Anda di halaman 1dari 16

I.

NO PERCOBAAN :8
II. JUDUL :Titrasi Penetralan (asidi-alkalimetri) dan
Aplikasinya
III. TUJUAN :1. Membuat dan menentukan
standarisasi larutan basa
2. Menentukan kadar asam sitrat dalam air
jeruk lemon
IV. TANGGAL PERCOBAAN : 8 November 2016
V. DASAR TEORI :
Pengertian Titrasi Penetralan
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi
penertralan adalah nama lain dari titrasi asam basa, yang melibatkan
asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Kadar larutan asam
ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Larutan
yang direaksikan ini salah satunya disebut larutan baku. Larutan baku
adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat
digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Larutan baku ada
dua yaitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku
primer adalah larutan baku yang konsentrasinya dapat ditentukan dengan
jalan menghitung dari berat zat terlarut yang dilarutkan dengan tepat.
Larutan baku primer harus dibuat dengan:
Penimbangan dengan teliti menggunakan neraca analitik
Dilarutkan dalam labu ukur
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan membuat larutan
standar primer harus memenuhi tiga persyaratan berikut:
Benar-benar ada dalam keadaan murni dengan kadar pengotor
Stabil secara kimiawi, mudah dikeringkan dan tidak bersifat
higroskopis.
Memiliki berat ekivalen besar, sehingga meminimalkan kesalahan
akibat penimbangan.

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 1


Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni
reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida
yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral.
Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam)
dengan penerima proton (basa).
H+ + OH- H2O
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam,
sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang
bersifat asam dengan menggunakan baku basa (Tim Penyusun DDKA,
2016). Sehingga reaksi penetralan dalam analisis titrimetri lebih dikenal
sebagai reaksi asam basa. Reaksi ini menghasilkan larutan yang pH-nya
lebih netral. Secara umum metode titrimetri didasarkan pada reaksi kimia
sebagai berikut:
aA + tT produk

dimana a molekul analit A bereaksiaA + tTt


dengan molekul pereaksi T untuk
menghasilkan produk yang sifat pH-nyaproduk
netral.
Dalam reaksi tersebut salah satu larutan (larutan standar)
konsentrasi dan pH-nya telah diketahui. Saat ekivalen mol titran sama
dengan mol analitnya begitu pula mol ekivalennya juga berlaku sama.

Dengan demikian secara stoikiometri dapat ditentukan konsentrasi larutan


ke dua.
Titik akhir pada titrasi penetralan ini ditetapkan dengan
menggunakan indikator. Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti
dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang terpenting
adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekuivalen karena hal ini
berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi
sekevil-kecilnya.

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 2


Pada percobaan kali ini dibutuhkan larutan H2C2O4. 2H2O (asam
oksalat) yang digunakan sebagai larutan baku primer . Asam oksalat
adalah zat padat , halus, putih, larut baik dalam air. Berat ekivalen asam
oksalat adalah 63. Selain itu, pada percobaan ini dibutuhkan larutan baku
sekunder yang bersifat basa, yaitu NaOH.Larutan baku sekunder adalah
larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan dengan cara titrasi
terhadap larutan baku primer. Natrium hidroksida membentuk larutan
alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Natrium hidroksida murni
berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%. NaOH bersifat lembab cair dan secara spontan
menyerap karbondioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan
akan melepaskan panas ketika dilarutkan. NaOH juga larut dalam etanol
dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. NaOH tidak larut dalam dietil eter dan pelarut
non polar lainnya.
Indikator Titrasi Penetralan
Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik
kompleks dalam bentuk asam (Hin) atau dalam bentuk basa (InOH) yang
mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda
dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain ada
konsentrasi H+ tertentu atau pada pH tertentu. Indikator merupakan asam
lemah atau basa lemah yang memiliki warna cukup tajam, hanya dengan
beberapa tetes larutan encer-encernya, indikator dapat digunakan untuk
menetapkan titik ekivalen dalam titrasi asam basa ataupun untuk
menentukan tingkat keasaman larutan. Pada percobaan kali ini indikator
yang akan digunakan adalah indikator phenolphtalein atau sering disebut
dengan indikator PP. Indikator PP memiliki warna asam tak berwarna,
rentang pH perubahan warna antara 8,3 10,0 dan warna basa merah.
Pada percobaan ini pada titrasi air jeruk dengan NaOH, sebelum titrasi PP
tidak berwarna dan berwarna merah muda pada titik akhir titrasi. Hal ini
dikarenakan titrasi ini terjadi pada basa kuat (NaOH) dengan asam
lemah(asam sitrat).

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 3


Aplikasi Titrasi Penetralan
Penentuan Kadar Asam Sitrat dalam Air Jeruk Lemon
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada
daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Asam sitrat dapat
digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai
antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun
ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering,
pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7. Keasaman asam sitrat
didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton
dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat.
Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion
logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion
logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air.
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal
berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous
(bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air
untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat
mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan
dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut
dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 C.
Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya.
Jika dipanaskan di atas 175 C, asam sitrat terurai dengan melepaskan
karbon dioksida dan air.

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 4


VI. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Erlenmeyer 250 mL 3 buah
2. Gelas kimia 50 mL 1 buah
3. Gelas ukur atau gelas piala 1 L 1 buah
4. Labu ukur 250 mL 1 buah
5. Buret 1 buah
6. Neraca analitik 1 buah
7. Pipet seukuran 1 buah
8. Pipet tetes 5 buah
9. Statif dan klem 1 buah
10. Corong 1 buah
11. Spatula 1 buah

Bahan :
1. Air jeruk 10 mL
2. Aquades Secukupnya
3. H2C2O4.H2O (Asam oksalat) 1,6 gram
4. NaOH Secukupnya
5. Indikator PP 18 tetes

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 5


VII. SKEMA/ALUR KERJA :
Penentuan (standardisasi) larutan NaOH 0,1 N
a. Dengan asam oksalat sebagai larutan baku

Asam Oksalat

- Ditimbang 1,6 gram dalam kaca arloji


- Dipindahkan dalam labu ukur 250 mL
- Dilarutkan dengan air suling
- Diencerkan sampai tanda batas
- Dikocok perlahan hingga tercampur
sempurna

Larutan Baku Asam Larutan NaOH


Oksalat

- Diambil 10 mL menggunakan - Diambil beberapa mL ke


pipet seukuran dalam buret untuk
- Dimasukkan ke dalam membilas
Erlenmeyer 250 mL - Dimasukkan ke dalam
- Ditambahkan aquades 10 mL buret sampai tepat skala
- Ditambahkan 3 tetes indikator nol
pp

Larutan tidak Larutan tidak


berwarna berwarna

- Dilakukan titrasi
- Dihentikan titrasi ketika telah terjadi
perubahan warna
- Dicatat volume NaOH awal dan akhir
titrasi
- Diulang 3 kali dengan volume asam
oksalat yang sama
- Dihitung konsentrasi rata-rata larutan
NaOH

Konsentrasi rata-rata
NaOH

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 6


Aplikasi Titrasi Penetralan
Penentuan Kadar Asam Sitrat dalam Air Jeruk

Air Jeruk

- Ditimbang sebanyak 10 gram (setara dengan


6,006 mL)
- Dilarutkan dalam labu ukur 100 mL.
- Dipipet 10 mL dan dimasukkan dalam
erlenmeyer
- Ditambah 25 mL aquades
- Ditambahkan 3 tetes indikator pp

Tidak berwarna

- Dititrasi dengan NaOH


sampai terjadi perubahan
warna
Merah muda

- Dicatat angka pada buret


pada awal dan akhir titrasi
- Ditentukan volume NaOH
yang digunakan
- Diulangi sebanyak 3 kali
dengan volume NaOH yang
sama

Kadar asam sitrat dalam


air jeruk

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 7


VIII. HASIL PENGAMATAN

No. Hasil pengamatan


Prosedur Percobaan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah
1. Penentuan (standarisasi) larutan NaOH 0,1 N Asam Asam oksalat C2H2O4 (s) + Diperoleh
oksalat = diencerkan H2O (l) normalitas
serbuk putih dengan air C2H2O4.H2O NaOH :
Indikator PP suling = tidak (aq)
= tidak berwarna C2H2O4.H2O N1 = 0,1213 N
berwarna Larutan asam (aq) + NaOH N2 = 0,1228 N
Larutan oksalat (aq) N3 = 0,1243 N
NaOH = ditambah 3 Na2C2O4 (aq)
tidak tetes + 4 H2O (l) Rata-rata
berwarna indikator PP Indikator PP normalitas
Air suling = = tidak ditambahkan NaOH = 0,1228
tidak berwarna untuk N
berwarna Larutan asam mengetahui
oksalat + PP titik akhir
dititrasi titrasi
dengan Trayek pH
NaOH = indikator PP
merah muda adalah 8,3 -
10

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 8


Hasil Pengamatan Dugaan/
No Prosedur Percobaan Kesimpulan
Sebelum Sesudah Reaksi
2. Penentuan kadar asam sitrat dalam air jeruk lemon Air jeruk Air jeruk lemon C6H8O7 Diperoleh kadar
lemon = ditambah (aq) + C6H8O7 :
keruh dengan aquades NaOH (aq)
Indikator PP = keruh Titrasi 1 = 5,89
= tidak Air jeruk lemon C6H7O7Na %
berwarna yang sudah (aq) + H2O Titrasi 2 = 5,66
NaOH = diencerkan (l) %
tidak ditambah Indikator Titrasi 3 = 5,81
berwarna dengan 3 tetes PP %
indikator pp = ditambahka
keruh n untuk Rata-rata kadar
Larutan jeruk mengetahui C6H8O7 dalam
lemon + PP titik akhir air jeruk lemon
setelah dititrasi titrasi = 5,7867 %
dengan NaOH =
merah

Volume larutan
NaOH
V1 = 7,5 mL
V2 = 7,2 mL
V3 = 7,4 mL

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 9


IX. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dengan AsamOksalat(H2C2O4)
Percobaan pertama dilakukan bertujuan untuk menentukan
konsentrasi larutan NaOH dengan asam oksalat (H2C2O4) sebagai larutan
baku. Dalam standarisasi ini larutan NaOH sebagai titran, sedangkan untuk
membuat latutan asam oksalat sebagai larutan bakunya.
Sebelum dititrasi, asam oksalat yang berbentuk serbuk berwarna
putih ditimbang terlebih dahulu sebesar 1,6042 gram menggunakan neraca
analitik. Kemudian asam oksalat dilarutkan dan diencerkan dalam labu
ukur 250 mL dengan menambahkan aquades sampai tanda batas meniscus.
Kemudian labu ukur ditutup dan dikocok sampai asam oksalat larut secara
sempurna. Dihasilkan larutan asam oksalat yang tidak berwarna.
Kemudian diambil dengan menggunakan pipet sebanyak 10 mL dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL untuk dititrasi. Larutan dalam
erlenmeyer ditambahkan 10 mL aquades agar perubahan warna yang
terjadi dapat terlihat jelas. Namun, penambahan tersebut tidak mengubah
jumlah mol H2C2O4 yang terdapat dalam larutan tersebut. Kemudian
ditambahkan dengan 3 tetes indikator phenolphtalein (tidak berwarna).
Setelah penambahan PP, larutan tetap tidak berwarna. Hal ini karena PP
tidak berwarna dalam keadaan asam. Penambahan Indikator phenolptalein
dalam percobaan ini bertujuan untuk mempermudah mengetahui telah
tercapainya titik ekuivalen titrasi dengan ditandai adanya perubahan
warna. Selain itu indikator PP digunakan dalam titrasi ini karena larutan
yang terlibat adalah asam lemah dan basa kuat dimana titik ekuivalen
terjadi pada rentang pH 6 10. Sehingga PP bisa digunakan karena trayek
pH yang dimiliki adalah 8,3-10,0. Rentang titik ekivalen pada titrasi asam
lemah dengan basa kuat seperti pada gambar berikut ini:

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 10


Larutan tersebut kemudian dititrasi dengan larutan NaOH(tidak
berwarna) yang sudah terisi dalam buret. Persamaan reaksinya sebagai
berikut :
H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) Na2C2O4(aq) + 2H2O(l)
Titrasi ini dilakukan sampai terjadi perubahan warna menjadi
merah muda(soft pink). Adanya perubahan warna tersebut menandakan
titik akhir titrasi yang berarti titrasi harus dihentikan. Terjadinya
perubahan warna menjadi merah muda ini disebabkan karena yang
ditambahkan proton dan akhirnya terurai menjadi bentuk ioniknya. Dalam
bentuk tersebut, PP berwarna merah muda. Persamaan reaksi PP sebagai
berikut.
HIn + OH- Hin- + H2O
Tidak berwarna merah muda
Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Volume NaOH yang digunakan
berturut-turut adalah 8,4 mL ; 8,3 mL ; 8,2 mL. Saat titik ekuivalen pada
proses titrasi menyatakan terjadinya kesetimbangan antara mol asam dan
mol basa, sehingga diperoleh persamaan berikut:

Nasam . Vasam= Nbasa . Vbasa

Persamaan diatas dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi NaOH,


maka dari hasil perhitungan diperoleh Normalitas larutan H2C2O4 adalah
N1 = 0,1213 N, N2 = 0,1228 N, dan N3 = 0,1243 N. Sehingga normalitas
larutan H2C2O4 rata-rata dari 3 kali percobaan adalah 0,1228 N.

2. Penentuan Kadar Asam Sitrat dalam Air Jeruk Lemon


Percobaan kedua dilakukan bertujuan untuk Menentukan kadar
asam sitrat dalam air jeruk Lemon. Percobaan penetralan ini termasuk
kedalam alkalimetri karena praktikum yang dilakukan yakni mencari kadar
secara kuantitatif terhadap senyawa yang bersifat asam (C6H8O7) dengan
menggunakan larutan basa (NaOH).

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 11


Sebelum dititrasi, air jeruk yang berwarna kuning pucat ditimbang
terlebih dahulu sebesar 10,0037 gram menggunakan neraca analitik.
Kemudian air jeruk ini diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 100
mL sampai batas meniscus. Kemudian diambil 10 mL setelah pengenceran
dengan pipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL. Kemudian
ditambahkan 25 mL aquades, penambahan aquades ini berfungsi agar air
jeruk tidak terlalu pekat. Kemudian ditambahkan 3 tetes indikator PP(tidak
berwarna). Penambahan Indikator phenolptalein dalam percobaan ini
bertujuan untuk mempermudah mengetahui telah tercapainya titik akhir
titrasi dengan ditandai adanya perubahan warna. Dan dipilih indikator PP
dikarenakan PP memiliki trayek pH 8,3-10,0 yang sesuai dengan larutan
yang terlibat yaitu asam lemah dan basa kuat dimana pH ekivalen
campuran keduanya adalah diatas 7, sehingga PP bisa digunakan. Setelah
penambahan indikator PP, larutan jeruk tetap berwarna kuning pucat, hal
ini dikarenakan indikator PP tidak berwarna dalam keadaan asam.
Kemudian larutan ini dititrasi dengan NaOH. Persamaan reaksi yang
terjadi sebagai berikut :
C6H8O7(aq) + 3NaOH(aq) Na3C6H5O7(aq) + 3H2O(l)

Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna merah muda


keorangean. Dengan ini menandakan titik akhir titrasi terjadi yang berarti
titrasi harus dihentikan. Perubahan warna ini terjadi karena adanya
penambahan NaOH yang berlebih. Sehingga jumlah ion OH- bertambah
yang mengakibatkan larutan bersifat basa. Hal ini berakibat larutan
berubah warna karena indiktor PP berwarna merah muda ketika dalam
suasana basa. Persamaan reaksi PP sebagai berikut.
HIn + OH- Hin- + H2O
Tidak berwarna Merah muda
Titrasi dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat. Volume NaOH yang digunakan
berturut-turut adalah 7,5 mL ; 7,2 mL ; 7,4 mL. Kemudian dihitung kadar
asam sitrat melalui persamaan:

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 12


100/10
% C6H8O7 = x 100%

Dari persamaan diatas, maka diperoleh kadar asam sitrat dalam air jeruk
lemon pada 3 kali pengulangan yaitu 5,89% ; 5,66% ; dan 5,81%.
Sehingga kadar rata-rata asam sitrat dalam air jeruk lemon pada percobaan
ini adalah 5,7867%

X. KESIMPULAN
Dari percobaan ini diperoleh kesimpulan :
1. Pada percobaan standarisasi NaOH dengan asam oksalat diperoleh
konsentrasi NaOH dari ketiga titrasi berturut-turut adalah 0,1213 N,
0,1228 N, dan 0,1243 N. Sehingga konsentrasi rata-rata adalah 0,1228 N.
2. Kadar asam sitrat yang terkandung dalam air jeruk lemon pada ketiga
titrasi berturut-turut adalah 5,89% ; 5,66% ; dan 5,81%. Sehingga
diperoleh kadar rata-rata asam sitrat dalam air jeruk lemon tersebut adalah
5,7867%.

XI. JAWABAN PERTANYAAN


Standarisasi
1. Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang
sudah dididihkan?
Tujuan menggunakan air yang mendidih yaitu untuk menghindari ledakan,
sebab reaksi logam alkali (Na) bersifat eksoterm.Dan juga logam alkali (Na)
mudah bereaksi dengan air.mudah bereaksi dengan air.Selain itu karena
NaOH selalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor, diantaranya
adalah Na2CO3 sehingga pemakaian air yang telah didihkan berfungsi untuk
menghilangkan CO2 yang terdapat pada .Na2CO3.

2. Apakah beda antara:


a. larutanbaku dan larutan standar?
b. asidimetri dan alkalimetri?

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 13


Jawab :
a. Larutan baku adalah larutan yang diketahui konsentrasinya dari bahan
murninya dan digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan standar.
Sedangkan larutan standar adalah larutan yang diketahui konsentrasinya
dari penimbangan secara akurat dan pengenceran kemudian dititrasi
dengan larutan baku.
b. Perbedaan antara asdimetri dan alkalimetri terletak pada larutan yang
telah diketahui konsentrasinya. Untuk asidimetri adalah titrasi penetralan
yang melibatkan basa dengan asam yang diketahui konsentrasinya
sedangkan alkalimetri adalah titrasi penetralan yang melibatkan asam
dengan basa yang diketahui konsentrasinya.

3. Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!


Pada titrasi antara NaOH dengan Asam Oksalat menggunakan indikator
PP karena titrasi tersebut antara basa kuat dengan asam lemah yang
memiliki rentang pH 8,3-10,0. Pada umumnya indikator digunakan untuk
menentukan titik equivalen atau titik akhir titrasi tepat pada pH tertentu.

Aplikasi
1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na2CO3 dilarutkan dan dititrasi dengan
0,5N HCl dengan indikator pp. setelah penambahan 30 mL HCl larutan
menjadi tidak berwarna. Kemudian indikator metil jingga ditambahkan
dan dititrasi lagi dengan HCl. Setelah penambahan 5mL HCl larutan
menjadi berwarna. Berapa prosentase Na2CO3 dan NaOH dalam
sampel?
Jawab
Diketahui:
Larutan mengandung NaOH dan Na2CO3
Massa sampel NaOH dan Na2CO3 = 1,2 gram = 1200 mg
N HCl = n M, maka M HCl = Nn = 0,51 = 0,5 M
Reaksi yang terjadi:
a) Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl
NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 14


Na2CO3 + 2 HCl 2 NaCl + H2O + CO2
b) NaOH + HCl NaCl + H2O

V HCl sampai PP = 30 mL
V HCl untuk Na2CO3 = 2 x 5 mL = 10 mL
V HCl untuk NaOH = 30 mL (10 mL) = 30 mL 5 mL = 25 mL
Kadar Na2CO3
Na2CO3 = 0,5 mmol/ml x 1 mmol Na2CO3/ 2 mmol HCl x (2 x 5 ml)
= 0,5 mmol/ml x 5 ml
= 2,5 mmol
m Na2CO3 = 2,5 mmol x 106 mg/mmol = 265 mg = 0,265 g
% Na2CO3 = massa Na2CO3 / massa sampel x 100%
= 0,265 g / 1,2 g x 100% = 22,083 %
Kadar NaOH
mmol NaOH = M (V1 - V2)
= 0,5mmol/ml x (30 ml - 5ml)
= 0,5mmol/ml x 25ml
= 12,5 mmol
m NaOH = 12,5 mmol x 40 mg/mmol = 500 mg = 0,5 g
% NaOH = massa NaOH / massa sampel x 100%
= 0,5 g/1,2 g x 100% = 41,67 %

2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp?


Jawab: Perubahan warna indikator pp terjadi pada rentang pH 8,3-10,0
dari tak berwarna menjadi merah

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 15


DAFTAR PUSTAKA
Astawan, Made. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Day. R.A Underwood. A.L. 1986.Quantitative Analysis (fifth ed.).New
York: Prentice Hall. (Terjemahan oleh A. Hadyana. 1992. Analisis
Kimia Kuantitatif (ed. Ke 5).Jakarta: Erlangga)
Poedjiastuti, Sri, dkk. 2011. Panduan Praktikum Kimia Analitik I: DDKA.
Surabaya: Kimia FMIPA UNESA.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Edisi ke-5. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Laporan Praktikum Titrasi Penetralan | 16

Anda mungkin juga menyukai