Anda di halaman 1dari 27

Amandemen Pertama pada Sidang Umum MPR, disahkan 19 Oktober 1999

Pada amandemen pertama pasal-pasal yang mengalami perubahan adalah Pasal 5 Ayat 1, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat
(2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar 1945.

Amandemen Kedua pada Sidang Tahunan MPR, disahkan 18 Agustus 2000


Pada amandemen kedua pasal-pasal yang mengalami perubahan dan penambahan adalah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B,
Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25E, Bab X, Pasal 26 Ayat (2) dan Ayat (3),
Pasal 27 Ayat 3, BAB XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, dan Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal
28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36S, Pasal 36B, dan Pasal 36C Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945.

Amandemen Ketiga pada Sidang Tahunan MPR, disahkan 10 November 2001


Pada amandemen ketiga pasal-pasal yang mengalami perubahan dan penambahan adalah Pasal 1 Ayat (2) dan (3); Pasal
3 Ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6 Ayat (1) dan Ayat (2); Pasal 6A Ayat (1), (2), (3), dan (5); Pasal 7A, Pasal 7B Ayat (1), (2),
(3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C, Pasal 8 Ayat (1) dan (2), Pasal 11 Ayat (2) dan (3); Pasal 17 Ayat (4), Bab VIIA, Pasal
22C Ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 22D Ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E Ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan 6;
Pasal 23 Ayat (1), (2) dan (3); Pasal 23A; Pasal 23C, Bab VIIIA, Pasal 23E Ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F Ayat (1) dan
(2); Pasal 23G Ayat (1) dan (2); Pasal 24 Ayat (1) dan (2), Pasal 24A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B Ayat
(1), (2), (3), dan (4); dan Pasal 24C Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Amandemen Keempat pada Sidang Tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002


Pada amandemen keempat pasal-pasal yang mengalami perubahan dan penambahan adalah Pasal 2 Ayat (1); Pasal 6A
Ayat (4); Pasal 8 Ayat (3); Pasal 11 Ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 Ayat (3); Pasal 31 Ayat (1), (2), (3),
(4), dan (5); Pasal 32 Ayat (1) dan (2); Bab XIV; Pasal 33 Ayat (4) dan (5); Pasal 34 Ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal; 37
Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan.

Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945, kita berharap konstitusi Indonesia makin baik dan lengkap untuk
menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan kenegaraan yang demokratis. Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia adalah naskah yang terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal. Pembukaan terdiri atas empat alinea dan
pada batang tubuh terdiri atas 20 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. Amandemen UUD
1945 ini telah memperbarui dan mengubah sistem ketatanegaraan Indonesia yang sebelumnya berdasar pada UUD 1945
sebelum dilakukan amandemen.

UUD 1945 terdiri atas : 20 BAB, 73 PASAL, 194 AYAT, 3 PASAL ATURAN
PERALIHAN DAN 2 PASAL ATURAN TAMBAHAN
UUD 1945 di amandement sebanyak 4 kali

BAB I BENTUK NEGARA DAN KEDAULATAN


(Bab 1 hanya ada satu pasal saja)
Pasal 1
ayat 1 => Indonesia itu negara Kesatuan bentuknya Republik
ayat 2 => Kedaulatan ditangan rakyat diatur Undang2
ayat 3 => Indonesia adalah negara hukum

BAB II MPR (Pasal 2,3)


(Bab 2 isinya tentang MPR (pasal 2 & 3))
Pasal 2
ayat 1 => MPR itu terdiri dari DPR & DPD dipilih melalui pemilu
ayat 2 => MPR bersidang minimal 1 kali dalam 5 tahun
ayat 3 => keputusan MPR ditetapkan dengan suara terbanya
Pasal 3
ayat 1 => MPR berwenang merubah dan mengatur Undang2
ayat 2 => MPR melantik presiden & Wapres
ayat 3 => MPR dapat memberhentikan Presiden & Wapres

BAB III KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA


(PRESIDEN)
(terdiri pasal 4, 5, 6A,7A-B-C,8,9,10,11,12,13,14,15,16 )
Pasal 4
ayat 1 => Presiden memegang kekuasaan pemerintah di atur UUD
ayat 2 => Presiden dibantu oleh Wapres
Pasal 5
ayat 1 => Presiden berhak mengajukan RUU kepada DPR
ayat 2 => Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan UU
Pasal 6
ayat 1 => Persyaratan presiden (WNI,sehat, dsb)
ayat 2 => next diatur Undang2
Pasal 6A
ayat 1 => Presiden & Wapres dipilih langsung oleh rakyat
ayat 2 => Di usung oleh parpol/gabungan parpol
ayat 3 => Meraih suara >50% dgn minimal 20% ditiap provinsi
ayat 4 => Jika tidak ada pasangan calon
ayat 5 => Ketentuan lebih lanjut
Pasal 7
=> Masa jabatan presiden 5 tahun
Pasal 7A
=> MPR dapat memberhentikan Presiden atas usul DPR
Pasal 7B
ayat 1 => Cara Memberhentikan presiden
DPR mengajukan ke MPR terlebih dulu meminta MK untuk memeriksa
ayat 2 => Pengawasan Presiden adalah fungsi DPR
ayat 3 => Syarat pengajuan ke MK
sekurangnya 2/3 jumlah hadir dari 2/3 dari 2/3 jumlah anggota DPR
ayat 4 => Jangka Pemeriksaan MK maximal 90 hari
ayat 5 => Jika terbukti, DPR meneruskan usul ke MPR
ayat 6 => MPR wajib sidang maksimal 30 setelah menerima permintaan
ayat 7 => Keputusan MPR harus dihadiri 3/4 jumlah anggota dan disetujui min 2/3 jumlah hadir
Pasal 7C => Presiden tidak bisa membubarkan DPR
Pasal 8 => Setelah Presiden berhenti
Pasal 9 => Sumpah dan janji Presiden
Pasal 10
=> Presiden memegang kekusaaan tertinggi AD,AL,AU
Pasal 11
ayat 1=> Presiden menyatakan perang, perdamaian, dan perjanjian dengan persetujuan DPR
ayat 2 => Presiden membuat perjanjian internasional dengan persetujuan DPR
ayat 3 => lebih lanjut diatur UU
Pasal 12
=> Presiden menyatakan keadaan bahaya
Pasal 13 (Duta & Konsul)
ayat 1 => Presiden mengangkat DUTA & KONSUL
ayat2 => dengan pertimbangan DPR
ayat 3 => menerima duta negara lain
Pasal 14
ayat 1 => Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi dgn pertimbangan MA
ayat 2 => Presiden memberikan amnesti & abolisi dgn pertimbangan DPR
Pasal 15
=> Presiden memberikan gelar, tanda jasa dll
Pasal 16
=> Presiden membentuk Dewan Pertimbangan

BAB IV DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG


**sudah dihapus bro**

BAB V KEMENTERIAN NEGARA


Pasal 17
ayat 1 => Presiden dibantu menteri
ayat 2 => Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
ayat 3 => menteri membidangi urusan tertentu
ayat 4=> lebih lanjut diatur UU

BAB VI PEMDA (Pasal 18, 18 A,B)


Pasal 18
ayat 1 => NKRI dibagi atas kabupaten & kota
ayat 2 => asas otonomi & tugas pembantuan
ayat 3 => DPRD dipilih melalui pemilu
ayat 4 => Kepala daerah dipilih secara demokratis
ayat 5 => otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
ayat 6 => menetapkan peraturan daerah
ayat 7 => lebih lanjut diatur UU
Pasal 18A => Hubungan pemerintah pusat & daerah
Pasal 18B => Negara mengakui daerah khusus/istimewa (1), hukum (2)

BAB VII DPR (Pasal 19-22B)


Pasal 19
ayat 1 => DPR dipiluh melalui pemilu
ayat 2 => susunan DPR
ayat 3 => Bersidang min 1x setahun
Pasal 20
ayat 1 => kekuasaan membuat Undang2
ayat 2 => RUU dibahas antara Presiden dan DPR
ayat 3 => Jika ditolak, tidak bisa diajukan lagi pada masa itu
ayat 4 => Presiden mengesahkan RUU yang disetujui
ayat 5 => Jika Presiden tidak mengesahkan, dalam 30 hari RUU sah menjadi UU
Pasal 20A
ayat 1 => DPR memiliki fungsi anggaran, legislasi, dan pengawasan
ayat 2 => Hak DPR Interpelasi, angket, menanyakan pendapat
ayat 3 => Hak anggota DPR mengajukan pertanyaan, pendapat, hak imunitas
ayat 4 => lebih lanjut diatur UU
Pasal 21 => Anggota DPR berhak mengajukan RUU
Pasal 22
ayat 1 => Ihwal memaksa Perpu
ayat 2 => Perpu persetujuan DPR
ayat 3 => tidak disetujui Perpu dicabut
Pasal 22A => lebih lanjut
Pasal 22B =>Anggota DPR dapat diberhentikan, syarat diatur UU

BAB VIIA DPD ( Pasal 22C-22D)


Pasal 22C
ayat 1 => DPD dipilih melalui Pemilu
ayat 2 => jumlah tiap daerah sama, jumlah seluruh tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR
ayat 3 => Bersidang min 1X setahun
ayat 4 => next UU
Pasal 22D
ayat 1 => Mengajukan RUU tentang daerah
ayat 2 => DPD ikut membahas RUU
ayat 3 => DPD mengawasi pelaksanaan uu daerah
ayat 4 => DPD dapat diberhentikan

BAB VIIB PEMILU


Pasal 22E
ayat 1 =>Asas Pemilu Luber & Jurdil
ayat 2 => Pemilu untuk untuk pilih siapa??
ayat 3 => DPR & DPD dilakukan oleh parpol
ayat 4 => Peserta anggota DPD = perseorangan
ayat 5 => Pemilu diselenggarakan KPU
ayat 6 => next UU
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB VIII HAL KEUANGAN( Pasal 23, A, B, C, D)
Pasal 23
ayat 1 => APBN ditetapkan tiap tahun untuk rakyat
ayat 2 => RAPBN diajukan Presiden, dibahas DPR dengan pertimbangan DPD
ayat 3 => Jika RAPBN tidak disetujui DPR, menggunakan RAPBN tahun lalu
Pasal 23A => Pajak & pungutan diatur Undang2
Pasal 23B => Mata uang & harga ditetapkan UU
Pasal 23C => Hal lain diatur UU
Pasal 23D => Negara punya bank sentral diatur UU

BAB VIII A BPK (Pasal 23 E, F, G)


Pasal 23 E
ayat 1 => BPK pengelola keuangan
ayat 2 => hasil pemeriksaan keuangan diserahkan DPR,DPD
ayat 3 => hasil ditinjak lanjuti badan/lembaga negara
Pasal 23F
ayat 1 => Anggota BPK dipilih DPR
ayat 2 => Pimpinan BPK dipilih anggota
Pasal 23G
ayat 1 => Berkedudukan di Ibukota, memiliki perwakilan setiap provinsi
ayat 2 => next diatur UU

BAB IX KEKUASAAN KEHAKIMAN (Pasal 24-25)


Pasal 24
ayat 1 => Kekuasaan kehakiman untuk menegakkan hukum
ayat 2 => Kekuasaan dilakukan oleh MA & badan dibawahnya
ayat 3 => Badan lain di atur UU
Pasal 24A
ayat 1 =>MA mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap
undang-undang.
ayat 2 => Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian baik & pengalaman
ayat 3 => Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPRD
ayat 4 => Ketua dan wakil ketua MA dipilih dari/oleh hakim agung
ayat 5 => Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum diatur UU
Pasal 24 B
ayat 1 => Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan hakim agung
ayat 2 => Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan & tdk tercela
ayat 3 => Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden disetujui DPRD
ayat 4 => Susunan & keanggotaan Komisi Yudisial diatur UU
***Pasal 24C***
ayat 1 => MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat
final untuk menguji UU terhadap Undang-Undang Dasar
ayat 2 => MK wajib memutuskan pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden.
ayat 3 => MK mempunyai 9 orng hakim konstitusi diajukan 3 orang oleh MA, 3 orang oleh DPR dan 3 orang oleh
Presiden.
ayat 4 => Ketua & wakil MK dipilih dari/oleh hakim konstitusi.
ayat 5 => Hakim konstitusi harus pengalaman
ayat 6 => Pengangkatan dan berhenti hakim konstitusi di atur UU
Pasal 25 =>Syarat2 hakim ditetapkan UU

BAB IXA**) WILAYAH NEGARA


Pasal 25****) =>NKRI adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara (batas & wilayah)

BAB X WARGA NEGARA DAN PENDUDUK


Pasal 26
ayat 1 => Warga Indonesia adalah penduduk asli yang sah
ayat 2 => Penduduk WNI dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
ayat 3 => hal lain diatur UU
Pasal 27
ayat 1 => Semua warga negara kedudukannya sama di dalam hukum
ayat 2 => Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
ayat 3 => Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan diatur UU

BAB XA**) HAM


Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.** )
Pasal 28 B
ayat 1 => Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.** )
ayat 2 => Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.** )
Pasal 28C
ayat 1 => Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.** )
ayat 2 => Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untukmembangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**)
Pasal 28D
ayat 1 => Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama dihadapan hukum.**)
ayat 2 => Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan
kerja.**)
ayat 3 => Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.**)
(1) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.** )
Pasal 28E
ayat 1 => Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat pendidikan & pengajaran
ayat 2 => Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati
nuraninya.**)
ayat 3 => (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.**)
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.** )
Pasal 28G
ayat 1 => Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di
bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ayat 2 => Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia
dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.** )
Pasal 28H
ayat 1 => Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.**)
ayat 2 => Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat
yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.** )
(1) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat.**)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-
wenang oleh siapapun.** )
Pasal 28I
ayat 1 => Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hakberagama, hak
untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.** )
ayat 2 => Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.**)
ayat 3 => Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan
peradaban.**)
ayat 4 => Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama
pemerintah.** )
ayat 5 => Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis,
maka pelaksanaan HAM dijamin, diatur, dan dituangkan dalam UU
Pasal 28J
ayat 1 => Setiap orang wajib menghormati HAM dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.** )
ayat 2 => Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan UU
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.** )

BAB XI A G A M A
Pasal 29
ayat 1 => Negara berdasar atas Ketuhanan YME
ayat 2 => Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

BAB XII PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA**)


Pasal 30ayat 1 => Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha HANKAM
ayat 2 => HANKAM dilaksanakan TNI dan Polisiayat 3 => TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan laut dan Angkatan
Udara ayat 4 => Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.**)ayat 5 => Susunan TNI
& Polisi, keikutsertaan rakyat diatur UU

BAB XIII PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Pasal 31
ayat 1 => Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan****)
ayat 2 => Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.****)
ayat 3 => Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang.****)
ayat 4 => Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.****)
ayat 5 => Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.****)
Pasal 32
ayat 1 =>
Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.**** )
ayat 2 =>
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.**** )
BAB XIV
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL****)
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.**** )
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.**** )
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.****)
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.****)

BAB XV
BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN **)
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah sang merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.**
Pasal 36B
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya.**)
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur dengan undang-
undang.**)

BAB XVI PERUBAHAN UUD


Pasal 37
(1) Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.****)
(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.****)
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat dihadiri
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.**** )
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan sekurangkurangnya
lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.****)
(5) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.**** )

ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru
menurut Undang-Undang Dasar ini.****)
Pasal II
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan
Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.**** )
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya
dilakukan oleh Mahkamah Agung.**** )

ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
untuk diambil putusan pada sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003.**** )
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal****)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD
1945 atau UUD 45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan
negara Republik Indonesia saat ini.
UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak
tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22
Juli 1959.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia.

Naskah Undang-Undang Dasar 1945


Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16
bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat
berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat
Aturan Tambahan), serta Penjelasan.

Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3
pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.

Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan
Kompilasi Tanpa Ada Opini.

Sejarah Awal
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk
pada tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun rancangan UUD 1945. Pada masa
sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945,
Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang Dasar Negara yang diberi nama Pancasila. Pada
tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9
orang untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Setelah dihilangkannya anak kalimat dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi
pemeluk-pemeluknya maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945
yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang
bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada
masa Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan
ini tanpa kata Indonesia karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada
BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia.

Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 27 Desember 1949)


Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat Wakil Presiden Nomor X pada tanggal 16 Oktober 1945 memutuskan
bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Tanggal 14
November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensial (Semi-Parlementer) yang pertama,
sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem pemerintahan agar dianggap lebih
demokratis.

Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 17 Agustus 1950)
Pada masa ini sistem pemerintahan indonesia adalah parlementer.

bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya federasi yaitu negara yang didalamnya
terdiri dari negara-negara bagian yang masing masing negara bagian memiliki kedaulatan sendiri
untuk mengurus urusan dalam negerinya.

Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 5 Juli 1959)


Pada periode UUDS 50 ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang sering
disebut Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti, akibatnya
pembangunan tidak berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan
partai atau golongannya. Setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal
yang dialami rakyat Indonesia selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa
UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa
Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan
Indonesia membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta merintangi
pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur; sehingga pada
tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya
kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950

Periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 1966)


Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling tarik ulur
kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5
Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu isinya
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan Undang-
Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.

Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:

Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua
DPA menjadi Menteri Negara

MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup

Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia

Periode UUD 1945 masa orde baru (11 Maret 1966 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD
1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.

Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat sakral, di
antara melalui sejumlah peraturan:

Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya

Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan bahwa
bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat
melalui referendum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan TAP
MPR Nomor IV/MPR/1983.

Periode 21 Mei 1998 19 Oktober 1999


Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan
oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.

Periode Perubahan UUD 1945


Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)
terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa
Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu luwes (sehingga
dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.

Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan
bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah Pembukaan
UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan atau
selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensial.

Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen)
yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:

Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan Kedua UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga UUD 1945

Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD 194
RANGKUMAN MATERI PEND PANCASILA

Sejarah Pancasila

Lahirnya pancasila dilatar belakangi oleh sejarah masuknya agama besar di nusantara (
islam, hindu, budha ) menjadi landasan hidup beragama dan bermasyarakat. Selain itu juga
didasari atas pergerakan Indonesia yang dimulai sejak masa hindu budha yakni pada masa
kerajaan majapahit. Perumusan pancasila sendiri dimulai saat jepang menjanjikan kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 29 april 1945, karena hal itu dengan berdirinya sebuah negara maka
harus memiliki landasan atau dasar bagi negara itu sendiri maka dirumuskanlah Pancasila.

Isi dari pancasila itu sendiri tertuang dalam isi pidato Mr. Muh Yamin pada tanggal 29
mei 1945 yakni :

1. pri kebangsaan,
2. pri kemanusiaan,
3. pri ketuhanan,
4. pri kerakyatan
5. pri kesejahteraan.
Proklamasi juga memiliki hubungan yang erat dengan lahirnya pancasila karena
proklamasi merupakan titik kuliminasi dari perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh
kemerdekaanselain itu proklamassi juga dianggap sebagai konsekuensi bangsa Indonesia yang
telah merdeka dan menyamakan kedudukannya dengan bangsa lain selain itu juga merupakan
konsekuensi keluar yakni menyebarkan pemberitaan tentang kedaulatan atau kemerdekaan
terhadap bangsa lain.

Pancasila sebagai sistem nilai


Sistem secara sederhana yang dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Sedangkan nilai yaitu salah satu cara atau tolak ukur dalam suatu objek yang
bersifat abstrak. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem nilai adalah konsep atau gagasan
yang menyeluruh mengenai apa yang hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar anggota
masyarakat.

Pancasila juga dapat bersifat objektif dan subjektif. bersifat objektif artinya nilai nilai
tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara negara lain, tentunya tidak dengan nama
pancasila. Sedangkan bersifat subjektif artinya bahwa nilai nilai pancasila itu terletak pada
pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri yaitu masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai pancasila itu sendiri merupakan ideologi bagi
bangsa Indonesia menjadi landasan , dasar, serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam
kehidupan sehari hari dan dalam kehidupan kenegaraan.

Makna sila sila pancasila :

1. Arti dan makna sila ketuhanan yang maha Esa


Dalam konteks bernegara pancasila mengatur kebebasan masyarakat Indonesia untuk memluk
agama sesuai dengan keyakinannya. Dengan sila ketuhanan yang Maha Esa itu maka bangsa
Indonesia mempunyai satu asas yang dipegang teguh yaitu bebas untuk memeluk agama dan
beribadah menurut agama masing masing.

2. Arti dan makna sila kemanusiaan yang adil dan beradab


Dengan adanya sila ini dengan sendirinya jika dalam kelompok terdapat ras, tidak boleh berbuat
eksklusif atau menyendiri satu sama lain. Hal ini berarti bahwa setiap mannusia mempunyai
derajat yang sama dihadapan hukum.

3. Arti dan makna sila persatuan indonesia


Makna dalam sila ini adalah nasionalisme, nasionalisme dalam hal ini adalah perasaan satu
sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh bangsa yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu
hal hal yang sifatnya tidak sejalan dengan persatuan dan kesatuan harus diusahakan agar tidak
terwujud sebagai suatu prinsip dalam masyarakat indonesia.

4. Arti dan makna sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwaakilan.
Permusyawaratan diusahakan agar dapat menghasilkan keputusan keputusan yang diambil
secara bulat.

5. Arti dan makna sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan berarti adanya persamaaan dan salin menghargai karya orang lain. Kemkmuran yang
merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat. Dinamis dalam arti diupayakan
lebih tinggi dan lebih baik.

Liberalisme : adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan


individu dalam segala bidang. Menurut paham ini titik pusat dalam hidup
ini adalah individu. Karena ada individu maka masyarakat dapat tersusun
dan karena individu pula negara dapat terbentuk. Oleh karena itu, masyarakat
atau negara harus selalu menghormati dan melindungi kebebasankemerdekaan
individu. Setiap individu harus memiliki kebebasan kemerdekaan,
seperti dalam bidang politik, ekonomi, dan agama.

Nasionalisme : nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan


kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa kebenaran politik.

Sosialisme : (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti
kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya
sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang
berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak
lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya
memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut
ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme yaitu sosial demokrat, komunisme,
anarkhisme, dan sinkalisme (Ali Mudhofir, 1988). Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal
abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19
yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai
faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.

Terorisme : adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan


teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada
tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang
acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan teroris dan terorisme, para
teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang
salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : Makna
sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk
sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan
mengatasnamakan agama.

Amandemen UUD45

Undang undang di indonesia telah mengalami beberapa kali amandemen (perubahan


perubahan ). Sejak mei 1998 bangsa indonesia bertekad mereformasi berbagai bidang kehidupan
kenegaraan dengan catatn :

1. Amandemen tidak merubah negara kesatuan republik Indonesia

2. Amandemen tidak merubah pembukaan UUD 45

3. Amandemen tetap mempertahankan sistem presidensial

Sejak tahun 1999 sampai tahun 2002 majelis permusyawaratan rakyat RI telah empat kali
menetapkan perubahan pasal pasal yang di ubah dan ada pula pasal pasal yang ditambah.
I. Perubahan pertama terhadap pasal UUD45 ditetapkan pada tanggal 19 oktober 1999.
II. Perubahan Kedua ini dilakukan pada sidang MPR, tepatnya pada tanggal 18 agstus 2000.
III. Perubahan ketiga ditetapkan oleh MPR pada tanggal 9 november 2001.
IV. Perubahan keempat dilakukan pada sidang tahunan MPR bulan agustus 2002.

a) Pelaksanaan UUD45 pada masa awal kemerdekaan ( 18 agustus 1945 27 desmber 1949 )
Dengan ditetapkannya pancasila dan UUD 45 oleh PPKI mmerupakan modal berharga
untuk mendapatkan pemerintahan RI yang bisa berjalan dengan baik. Namun sebelum cita cita
itu terwujud bangsa Indonesia harus dihadapkan pada masalah baru yaitu kehadiran tentara
sekutu dan nica ke wilayah Indonesia. Hal itu membuat pemerintah dan rakyat Indonesia
memusatkan perhatian dan upaya mempertahankan negara kesatuan RI dan sistem pemerintahan
berdasarkan UUD45 belum dapat dilaksanakan.

Pada awal berdirinya negara ini banyak lembaga tinggi negara belum terbentuk. Hal ini
kemudian diantisipasi dengan aturan peralihan pasal 4. Untuk memperkuat kedudukan komite
nasional Indonesia pusat, maka pada tanggal 16 oktober 1945 dikeluarkannya maklumat wakil
presiden nomor X yang isinyaa KNIP sebagai pembantu presiden menjadi badan yang diberi
tugas legislativ dan ikut menetapkan GBHN.

Pada tanggal 3 november 1945 diumumkan lagi maklumat wakil presiden tentang
pembentukan partai partai politik. Selanjutnya atas usul KNIP keluarlah maklumat pada
tanggal 14 november 1945 yang isinya merubah kabinet presidensial menjadi kabinet
parlementer.

Maka seejak tanggal 14 november 1945 itu kekuasaan eksekutif dipegangkan oleh
perdana mentri dan mentri mentri yang bertanggung jawab kepada KNIP bukan kepada
presiden. Di lain pihak perundingan dengan belanda dan sekutu memenangkan Indonesia sebagai
sebuah negara merdeka dan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh belanda pada tanggal 27
desember 1945 dengan syarat :

I. Negara RI dipecah pecah menjadi negara negara bagian (RIS)

II. UUD45 diganti menjadi UUD KRIS

Maka sejak saat itu Indonesia menjadi negara serikat dengan UUD yang ditentukan oleh
sekkutu dengan paham liberalisme.

b) Masa UUDS 1945 ( 17 AGUSTUS 1950 5 JULI 1959 )


Sejak diberlakukannya UUD kris maka Indonesia menjadi negara federal. Tetapi
semangat dan perjuangan bangsa Indonesia untuk mempersatukan republik Indonesia kembali
menjadikan negara RI utuh kembali. Pada tanggal 17 gustus 1950 negara KRIS sudah
sepenuhnya menjadi negara RI dengan UUDS 1950 dan system pemerintahan bersifat
perlementer.

Bentuk pemerintahan dan bentuk negara Indonesia menurut pasal 1 UUDS RI 1950
menyatakan :

I. RI yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk
kesatuan.

II. Kedaulatan RI adalah di tangan dan dilakukan oleh pemerintah bersama sama DPR.

Sistem pemerintahan nyang dianut oleh UUDS 1950 adalah parlementer dengan
menggunakan kabinet parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana mentri. Pada saat mulai
berlakunya UUDS 1950 badan legislatif yang ada adalah DPR ssementara yang terdiri dari
gabungan DPR RIS ditambah dengan anggota dan ketua BPKNIP ditambah dengan anggota atas
penunjukan presoden.

Pada sistim parlementer fungsi presiden sebagai kepala pemerintahan digantikan oleh
perdana mentri sehingga presiden hanya sebagai kepala negara atau simbol negara. Presiden
sebagai kepala negara memilik tugas tugas sebagai berikut :

Mewakili negara di acara acara negara

Mengangkat duta dan konsult

Menerima tamu negara

Menyatakan perang

Sedangkan dalam sistim presidensial presiden memiliki fungsi sebagai kepala


pemerintahan yaitu bertugas menjalankan semua sistim pemerintahan dalam satu negara.
Pada perkembangannya dengan adanya UUDS 1950 ini menyebabkan munculnya banyak
masalah dalam pemerintahan negara sehingga presiden soekarno memutuskan untuk kembali
mengguanakan uud 1945 sebagai dasar negara Indonesia dan setelah itu pada tanggal 5 juli 1959
presiden soekarno mengeluarkan dekrit presiden yang berisi:

i. Pembubaran konstituante

ii. Berlakunya kembali UUD45 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950

iii. Pembentukan MPR sementara dan DPA sementara.

Dengan adanya dekrit inilah yang menjadi sumber hukum dan penyelenggaraaan
pemerintahan.

c) Pelaksaan UUD 1945 Pada Masa Orde Lama dan Orde Baru

Orde Lama (5 Juli 1959 11 Maret 1966)


Masa orde lama di mulai sejak adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulai berlakunya kembali
Undang Undang Dasar 1945 bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian,
Dekrit Presiden 5 juli 1959 itu merupakan sumber hukum dan ketatanegaraan yang sangat
penting di Negara Republik Indonesia.

Pada masa orde lama, seharusnya segala sistem pemerintahan dan pelaksanaannya
sesuai yang di atur dalam UUD 1945. Akan tetapi, dalam kenyataannya terdapat berbagai
penyimpangan.Seperti pengangkatan presiden soekarno sebagai presiden seumur hidup yang
jelas jelas bertentangan dengan UUD 1945.

d) Masa orde baru ( 11 maret 1966 21 mei 1998 )

orde baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang
diletakkan kembali pada kemurnian pelaksanaan pancasila dan UUD45. Tekat orde baru ialah
melaksanakan pancasila dan UUD45 dengan murni dan konsekuen. Namun pada masa ini juga
terjadi banyak penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru. Kebijakan
kebijakan yang diambil pemerintah juga cenderung untuk kepentingan golongan.
Selain itu juga terjadi banyak teror fisik maupun psikologis.
Dalam pelaksanaan Orde Baru berusaha melaksanakan demokrasi dengan sebaik baiknya
anatara lain dengan menyelenggarakan pemilihan umum guna mewujudkan adanya MPR.
Pembukaan UUD 1945 ( arti dan makna ) Arti dan Makna Alinea alinea pembukaan UUD
1945

Alinea pertama

Pada alinea pertama terdapat dua asas pikiran yaitu perikemanusiaan dan
perikeadilan.

Alinea kedua

Bangsa Indonesia dari dalam terpaksa berjuang untuk merealisir hak kodrat dan hak
morilnya ke merdekaan atas kedauatan sendiri, berhasil membentuk negara indonesia yang dicita
citakan dan mempunyai sifat sifat tertentu.

Alenia ketiga

Bangsa indonesia menyatakan kemerdekaan indonesia itu atas kekuatan bangsa


indonesia sendiri , didukung oleh seluruh rakyat.

Alenia keempat

Berisi pokok kaidah negara yang fundamental yaitu : fungsi dan tujuan negara ,
keharusan adanya undang undang dasar, adanya asas politik negara yaitu republik yang
berkedaulatan dan adanya asas kerohanian negara.

Tujuan pembukaan UUD 1945

I. Mempertanggungjawabkan

II. Menetapkan cita cita bangsa

III. Proklamasi kemerdekaan menjadi permulaan dan dasar hidup kebangsaan.

IV. Sebagai ketentuan pedoman dan pegangan.


Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan UUD
Aline alinea dalam pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan sendiri dengan UUD. Alinea
pertama sampai ketiga memiliki hubungan dengan peristiwa yang mendahului terbentuknya
negara Indoonesia, tidak mempunyai hubungan yang organis dengan UUD.
Sedangkan alinea keempat memiliki hubungan dengan terbentuknya UUD itu sendiri selain itu
juga memiliki hubungan dengan pembentukan pemerintahan negara akan diatur di dalam UUD.
Kemudian negara Indonesia berbentuk republik yang berkedaulatan rakyat. Dan sebagai
ditetapkannya dasar pancasila.

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan proklamasi 17 agustus 1945


letak dan sifat hubungan antara pembukaan dengan proklamasi

Proklamasi dan pembukaan adalah satu kesatuan.

Ditetapkannya pembukaan pada 18 agustus 1945 bersama sama dengan ditetapkannya UUD

Pembukaan pada hakikatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih rinci.

Pancasila sebagai orientasi dan kerangka acuan pembangunan


pancasila sebagai orientasi pembangunan.
Pada saat ini pancasila lebih banyak dihadapkan pada tantangan berbagai varian kapitalisme dari
pada komunisme atau sosialisme. Ini disebabkan perkembangan kapitalisme yamg bersifat
global. Fungsi pancasila ialah memberi orientasi terbentuknya struktur kehidupan sosial politik
dan ekonomi yang manusiawi, demokratis dan adil bagi seluruh rakyat.
Pancasila sebagai kerangka acuan pembangunan

Pancasila diharapkan dapat menjadi kerangka referensi untuk membangun suatu model
masyarakat atau untuk memperbaharui tatanan sosial budaya. ada dua fungsi dari pancasila
sebagai kerangka acuan:

1. Pancasila menjadi dasar visi yang memeberi inspirasi untuk membangun suatu corak tatanan
sosial budaya yang akan datang.

2. Pancasila sebagai nilai nilai dasar menjadi refrensi kritik sosial budaya.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa
Pancasila sebagai paradigma artinya nilai nilai dasar pancasila secara normativ menjadi dasar,
keranga acuan, dan tolak ukur segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di
Indonsia.

1. Sebagai paradigma pembangunan pendidikan.

Pendidikan pada dasarnya adalah pemanusiaan, dan ini memuat hominiasi dan
humanisasi. Salah satu agenda penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan berbangsa
kita adalah melalui pendidikan .

2. Sebagai paradigma pembangunan ideologi.

Ideologi merupakan prinsiip dunamika, karena merupakan pedoman yang berbentuk cita
cita

3. Sebagai paradigma pembangunan politik.

Dengan kelima prinsipnya pancasila menjadi dasar yang cukup integratif bagi kelompok
kelompok politik yang cukup heterogen dalam sejarah Indonesia modern.

4. Sebagai paradigma pembangunan ekonomi

Dalam penyusunan sistem ekonomi nasional yang tangguh untuk mewujudkan


masyarakat yang adil dan makmur, pancasila lah yang menjadi landasan filos0fisnya.

5. Sebagai paradigma pengembangan sosial

Karena indonesia memiliki keberagaman budaya maka untuk mempersatukannya tetap


menggunakan pancasila sebagai landasannya.

6. Sebagai paradigma pembangun ketahanan nasional

7. Kaitan pancasila dengan ketahanan nasional adalah kaitan antara ide yang mengakui pluralitas
yang membutuhkan kebersamaan.

8. Sebagai paradigma pembangun hukum


Hukum di indonesia bersumber pada pancasila

9. Sebagai paradigma pembangun beragama

Untuk mewujudkan kesatuan dan menghargai pluralitas dalam masyarakat.

10. Sebagai paradigma perkembangan iptek

Ilmu teknologi yang berkembang harus dapat dipertanggung jawabkan tentang hak dan
kewajiban dalam mengembangkan iptek diatur dalam pancasila.

BHINEKA TUNGGAL IKA

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh burung Garuda dan
pemakaiannya diresmikan sebagai Lambang Negara Indonesia pertama kali pada Sidang Kabinet
Republik Indonesia Serikat pada tanggal 11 Februari 1950.
Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuna dan diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia Berbeda-beda tetapi tetap satu. Kalimat tersebut merupakan kutipan dari
sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu : Kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan
Majapahit sekitar abad ke-14. Dalam Kakawin Sutasoma (Purudasanta), pengertian Bhinneka
Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan bidang kepercayaan juga keanekaragam agama
dan kepercayaan di kalangan masyarakat Majapahit.
Bila diterjemahkan secara per kata, Bhinneka Tunggal Ika adalah :
Bhinneka artinya beraneka ragam atau berbeda-beda menjadi pembentuk kata
aneka
Tunggal artinya satu
Ika artinya itu

Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu
kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah,
ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Kutipan ini berasal dari Pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:
Rwneka dhtu winuwus Buddha Wiswa. Bhinnki rakwa ring apan kena parwanosen?
Mangka ng Jinatwa kalawan iwatatwa tunggal Bhinnka tunggal ika tan hana dharma
mangrwa.
Terjemahan :
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. Mereka memang berbeda,
tetapi bagaimanakah bisa dikenali? Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Sejarah Bhineka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva dilontarkan pada masa
Majapahit. Sesungguhnya Bhineka Tunggal Ika telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana,
ketika aliran Tantrayana mencapai puncak tertinggi perkembangannya. Oleh karena itulah
Nararyya Wisnuwarddhana didharmakan pada dua loka di Waleri bersifat Siwa dan di Jajaghu
(Candi Jago) bersifat Buddha. Juga putra mahkota Kertanagara (Nararyya Murddhaja)
ditahbiskan sebagai JINA (Jnyanabajreswara atau Jnyaneswarabajra). Inilah fakta bahwa
Singasari merupakan embrio yang menjiwai keberadaan dan keberlangsungan kerajaan
Majapahit.
Narayya Wijaya sebagai pendiri kerajaan tak lain merupakan kerabat sekaligus
menantu Sang Nararyya Murddhaja (Sri Kertanagara : Raja Singasari terakhir). Sehubungan
bahwa semboyan tersebut embrio dari Singasari yakni pada masa Wisnuwarddhana sang
dhinarmmeng Ring Jajaghu (Candi Jago), maka baik semboyan Bhinneka Tunggal Ika maupun
bangunan Candi Jago kemudian disempurnakan pada masa Majapahit. Oleh sebab itu kedua
simbol (wijaksara dan bangunan) tersebut lebih dikenal sebagai hasil peradaban era Majapahit.
Padahal sesungguhnya merupakan hasil proses perjalanan sejarah sejak awal.
Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharmma Mangrva oleh Mpu Tantular
pada dasarnya pernyataan daya kreatif dalam upaya mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan
keagamaan, sehubungan dengan usaha bina negara kerajaan Majapahit kala itu, telah
memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan, dimana
telah menyadari bahwa menumbuhkan rasa dan semangat persatuan itulah Bhinneka Tunggal Ika
yang akhirnya diangkat menjadi semboyan yang diabadikan dalam lambang Negara Kesatuan
Republik Indonesia, Garuda Pancasila.
Dalam lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pengertian Garuda Pancasila
diperluas menjadi tidak terbatas dan diterapkan tidak hanya pada perbedaan kepercayaan dan
keagamaan, melainkan juga terhadap perbedaan suku, bahasa, adat istiadat (budaya) dan beda
kepulauan (antara nusa) dalam kesatuan Republik Indonesia tercinta. Sesuai makna semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Memberi makna
secara keseluruhannya memiliki perbedaan tetapi pada hakekatnya satu, satu bangsa dan satu
Negara Republik Indonesia. Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia, Garuda Pancasila
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun
1951, pada tanggal 17 Oktober dan diundangkan pada tanggal 28 Oktober 1951 tentang
Lambang Negara.
Bahwa usaha bina negara baik pada masa pemerintahan Majahapahit maupun
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan pada pandangan yang sama
yaitu semangat rasa persatuan, kesatuan dan kebersamaan sebagai modal dasar dalam tegaknya
negara Indonesia.
Sementara semboyan Tanhana Dharmma Mangrva digunakan sebagai semboyan
Lambang Pertahanan Nasional (LemHamNas). Makna kalimat tersebut adalah Tidak ada
kebenaran yang bermuka dua.
Kemudian oleh LemHaNas semboyan kalimat tersebut diberi pengertian ringkas dan
praktis yakni Bertahan karena benar Tidak ada kebenaran yang bermuka dua sesungguhnya
memiliki pengertian agar hendaknya setiap manusia senantiasa berpegang dan berlandaskan pada
kebenaran yang satu. Sebagai bahan catatan, bahwa realitas kemajemukan bangsa adalah warisan
sejarah panjang perjalanan Indonesia selama berabad-abad sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa. Dengan luas wilayah Nusantara yang hampir 2 juta kilometer persegi, terdiri dari sekitar
13.700 pulau besar dan kecil, lebih dari 300 ragam etnis, dengan adat istiadat, budaya dan
keyakinan agama yang berbeda-beda, menyimpan potensi keretakan yang kapan saja bisa
mengemuka apabila tidak ada alasan atau raison deetre sebagai bangsa untuk bersatu.
Bahwa raison deetre untuk menjadi satu bangsa, bukan sekedar perasaan subjektif para
pendiri bangsa menjelang Proklamasi 17 Agustus 1945, melainkan mendapatkan pijakan sejarah
selama berabad-abad seperti yang telah dibuktikan.
Dan kesadaran sebagai putra-putri dari sebuah bangsa besar yang telah melahirkan
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, kiranya menjadi tugas sejarah untuk terus memperjuangkan,
menjaga dan mewujudkan kesatuan bangsa Indonesia dan menjadi obor penyuluh, ketika
sebagian anak-anak bangsa mulai dijangkiti penyakit sektarian sempit, fanatisme agama dan
egoisme kelompok serta golongan yang hanya akan mengorbankan persatuan dan kesatuan
bangsa.

http://www.markijar.com/2015/11/materi-tes-wawasan-kebangsaan-twk-cpns.html

Anda mungkin juga menyukai