AKUNTANSI MENAJEMEN
TENTANG MENAJEMEN BERDASARKAN AKTIFITAS
DI SUSUN
OLEH KELOMPOK 3
Tujuan belajar
Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
Dalam waktu dua bulan,Rick menerima proposal tersebut. Rasa penasarannya terpicu dengan
dua paragraph berikut dari proposal tersebut.
Paragraf 1
Berdasarkan GAAP,saat ini,Roberts Truck Products membebankan biaya
penjualan,penyediaan barang,dan distribusi pada periode dimana biaya tersebut muncul.
Belum ada usaha untuk menelusuri berbagai biaya ini berdasarkan setiap pelanggan atau
kelompok pelanggan. Kami telah melakukan penelusuran ini dan menemukan banyak
pelanggan Anda yang tidak menguntungkan. Kami mendapati ada persentase kecil pelanggan
dan produk yang sesungguhnya berkontribusi pada sebagian besar laba Anda. Hasil ini
menunjukkan Anda membutuhkan perhitungan biaya yang lebih akurat agar Roberts Truck
Products dapat mengelola berbagai produk dan pelanggannya dengan lebih baik. Saya akan
memberikan laporan yang lebih terperinci bersama dengan berbagai saran yang spesifik
untuk mengubah bauran produk dan pelanggan Anda agar laba Anda dapat meningkatkan
laba bersih dalam laporan Anda paling tidak sebesar 200 persen. Selain itu,penilaian yang
akurat mengenai perhitungan biaya atas para pemasok Anda dapat menghasilkan kenaikan
profitabilitas tambahan.
Paragraf 2
Karena berbagai proses yang ada bergantung pada berbagai aktivitas,dibutuhkan
manajemen aktivitas. Manajemen berdasarkan aktivitas mengidentifikasi berbagai
aktivitas,biaya aktivitas,output aktivitas,dan nilai aktivitas bagi organisasi. Output sistem
manajemen berdasarkan aktivitas adalah input yang sangat penting untuk sistem manajemen
kinerja. Selain itu,karena inti manajemen berdasarkan aktivitas adalah sisi ekonomis bagi
perusahaan,manajemen berdasarkan aktivitas memfasilitasi dan mendukung tujuan
pengurangan pemborosan. Hal ini penting untuk meningkatkan efisiensi dan
mempertahankan sambil meningkatkan posisi bersaing Anda.
Karena yakin bahwa informasi biaya yang lebih baik akan membantunya mengurangi
pemborosan dan meningkatkan laba,Rick segera member tahu Michele-Dawn bahwa dia
ingin mengimplementasikan sistem ABM.
Manajemen Biaya Berdasarkan Aktivitas Gambaran Konseptual
Sumber Daya
Mengimplementasikan ABM
Manajemen berdasarkan aktivitas (ABM) adalah system yang lebih komprehensif dari pada
system ABC. ABM menambahkan pandangan proses pada pandangan biaya dalam ABC.
ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber informasi utama. ABM dapat
dipandang sebagai system informasi yang bertujuan memperbaiki pengambilan keputusan
dengan menginformasikan biaya yang akurat dan mengurangi biaya dengan mendorong serta
mendukung berbagai usaha perbaikan berkelanjutan. Tujuan pertama adalah domain dari
ABC,sedangkan tujuan kedua merupakan bagian dari analisis nilai proses. Tujuan kedua
membutuhkan data yang lebih terperinci dari tujuan ABC dalam memperbaiki keakuratan
pembebanan biaya. Jika sebuah perusahaan ingin menggunakan ABC dan analisis nilai
proses(process value analysisPVA) maka pendekatan untuk implementasinya haruslah
dibentuk secara hati-hati. Contohnya,jika ABC menciptakan berbagai kelompok biaya agrerat
berdasarkan teknik homogenitas atau perkiraan,banyak informasi aktivitas detail yang
mungkin tidak dibutuhkan. Akan tetapi,untuk PVA,berbagai perincian ini harus didapat. Jadi,
jelas bahwa cara implementasi ABM adalah pertimbangan utama. Tampilan 5-2 menyajikan
contoh model implementasi ABM.
Model pada Tampilan 5-2 menunjukkan tutjuan keseluruhan ABM adalah meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengidentifikasi dan menyeleksi
berbagai peluang untuk perbaikan serta menggunakan informasi akurat untuk membuat
keputusan yang lebih baik. Contonhnya,analisis akar pemicu (untuk menemukan pemicu
sesungguhnya dari berbagai masalah) menunjukkan berbagai peluang untuk perbaikan.
Dengan mengidentifikasi berbagai biaya yang ditimbulkan oleh pemborosanyang
merupakan hasil dari penilaian atas setiap aktivitasperusahaan dapat membuat prioritas
berdasarkan berbagai kegiatan yang memberikan pengurangan biaya paling besar. Selain
itu,potensi pengurangan biaya itu sendiri diukur melalui berbagai perhitungan ABC.
Tampilan 5-2 juga menunjukkan 10 langkah yang menentukan dalam implementasi
ABM: empat langkah yang berkaitan dengan ABC,empat langkah berkaitan dengan PVA,dan
dua langkah umum. Berbagai langkah yang terkait dengan PVA telah dibahas pada Bab 4
sehingga sudah cukup dipahami. Akan
Modal ABM
Perencanaa
Sistem
Identifikasi,Definisi,
dan Klasifikasi Akrivitas
PVA ABC
Membebankan Biaya
Membuat Penilain
Sumber Daya
atas Isi Aktivitas
keAktivitas
Menentukan Mengidentifikasi
Mengurangi Memperbaiki
Akar Objek Biaya dan
Biaya Keputusan
Penyebab Penggerak Aktivitas
Masalah
Tetapi,ada satu perluasan ABC penting yang akan dibahas pada bab ini: aplikasi ABC ke
berbagai objek biaya selain produkkhususnya untuk pelanggan dan pemasok. Dari 10
langkah yang dijelaskan pada Tampilan 5-2,dua langkah yang sama berkaitan dengan ABC
dan PVA adalah (1) perencanaan sistem dan (2) identifikasi,definisi,dan klasifikasi berbagai
aktivitas.
Untuk mendapatkan staf operasional yang tepat,tujuan system ABM harus diidentifikasi
dengan hati-hati serta dihubungkan dengan posisi bersaing yang diinginkan,proses bisnis dan
bauran produk perusahaan. Tujuan umumnya adalah meningkatkan akurasi dan perbaikan
berkelanjutan. Akan tetapi,mengembangkan hasil tertentu yang diinginkan terkait dengan
setiap tujuan tersebut merupakan hal penting. Contohnya,salah satu hasil spesifik adalah
perubahan bauran produk berdasarkan pada biaya yang lebih akurat (dengan harapan laba
akan meningkat). Hasil lain yang lebih spesifik adalah perbaikan atas posisi bersaing
perusahaan melalui peningkatan efisiensi proses karena adanya eliminasi aktivitas yang tidak
bernilai-tambah. Perencanaan juga berkaitan dengan pembuatan jadwal untuk proyek
implementasi,pembebanan berbagai tanggung jawab spesifik pada berbagai individu atau
tim,serta pengembangan anggaran serta terperinci. Walaupun kelima masalah yang
disebutkan sebelumnya adalah masalah yang penting,masalah penggunaan informasi juga
membutuhkan perhatian khusus. Implementasi yang berhasil baik sangatlah bergantung pada
kemampuan perusahaan untuk mempelajari cara menggunakan informasi baru yang diberikan
ABM. Para penggunanya harus diyakinkan bahwa informasi baru ini dapat mengatasi
berbagai masalah tertentu. Mereka juga harus dilatih kembali untuk dapat menggunakan
informasi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas agar dapat menghasilkan keputusan yang
lebih baik. Mereka perlu memahami cara ABM menggerakkan dan mendukung perbaikan
berkelanjutan.
Penyebab Kegagalan Implementasi ABM Sebagai istem,ABM bisa saja gagal karena
berbagai alasan. Salah satu alasan utamanya adalah kurangnya dukungan dari manajemen
tingkat atas. Dukungan ini tidak hanya harus didapatkan sebelum melakukan proyek
implementasi,tetapi juga harus dipertahankan. Hilangnya dukungan bisa terjadi jika
implementasi membutuhkan waktu yang terlalu lama atau hasil yang diharapkan tidak
tampak nyata. Hasil yang didapat mungkin tidak seperti yang diharapkan karena para manajer
operasional dan penjualan tidak ahli menggunakan informasi aktivitas yang baru.
Jadi,kegiatan pelatihan dan pendidikan harus banyak dilakukan. Keuntungan dari data yang
baru perlu dikomunikasikan secara hati-hati dan para manajer harus diajarkan cara
menggunakan berbagai data ini dalam rangka peningkatan efisiensi serta produktivitas.
Penolakan untuk berubah bisa terjadi; para manajer yang menerima informasi baru dengan
sikap skeptic merupakan hal biasa. Menunjukkan bagaimana informasi ini dapat menjadikan
mereka sebagai manajer yang lebih baik seharusnya membantu mengatasi penolakan tersebut.
Keterlibatan para manajer nonkeuangan dalam tahapan perencanaan dan implementasi dapat
mengurangi penolakan dan bisa mendapatkan dukungan yang dibutuhkan.
Kegagalan dalam mengintegrasikan system baru tersebut adalah alasan utama lain
dari kegagalan system ABM. Probabilitas dari keberhasilan meningkat jika system ABM
tidak bersaing dengan berbagai program perbaikan perbaikan lain atau system akuntansi
resmi lainnya. Mengomunikasikan konsep bahwa ABM melengkapi dan meningkatkan
berbagai program perbaikan lainnya merupakan hal penting. Selain itu,mengintegrasikan
ABM ke poindi mana hasil perhitungan biaya aktivitas tidak bersaing langsung dengan
angka akuntansi tradisionaljuga merupakan hal penting. Para manajer cenderung terus
menggunakan angka akuntansi tradisional bersama dengan data baru tersebut
lingkungan semacam ini akan terpaksa mengevaluasi kembali cara mereka melakukan
berbagai hal. Meningkatkan kinerja dapat diartikan menjadi pencarian konstans dengan
berbagai cara mengeliminasi pemborosanproses yang juga disebut sebagai perbaikan
berkelanjutan. Pengurangan pemborosan tema dari perbaikan berkelanjutan,dimungkinkan
melalui penggunaan berbagai alat pengurangan limbah,seperti pembelian dan system
produksi dengan system JIT,rekayasa ulang,manajemen kualitas total,pemberdayaan
karyawan,dan computer-aided manufacturing. Berbagai alat atau metode ini mencoba untuk
mengeliminasi pemborosan yang dapat muncul dalam berbagai bentuk,seperti
persediaan,aktivitas yang tidak berguna,produk cacat,pengerjaan ulang,penyetelan,dan tidak
digunakannya bakat serta keahlian karyawan dengan baik ABM bersama dengan pandangan
biaya dan prosesnya adalah hal yang ideal untuk berhubungan dengan lingkungan dinamis
yang menekankan perbaikan berkelanjutan.
Jadi,akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas adalah system akuntansi
pertanggungjawaban yang dikembangkan untuk perusahaan yang beroperasi dalam
lingkungan yang mengalami perbaikan berkelanjutan. System akuntansi ini mengukur kinerja
sehingga menekankan pada pandangan keuangan dan nonkeuangan. Perbandingan untuk
setiap elemen model akuntansi pertanggungjawaban untuk setiap system pertanggungjawaban
menunjukkan berbagai berbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut.
Penetapan Ukuran Kinerja setelah tanggung jawab ditetapkan, ukuran kinerja diidentifikasi
dan standar harus ditetapkan untuk berfungsi sebagai benchmarking untuk ukuran kinerja.
Tampilan 5-5 memberikan perbaindingan atas pendekatan kedua sistem tersebut dalam
pekerjaan untuk menetapkan ukuran kinerja. Berdasarkan tampilan 5-5, anggaran dan
perhitingan biaya standaradalah tahap penting dalam aktivitas benchmarking untuk sistem
berdasarkan keuangan. Hal ini tentu ukuran kinerja bersifat objektif dan relatif stabil
sepanjang waktu. Tampilan 5-5 menunjukan beberapa perbedaan yang sangat jelas untuk
berbagai atribut proses, seperti waktu proses, kualitas, dan efisiensi. Kedua,standar ukuran
kinerja berubah untuk mencerminkan berbagai kondisi dan tjuan baru, serta membantu
mempertahankan kemajuan apa pun yang telah dicapai, maka standar diubah untuk
mendorong peningkatan perbaikan. Dalam lingkungan dimana perbaikan konstan merupakan
hal yang dikejar, standar tidak dapat bersifat statis. Ketiga, standar optimal membutuhkan
suatu peran penting. Standar ini menentukan pencapaian utama target sehingga identifikasi
potensi digunakan untuk perbaikan. Mengidentifikasi standar bernilai-tambah untuk tiap
aktifitas jauh lebih ambisius dari pada sitem pertanggung jawaban keuangan tradisional. Hal
ini memperluas pengendalian hingga mencakup seluruh perusahaan.
Evaluasi Kinerja Tampilan 5-5 membandingkan evaluasi kinerja dibawah sistem akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan keuangan dan aktifitas. Dalam kerangka kerja berdasarkan
keuangan, kinerja diukur dengan membandingkan berbagai hasil sesungguhnya dengan hasil
yang dianggarkan. Pada prinsipnya, individu terkait hanya diminta bertanggang jawab atas
berbagai hal yang berada di bawah kendalinya. Kinerja keuangan yang diukur melalui
kemampuan untuk memenuhi atau mengalahkan standar keuangan tertentu yang tidak
berubah, sangatlah ditetankan. Kerangka kerja berdasarkan aktifitas lebih berkaitan dengan
kinerja daripada hannya perspektif keuangan.
Perspektif proses menambah waktu, kualitas, dan efisiensi sebagai berbagai dimensi
yang sangat penting atas kinerja. Menurunkan waktu yang dibutuhkan suatu proses untuk
memberikan hasil kepada pelanggan dipandang sebagai tujuan yang sangat penting. Jadi,
ukuran nonkeuangan yang beriontasi pada proses, seperti waktu siklus dan pelaksanaan yang
tepat waktu menjadi hal penting. Kinerja dievaluasi dengan menilai apakah berbagai ukuran
ini membaik
Dengan berjalannya waktu. Hal yang sama juga berlaku untuk berbagai ukuran yang
berkaitan dengan kualitas dan efisiensi. Memperbaiki suatu proses haruslah diartikan sebagai
hasil keuangan yang lebih baik. Oleh karena itu, berbagia ukuran pengurangan biaya yang
dicapai, tren dalam biaya per unit hasil adalah berbagai indikator yang sangat berguna untuk
melihat apakah suatu proses telah membaik dan belum. Kemajuan atas pencapaian standar
optimal dan standar interim haruslah diukur. Tujuannya adalah menghasilkan biaya yang
rendah, produk yang kualitasnhya tinggi, dan pengiriman secara tepat waktu.
Pemberian Penghargaan dalam kedua sistem tersebut tiap orang akan diberi penghargaan
atau hukuman sesuai dengan berbagai kebijakan dan kehendak menajemen yang lebih atas.
Seperti yang ditujukkan tampilan 5-7, berbagai instrumen keuangan yang sama (contohnya,
kenaikan gaji, bonus, pembagian laba, dan promosi) banyak digunakan untuk memberikan
penghargaan atas kinerja yang baik. Sifat dari struktur insentif tentu akan berbeda dalam tiap
sistem. Contohnya, sistem penghargaan dalam sistem akuntansi keuangan berdasarkan
keuangan didesain untuk mendorong setiap orang dalam mencapai atau mengalahkan standar
anggaran. Dalam sistem pertanggungjawaban berdasrkan aktifitas, sistem penghargaanya
lebih rumit. Tiap orang bertanggung jawab sebagai tim serta atar kinerja individual . karena
perbaikan yang berkaitan dengan proses kebanyakan dicapai melalui usaha tim, penghargaan
berbasis kelompok adalah paling tepar daripada penghargaan untuk perorangan. contohnya,
standar dapat ditetapkan untuk biaya perunit, pengiriman tepat waktu, kualitas perputaran
persediaan, pembuangan dan waktu siklus, kemudian, bonus dapat diberikan kepada tim
terkait, paling tidak salah satu ukuran terkait. Perhatikan sifat multidimensional dari ukuran
dan sistem penghargaan ini. Perbedaan lainnya berkaitan dengan arah dari pembagian
Penghargaan Berdasarkan Keuangan Penghargaan Berdasarkan Aktifitas
1. Berdasarkan kinerja keuangan 1. Berdasarkan kinerja multidimensi
2. Penghargaan individual 2. Penghargaan kelompok
3. Kenaikan gaji 3. Kenaikan gaji
4. Bonus dan pembagian laba 4. Bonus, pembagian laba, dan keuntungan
Tampilan 5-7 pembandingan penghargaan
Laba dan keuntungan. Pembagian laba adalah insentif global yang didesain untuk mendorong
para kayawan memberikan kontribusi pada kesejahteraan keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Pembagian keuntungan jauh lebih spesifik. Para karyawan diizinkan berbagi
dalam keuntungan yang berkaitan dengan proyek perbaikan tertentu. Berbagi keuntungan
membantu mendapatkan keberhasilan untuk proyem perbaikan tertentu yang merupakan
bagian dari manajemen berdasarkan aktivitas.
Analisis nilai proses adalah hal yang fundamental bagi akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan aktivitas, analisis ini berfokus pada akuntabilitas berbagai aktivitas sebagai ganti
pada biaya ; dan analisis ini menekankan pada maksimalisasi kinerja keseluruhan sistem
sebagai ganti kinerja individual. Analisis ini proses membantu mengubah berbagai konsep
akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dari tingkat konseptual menjadi
operasional. Seperti yang ditunjukan berbagai model pada tampilan 5-1 dan 5-3, analisis nilai
proses berkaitan dengan (1) analisis penggerak, (2) analisis aktivitas, dan (3) pengukuran
kinerja aktivitas.
Ukuran output praktis adalah ukuran permintaan yang dibutuhkan atas suatu aktivits
dan hal yang disebut penggerak aktivitas. Ketika kebutuhan akan suatu aktivitas berubah,
biaya aktivitas dapat berubah. Contohnya, ketika jumlah program yang ditulis meningkat,
aktifitas penulisan program mungkin membutuhkan lebih banyak input (tenaga kerja, disk,
kertas, dan lain-lain). Akan tetapi, ukuran output, seperti jumlah program, bukan (dan
biasanya tidak ) berkaitan dengan akar pemicu biaya aktivitas. Sebaliknya, hal itu adalah
konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan. Analisis penggerak bertujuan mengungkapkan
akar pemicu. Jadi, analisis penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi
berbagai faktor yang merupakan akar pemicu dari biaya aktifitas. Contohnya, suatu analisis
dapat mengungkapkan akar pemicu biaya perpindahan bahan baku adalah tata letak pabrik.
Jika akar pemicunya diketahui, maka suatu tindakan untuk memperbaiki aktivitas terkait
dapat dilakukan. Secara sfesifik, pengaturan ulang tata letak pabrik dapat mengurangi biaya
perpindahan bahan baku.
Akar pemicu dari biaya suatu aktivitas kerap merupakan akar pemicu dan berbagai
aktivitas terkait lainnya. Contohnya, kualitas pemasok yang rendak mungkin merupakan akar
pemicu biaya pemeriksaan suku cadang yang dibeli (ukuran output x jumlah jam
pemeriksaan) dan pemesanan ulang (ukuran output x jumlah pemasaran ulang). Dengan
mengimplementasikan manajemen kualitas total dan program evaluasi pemasok, kedua
aktivitas tersebut dan prosespengadaanya dapat diperbaiki.
Inti analisis nilai proses adalah analisis aktivitas. Analisis aktivitas adalah proses untuk
mengidentifikasi, menjelaskan dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan
perusahaan. Analisis aktivitas harus menunjukan empat hasil: (1) aktivitas apa saja yang
dilakukan, (2) berapa banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut, (3) waktu dan sumber
daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas, dan (4) penilaian dan atas nilai
aktivitas bagi perusahaan termasuk saran untuk memilih dan mempertahankan berbagai
aktivitas yang menambah nilai. Langkah 1-3 telah dijelaskan pada Bab 4. Berbagai langkah
tersebut sangatlah penting untuk pembebanan biaya. Langkah 4, menentukan isi nilai tambah
dan aktivitas, berkaitan dengan pengurangan biaya dari pada pembebanan biaya. Oleh karena
itu, hal ini merupakan bagian yang paling serig dalam analisis aktivitas. Berbagai aktivitas
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai bernilai-tambah atau tak-bernilai-tambah.
Aktivitas Bernilai-Tambah Berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam
bisnis disebut sebagai aktivitas yang bernilai-tambah. Berbagai aktivitas yang disyaratkan
memang dibutuhkan untuk memenuhi peraturan hukum. Contohnya, RTP, Inc, sebagai
perusahaan publik. Semua aktivitas yang harus dilakukan RTP,Inc untuk mematuhi
persyaratan pelaporan dari securities dan Exchange Commission dan kebutuhan pelaporan
dari internal revenue service adalah contoh aktivitas yang diwajibkan. Berbagai aktivitas ini
adalah aktivitas bernilai-tambah berdasarkan peraturan. Berbagai kativitas lainnya dalam
perusahaan tersebut adalah aktivitas discretionary. Aktivitas discretionary diklasifikasikan
sebagai aktivitas yang bernilai tambah jika secara simultan memenuhi berbagai syarat : (1)
aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi (2) perubahan kondisi yang tidak dapat
dicapai melalui aktivitas sebelumnya(3) aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas
lainnya dilakukan.
Contohnya, ingatlah kembali bahwa RTP Inc adalah produsen silinder hidrolik.
Aktivitas pertamanya, pemotongan pipa memotong berbagai pipa panjang dengan ukuran
yang tepat untuk silinder. Kemudian pipa yang telah dipotong tersebut akan dilas ke potongan
piringan. Aktivitas pemotongan pipa tersebut adalah aktivitas bernilai tambah karena (1)
menyebabkan perubahan kondisi pipa yang belum terpotong menjadi pipa potongan (2) tidak
ada aktivitas sebulumnya yang menghasilkan perubahan kondisi ini, (3) memungkinkan
aktivitas pengeluaran dilakukan. Sifat aktivitas bernilai tambah akan memudahkan penilaian
suatu aktivitas operasional seperti pemotongan pipa. Namun bagaimana dengan aktivitas lain
yang lebih umum seperti pengawasan para pekerja pabrik ? secara sfesipik aktifitas
menejerial didesain untuk mengolah berbagai aktivitas bernilai tambah lainnya untuk
memastikan semua aktivitas tersebut dilakukan secara efisien dan tepat waktu. Pengawasan
tentu memenuhi kondisi yang memampukan. Apakah terdapat perubahan kondisi ? terdapat
dua cara untuk menjawabnya. Petama pengawasan dapat dilihat sebagai sumber pemampu
yang dikonsumsi oleh berbagai aktivitas operasional yang berfungsi sebagai input yang
dibutuhkan untuk membantu membawa perubahan kondisi yang diharapkan untuk aktifitas
primer bernilai tambah . kedua, aktivitas ini dapat diargumentasikan sebagai pembawa
keberaturan melalui perubahan kondisi yang terkoordinasi. Jika berbagai aktivitas yang
bernilai-tambah telah diidenfitikasi, kita bisa menetapkan biaya bernilai tambahnya. Biaya
bernilai tambah adalah berbagai biaya yang timbul dari melakukan berbagai aktivitas bernilai
tambah dengan efisiensi yang sempurna.
Aktivitas tak bernilai tambah semua aktivitas selain berbagai aktivitas yang paling penting
untuk tetap bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu disebut sebagai aktivitas
tak bernilai tambah. Aktivitas tak bernilai tambah dapat diidentifikasi melalui
ketidakmampuanya melalui salah satu dari tida syarat yang disebut diatas. Pelanggaran atas
dua syarat pertama adalah contoh umum dari aktivitas tak bernilai tambah. Pengawasan
adalah aktivitas pendeteksi kondisi bukan aktivitas pengubah kondisi (aktivitas ini
memberitahukan kita kondisi pipa yang terpotong- apakah panjangnya benar atau tidak ).
Untuk alasan inilah aktivitas tersebut gagal memenuhi syarat pertama. Bayangkan aktifitas
pengerjaan ulang berbagai barang atau rakitan. Pengerjaan ulang didesain untuk memperbaiki
suatu kondisi yang tidak sesuai menjadi kondisi yang diharapkan. Dengan kata lain terjadi
perubahan kondisi. Akan tetapi aktivitas tersebut tidak bernilai tambah karena merupakan
pekerjaan yang diulang. Aktivitas itu melakukan suatu yang seharusnya telah dilakukan oleh
aktivitas sebelumnya (syarat kedua dilanggar). Biaya tak bernilai tambah adalah berbagai
biaya yang disebabkan olah aktivitak tak bernilai tambah atau kinerja tidak efisien dari
aktivitas bernilai tambah. Karena peningkatan persaingan banyak perusahaan mencoba untuk
mengeliminasi aktivitas tak bernilai tambah karena berbagai aktivitas tersebut menambah
biaya yang tidak perlu dan menekan kinerja. Perusahaan juga berusaha keras untuk
mngoptimalkan berbagai aktivitas yang pada akhirnya mengimelinasi semua aktivitas yang
tidak dibuhkan, dan pada saat yang sama akan meningkatkan efisiensi aktivitas yang
dibutuhkan.
Tema analisi aktivitas eliminasi pemborosan. Jika pemborosan ditiadakan, biaya dapat
dikurangi. Pengurangan biaya terjadi setelah adanya eliminasi pemborosan.ingat bahwa
nilainya adalah dari pengelolaan berbagai penyebab dari biaya, bukan biaya itu sendiri.
Walaupun mengelolah biaya dapatmeningkatkan efisiensi suatu aktivitas, jika aktivitas
tersebut tidak dibutuhkan., apa artinya aktivitas yang dilakukan secara efisien ? suatu aktifitas
yang tidak dibutuhkan adalah hal yang sia-sia dan harus ditiadakan. Contohnya, perpindahan
bahan baku dan barang setengah jadi sering disebut aktivitas tak bernilai tambah.
Pemasangan sistem pemindah bahan baku otomatis dapat meningkatkan ehsiensi dari
aktivitas ini, tetapi perubahan menjadi produksi selular dengan pengiriman just in time
dilapangan dapat mengiliminasi aktivitas tersebut secara nyata. Dengan demikian, mudah
untuk melihat mana yang lebih baik saat ini.
Contoh aktivitas tak bernilai tambah Pemesanan ulang suku cadang pengiriman produksi
dan pengerjaan ulang karena adanya bagian yang cacat adalah contoh-contoh aktivitas tak
bernilai tambah. Berbagai contoh lainnya meliputi perbaikan produk yang masih dalam masa
garansi, penanganan keluhan pelanggan dan pelaporan cacat produk. Aktivitas yang tak
bernilai tambah dapat terjadi di perusahaan apa saja. Dalam operasi produksi lima aktivitas
utama berikut sering disebut sebagai aktivitas yang sia-sia dan tidak dibutuhkan.
1. Penjadwalan , suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk
menentukan kapan berbagai produkyang berbeda memiliki akses ke proses (atau kapan
dan seberapa banyak penyetelan harus dilakukan ) serta seberapa banyak yang akan
diproduksi.
2. Perpindahan, suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk
memindahkan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi dari satu departemen ke
departemen lainya.
3. Waktu tunggu, suatu aktivitas dimana bahan baku atang barang dalam proses
menggunakan waktu dan sumber daya untuk menunggu proses berikutnya.
4. Pemeriksaan. Suatu aktivitas dimana waktu dan sumber daya digunakan untuk
memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasinya.
5. Penyimpanan. Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya di mana barang
atau bahan baku terkait tetap berada dalam persediaan.
Tidak satu pun dari berbagai aktivitas ini menambah nilai bagi pelanggan. (ingatlah bahwa
pemeriksaan mungkin tidak akan dibutuhkan jika produk diproduksi secara benar sejak awal.
Oleh karena itu, aktivitas tersebut tidak menambah nilai bagi pelanggan). Tantangan dari
analisis aktivitas adalah menemukan berbagai cara untuk menghasilkan produk tanpa
menggunakan satu pun dari aktivitas tak bernilai tambah.
1. Eliminasi aktivitas
2. Pemilihan aktivitas
3. Pengurangan aktivitas
4. Penyatuan aktivitas
Eliminasi aktivitas berpokus pada berbagai aktivitas yang tak bernilai tambah. Jika
aktivitas yang gagal menambah nilai telah diidentifikasi, maka harus pengukuran harus
dilakukan untuk mengarahkan perusahaan mengeliminasi aktivitas-aktivitas ini. Contohnya,
aktivitas pengawasan suku cadang yang masuk ke perusahaan tampaknya merupakan
aktivitas yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa produk menggunakan suku cadang yang
berfungsi baik sesuai dengan spesifikasi yang ada. Penggunaan suku cadang yang buruk
dapat mengakibatkan produk akhir yang buruk. Akan tetapi aktivitas ini dibutuhkan hannya
karena kinerja kualitas yang buruk dari perusahaan pemasok. Pemilihan pemasok yang dapat
memasok suku cadang berkualitas tinggi atau bersedia meningkatkan kinerja kualitasnya
dapat mewujudkan tujuan ini dan akhirnya memungkinkan eliminasi pengawasan suku
cadang yang masuk. Pengurangan biaya pada akhirnya akan terjadi.
Pengurangan biaya mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan suatu
aktivitas. Pendekatan pada pengurangan biaya ini seharusnya ditujukan terutama untuk
memperbaiki efisiensi berbagai aktivitas yang dibutuhkan atau menjadi strategi jangka
pendek untuk memperbaiki berbagai aktivitas tak bernilai tambah sampai aktivitas-aktivitas
tersebut dapat ditiadakan. Aktivitas penyetelan adalah aktivitas yang dibutuhkan dan sering
disebut sebagai contoh yang seharusnya menggunakan waktu dan sumber daya yang lebih
sedikit di dalamnya. Mencari cara mengurangi waktu penyetelan sehingga menurunkan biaya
penyetelan adalah contoh lain dari konsep perhitungan biaya kaizen.
Menilai seberapa baik berbagai aktivitas (dan proses) dilakukan adalah mendasar dalam
usaha pihak menajemen untuk memperbaiki profitabilitas. Pengukuran kinerja aktivitas
terdapat dalam bentuk keuangan dan nonkeuangan. Berbagai ukuran ini didesain untuk
menilai seberapa baik suatu aktivitas dilakukan dan seberapa baik hasil yang dicapai.
Ukuran-ukuran ini juga didesain untuk menunjukan apakah ada perbaikan konstan atau tidak.
Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama : efisiensi,kualitas, dan waktu.
Efisiensi berfokus pada hubungan berbagai input aktivitas dengan output aktivitas.
Contohnya, salah satu cara memperbaiki berbagai efisiensi suatu aktivitas adalah
menghasilakn output aktivitas yang sama dengan biaya yang lebih rendah untuk input yang
digunakan. Kualitas berkaitan dengan melakukan aktivitas yang benar sejak aktivitas tersebut
dilakukan pertama kali. Autput aktivitas yang cacat perlu diulang hingga menyebabkan biaya
yang tidak dibutuhkan dan pengurangan efisiensi. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
suatu aktivitas juga merupakan hal penting. Waktu yang lebih lama biasanya berarti lebih
banyak penggunaan sumber daya dan lebih sedikit kemampuan untuk merespons kebutuhan
pelanggan. Ukuran waktu untuk kinerja cenderung bersifat nonkeuangan, sedangkan efisiensi
dan kualitas adalah ukuran keuangan.
Mengetahui seberapa baiknya kita saat ini dalam melakukan suatu aktivitas seharusnya akan
mengungkapkan potensi untuk melakukannya lebih baik. Karena banyak ukuran
nonkeuangan yang akan dibahan untuk perspektif proses dalam balanced scorecard (sistem
pertanggungjawaban akuntansi berdasarkan strategi yang dibahas pada bab 16) juga berlaku
untuk tingkat aktivitas, maka bagian ini akan menekankan pada bagian ukuran keuangan dari
kinerja aktivitas. Jadi, berbagai ukuran keuangan harus menujukan potensi penghematan
sesungguhnya. Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi (1) laporan biaya bernilai
tambah dan tak bernilai tambah, (2) tren dalam laporan biaya aktivitas, (3) penetapan standar
kaizen (4) benchmarking, dan (5) perhitungan biaya siklus hidup.
Mengurangi biaya tak bernilai tambah adalah salah satu cara meningkatkan efisiensi aktivitas.
Sistem akuntansi perusahaan seharusnya membedakan antara biaya bernilai tambah dengan
tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja aktivitas membutuhkan eliminasi aktivitas
tak bernilai tambah dan optimalisasi aktivitas bernilai tambah. Oleh karena itu perusahaan
harus mengidentifikasi dan melaporkan biaya bernilai dan tak bernilai tambah secara formal
dari tiap aktivitas. Penekanan pada biaya tak bernilai tambah menunjukan tingkat
pemborosan yang dialami perusahaan, sehingga memberikan informasi mengenai potensi
perbaikan. Hal ini akan mendorong para menejer untu lebih menekankan pengendalian
aktivitas tak bernilai tambah. Kemudian kemajuan dapat dinilai dengan membuat laporan tren
dan penurunan biaya. penelusuran