Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan


demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,


meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan
adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik
seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang
sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya
memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.

4. Bagi generasi muda grereja, globalisasi telah menyejarah. Meskipun,


tampaknya, globalisasi adalah proses sengaja untuk penguasaan ekonomi
dan politik oleh negara-negara kapitalis. Kaum muda gereja yang
sementara berada ada dalam realitas sejarah itu, adalah orang-orang
muda, yang sementara berada dalam dunianya yang dinamis, kreatif,
inovatif, suka tantangan dan hal-hal yang baru. Meski secara psikologis
kaum muda gereja mencirikan itu, namun, identitas yang mestinya menjadi
spiritnya adalah nilai-nilai kekristenan.

Kaum muda Kristen, idealnya adalah orang-orang muda yang dengan


komitmen penuh, tapi kreatif dan inovatif ikut ambil bagian menjadi media
atau agen untuk menjalankan misi Allah (Missio Dei), yaitu menghadirkan
tanda-tanda kerajaan Allah di muka bumi ini. Apa tanda-tanda kerajaan
Allah itu? Dalam refleksi iman, tanda-tanda kerajaan Allah itu berupa
keadilan, kebenaran dan panggilan kemanusiaan. Itulah yang kita sebut-
sebut dengan syalom, damai sejahtera untuk sekalian alam ini.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme


dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang

2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk


dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald,
Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru
budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya


dan miskin karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin
yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian


antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

6. Gereja pun muda dikomersialisasi. Hal ini tentu memberi dampak pada
kehidupan keagamaan atau religiusitas. Gereja yang merupakan
perkumpulan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus, mau atau
tidak mau, sadar atau tidak sadar ada dalam pengaruh globalisasi yang
menyebarkan ide-ide dan gagasan-gagasan itu. Tapi, globalisasi sesuatu
kenyataan yang tidak mungkin kita tolak. Masyarakat penghuni bumi sudah
terlanjur diintegrasikan oleh kuasa politik , ekonomi yang menaklukan itu.
Makanya, jika kaum muda diam, maka peradaban dan kehidupan
keagamaan kita akan tergilas oleh arus kuasa itu. Melawan globalisasi
mungkin tidak efektif langsung menerjang kuasa-kuasa itu. Barangkali kita
perlu membuat arus balik, yaitu mengglobal dari lokus kita atau
menunggangi globalisasi untuk survive menggapai masa depan.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh


terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan
rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab
globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa
yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita
untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan
dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi
akan dianggap tidak aspiratif.

Berapa indikator pengaruh negatif maupun positif globalisasi yang melanda


bangsa dan negara indonesia antara lain dapat dilihat pada matrik berikut
ini :

Indikator Perubahan/Dampak Globalisasi

1. Politik
Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung
dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang
mengabaikan kepentingan umum dengan cara membuat kerusuhan dan
tindakan anarkis.

Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat


kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong royong.

Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual,


kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas.

2. Ekonomi

Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal
yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Pemerintah hanya
sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan
ditentukan oleh pasar.

Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,


koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan
pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.

3. Sosial dan Budaya

Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene


parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru
habis-habisan.

Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan


kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani
oleh segelintir orang.

Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karena dianggap tidak ada
hubungannya (sekularisme).

4. Ledakan Informasi

Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat, dan
berkapasitas tinggi.

Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat


sangat cepat secara tajam (eksponensial)

5. Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan


terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-
undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat.

Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi,


jaksa, dan hakim) yang lebih profesional, transparan dan akuntabel.

6. Bagi generasi muda gereja

Hari ini, bicara globalisasi bukan lagi sesuatu yang elitis. Manusia dari ujung
Nunukan/bahkan di pedalaman Kalimantan sampai di kota besar New York,
atau dari ruangan ini sampai di Sturbucks Coffe di Jakarta, tanpa menyebut
kata itu, kita sudah menjadi bagian dari globalisasi, baik sebagai korban
atau telah ikut berpartisipasi di dalamnya. Dari kaum muda yang hobi seni
sampai yang memusatkan perhatiannya pada panggilan iman, seperti
saudara-saudari ini, kita semua ada dalam globalisasi itu.

kita mendapat pengetahuan dan wawasan apa dan bagaimana


globalisasi itu, yang dengannya kita tahu tantangan dan mengerti
peluangnnya. Kedua, globalisasi adalah konteks di mana kita, kaum muda
gereja, mengimplementasikan panggilan bergereja. Sehingga, rumusan
pemikiran teologis dan aksi bergereja kita dapat menyentuh konteks.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi


Muda

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di


kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu
kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak
muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti
selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian
yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya
tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan
sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa


batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet
sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara
semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak,
kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan
mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka
situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka
yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada
karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal
sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan
sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng
motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu
ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda


tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis
antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan
rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus
masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa
nasionalisme?

Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih


banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah
untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai
nasionalisme.

Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme

Tidak ada yang menyangkal jika spirit nasionalisme pemuda era reformasi
kian memudar. Tentu, di sini penulis merasa tidak perlu mengurai apa
penyebabnya. Sudah bukan jamannya lagi mencari kambing hitam,
saatnya kita membunuh kambing hitam dengan mencari solusi dan
pemecahannya guna mengharu-birukan kembali semangat nasionalisme
pemuda. Terang, yang dibutuhkan adalah olah gagasan, ide untuk berpikir
dan bergerak supaya spirit nasionalisme itu tumbuh. Spirit adalah mentalitas.
Tak dapat dipungkiri membangun mentalitas nasionalisme itu tidak mudah.
Perlu usaha keras dan kerja cerdas. Mentalitas adalah barang mahal yang
tak gampang diperoleh. Sementara mentalitas ini adalah akar dari gerakan
nasionalisme. Hal ini sangat fundamental. Di samping sistem tentu spirit dan
rasa nasionalisme yang membangun mentalitas ini akan menentukan action
kita di lapangan.

Nasionalisme itu letaknya di hati. Bukan di atas sang saka-merah putih,


mengelilingi di upacara bendera setiap senin pagi, pada penggunaan
bahasa Indonesia, apalagi hanya sekedar pada produk-produk Indonesia.
Symbol adalah bentuk nasionalisme sederhana. Ia tersimpan rapi di hati
setiap rakyat Indonesia, yang setiap saat bisa membangunkan macam Asia
dengan ketajaman taringnya. Nasionalisme itu didadaku.

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap


nilai- nilai nasionalisme antara lain yaitu :

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat


mencintai produk dalam negeri.

2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik-


baiknya.

3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum


dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,


sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu


menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme
terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

Anda mungkin juga menyukai