Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24
jam setelah anak lahir. Dalam pengertian ini dimaksudkan juga perdarahan karena
retensio plasenta.
Perdarahan terutama perdarahan post partum masih merupakan salah satu dari sebab
utama kematian ibu dalam persalinan. Karena itu ada 3 hal yang harus diperhatikan
dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum, yaitu :
penghentian perdarahan, jangan sampai timbul syok penggantian darah yang hilang.
Melihat dari masalah tersebut maka diperlukan manajemen asuhan kebidanan yang
komperensif yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif secara
terpadu dan berkesinambungan. Dan harapan nantinya mampu mengambil keputusan
secara cepat bila menemukan masalah-masalah yang terjadi selama kehamilan

1.2 Tujuan
Agar mahasiswa mapu menerapkan dan memahami ilmu pengetahuan secara teoritis
dan praktis mengenai asuhan kebidanan pada persalinan melalui pendekatan
menajemen kebidanan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Persalinan


2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 0993 :
180). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 :134).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban
didorong keluar melaui jalan lahir. Jadi persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada krhsmilsn cukup bulan
(37-40 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada
janin (Sarwono, 1999 : 100).

2.1.2 Bentuk Persalinan Berdasarkan Definisi


1. Persalinan Spontan
Bila persalinan seluruhnya beralngsung dengan kekuatan sendiri dan
tanpa bantuan alat.
2. Persalinan Buatan
Bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar seperti vacuum, forcep
dan section caesaria (SC).
3. Persalianan Anjuran
Persalinan yang pada usia 40 minggu ibu belum merasakan mulas dan
di induksi untuk membuat uterus berkontraksi.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhih persalianan
1. Power / tenaga
Terdiri dari :
- Kontraksi dinding perut
- Kontraksi diafragma perut atau kekuatan mengejan
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2. Passenger / janin
- Terdiri dari janin dan plasenta
- Penurunan presentasi dan perubahan posisi
- Warna cairan ketuban
3. Passage / Jalan Lahir
Meliputi :
a. Bagian Keras : Tulang dan Sendi
b. Bagian Lunak : Otot, Jaringan, dan Ligament

2.1.4 Beberapa teori yang dapat menyebabkan pesalinan


1. Penurunan kadar progesterone
Progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya
esterogen dapat meninggikan kerentanan otot rahim. Pada akhirnya
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his
2. Teori oxytosin
Pada akhirnya kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga timbul
kontraksi otot-otot rahim
3. Pengaruh janin
4. Kerenggangan otot
Dengan majunya kehamilan makin meregang otot-otot rahim akan
makin rentan
2.1.5 Kala dalam persalinan
1. Kala I (pembukaan)
Ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah, karena serviks
mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement)
- Fase laten
Pembukaan terjadi lambat sampai pembukaan 4 cm
- Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi :
Fase akselerasi
Berlangsung selama 2 jam, pembukaan 4-5 cm
Fase dilatasi maksimal
Berlangsung 2 jam, pembukaan 5-9 cm
Fase diselerasi
Berlangsung 2 jam, pembukaan 9-10 cm / lengkap
2. Kala II
Dimulai oleh pembukaan lengkap 10 cm sampai bayi lahir. Proses
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jan pada multi
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya placenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit
4. Kala IV
Dimulai saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum
2.2 LANDASAN TEORI RETENSIO PLASENTA
1. Pengertian
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta tidak dapat lahir setelah 30 menit
kelahiran bayi
(FK. Surabaya)
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dan dalam waktu 1 jam
setelah bayi lahir.
(Mochtar, 1998)

2. Jenis retensio plasenta


a. Retensio plasenta tanpa perdarahan yaitu bila terjadi bagian plasenta belum lepas
b. Retensio plasenta dengan perdarahan

3. Etiologi
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus karena tumbuh melekat lebih dalam
sehingga kontraksi uterus kurang kuat. Menurut tingkatannya :
- Plasenta adhesive
- Plasenta inkreta
- Plasenta akreta
- Plasenta perkreta
b. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar (inkarserasia plasenta)
c. Pimpinan kala III yang salah : memijat rahim tidak merata, massase sebelum plasenta
lepas
d. Kontraksi uterus yang hipertonik
e. Kelainan bentuk plasenta
- Plasenta fenestrate
- Plasenta membranacea
- Plasenta bilobata
- Plasenta succenturiata
- Plasenta spuria

4. Faktor presdipopsisi
a. Kehamilan ganda
b. Over distensi rahim
c. Atonia rahim
d. Persalinan yang tidak baik juga efek anatomi seperti fibroid, anomaly rahim atau
jaringan parut akibat pembedahan rahim sebelumnya
e. Plasenta yang abnormal seperti yang terjadi pad plasenta akreta atau implantasi
plasenta pada septum uterus atau jaringan parut
f. Miomektomi, curettage, endimetritis sehubungan dengan TBC

5. Penanganan
a. Kaji ulang indikasi
b. Persetujuan tindakan medis
c. Kaji ulang prinsip dasar perawatan dan pasang infuse
d. Berikan sedatifa dan analgetika (missal petidin dan diazepam I.V)
e. Beri antibiotika dosis tinggi
f. Pasang sarung tangan DTT
g. Jepit tali pusat dengan kokher dan tegangkan sejajar lantai
h. Masukkan tangan secara obstetric dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
i. Tangan sebelum menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus uterus
sekaligus menahan intersio uteri
j. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
k. Buka tangan obstretik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan
l. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
m. Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sampai bergeser ke cranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
n. Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta,
dan siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginal
o. Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta
p. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta
sikeluarkan
q. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus
r. Beri oksitosin IV dalam 500 ml cairan IV 60 tetes/ menit dan massase uterus untuk
merangsang kontraksi
s. Jika masih berdarah banyak dari ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin
t. Periksa apakah plasenta lengkap apa tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi ke
dalam cavum uteri
u. Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi

6. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Perforasi
d. Syok hipovolemik

MANAJEMEN RETENSIO PLASENTA


I. Pengkajian
a. Data Subyekyif
- Biodata
Umur : resiko tinggi terjadi pada umur > 30 tahun
- Keluhan utama
Adanya keluahan plasenta belum lepas 30 menit, perdarahan sedikit atau perdarahan
banyak, persalinan lama
- Riwayat penyakit sekarang
Apakah mempunyai riwayat penyakit fibroid dan kelainan letak rahim
- Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah mempunyai riwayat endometritis sehubungan TBC dan menjalani momektomi
- Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Apakah mempunyai riwayat gemeli, atonia, uteri, plasenta adhesive, ikreta, perkreta
inkarserasio plasenta, kelainan plasenta fenestrate, membranacea bilobata, plasenta
succenturiata, plasenta spiria, atonia rahim, overdistensi rahim, kontraksi uterus
hipertonik, grademulti.

b. Data Obyektif
- Pemeriksaan umum
KU : Composmentis sangat syok
Tensi : Normal (110/70-130/90 mmHg)
Nadi : Normal 60-90 x/menit)
Suhu : Normal (36,5 37,3oC)
Pernafasan : Normal (16-24 x/menit)
- Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Muka : Apakah pucat/ tidak , berkeringat bila terjadi perdarahan banyak
Mata : Conjungtiva pucat apabila terjadi perdarahan banyak
Genetalia : Perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat terjulur sebagian
Palpasi
TFU sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
TFU 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata
TFU sepusat pada retensio plasenta akreta
Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
Bentuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta
Kontraksi uterus lembek
Ekstremitas teraba dingin
- Pemeriksaan penunjang
Golongan darah
Hb
- Pemeriksaan genekologi
Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis serviks tetapi
secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterys

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : P .. Ab kala II dengan retensio plasenta
Ds : Adanya keluhan plasenta belum lepas 30 menit setelah bayi lahir, perdarahan sedikit
atau banyak, persalinan lama
Do : KU : Composmentis sampai syok
Tensi : Normal sampai syok
Nadi : Normal hingga meningkat bila terjadi syok
Suhu : Normal hingga menurun bila terjadi syok
Pernafasan : Normal hingga meningkat bila terjadi syok
Genetalia : perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat terjulur sebagian
TFU sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
TFU 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata
TFU sepusat pada retensio plasenta akreta
Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial
Bentuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata
Kontraksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta
Kontraksi uterus lembek
Ekstremitas teraba dingin
III. Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial
- Perdarahan
- Syok
- Infeksi
- Gangguan rasa nyaman

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


- Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV
- Plasenta manual

V. Intervensi
Tujuan : Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi
Criteria hasil :
- Plasenta lahir lengkap
- Ku dan TTV kembali normal
Intervensi
1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga
R/ Dengan pendekatan dengan pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap
tindakan perawatan
2. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi
R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah terjadinya infeksi dan
penularan penyakit
3. Lakukan observasi TTV dan KU
R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
4. Pasang infuse Na Cl atau Rl
R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan
5. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuai dengan standar
R/ Dengan dilakukanya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan
tidak terjadi
6. Periksa pelepasan plasenta
R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan
dari plasenta tersbut
7. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam memberikan antibiotic spectrum luas
R/ Mencegah terjadinya infeksi
8. Mengajari pada ibu cara massase infeksi
R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan

VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi

VII. Evaluasi
- Plasenta lahir lengkap
- Ku dan TTV kembali normal
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : 26-10-2012 Jam : 07.30 WIB
A. Data Subyekatif
1. Biodata
Nama pasien : Ny :N Nama Suami : Tn A
Umur : 30 th Umur : 32 th
Pendidikan : SMP Pendidkan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasata
Alamat : Dumpul Pakis

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan selelsai melahirkan dam ari-ari belum lepas selama 30 menit

3. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan tidak punya penyakit menular (Dm, Hipertensi), menahun (TBC,
jantung), menular (TBC), dan tidak punya riwayat kembar

4. Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, menahun ataupun menular

5. Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menahun ataupun
menahun dan tidak ada riwayat kembar

6. Riwayat haid
- Menarche : 13 tahun
- Siklus haid : 7 hari
- Lama haid : 28 hari (teratur)
- Banyaknya : 2-3 softex / hari
- Disminorhea : hari 1-2 haid
- HPHT : 20 Februari 2006
- TP : 27 November 2006

7. Riwayat perkawinan
Nikah :1x
Lama nikah : 9 tahun
Umur I nikah : 21 tahun

8. Riwayat obstretik (kehamilan, persalinan, nifas yang lalu)

Suami Keluhan Persalinan Anak


Nifas KB
ke Hamil UK Penyulit Jenis Tmp Penolong BBL Penyulit Sex Umur H/M
1 I 38- - PKM Bidan 3150 Retplas N 7 th H Depo
2 Hamil 39

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan mengikuti KB suntik 3 bulanan selama 7 tahun

10. Riwayat kehamilan sekarang


- Usia kehamilan 39-40 minggu
- ANC 8x periksa ke PKM
- Mual-mual umur kehamilan 8-10 minggu
- Imunisasi TT 2x
- Ibu mendapatkan obat berwarna merah (Fe) diminum 1x1 tablet sebelum tidur
malam, Kalk, dan vitamin C

11. Pola kebiasaan sehari-hari


- Pola nutrisi
Selama hamil : Makan 3x sehari porsi sedang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayuran, kadang ditambah
buah dan susu.
Di PKM : Makan 1x sehari porsi sedang tidak habis dan gelas the manis
- Pola eliminasi
Selama hamil : BAK 5-6x / hari warna kuning jernih
BAB 1x sehari
- Pola aktivitas
Selama hamil : Tidur malam 8 jam , jarang tidur siang
Di PKM : Ibu belum tidur sama sekali karena kesakitan menahan kontraksi
- Pola personal hygiene
Selama hamil : Mandi 2x sehari, gosok gigi2x sehari, ganti celana dalam 2x sehari, cuci rambut 3x
seminggu
Di PKM : Ibu belum mandi, gosok gigi

12. Riwayat Psikososial, budaya dan spiritual


a. Psikologi
Ibu mengalami kecemasan dan khawatir akan keadaan dirinya
b. Social
Hubungan antara ibu dan suami dan anggota keluarganya sangat baik
c. Budaya
Ibu mengatakan pernah minum jamu-jamuan tapi jarang, seperti beras kencur,dan kunir
asem
d. Spiritual
Ibu melaksanakansholat 5 waktu
B. Data Obyektif
1 Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg

2 Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak mudah rontok, warna hitam
Mata : Skera tidak ikterus, conjungtiva pucat
Muka : Pucat berkeringat
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga : Tidak ada secret, simetris, tidak adagangguan pendengaran
Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroiddan bendungan vena jugularis
Dada : Simetris, putting susu menonjol, pengeluran colostrums (-), retraksi dinding dada (-)
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, perut tampak membesar, linea nigra

Genetalia : Perdarahan pervaginam, tali pusat jelujur sebagian


Ekstremitas : oedema - - Varices - -
- - - -

b. Palpasi
Perut : kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat
Ekstremitas : teraba dingin

3 Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II. Identifkasi Diagnosa dan Masalah


Dx : Ny Y P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta
Ds : Ibu mengeluh bahwa plasentanya belum lepas selama 30 menit setelah bayi lahir
Do : KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg
Genetalia : Perdarahan pervaginam, tali pusat terjulur sebagian
Perut : Kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat

III. Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial


- Perdarahan
- Syok
- Infeksi
- Gangguan rasa nyaman

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


- Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV
- Plasenta manual
V. Intervensi
Dx : Ny Y P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta
Tujuan : Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
- Plasenta lahir lengkap
- KU dan TTV kembali normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga
R/ Dengan pendekatan pada pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap tindakan
perawatan
2. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi
R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah infeksi dapat mencagah
terjadinya infeksi dan penularan penyakit
3. Lakukan observasi TTV dan KU
R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
4. Pasang infuse Na cl atau RL
R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan
5. Cek fudus uteri
R/ Untuk mengetahui apakah kehamilannya kembar
6. Melakukan PTT (penegangan tali pusat terkendali)
R/ Untuk mengetahui plasenta sudah lepas apa belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara normal sesuai dengan standart
R/ Dengan dilakukannya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan
tidak terjadi
8. Periksa pelepasan plasenta
R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan
dari plasenta tersebut
9. Kolaborasi dengan dr Sp OG dalam pemberian antibiotic spectrum luas
R/ Untuk mencegah terjadinya infeksi
10. Mengajari pada ibu cara massase uterus
R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan

VI. Implementasi
Tangal 26-11-2006 Jam : 11.10 WIB
Dx : Ny Y P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta
1. Melakukan pendetan pada ibu dan keluarga untuk meningkatkan kerjasama ibu dalam
pemberian tindakan medis
2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic untuk mencegah terjadinya infeksi dan
penularan penyakit
3. Lakukan observasi TTV
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
4. Pasang infuse RL 1 fles grojok untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena
perdarahan
5. Cek fundus uteri untuk menentukan kehamilan kembar
6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali untuk mengetahui plasenta sudah lepas
atau belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuaid engan standart
a. Berikan sedatita dan analgetika (missal petidin dan diazepam IV)
b. Berikan antibiotika dosis tinggi
c. Pasang sarung tangan DTT
d. Jepit tali pusat dnegan kokher dan tegangkan
e. Masukkan tangan secara obstretik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
f. Tangan sebelah menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus uteri,
sekaligus infersio uteri
g. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
h. Buka tangan dostetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan
i. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
j. Gerakkan tangan kanan ke kiri dank e kanan sambil bergeser ke cranial sehingga
semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
k. Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta,
dan siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginam
l. Regang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta
m. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta
dikelurarkan
n. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada
dinding uterus
o. Beri oksitosin Io Iu dalam 500 ml cairan IV 60 tetes / menitdan massase uterus untuk
merangsang kontraksi
p. Jika masih perdarahan beri ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin
q. Periksa apakah plasenta lengkap atau tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi di
dalam cavum uteri
r. Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi
8. Mengajari ibu untuk massase uterus searah dengan jarum jam sampai terasa keras
sehingga tidak terjadi perdarahan
9. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam pemberian terapi
- Amixilin : 3X1
- Asam metenamat : 3x1
- Fe :1x1
VII. Evaluasi
Tanggal : 26-11-2006 Jam : 12.00WIB
Dx : Ny Y P2002 Ab000 post partum dengan retensio plasenta
S : Ibu merasa lega dan bersyukur karena plasentanya sudah dikeluarkan dan anknya dapat
lahir dengan selamat
O : KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg
Genetalia : Perdarahan 150 cc
Perut : Kontraksi (+)
: Ny Y P2002 Abooo post partum dengan retensio plasenta
: - Observasi TTV dan KU
- Anjurkan untuk massase uterus
- Pemberian nutrisi (makan dan minum) untuk kondisi tubuh
- Pemberian tx : - Amoxilin 3x1
- Asam Mefenamat 3x1
- Fe 1x1
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam asuhan kebidanan ini adalah pembahasan tentang adanya


kesenjangan teori dan kasus. Di dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara
tinjauan teori dengantinjauan kasus.
Pada kasus ini diharapkan dengan ini intervensi yang benar dan didukung
dengan implementasi yang maksimal pada ibu serta pemberian KIE yang jelas serta
tindakan medis oleh petugas kesehatan sehingga masalah dapat teratasi
Dengan demikian penulis memberikan asuhan kebidanan dengan
memperhatikan gejala dan keluhan yang terjadi sehingga diharapkan tidak
menimbulkan masalah lain yang bias merugikan kesehatan pasie
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktek klinik lapangan ini, mahasiswa telah menggunakan
asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney. Dalam laporan ini penulis melakukan
pengkajian data pada pasien, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pada
kasus yang diangkat dalam pemberian asuhan pada ibu tidak jauh berbeda walaupun
masih ada kesenjangan yang biasa digunakan untuk saling melengkapi antara teori dan
kasus. Dan akhirnya semoga laporan ini bermanfaat serta dapat menambah
pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya

Saran
Untuk petugas kesehatan diharapkan dapat meberikan perawatan dan tindakan medis
yang maksimal dalam meberikan asuhan kebidanan
Bagi mahasiswa hendaknya mempunyai jam terbang yang tinggi dalam praktek.
Agar nanti jika lulus akan menjadi seorang bidan yang kopeten
DAFTAR PUSTAKA

Muchtar, Rustam 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta EGC

Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP


Manuaba , 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk
PendidikanBidan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai