ABSTRAK:
Tinjauan ini pertama-tama akan mencakup akar penyebab jatuh, mengidentifikasi
tindakan pencegahan yang terkait dengan hal jatuh, dan memberikan gambaran
tentang praktik terbaik pencegahan jatuh di institusi terkemuka. Ada manfaat yang
signifikan dalam melembagakan program komprehensif untuk mengurangi
kejadian jatuh. Setelah menganalisa hasil dari beberapa program yang berhasil,
jelas bahwa program integratif yang terdiri dari evaluasi pasien, modifikasi
lingkungan, dan pelatihan staf dapat menyebabkan penurunan kejadian jatuh
secara signifikan. Program semacam itu dapat diimplementasikan dengan biaya
rendah dan oleh karena itu merupakan perbaikan dalam perawatan dengan
pengembalian investasi yang tinggi.
PENDAHULUAN:
Jatuh didefinisikan sebagai "peristiwa yang tidak diinginkan yang
menyebabkan pasien berhenti secara tidak sengaja di tanah atau tempat lainnya
yang lebih rendah permukaan" dan merupakan komplikasi umum dan dapat
dicegah yang terjadi di rumah sakit. Kejadian jatuh ini terjadi 700.000 1,000,000
kali per tahun di rumah sakit.
Kejadian jatuh di rumah sakit dapat menyebabkan individu terkena
komplikasi lainnya, seperti fraktur, laserasi, atau perdarah di dalam yang
signifikan. Dengan demikian, individu tersebut menambah waktunya dalam
penggunaan layanan kesehatan secara keseluruhan di rumah sakit, memperbanyak
biaya dan berpengaruh buruk pada hasil pasien bila pasien dirawat di rumah sakit.
Durasi pasien yang tinggal di Rumah Sakit setelah jatuh meningkat rata-rata
12,3 hari. Hal ini menyebakan kenaikan biaya pengobatan dan rawat inap rata-rata
61%.
Mencegah terjadinya jatuh merupakan hal penting dari perawatan di rumah
sakit yang perlu ditangani untuk memberikan perawatan klinis dan hemat biaya.
Salah satu aspek yang lebih penting untuk mencegah terjadinya jatuh di
rumah sakit adalah penggunaan sistem manajemen perawatan integratif dimana
perancangan fasilitas yang tepat diperhitungkan, komunikasi antara profesional
tenaga kesehatan yang berbeda dimaksimalkan, dan dilakukan evaluasi serta
tinjauan sistematis terhadap praktik dan kesalahan secara berkala untuk mengukur
risiko kejadian pemicu tertentu untuk jatuh dan meninjau tindakan yang diambil
untuk mengurangi risiko ini .
Sebagai pemberi layanan kesehatan, perawat merupakan salah satu
komponen kunci untuk mencegah terjadinya jatuh di rumah sakit karena interaksi
perawat yang erat dengan pasien, serta peran mereka dalam mengawasi kegiatan
sehari-hari di rumah sakit. Dengan demikian, mereka mewakili garis depan
pertahanan melawan terjadinya jatuh.
Untuk menyajikan gambaran menyeluruh tentang pencegahan terjadinya
jatuh di rumah sakit, tinjauan ini pertama akan mencakup akar penyebab jatuh dan
mengidentifikasi tindakan pencegahan yang terkait dengan usaha penurunan ini.
Kemudian akan memberikan gambaran tentang praktik terbaik pencegahan jatuh
di institusi terkemuka. Dengan demikian, dimungkinkan untuk tidak hanya
memahami metode pencegahan kejatuhan terkini, namun juga menciptakan
kerangka kerja dimana program yang lebih komprehensif dapat dirumuskan dan
diimplementasikan.
AKAR PENYEBAB JATUH
Jenis jatuh dapat dikategorikan ke dalam tiga kategori besar, yaitu jatuh
secara kebetulan, jatuh yang berhubungan secara fisiologis, dan jatuh yang tidak
terduga.
Jatuh yang tak terduga masih disebabkan oleh alasan fisiologis, namun
dikatakan tidak terduga karena standar penilaian risiko tidak mengidentifikasi
korban jatuh yang tidak terduga. Kategori terakhir, jatuh secara kebetulan,
melibatkan individu yang tidak berisiko jatuh, tapi terjatuh karena kondisi
lingkungan atau masalah operasional.
Dari ketiga akar penyebab jatuh tersebut, jatuh yang di akibatkan alasan
fisiologis adalah yang paling umum terjadi, yaitu sebanyak 78%. Jatuh secara
kebetulan berada pada peringkat kedua, yaitu 14% kejadiannya. Dari statistik ini,
jelas bahwa sebagian besar kasus melibatkan situasi di mana risiko jatuh dapat
diperkirakan dan dapat dicegah. Tinjauan ini akan berfokus terutama pada jatuh
yang diakibatkan secara fisiologis karena merupakan kategori terbesar. Hal ini
dapat dicegah dengan pemantauan dan tindakan pencegahan yang hati-hati dan
memungkinkan untuk mencapai penurunan terbesar kejadian jatuh, dengan biaya
minimum.
Faktor risiko intrinsik dapat dengan mudah dinilai dari riwayat medis pasien
tertentu dan karenanya harus dilakukan tindakan pencegahan segera yang pada
umumnya mengurangi risiko jatuh bagi orang-orang ini. Kelemahan utama dalam
mengurangi risiko jatuh ini adalah kurangnya komunikasi antara tenaga kesehatan
berbeda yang berinteraksi dengan pasien, dan juga kurangnya prosedur operasi
standar ketika pasien ini diidentifikasi memiliki risiko jatuh yang signifikan.
Rumah sakit yang menerapkan peningkatan komunikasi dan penerapan prosedur
operasi standar telah terbukti mengalami penurunan signifikan dalam kejadian
jatuh. Pada banyak kasus, pengurangan kejadian jatuh bisa lebih besar dari 60%.
EVALUASI PENCEGAHAN JATUH
Analisis terhadap uji coba yang mempelajari pencegahan jatuh tidak
menemukan suatu kesimpulan. Berbagai penelitian telah menunjukkan tingkat
pengurangan yang berbeda, sementara penelitian lain tidak menunjukkan
penurunan yang signifikan dalam tingkat kejadian jatuh secara keseluruhan.
Namun, perlu dicatat bahwa penelitian ini hanya mencakup situasi di mana
program pencegahan jatuh telah dilembagakan. Oleh karena itu, mereka kurang
dikontrol untuk jenis program yang telah dilembagakan. Selanjutnya, komplikasi
tambahan timbul dari penilaian keberhasilan sebuah program. Sementara sebagian
besar evaluasi berfokus pada jumlah penurunan kejadian jatuh pasien per tahun,
penelitian lain difokuskan jika program yang dilembagakan menyebabkan insiden
komplikasi yang lebih rendah karena jatuh.
Secara umum penurunan kejadian jatuh berkisar antara 19% sampai 77%
pada penelitian yang melaporkan penurunan jumlah kejadian jatuh. Meskipun
hasil ini tidak meyakinkan, sebuah meta-analisis formal telah menunjukkan bahwa
penerapan program pencegahan jatuh secara formal sebenarnya mengurangi
penurunan secara statistik, meskipun besaran keseluruhan tetap diragukan. Namun,
walaupun besarnya efek mungkin dipertanyakan, dengan analisis yang lebih hati-
hati terhadap penelitian ini, adalah mungkin untuk menentukan faktor mana yang
ada yang mengarah pada program pengurangan kejadian jatuh yang berhasil.
Dalam hal menilai risiko terjadinya jatuh, alat yang paling banyak
digunakan adalah skala jatuh Morse. Skala jatuh Morse ini memiliki keuntungan
sebagai instrumen yang relatif sederhana untuk dikelola. Hal ini terbukti efektif
dalam mengukur risiko terjatuh dalam berbagai setting yang berbeda. Secara
singkat, skala ini mengevaluasi riwayat jatuh sebelumnya pada pasien, jumlah
diagnosis tambahan yang dimiliki pasien, yang mencerminkan tingkat keparahan
kondisi pasien saat ini. Hal ini juga mengevaluasi apakah pasien saat ini dapat
bergerak tanpa bantuan atau memerlukan infus atau terapi lain yang melibatkan
hambatan fisik, status berjalannya saat ini, dan keadaan mentalnya. Skala jatuh
Morse pada dasarnya menghitung berbagai faktor intrinsik yang dapat
menyebabkan jatuh.
Skala lain yang biasa digunakan adalah skala STRATIFY. Skala ini kurang
umum daripada skala jatuh Morse. Skala ini berfokus secara khusus pada orang
tua di lingkungan rumah sakit. Namun, meskipun kurang digeneralisasikan pada
lingkungan dan kelompok umur yang berbeda, skala ini telah terbukti memiliki
kepekaan statistik yang lebih besar untuk memprediksi penurunan populasi
geriatri, sambil mempertahankan spesifisitas statistik yang sebanding.
Setelah skala dihitung untuk setiap pasien oleh petugas kesehatan, pasien
dengan kategori berisiko rendah, menengah dan tinggi harus dikalibrasi dengan
kondisi fasilitas perawatan. Misalnya, lingkungan perawatan akut akan menjamin
kejadian jatuh lebih rendah daripada lingkungan rumah sakit yang lebih umum.
Aspek yang harus dipertimbangkan selama proses pengamatan adalah adanya
hambatan, situasi pencahayaan secara keseluruhan, kehadiran petugas kesehatan,
dan kebutuhan pasien untuk berpindah. Proses pengamatan ini perlu ditangani
oleh tim pencegahan kejadian jatuh integratif karena skala dan kategori risiko
yang sesuai spesifik untuk institusi tertentu dan proses kalibrasi perlu dinamik
untuk memperhitungkan kejadian jatuh yang terjadi di institusi tersebut.
PENCEGAHAN JATUH SETELAH PENILAIAN RESIKO
Setelah keseluruhan risiko kejadian jatuh pasien telah dihitung, SOP
(standar operasional prosedur) perlu diterapkan untuk memastikan konsistensi
perawatan dan mengidentifikasi masalah lingkungan yang perlu ditangani untuk
meminimalkan risiko di lingkungan rumah sakit. Meskipun telah terdapat banyak
variabilitas dalam melaporkan keberhasilan program pencegahan kejadian jatuh
secara individu, melaksanakan prosedur yang berhasil diimplementasikan dapat
memberikan panduan untuk intervensi yang paling efektif.
Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah kejadian jatuh
adalah penggunaan alat bantu untuk pasien. Petugas kesehatan di Rumah Sakit
dapat menginstruksikan pasien yang termasuk dalam kategori berisiko sedang
sampai tinggi mengenai bagaimana cara mudah meminta bantuan. Misalnya,
menempatkan tombol panggil yang mudah dijangkau, sehingga jika pasien
memerlukan bantuan dapat memencet tombol terdekat tersebut.
Selain itu, faktor sederhana namun mudah diabaikan, seperti tinggi dan
posisi perabotan untuk memudahkan akses, bisa diatasi. Meskipun hal ini dapat
dipertimbangkan dalam konteks pencegahan kejadian jatuh yang mungkin terjadi,
hal itu juga berdampak pada kejadian jatuh yang tak terduga.
Selain faktor lingkungan, intervensi khusus juga dapat dilakukan untuk
perawatan pasien secara langsung. Misalnya, dengan mempertimbangkan
farmakodinamik untuk individu. Saat menjadwalkan tindakan yang mengharuskan
pasien untuk bergerak, maka petugas kesehatan dapat mengurangi pemberian obat
yang meningkatkan risiko terjatuh.