memiliki kemampuan untuk perbandingan gula merah dengan
mengikat air, dimana semakin banyak sukrosa (A), perbandingan tepung
sukrosa yang ditambahkan ke dalam jagung, tepung ubi jalar dengan tepung
adonan maka semakin banyak pula air kacang hijau (B) serta interaksi
yang diikatnya, sehingga kadar air dari keduanya tidak berpengaruh terhadap
produk jenang menjadi rendah yang kadar gula reduksi jenang.
berpengaruh terhadap tekstur produk Rata-rata kadar gula reduksi pada
tersebut. semua perlakuan adalah 4,8871%.
Penambahan sukrosa berpengaruh Selain dari penggunaan tepung,
pada kekentalan gel yang terbentuk. kandungan gula reduksi juga diperoleh
Sukrosa akan menurunkan kekentalan, dari gula merah yang digunakan. Dalam
hal ini disebabkan sukrosa akan gula merah terkandung sukrosa sebesar
mengikat air sehingga pembengkakan 84,31% dan gula pereduksi seperti
butir-butir pati terjadi lebih lambat, glukosa dan fruktosa sebesar 0,53%
akibatnya suhu gelatinisasi menjadi (Mahmud, 2009). Selama proses
lebih tinggi (Winarno, 2004). pemanasan, penguraian sukrosa yang
Kadar air jenang dipengaruhi oleh terdapat dalam bahan-bahan juga akan
proses pemasakan adonan. Kriteria meningkatkan kadar gula reduksi.
pemasakan jenang sampai kental dan Penambahan sukrosa dan gula
tidak lengket di pengaduk merupakan merah berdasarkan literatur akan
prosedur yang cukup kritis, diperlukan mempengaruhi kadar gula reduksi dari
kepekaan dan latihan sehingga diperoleh produk jenang. Dalam gula merah
jenang dengan kekentalan yang pas, terkandung sukrosa sebesar 84,31% dan
tidak keras dan tidak lembek. gula pereduksi seperti glukosa dan
Kandungan air dalam jenang akan fruktosa sebesar 0,53%. Sedangkan
berpengaruh pada tekstur. Air yang dalam sukrosa atau yang lebih dikenal di
terlalu banyak akan membuat tekstur pasaran dengan nama gula pasir,
jenang menjadi lembek dan hancur terkandung sukrosa sebesar 94%
sedangkan air yang terlalu sedikit (Mahmud, 2009). Berdasarkan hal
membuat jenang menjadi keras. Air juga tesebut, penambahan sukrosa dan gula
berpengaruh pada ketahanan produk merah dengan berbagai variasi
jenang terhadap mikroorganisme. perbandingan seharusnya memberikan
b. Kadar Gula Reduksi pengaruh. Akan tetapi hasil penelitian
Menurut istilah umum, gula biasa menunjukkan hal yang sebaliknya. Hal
disebutkan untuk setiap jenis ini dapat disebabkan karena variasi
karbohidrat yang digunakan sebagai perbandingan keduanya yang tidak
pemanis. Jenis karbohidrat yang terlalu jauh sehingga hasilnya pun tidak
terkandung dalam gula adalah berupa memberikan pengaruh yang signifikan
sukrosa dan gula pereduksi. Ada terhadap kadar gula reduksi jenang.
tidaknya sifat pereduksi dari suatu Perbandingan tepung jagung,
molekul gula ditentukan oleh ada tepung ubi jalar dengan tepung kacang
10
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
11
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
12
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
13
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
14
Devy Nur Afiah (123020120)
Pengaruh Perbandingan Gula Merah dengan Sukrosa dan Perbandingan Tepung Jagung, Ubi
Jalar dengan Kacang Hijau Terhadap Karakteristik Jenang
15