Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar
perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang
harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift, yaitu saat timbang terima
klien.Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu (informasi) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Selama ini timbang terima sudah dilakukan. Keakuratan data yang diberikan saat
timbang terima sangat penting, karena dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan
keperawatan yang diberikan akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan
mewujudkan tanggungjawab dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang
terima tidak dilakukan dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan
keperawatan yang diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai
dasar pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan
keperawatan dan menurunkan tigkat kepuasan pasien. Kegiatan timbang terima yang
telah dilakukan perlu dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian timbang terima?
2. Apa tujuan dan manfaat timbang terima?
3. Bagaimana tahapan dan langkah-langkah dalam timbang terima!
4. Bagaimana prosedur dan metode dalam timbang terima!
5. Apa efek dari timbang terima?
6. Bagaimana dokumentasi dalam timbang terima!
7. Bagaimana skema dan mekanisme kegiatan dari timbang terima!
8. Bagaimana evaluasi dalam timbang terima!

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian timbang terima
2. Mengetahui dan memahami tujuan dan manfaat timbang terima

1
3. Mengetahui dan memahami tahapan dan langkah-langkah dalam timbang terima
4. Mengetahui dan memahami prosedur dan metode dalam timbang terima
5. Mengetahui dan memahami efek dari timbang terima
6. Mengetahui dan memahami dokumentasi dalam timbang terima
7. Mengetahui dan memahami skema dan mekanisme kegiatan dari timbang terima
8. Mengetahui dan memahami evaluasi dalam timbang terima

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Timbang Terima


Timbang terima merupakan suatu sistem komunikasi yang bertujuan mentransfer
informasi yang essensial bagi perawatan klien secara aman dan holistik (Riegel, 1985).
Dengan demikian tersedianya kontinuitas yang lebih baik dari pelayanan keperawatan
antara perawat yang satu dengan lainnya.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah
komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada
pergantian shift jaga. Friesen (2008),
menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi
dan konformasi tentang pasien.
Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan,
tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat
yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah
waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari
perawat yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan
waktu, informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru,
dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat,
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
.

3
B. Tujuan Timbang Terima
a. Tujuan umum:
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
b. Tujuan Khusus:
- Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
- Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
- Menyampaikan hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat dinas
berikutnya
- Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi


komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Timbang terima
(handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu:
a) Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan mengekspresikan perasaan
perawat.
b) Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan
tindakan keperawatan.

C. Manfaat Timbang Terima


- Manfaat bagi perawat :
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat
3. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
4. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien
5. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan
6. Menimbulkan rasa aman
7. Meningkatkan percaya diri/bangga
- Manfaat bagi pasien :
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap,
sehingga klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
- Manfaat bagi Rumah sakit:
4
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

D. Tahapan dan Langkah-langkah dalam Timbang Terima


Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan timbang terima/Operan:
Menurut Lardner et.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009), operan
memiliki 3 tahapanyaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara perawat
yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang dating.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam melakukan pergantian shift atau


operan jaga, diantaranya (Nursalam, 2002):
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi:
Kondisi atau keadaan pasien secara umum
Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-
buru.
e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.

E. Prosedur dalam Timbang Terima


1. Persiapan

5
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung
jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah keperawatan klien,
rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
yang perlu dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
Identitas klien dan diagnosa medis.
Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
Intervensi kolaborasi dan dependen.
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas Penyampaian pada saat
timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.
(Nursalam, 2002)

6
F. Metode dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di sebutkan
bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu handover yang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses
operan jaga baik secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda,
hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien jika
ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan kembali
saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa one way
communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis written

7
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

G. Efek Timbang Terima


`Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri
seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau
operan adalah sebagai berikut:
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur selama
kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat
timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan
gangguan pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman,
dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang
biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja
malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis
dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan kemampuan mental
menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas
kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan

8
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.

5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja


Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-rata
jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan
industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.

H. Dokumentasi dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan, sarana
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan. Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat
untuk mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang
sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.
Manfaat pendokumentasian adalah:

9
a. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
b. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya tentang apa
yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
c. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai informasi mengenai
pasien telah dicatat.
(Suarli & Yayan B, 2009)

I. Skema Timbang Terima


Gambar 2.1 : Skema timbang terima

PASIEN

DIAGNOSA DIAGNOSA
MEDIS KEPERAWATAN
MASALAH
RENCANA
TINDAKAN

YANG TELAH YANG AKAN


DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN

MASALAH:
- TERATASI
- BELUM
- SEBAGIAN

10
J. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima

PELAK
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT SAN
A

Pra 1. Kedua kelompok 10 menit Nurse Station Karu


Timbang dinas sudah siap dan
PP
Terima berkumpul di Nurse
Station.
2. Karu mengecek
kesiapan timbang
terima tiap PP.
3. Kelompok yang
akan bertugas
menyiapkan catatan
(Work Sheet), PP
yang akan
mengoperkan,
menyiapkan buku
timbang terima
& nursing kit.
4. Kepala ruangan
membuka acara
timbang terima
dilanjutkan dengan
doa.

Pelaksanaan 1. PP dinas pagi 20 menit Nurse Station Karu


Timbang melakukan timbang
PP
Terima terima kepada PP
dinas sore. Hal-hal PA
yang perlu
disampaikan PP pada

11
saat timbang terima :
a. Identitas klien dan
diagnosa medis
termasuk hari
rawat keberapa
atau post op hari
keberapa.
b. Masalah
keperawatan.
c. Data yang
mendukung.
d. Tindakan
keperawatan yang
sudah/belum
dilaksanakan.
e. Rencana umum
yang perlu
dilakukan:
Pemeriksaan
penunjang,
konsul, prosedur
tindakan tertentu.
2. Karu membuka dan
memberi salam kepada
klien, PP pagi
menjelaskan tentang
klien, PP sore
mengenalkan anggota
timnya dan melakukan
validasi data.
Disamping
3. Lama timbang terima
tempat
setiap klien kurang
tidur klien
lebih 5 menit, kecuali

12
kondisi khusus yang
memerlukan
keterangan lebih rinci.

Post timbang 1. Klarifikasi hasil 5 menit Nurse station Karu


terima validasi data oleh PP
PP
sore.
2. Penyampaian alat-
alat kesehatan.
3. Laporan timbang
terima
ditandatangani oleh
kedua PP dan
mengetahui Karu
(kalau pagi saja).
4. Reward Karu
terhadap perawat
yang akan dan
selesai bertugas.
5. Penutup oleh karu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien.
Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat
klien.

13
Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di
nurse station.
(Nursalam, 2008)

K. Evaluasi dalam Timbang Terima


1) Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima.
Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada
pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore
ke malam dipimpin oleh perawat primer.
2) Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh
seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer
malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke bed klien dan
kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada. Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke klien.
3) Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002). Tujuan umum timbang terima adalah
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
Sedangkan tujuan khususnya diantaranya ialah menyampaikan kondisi dan keadaan
pasien dan menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Manfaat timbang terima bagi perawat diantaranya adalah meningkatkan kemampuan
komunikasi antar perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab
antar perawat. Manfaat bagi klien adalah klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang
optimal. Dan bagi Rumah Sakit adalah meningkatkan pelayanan keperawatan kepada
klien secara komprehensif.
Tiga tahapan dalam timbang terima yaitu: Persiapan yang dilakukan oleh perawat
yang akan melimpahkan tanggung jawab, Pertukaran shift jaga, dan Pengecekan ulang
informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas yang
dilimpahkan.

B. Saran
Sebagai seorang perawat, diharapkan lebih dapat melaksanakan dengan baik pada
laporan timbang terima seperti hendaknya dilengkapi dengan tanda tangan PP pagi dan
PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl-anitanuurl-7231-3-babii.pdf.
Diunduh hari Selasa tanggal 21 Oktober 2014 pukul 10.14 Wita.

http://sigitpurnomodankeluarga.blogspot.com/2010/11/makalah-timbang-terimaoperan.html.
Diunduh hari Selasa tanggal 21 Oktober 2014 pukul 10.31 Wita.

https://www.scribd.com/doc/92366181/MAKALAH-TIMBANG-TERIMA. Diunduh hari


Rabu tanggal 22 Oktober 2014 pukul 06.15 Wita.

16
Role Play Tmbang Terima

Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi : Assalamualaikum,,
Perawat malam : Walaikumsalam
Perawat 1 : ehh,, sudah datang...
Perawat 2 : iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Perawat 3 : yasudah, letakkan dulu tasnya di ruang...
Perawat 2 : baiklah,,

Detik-detik Proses timbang terima pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap Karu,
Katim dan perawat shift pagi datang...
Karu : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...
perawat 3 : baik pak,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Karu : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut
agama dan kepercayaan masing-masing.. doa dimulai... selesai...
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi
ini,.silahkan...
Perawat 3 : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien
baru.. di kamar 3 & 4...
Pasien Pertama (PJ 3)
S : - Tn. F (49 Tahun)
- Kamar 1
- Dx: Asma
- Keadaan komposmetis
- Klien masih sesak napas
- Pernapasan cuping hidung
- Pernapasan cepat
- Terdapat sekret yang kental

B : - Telah diberikan terapi O2 2 liter


- Telah diberikan terapi nebulizar

A : - Pemeriksaan TTV

17
o TD : 130/90 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 30 x/m
o T : 37 oC
- Diet M2
- Terapi IVFD RL 20 tts/m

R : - Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5 jam


- Lakukan pemberian terapi nebulizer 12 x/j
- Pantau pemberian Terapi O2

Perawat 4 : ada yang perlu di cek bg? cek sputum?


Perwat 3 : tidak ada ratih,,
Perawat 5 : masih sering sesak bapak ini?
Perawat 3 : bapak ini masih sesak,, jadi terapi O2 nya tolong nanti di pantau.
Perawat 5 : oh iyaa bg..

Pasien Kedu (PJ 3)


S : - Tn. B (40 Tahun)
- Kamar 2
- Dx: GE
- Pasien mengatakan badannya masih lemas
- Turgor kulit jelek

B : - Kekurangan cairan
- Telah diberikan terapi IVFD RL 20tts/m

A : - Pemeriksaan TTV
o TD : 130/80 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 22 x/m
o T : 36 oC
- Diet M2

R : - Lanjutkan pemberian terapi IVFD RL 20tts/m


- Diet M2

Perawat 2 : bapak ini ada muntah bang?


Perawat 3 : ada tadi malam.. pantau intake & output nya yaa..

Pasien Ketiga (Perawat 1)


S : - Tn. I (48 Tahun)
- Kamar 3

18
- Dx: Post Ob Debridemen et DM + selulitas pada
lengan atas sebelah kiri.

B : - Hb 10
- KGD 145

A : - Pemeriksaan TTV
o TD : 120/90 mmHg
o P : 70 x/m
o R : 22 x/m
o T : 37 oC
- Diet M2
- Urine pekat

R : - Cek Hb
- Kontrol intake & output
- Kontrol TTV setiap 3 jam
- Cek KGD setiap 2 jam

Perawat 2 : iya bg,,Hb terakhir berapa td kak yul ?


Perawat 1 : terakhir HB nya 10, cek Hb nya lagi nanti jangan lupa.
Perawat 2 : baik kak,,,

Pasien Keempat (perawat 1)


S : - Tn. S (35 Tahun)
- Kamar 4
- Dx: Hepatitis
- Pasien lemas, kurang nafsu makan
- Kelihatan kuning

B : - Bilirubin 2,1 mg/dl (N= 0,1 1,2 mg/dl)


- Tidak memiliki riwayat alergi

A : - Pemeriksaan TTV
o TD : 110/90 mmHg
o P : 60 x/m
o R : 24 x/m
o T : 36,7 oC
- Diet M2
- Terapi IVFD RL 20 tts/m

R : - Cek Bilirubin
- Cek Hb

Perawat 5 : ini HB nya berapa kak?

19
Perawat 1 : hasilnya belum keluar, nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
Perawat 5 : ya sudah, sudah...
Perawat 6 : langsung aja kepasiennya.. bawa statusnya
Perawat 3 : (kamar 1-4) siang bapak,, kami mau operan, ini teman saya
Ratih, Muksal dan ria yang nanti akan merawat bapak sampai jam
14.00 siang.. dan ada juga Karu di pagi ini pak, ini pak Fajar.
Perawat 3 : baik,, sudah selesai,
Perawat 6 : mari kita kembali keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
Perawat 6 : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah bagi
yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau pulang
silahkan, dan yang lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri hasil operan
ini,, kita berdoa dulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing,
supaya selamat sampai tujuan, berdoa dimulai.. berdoa selesai..
untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-masing..
terimakasih
assalamualaikum..
Perawat : Walaikumsalam..
perawat 1&3: kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...
Perawat : walaikumsalam..
Perawat 4 : iya, hati-hati dijalan..

20

Anda mungkin juga menyukai