BAB 1.
Intoduksi
Elektronika daya dan teknologi konversi adalah profesi menarik dan menantang bagi siapa saja
yang memiliki minat yang tulus dalam, dan bakat untuk, sains dan matematika terapan. Sebenarnya,
pengetahuan yang ada dalam elektronika daya belum tuntas. Semua switching sirkuit daya listrik
meliputi konverter daya DC/DC dan pensaklaran inverter modulasi-pulsa-lebar (PWM) DC/AC (DC:
arus searah; AC: arus bolak-balik) tampil pada status switching frekuensi tinggi. Pengetahuan
traditional tidak sepenuhnya mempertimbangkan proses pumping-filtering, proses resonansi dan
operasi tegangan-angkat (voltage-lift). Oleh karena itu, pengetahuan yang ada tidak dapat dengan baik
menggambarkan karakteristik switching sirkuit listrik yang meliputi konverter daya DC/DC. Untuk
mengungkapkan kerugian dari pengetahuan yang ada, kita harus meninjau Elektronika Daya (Power
Electronics) analog tradisional dalam Bab ini.
ULASAN SEJARAH
Elektronika daya dan teknologi konversi prihatin dengan sistem yang menghasilkan, transmisi,
kendali dan pengukuran daya listrik dan energi. Untuk menggambarkan karakteristik sistem tenaga,
berbagai parameter pengukuran yang disebut faktor diterapkan. Konsep-konsep penting adalah faktor
daya (PF), efisiensi transfer daya ( ), faktor riak (RF) dan distorsi harmonik total (THD). Untuk
pendidikan jangka-panjang dan praktek rekayasa, kita tahu bahwa sistem daya tradisional telah
berhasil digambarkan menggunakan parameter tersebut.
Konsep-konsep penting akan diperkenalkan di bagian berikut.
Dalam mekanisme ini, ada hubungan antara daya, P, dan usaha, W, dan/ atau energi, E:
= ; =
dan
= ; =
1
Sebuah penyedia daya DC memiliki parameter: tegangan (amplitudo) Vdc dan faktor riak (riple
factor, RF). Sebuah penyedia daya DC dapat mengantikan sebuah baterai, generator DC atau
konverter DC/DC.
Penyedia Daya AC
Penyedia daya AC memiliki parameter: tegangan (amplitudo, nilai akar-rerata-kuadrat (root-
mean-square, rms atau RMS) dan nilai rerata), frekuensi (f atau ), sudut fase ( atau ) dan distorsi
harmonik total (THD). Penyedia daya AC dapat menjadi sebuah generator AC, transformator atau
inverter DC/ AC. Tegangan AC dapat disajikan sebagai berikut:
= = (1.1)
dengan v (t) adalah ukuran tegangan AC sesaat; Vp, nilai puncak tegangan; Vrms, nilai rms dari
tegangan; , frekuensi sudut, = 2f ; f, frekuensi penyedia daya, misalnya f = 50 Hz dan , sudut
tunda fase.
1.1.3 Beban
Penyedia daya sumber mentransfer energi ke beban. Jika karakteristik beban dapat
digambarkan menggunakan persamaan diferensial linier, kita sebut beban sebagai beban linier. Jika
tidak, kita sebut beban sebagai beban non-linier (yaitu dioda, relay dan elemen-hysteresis yang tidak
dapat digambarkan menggunakan persamaan diferensial linier). Beban linear umum dibagi menjadi
dua kategori: beban pasif dan dinamis.
= (1.6)
di mana k adalah konstanta mesin DC; , fluks medan dan , kecepatan putar mesin dalam rad/ s.
2
EMF balik dari motor AC adalah EMF balik AC dengan tegangan AC yang sebanding dengan
fluks medan dan kecepatan putar rotor.
1.1.4 Impedans
Jika rangkaian R-L-C disuplai oleh sumber tegangan dengan mono-frekuensi ( = ) gelombang
sinusoidal seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1, kita dapat menyederhanakan persamaan
diferensial (1.5) ke dalam persamaan aljabar dengan menggunakan konsep "impedans", Z:
= (1.7)
= + = + =| | (1.8)
dengan
=
| |= ( ) (1.9)
= ( ) (1.10)
dimana adalah sudut fase konjugasi. Bagian nyata dari impedans Z didefinisikan sebagai resistensi
R, dan bagian imajiner dari impedans Z didefinisikan sebagai reaktans X. Reaktans memiliki dua
komponen: bagian positif disebut reaktans induktif dan bagian negatif disebut reaktansi kapasitif
. Daya pengiriman telah dilengkapi hanya pada resistansi. Reaktansi hanya dapat menyimpan
energi dan pergeseran sudut fase. Tidak ada daya yang dikonsumsi pada reaktansi, yang menghasilkan
daya reaktif dan bersifat mengganggu (spoils) pengiriman daya.
Dari hukum Ohm, kita bisa mendapatkan vektor arus (I) dari vektor tegangan (V) dan impedans
(Z):
= = =| | (1.11)
Sebagian besar peralatan aplikasi industri berupa beban induktif. Sebagai contoh, untai R-L disuplai
oleh tegangan sinusoidal V, dan ditunjukkan pada Gambar 1.2. Impedans Z yang diperoleh adalah:
= + = + =| | (1.12)
dengan
| |= dan = ( )
Pilih tegangan suplai V sebagai vektor referensi dengan fase sudut nol. Vektor arus tertunda dari
tegangan oleh sudut konjugasi. Sesuai diagram vektor juga ditunjukkan pada Gambar 1.3.
gelombang tegangan dan arus ditunjukkan pada Gambar 1.4.
3
1.1.5 Daya
Ada berbagai daya seperti daya nyata (apparent power) atau daya yang kompleks, S, daya riil (atau
real power), P, dan daya reaktif, Q.
= *= (1.14)
Daya P
Power atau daya riil P adalah bagian riil dari daya nyata S:
= = (1.15)
Daya Reaktif Q
Daya reaktif Q adalah bagian imajiner dari nyata daya S:
= = (1.16)
4
Mengacu pada untai R-L pada Gambar 1.2, kita dapat menunjukkan hubungan vektor daya pada
Gambar 1.5.
= = = = (1.17)
= (1.18)
Daya keluaran yang diterima oleh beban sebagai pengguna akhir (end user). Daya input
biasanya dihasilkan oleh sumber listrik. Daya input dan daya output keduanya adalah daya
nyata.
v
n2
2
n
= (1.19)
V1
v
n 1
2
n
= (1.20)
Vdc
= (1.21)
= = = (1.24)
Untuk mendapatkan daya output maksimum, kita dapat menentukan kondisi dengan menurunkan
Persamaan (1.23):
= * +=0 (1.25)
=0
maka,
(1.26)
= (1.27)
6
dan kaitannya dengan efisiensi:
= | = 0.5 (1.28)
Contoh ini menunjukkan bahwa daya dan efisiensi adalah konsep yang berbeda. Ketika beban R
adalah sama dengan resistansi internal , daya output maksimum diperoleh dengan efisiensi =
50%. Begitu juga sebaliknya, jika kita ingin mendapatkan efisiensi maksimum = 1 atau 100%, itu
memerlukan beban R dengan nilai tak berhingga (jika resistansi internal tidak bisa sama dengan
nol). Hal ini menyebabkan daya keluaran yang sama dengan nol. Hubungan yang menarik tercantum
di bawah ini:
Maximum output power = 50%
Output power = 0 = 100%
Kasus kedua bersesuaian dengan untai terbuka. Meskipun perhitungan teoritis menggambarkan
efisiensi = 1 atau 100%, tidak ada daya yang dikirim dari sumber ke beban.
Situasi yang lain adalah = 0 yang menyebabkan arus keluaran yang bernilai maksimum, yaitu
= / sebagai (1,21) dan:
Output power = 0 = 0%
Kalkulasi Untai RL
Gambar 1.7 menunjukkan sumber penyedia daya sinusoidal fase-tunggal dengan resistans internal
= 0.2 , menyuplai rangkaian R-L dengan R = 1 dan L = 3 mH. Sumber tegangan adalah gelombang
sinusoidal dengan tegangan 16V (tegangan rms) dan frekuensi f = 50 Hz:
= 16 V (1.29)
impedans internal adalah:
= = 0.2 (1.30)
impedans beban adalah:
= = A (1.34)
= = = VA (1.35)
= = = = W (1.36)
7
Daya input riil adalah:
= = = W (1.37)
= = VAR (1.39)
= = = (1.40)
= = =
Untuk mendapatkan daya output maksimum kita harus memilih kondisi yang sama seperti pada
persamaan (1.26),
= = (1.41)
= = = W (1.42)
= (1.43)
8
L dengan R = 240 dan L = 50 mH. Tegangan fasa sumber mempunyai amplitudo 16V (nilai rms
nya adalah 16/ 2 = 11.3V) dan frekuensi f = 50 Hz. Hal ini disajikan sebagai:
= V (1.44)
Impedans internal adalah:
= = (1.45)
= = = (1.46)
Tegangan line-to-line AC input jembatan diukur dan diperlihatkan pada Gambar 1.9. Dapat dilihat
bahwa masukan tegangan AC terdistorsi. Setelah analisis fast fourier transform (FFT), spektrum yang
sesuai dapat diperoleh seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.10 untuk ragam gelombang
(waveform) tegangan saluran AC masukan jembatan.
Nilai fundamental tegangan input line-line dan tegangan puncak harmonik untuk perhitungan
THD tercantum pada Tabel 1.1.
Menggunakan persamaan (1.19) untuk menghitung THD, diperoleh,
vn
n2
2
= = (1.47)
V1
Kita mengukur tegangan output DC pada Gambar 1.11. Dapat dilihat bahwa tegangan DC memiliki
riak. Setelah analisis FFT, kita mendapatkan spektrum yang sesuai seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1.12 untuk ragam gelombang tegangan output DC.
9
Table 1.1
The harmonic peak voltages of the distorted the input lineline voltage
Tegangan output beban DC dan tegangan puncak harmonik untuk perhitungan RF tercantum pada
Tabel 1.2. Menggunakan rumus (1.20) untuk menghitung RF, kita memiliki,
n 1
2
v o-n
= = = 5.24 % (1.48)
Vo-dc
Dari tegangan dan arus fasa input, faktor daya parsial ( ) diperoleh,
= = (1.49)
Table 1.2
The harmonic peak voltages of the DC output voltage with ripple
Order no. DC 6 12 18 24 30 36 RF
Volts 26.15 1.841 0.500 0.212 0.156 0.151 0.134 5.24%
10
Table 1.3
The harmonic peak voltages of the input phase current
Table 1.4
The harmonic peak voltages of the output DC current
Nilai puncak arus fasa input dan nilai puncak arus harmonik orde-lebih tinggi tercantum dalam Tabel
1.3.
= = A
2
= in = A
n0
Faktor daya total
= = =
Rerata arus beban output DC dan nilai puncak arus harmonik ordo-lebih tinggi tercantum pada Tabel
1.4.
2
= vn = V
n0
2
= in = A
n0
Effisiensi ( ) adalah:
= =
= = % (1.50)
Dari contoh ini, kita sepenuhnya menunjukkan empat parameter penting: faktor daya (PF), efisiensi
daya transfer ( ), distorsi harmonik total (THD) dan faktor riak (RF). Biasanya, empat parameter ini
cukup untuk menggambarkan karakteristik sistem penyedia daya.
11
Mengacu pada keadaan operasi motor DC, kita dapat mendefinisikan operasi multi-kuadran
sebagai berikut:
Operasi kuadran I: Forward motoring; tegangan dan arus positif;
Operasi kuadran II: Pengereman regeneratif maju; tegangan positif dan arus negatif;
Operasi kuadran III: Reverse motoring; tegangan dan arus negatif;
Operasi kuadran IV: Pengereman regeneratif mundur; tegangan negatif dan arus positif.
Status operasi ditunjukkan dalam Gambar 1.13. Chopper dapat mengkonversi tegangan DC
tetap menjadi berbagai tegangan lainnya. Chopper yang sesuai biasanya disebut sebagai operasi
kuadran chopper, misalnya chopper kuadran-pertama atau chopper-jenis "A". Dalam uraian berikut
ini kita menggunakan simbol untuk tegangan tetap, untuk tegangan cacah (chopped) dan
untuk tegangan output.
Chopper kuadran-pertama juga disebut chopper jenis-"A" dan diagram untainya ditunjukkan pada
Gambar 1.14 (a) dan bentuk gelombang yang sesuai ditunjukkan pada Gambar 1.14 (b). Saklar S
dapat berupa beberapa divais semikonduktor seperti BJT, transistor bipolar gerbang terisolasi (IGBT)
dan transistor efek medan MOS (MOSFET) daya. Dengan asumsi semua bagian komponen ideal,
tegangan output dihitung dengan rumus:
= = (1.51)
dimana T adalah periode berulang ( = ), di mana f adalah frekuensi chopping; adalah waktu
switch-on dan k adalah duty cycle konduksi ( = ).
(a) (b)
12
1.3.2 Chopper Kuadran-Kedua
Chopper kuadran-kedua juga disebut chopper tipe-"B" dan diagram untainya diperlihatkan pada
Gambar 1.15 (a) dan bentuk gelombang yang sesuai diperlihatkan pada Gambar 1.15 (b). Tegangan
output dapat dihitung dengan rumus:
= = (1.52)
dimana T adalah periode berulang ( = ), di mana f adalah frekuensi potong; adalah waktu
switch-off ( =T- ) dan k adalah duty cycle konduksi ( = ).
(a) (b)
Gambar 1.15 Chopper kuadran-kedua.
(a) Diagram untai dan (b) ragam gelombang tegangan.
= = (1.53)
(a) (b)
Gambar 1.16 Chopper kuadran-ketiga.
(a) Diagram untai dan (b) ragam gelombang tegangan.
13
1.3.4 Chopper Quadrant-Keempat
Chopper kuadran-keempat diperlihatkan pada Gambar 1.17 (a) dan bentuk gelombang yang sesuai
diperlihatkan pada Gambar 1.17 (b). Semua tegangan polaritas didefinisikan dalam gambar.
(a) (b)
Gambar 1.17 Chopper kuadran-keempat.
(a) Diagram untai dan (b) ragam gelombang tegangan.
= = (1.54)
dimana adalah waktu switch-off ( =T- ) dan k adalah duty cycle konduksi ( = ).
={ (1.55)
14
1.3.6 Chopper ThirdFourth-Quadrant
Chopper kuadran keempat-yang ketiga diperlihatkan pada Gambar 1.19. Operasi dual-kuadran
biasanya dibutuhkan dalam sistem dengan dua sumber tegangan dan . Kedua polaritas tegangan
didefinisikan dalam gambar, kita hanya berkonsentrasi pada nilai absolutnya dalam analisis dan
perhitungan. Asumsikan kondisi > , induktor L adalah komponen yang ideal. Selama operasi
Quadrant III, S1 dan D2 bekerja, dan S2 dan D1 menganggur. Sebaliknya, selama operasi Quadrant
IV, S2 dan D1 bekerja, dan S1 dan D2 menganggur. Hubungan antara dua sumber tegangan dapat
dihitung dengan rumus:
={ (1.56)
={ (1.57)
Tabel 1-5
Status saklar dan dioda untuk operasi empat-kuadran
15
1.4 ELEKTRONIKA DAYA DIGITAL: UNTAI POMPA DAN TEKNOLOGI KONVERSI
Selain chopper ada lebih banyak untai switching diterapkan dalam aplikasi industri. Untai switching
ini bekerja pada keadaan waktu-diskrit. Sejak untai switching frekuensi tinggi dapat mentransfer
energi dalam kepadatan daya tinggi dan efisiensi yang tinggi, mereka telah diterapkan pada lebih
banyak cabang elektronika daya. Pengiriman energi dan daya dari sumber ke pengguna tidak secara
kontinyu. Oleh karena itu, teori kontrol digital harus diterapkan pada masalah ini.
Gambar 1.21 Pumping circuits: (a) buck pump, (b) boost pump,
(c) buckboost pump, (d) positive Luo-pump,
(e) negative Luo-pump, (f) positive super Luo-pump and
(g) negative super Luo-pump.
Semua teknologi konversi (seperti untai pemompa (pumping circuits), penyearah AC/DC,
inverter DC/AC, konverter DC/DC dan AC/AC (dan/atau konverter AC/DC/AC) yang secara teoritis
didasarkan pada untai switching. Hal ini mendesak untuk menyelidiki elektronika daya digital
daripada kontrol analog tradisional diterapkan pada elektronika daya analog. Untai yang umum
berikut adalah contoh untai switching yang bekerja dalam mode waktu-diskrit.
16
selama switching-off period (1-k) T. Oleh karena itu, energi dari sumber ke pengguna ditransfer dalam
mode waktu-diskrit.
17
Gambar 1.22 (lanjutan) (c) Penyearah terkendali setengah-gelombang tiga-fasa dan
(d) Penyearah terkendali gelombang-penuh tiga-fasa
18
Figure 1.23 DC/AC PWM inverters: (a) single-phase, (b) three-phase and (c) three-level
three-phase.
19
Gambar 1.24 DC/DC converters: (a) buck converter, (b) boost converter,
(c) buckboost converter, (d) positive output Luo-converter,
(e) negative output Luo-converter, (f) positive output super-lift
Luo-converter and (g) negative output super-lift Luo-converter.
20
Gambar 1.25 (contd.) (b) Konverter cyclo AC/AC fasa tunggal dan
(c) konverter matrix tiga-fasa AC/AC
.
21
Karena hanya komponen DC yang ada tanpa harmonik pada tegangan input dan output, THD
tidak tersedia untuk digunakan dalam menggambarkan proses transfer-nergi dan distorsi ragam
gelombang.
Untuk menyederhanakan penelitian dan analisis, kita biasanya mengasumsikan kondisi tanpa
rerugi daya selama proses transfer-daya untuk menyelidiki daya konverter DC/DC. Akibatnya,
efisiensi = 1 atau 100% untuk sebagian besar penyelidikan deskripsi daya DC/DC. Jika tidak,
efisiensi ( ) harus dipertimbangkan untuk investigasi khusus mengenai kerugian daya.
Pada kondisi umum, keempat faktor tidak tersedia untuk diterapkan dalam analisis konverter
daya DC/DC. Situasi ini membuat para disainer konverter daya DC/DC kebingungan untuk waktu
yang sangat lama. Orang ingin menemukan parameter baru yang lain untuk menggambarkan
karakteristik daya konverter DC/DC.
Tidak ada teori yang benar dan parameter yang sesuai untuk digunakan untuk semua untai
switching sampai 2004. Dr. Fang Lin Luo dan Dr. Hong Ye pertama menciptakan teori dan parameter
baru untuk menggambarkan karakteristik dari semua untai switching pada tahun 2004.
Penyimpanan energi dalam konverter daya DC/DC telah diperhatikan lama. Sayangnya, tidak
ada konsep yang jelas untuk menggambarkan fenomena dan mengungkapkan hubungan antara energi
yang tersimpan dan karakteristik konverter daya DC/DC. Kami secara teoritis telah mendefinisikan
konsep baru, faktor energi (EF), dan meneliti hubungan antara EF dan pemodelan matematika
konverter daya DC/DC. EF adalah sebuah konsep baru dalam elektronika daya dan teknologi
konversi, yang benar-benar berbeda dari konsep tradisional seperti faktor daya (PF), efisiensi daya
transfer (), distorsi harmonik total (THD) dan faktor riak (RF). EF dan parameter subsekuensial
lainnya dapat menggambarkan stabilitas sistem, respon referensi dan pemulihan gangguan
(interference recovery). Investigasi ini sangat membantu untuk meramalkan karakteristik desain
sistem dan konverter DC/DC.
Semua divais kecuali dioda bekerja dalam keadaan switching (switching state). Oleh karena itu,
sirkuit yang terdiri dari divais seperti di atas disebut untai switching dan bekerja dalam keadaan
diskrit (discrete state).
22
BACA LEBIH LANJUT
1. Luo F. L. andYe H., Advanced DC/DC Converters, CRC Press LLC, Boca Raton, Florida, USA,
2004. ISBN: 0-8493-1956-0.
2. Luo F. L., Ye H. and Rashid M. H., DC/DC conversion techniques and nine series luoconverters.
In Power Electronics Handbook, Rashid M. H. and Luo F. L. et al. (Eds), Academic Press, San
Diego, USA, 2001, pp. 335406.
3. Mohan N., Undeland T. M. and RobbinsW. P., Power Electronics: Converters, Applications and
Design, 3rd edn., JohnWiley & Sons, NewYork, USA, 2003.
4. Rashid, M. H., Power Electronics: Circuits, Devices and Applications, 2nd edn., Prentice- Hall,
USA, 1993.
5. Nilsson J. W. and Riedel S. A., Electric Circuits, 5th edn. Addison-Wesley Publishing Company,
Inc., NewYork, USA, 1996.
6. Irwin J. D. andWu C. H., Basic Engineering Circuit Analysis, 6th edn., JohnWilley & Sons, Inc.,
NewYork, USA, 1999.
7. Carlson A. B., Circuits, Brooks/Cole Thomson Learning, NewYork, USA, 2000.
8. Johnson D. E., Hilburn J. L., Johnson J. R. and Scott P. D., Basic Electric Circuit Analysis, 5th
edn., JohnWilley & Sons, Inc. NewYork, USA, 1999.
9. Grainger J. J. and Stevenson Jr. W. D., Power System Analysis, McGraw-Hill International
Editions, NewYork, USA, 1994.
10. Machowski J., Bialek J. W. and Bumby J. R., Power System Dynamics and Stability, John Wiley
& Sons, NewYork, USA, 1997.
11. Luo F. L. and Ye H., Energy Factor and Mathematical Modelling for Power DC/DC Converters,
IEE-Proceedings on EPA, vol. 152, No. 2, 2005, pp. 233248.
12. Luo F. L. and Ye H., Mathematical Modeling for Power DC/DC Converters, Proceedings of the
IEEE International Conference POWERCON2004, Singapore, 2124/11/2004, pp. 323328.
13. Padiyar K. R., Power System Dynamics, Stability and Control, John Wiley & Sons, New York,
USA, 1996.
23