DISUSUN OLEH :
NIM : 114130100
Kelas :A
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Pesisir merupakan peralihan antara daratan dan lautan. Berdasarkan garis pantai
(coastline), wilayah pesisir memiliki dua macam batas (bounderies), yaitu batas yang
sejajar garis pantai (longshore) dan batas tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore).
Untuk keperluan pengelolaan, penetapan batas-batas wilayah pesisir yang sejajar dengan
garis pantai relatif mudah, sedangkan penetapan batasbatas suatu wilayah pesisir yang
tegak lurus terhadap garis pantai, sejauh ini belum ada kesepakatan. Hal ini disebabkan
oleh batas wilayah pesisir berbeda dari satu negara ke negara lain karena setiap negara
memiliki karakteristik lingkungan, sumber daya dan sistem pemerintahan tersendiri.
Definisi wilayah pesisir yang digunakan di Indonesia ialah daerah pertemuan
antara darat dan laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian 7 daratan, baik kering
maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin
laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian
laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di
darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi
dan air surut terendah. Daerah daratan ialah daerah yang terletak di atas dan di bawah
permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah
daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis
surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Garis pantai adalah
garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat
berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Sempadan
pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Kriteria sempadan pantai adalah daratan
sepanjang tepian yang lebarnya sesuai dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal
100 m titik pasang tertinggi ke arah daratan.
BAB II
ISI
3. Pasang Surut : Pasang surut adalah gerakan naik turunnya muka laut secara
berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Arus
pasut ini berperan terhadap proses-proses di pantai seperti
penyebaran sedimen dan abrasi pantai. Pasang naik akan
menyebarkan sedimen ke dekat pantai, sedangkan bila surut akan
menyebabkan majunya sedimentasi ke arah laut lepas.
4. Badai/Tsunami : Erosi akan bertambah apabila terjadi kenaikan air laut dampak
peristiwa badai/Tsunami. Pertambahan kekuatan ombak akan
membawa lebih banyak sedimen dari zona lepas pesisir mengarah
ke pantai. Meskipun sebagian sedimen yang diangkut ke pantai
akan diangkut kembali ke tengah laut, tetapi jumlah sedimen yang
diangkut adalah lebih sedikit dibandingkan yang diendapkan
setelah kejadian.
dapat dilihat bahwa dengan adanya groin pada suatu pantai dalam jangka lama
masih terjadi perubahan garis pantai. Hal ini disebabkan groin hanya dapat
mengatasi longshore transport atau perpindahan sedimen sejajar pantai.
I. Kesimpulan
1. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai yaitu dari
lautan seperti arus,gelombang, tsunami, pasang surut, dan juga dapat dari
kegiatan manusia yang dapat berdampak buruk bagi pantai.
2. Penanggulangan tentang hal yang merusak atau menyebabkan berubahnya
garis pantai dapat ditanggulangi dengan cara struktural seperti
seawall,breakwater, dan groin. Cara non strukturan bisa memakai penanaman
bakau dan pengisian pasir.
II. Saran
Sebelum Kerusakan pantai di Indonesia semakin bertambah
parah,sebaiknya masyarakat pesisir harus menyadari akan dampak dari
kerusakan pantai yang dapat merugikan diri sendiri dan sekitarnya. Hal ini masih
bisa dicegah dengan cara mengelola kawasan pantai terpadu seperti
menjaga, melestarikan, memelihara dan memanfaatkannya secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Ghazali, Zaitul Zahira. Pereira, Joy J & Juhari Mat Akhir. 2000. Perubahan Garis Pantai
dan Susutan Darat: Cadangan Geoindikator Yang Berpotensi. Geological Society
pf Malaysia Annual Geological Conference; Malaysia
eprints.undip.ac.id
http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/15506020-Fathu-Rofi.pdf