Materi Biokim 2
Materi Biokim 2
Home
About Us
Contact
Energi bebas yang dihasilkan oleh reaksi eksergonik dapat digunakan dalam reaksi
endergonik karena disimpan dalam bentuk senyawa perantara berenergi tinggi. Senyawa
perantara paling umum yang digunakan oleh tubuh adalah adenin trifosfat (ATP).
Energi bebas yang dihasilkan oleh reaksi eksergonik digunakan untuk membentuk ATP
dari adenin difosfat (ADP) dan fosfat anorganik (Pi). Sebaliknya, reaksi endergonik
memperoleh energi bebas dari hidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi.
Reaksi hidrolisis ATP merupakan reaksi yang menghasilkan energi bebas yang
dibutuhkan untuk melakukan reaksi endergonik. Untuk itu, reaksi hidrolisis ATP harus
menghasilkan energi bebas yang mencukupi bagi sebagian besar reaksi endergonik yang
terjadi di dalam tubuh. Energi bebas yang dihasilkan oleh hidrolisis ATP sebesar 30,5
kJ/mol pada keadaan standar dengan konsentrasi ATP, ADP, dan Pi sebesar 1,0 M.
Akan tetapi, pada kenyataannya konsentrasi ATP, ADP, dan Pi dalam sel jauh lebih
rendah dari 1,0 M. Oleh karena itu, hidrolisis ATP pada konsentrasi sesuai dengan
kondisi sel menghasilkan energi yang lebih besar, yaitu antara 50-65 kJ/mol.
Secara kimia, ada beberapa alasan yang menyebabkan hidrolisis ATP dapat
menghasilkan energi bebas yang tinggi yang dirangkum dalam Gambar 1. Alasan
pertama, adanya ketidakstabilan struktur ATP karena terdapat tolakan antar 4 ion
negatif yang terdapat pada struktur tersebut. Hidrolisis menyebabkan ikatan
fosfoanhidrida ujung pada molekul ATP terputus dan memisahkan satu dari tiga muatan
negatif yang terdapat pada fosfat, sehingga dapat mengurangi tegangan akibat tolakan
molekul negatif tersebut. Alasan kedua, Pi yang terbentuk distabilkan oleh resonansi.
Adanya struktur resonansi menyebabkan suatu molekul menjadi lebih stabil sehingga
energi bebasnya menjadi rendah. Alasan ketiga, adanya aksi massa yang menggeser
kesetimbangan ke arah produk hidrolisis. Hidrolisis ATP menghasilkan ADP yang
terionisasi secara langsung. ph tubuh berada pada kisaran 7, berarti konsentrasi H+
hanya sekitar 10-7 M. Konsentrasi H+ tersebut sangat rendah dibandingkan konsentrasi
ATP dan ADP pada tubuh yang berada pada kisaran 10-3 M. Hal tersebut menyebabkan
reaksi akan bergeser ke arah produk hidrolisis. Alasan keempat, derajat solvasi produk
hidrolisis, yaitu Pi dan ADP lebih tinggi dibandingkan pereaksi yakni ATP. Hal tersebut
lebih lanjut dapat meningkatkan kestabilan produk.
Hidrolisis ATP bersifat eksorgenik sehingga dapat digunakan bagi kebanyakan reaksi di
dalam tubuh sebagai sumber energi bebas. Akan tetapi, reaksi ini juga merupakan reaksi
yang lembam secara kinetik. Reaksinya berjalan sangat lambat (dapat dikatakan tidak
terjadi) tanpa adanya bantuan enzim sebagai katalis. Dalam setiap reaksi hidrolisis ATP,
diperlukan jenis enzim kinase tertentu. Dengan demikian, hidrolisis ATP dapat diatur
kecepatannya sesuai dengan kebutuhan tubuh makhluk hidup. LUAR BIASA.