DI SUSUN
OLEH KELOMPOK 9
Satuan kerja bank adalah unit kerja yang beroperasi di bank. Unit kerja yang
dimaksud antara lain unit kerja teller, giro, kliring, transfer, deposito, kredit,ekspor-infor,
treasury, dan general affair/umum. Khusus yang menyangkut peran akuntansi di unit kerja di
bank itu termasuk kategori pencatatan di unit kerja.
Adapun transaksi-transaksi yang terjadi pada setiap unit kerja di bank dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Kegiatan di kas senantiasa berkaitan dengan teller, hal ini dikarenakan petugas yang
mengerjakan kegiatan kas, yaitu teller. Pengelolaan kas dalam suatu bank biasanya berdiri
sendiri dan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan transaksi yang bersifat
tunai, sehingga petugas teller sering berhadapan dengan nasabah.
Sistem teller merupakan suatu rangkaian dalam bentuk pelayanan kepada nasabah yang
sebagian atau seluruh kegiatan kerja diselesaikan oleh teller yang bersangkutan.
Teller merupakan petugas bank yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas uang tunai.
Dengan demikian, teller dapat juga diartikan sebagai kuasa kas terbatas, karena dalam jumlah
uang tertentu teller dapat melakukan transaksi secara langsung.
Sementara, menurut PAPI (pedoman akutansi perbankan indonesia), kas adalah mata
uang kertas dan logam, baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah termasuk yang ditarik dari peredaran.
Kas
Giro pada Bank Indonesia, dan
Giro pada Bank lain
Bagian kas dalam kesehariannya berfungsi sebagai pengelolah alat-alat liquit, secara
fisik berupa uang dan surat beharga dalam transaksi sehari-hari yang masuk dan keluar serta
disimpan dalam transaksi khasanah.
2. Jenis-jenis teller
Petugas teller yang bekerja dibagin kas dalam melayani nasabah terdiri atas beberapa
jenis berikut :
a. Corporate teller
b. Individual teller
Teler yang melakukan penerimaan setoran danmelakukan pembayaran kepada nasabha-
nasabah perorangan.
c. Foreign Exchange
Teller yang melakukan penerimaan setoran dan melakukan pembayaran dalam valuta
asing
d. Nonchas teller
Teller yang melaksanakan penerimaan non kas. Biasanya teller ini hannya menerima
titipan kliring atau lainnya.
e. Express teller
Teller yang melaksanakan setoran dan pembayaran tunai dibwah nilai nominal tertentu
Dasar Pengaturan
a. Kas adalah mata uang kertas logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah (PSAK 31 paragrap 11)
b. Kas dan setara kas terdiri atas :
1) Kas
2) Giro pada bank indonesia
3) Giro pada bank lain
(PSAK 31 paragraf 11)
Setoran tunai dari Bagian Utama
rekening giro
Penarikan tunai dari
rekening giro
Kas kecil
Biaya-biaya
Setoran tunai tabungan
inventaris
Penarikan tunai tabungan
Penarikan Sert.DePT
personalia
Penerimaan provisi dll
2) Head teller Bank Nobel melakukan setoran awal k teller 1, teller 2 dan untuk kas
kecil masing-masing sebesar Rp 5.000.000.
Jurnal transaksa :
Db/kas 1 Rp 5.000.000
Db/kas II Rp 5.000.000
Db/kas kecil Rp 5.000.000
Kr/kas induk/head teller Rp 5.000.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Setoran tunai Kas I Bertambah Debit
Head teller Kas II Bertambah Debit
ke kas I,II Kas Kecil Bertambah Debit
dan Kas kecil Kas Induk Bertambah Kredit
c) Bank Nobel Cabang Makassar membeli Bank Notes USD dari nasabah sebesar USD 1.000
Kurs USD 9.800 Kurs Jual USD 9.850 Kurs buku di kantor pusat 9.900.
Jurnal Transaksi :
Db/Kas Valuta USD 1.000
Kr/Rek. Perantara Valuta USD 1.000
Db/Rek. Perantara Valuta Rp 9.800.000
Kr/Kas Rp 9.800.000
Cabang jual Bank Notes ke kantor pusat (RAK)
Db/Rekening antarkantor Rp 1.000.000
Kr/PNOP-Bank Notes Rp 1.000.000
c. Transaksi Saat Penutupan Cabang
Head teller menerima setoran tunai dari teller 1 sebesar Rp 50.000.000 dari setoran
dari kas kecil Rp 500.000 saat penutupan cabang.
Jurnal Transaksi :
Db/Kas Induk Rp 50.500.000
Kr/Kas I Rp 50.500.000
Kr/Kas Kecil Rp 500.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
2. Jasa Giro
Setiap dana yang ditempatkan pada suatu bank, pihak bank akan memberikan jasa
kepada nasabah. Pemberian jasa atas kesempatan dana giro dikenal dengan istilah jasa giro
yang tidak lain merupakan bunga yang diperoleh atas partisipasinya pada bank.
Penentuan jasa giro nasabah yang diberikan oleh bank terdiri atas tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan saldo harian atau lamanya dana mengendap.
2. Berdasarkan saldo terendah.
3. Berdasarkan saldo rata-rata.
Secara umum untuk mengetahui perhitungan bunga/jasa giro nasabah dapat digunakan rumus
sebagai berikut.
Jasa Giro = Saldo x Rate x Hari
365/366
Keterangan :
Jasa Giro : Jasa Giro yang diperhitungkan
Saldo : Saldo nasabah
Rate : Suku bunga/jasa giro dalam % per tahun
Hari : Jumlah hari pengendapan saldo nasabah
Untuk mengetahui lebih jelas tentang perhitungan jasa giro untuk ketiga jenis di atas dapat
dilihat pada contoh berikut ini.
a. Perhitungan jasa giro berdasarkan perhitungan jasa giro dengan saldo terendah.
b. Perhitungan jasa giro berdasarkan saldo harian
c. Perhitungan jasa giro berdasarkan saldo rata-rata dapat diketahui :
Sementara untuk perhitungan berdasarkan saldo rata-rata dapat diketahui :
Saldo rata-rata per bulan Rp 91.000.000
Dengan sebulan Rp 62.328
Dari ketiga perhitungan bunga/jasa giro di atas terlihat perhitungan bunga dengan
menggunakan system harian lebih besar diterima oleh nasabah, bila dibandingkan dengan
sistem perhitungan bunga terendah dan saldo rata-rata.
Bank Indonesia
Menyetorkan cek
1
Tuan Amran Tuan Ali Azis
Transaksi
1. Dalam suatu transaksi antara Tn.Amran. Tuan Ali Azis menerbitkan cek yang diserahkan
kepada Tuan Amran.
2. Tuan Amran yang merupakan nasabah Bank Nobel Cabang Jakarta menyerahkan cek
kepada Bank Nobel Cabang Jakarta untuk dikliringkan.
3. Bank Nobel Cabang Jakarta menyerahkan warkat tersebut kepada PT Bank Corp.
Penyerahan ini dilakukan oleh petugas bank yang mewakili bank tersebut melalui
lembaga kliring. Yaitu Bank Indonesia.
4. Bank Corp Cabang Jakarta melalui petugas kliring membawa pulang warkat dan
memeriksa keabsahan serta saldo nasabah. Bila segalanya benar dan saldo nasabah
mencukupi maka rekening Tuan Ali pada PT Bank Corp. Cabang Jakarta akan didebit
sebesar nilai yang tertera pada cek/BG yang ditariknya. Dengan demikian,saldo Tuan Ali
akan berkurang.
5. Bila tidak ada tolakan Bank Crop. Cabang Jakarta akan mengkreditkan rekening Bank
Cabang Jakarta di Bank Indonesia.
6. Bank Nobel Cabang Jakarta memberi tahu hasil kliringnya pada Tuan Amran sekaligus
mengkreditkan rekening Tuan Amran.
Hasil efektif kliring baru diketahui 1 (satu) hari setelah tanggal warkat dikliringkan misalnya.
Tanggal 08-08-2014. Maka tanggal 09-08-2014 baru diketahui hasilnya. Kondisi ini berlaku
diwilayah kliring yang telah otomasi. Seperti Jakarta,Surabaya,sementara untuk wilayah
Bogor,Medan,atau Makassar hasil kliring yang efektif pada hari itu juga. Jika warkat
dikliringkan tgl 08-08-2014 maka pada tanggal tersebut telah diketahui hasilnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatis melalui ACH,bank penarik tidak perlu
bertemu langsung dengan bank tertarik. Bank peserta kliring yang terlibat dalam transaksi
kliring akan saling mengkliringkan warkat-warkatnya melalui media elektronik Komputer
yang on-line dengan ACH. Warkat secara fisik akan dikirim langsung ke Bank Indonesia
untuk tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring ACH. Disini pihak bank penarik
akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik.
(ACH)
Penarik Cek
Bank Tertarik
Penerima Cek
Bank Penarik
Bank penarik akan besikap lebih agresip dalam melakukan kliring keluar atas warkat
debit keluarnya. Disini ia akan bersikap mempercepat penarikan dana dari warkat kliring
karena harus memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan dana kliring tersebut.
Dengan demikian,bank penarik tidak membiarkan dananya menganggur belum tertarik,walau
sehari. Dipihak lain,bank tertarik akan bersikap pasif. Bank tertarik tidak akan
mempermasalahkan kapan bank akan melakukan kliring.
1. Warkat Kliring
Warkat kliring adalah alat yang digunakan dalam transaksi kliring. Adapun warkat
kliring yang dapat dikliringkan sebagai berikut.
a. Cek.
b. Bilyet Giro Surat Perintah Kiriman Uang (Bukti Transfer).
c. Nota Debit.
d. Nota Kredit.
Warkat-warkat kliring yang dikliringkan secara garis besar dapat digolongkan dalam
empat kategori berikut.
Dalam transaksi kliring yang dilakukan antar bank,ada pula terjadi tolakan kliring.
Tolakan kliring ini merupakan ketidaksediaan bank tertagih untuk membayar tagihan masuk
oleh sebab-sebab tertentu. Alasan-alasan penolakan warkat kliring karena hal berikut.
a. Saldo tidak cukup. Saldo rekening nasabah bank yang warkatnya ditarik saldonya tidak
mencukupi.
b. Rekening telah ditutup. Rekening nasabah yang warkatnya ditarik,telah ditutup sehingga
tidak dapat ditagih.
c. Bea materai belum dipenuhi. Setiap penarikan cek/BG harus dikenakan bea materai yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika tidak ada bea materai bank berhak menolak.
d. Tanda tangan tidak cocok dengan specimen.
e. Coretan tidak ditanda tangani oleh penarikan. Bila ada coretan pada cek/BG yang
ditarik,tidak ditanda tangani oleh si penarik maka bank menolak warkat tersebut.
f. Warkat diblokir. Apabila warkat yang ditarik telah diblokir karena sesuatu hal,misalnya
hilang dan sebagainya.
g. Jumlah angka dan huruf tidak sama. Terjadi perbedaan angka dan huruf pada cek/BG
yang ditarik.
h. Resi buku cek BG belum dikembalikan.
i. Tanggal efektif Bilyet giro belum aktif.
j. Tanda tangan meragukan.
Jika ada piutang dan utang pada proses kliring,maka setiap pelaksanaan transaksi kliring ada
bank yang menang dan ada pula yang kalah kliring. Muncul pertanyaan,kapan suatu bank
dikatakan menang kliring? Bank dikatakan menang kliring bila :
Warkat Debit Keluar + Warkat Kredit Masuk > Warkat Debit Masuk + Warkat Kredit
Keluar
Warkat Debit Keluar + Warkat Kredit Masuk < Warkat Debit Masuk + Warkat Kredit
Keluar
Untuk mengetahui apakah suatu bank menang kliring atau kalah kliring,setiap hari disusun
neraca kliring. Neraca ini disusun berdasarkan rekapitulasi nilai warkat yang diterima bank
dan yang diserahkan oleh bank pada hari yang bersangkutan.
Ilustrasi :
Menang kliring = 1 + 2 > 3 + 4
Kalah kliring = 1+2<3+4
Kredit Debit
Debit (Rp) Kredit (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)
250.000.00 50.000.000 300.000.00 100.000.00
0 0 0
Total Kredit = 250.000.000 + 50.000.000 = 300.000.000
Total Debit = 300.000.000 + 100.000.000 = 400.000.000
3. Akuntansi Kliring
a. Setoran Kliring
Jurnal Transaksi:
Kliring 1
Db/RRA Kliring Umum Rp 15.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 15.000.000
Db/BI Giro Rp 15.000.000
Kr/RRA Kliring Rp 15.000.000
Analisis Transaksi:
Jurnal Transaksi:
Kliring 1
Db/RRA Kliring Umum Rp 5.000.000
Kr/RAU Rupiah Rek Penampungan Rp 5.000.000
Db/BI Giro Rp 5.000.000
Kr/RRA kliring umum Rp 5.000.000
Analisis Transaksi:
3) Raenisha menyetor cek Bank Pesona Rp 1.000.000,dari hasil pertemuan kliring ternyata
berhasil. Dana tersebut untuk penempatan deposito 1 bulan. Suku bunga 10% p.a
Jurnal Transaksi:
Kliring 1
Db/RRA Kliring Umum Rp 1.000.000
Kr/KS Penampungan Hasil Kliring Rp 1.000.000
Db/BI Giro Rp 1.000.000
Kr/RRA Kliring Umum Rp 1.000.000
Analisis Transaksi:
Bank Nobel menerima bilyet giro sendiri atas nama Rudi yang merupakan nasabah giro bank
tersebut. Besar tarikan kliring Rp 10.000.000 Saldo mencukupi.
Jurnal Transaksi:
Kliring 1
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 10.000.000
Kr/RRA Kliring Umum Rp 10.000.000
Db/RRA Kliring Umum Rp 10.000.000
Kr/BI Giro Rp 10.000.000
Kliring II
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 10.000.000
Kr/BI Giro Rp 10.000.000
Analisis Transaksi:
1) Menang Kliring
Bank Nobel pada tanggal 01-09-2014 menang kliring Rp 1.000.000.000
Jurnal Transaksi:
Db/Saldo BI Giro Rp 1.000.000.000
Kr/Saldo BI Giro di Bank Indonesia Rp 1.000.000.000
2) Kalah Kliring
Bank Nobel pada tanggal 01-09-2014 kalah kliring Rp 1.000.000.000
Jurnal Transaksi:
Db/Saldo BI Giro di Bank Indonesia Rp 1.000.000.000
Kr/Saldo BI Giro Rp 1.000.000.000
Analisis Transaksi:
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Jurnal Transaksi :
Kliring 1
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 4.000.000
Kr/RRA-Kliring Umum Rp 4.000.000
Db/Kliring Umum Rp 4.000.000
Kr/ BI-Giro Rp 4.000.000
Kliring II (Hasil Kliring)
Db/BI-Giro Rp 4.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabag Rp 4.000.000
Analisi Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/kredit
Tolakan BI giro Bertambah Debit
Kliring Bank Rek giro Bertambah kredit
nasabah
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 1.500
Kr/POL Warkat Kliring Rp 1.500
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Bekuran Debi/kredi
g t
Pembebanan Rek giro Berkurang Debit
Biaya Warkat pol Bertambah Kredit
Kliring BI Ke BI Kliring
nasabah
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 35.000
Kr/POL-Tolakan Kliring Rp 35.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Pembebanan Rek giro nasabah Berkurang Debit
Biaya POL tolakan Bertambah Kredit
Tolakan kliring
Kliring
Sementara itu sifat transfer dibedakan menjadi transfer yang diterima dari cabang atau
bank lain disebut transfer masuk (incoming transfer ) dan transfer yang dikirim kecabang atau
bank lain disebutt transfer keluar ()utgoing Transfer). Transfer masuk adalah berarti bank
penerima berkewajiban membayar transfer tersebut kepada nasabah . sementara transfer
keluar berarti bank pengirim yang membayar dana langsung dari nasabah . dalam melakukan
transfer , sarana yang digunakan dengan menggunakan beberapa media berikut :
a. Teleks
b. Telepon/fax
c. Wesel (draft)
d. Surat.
Penentuan sarana apa yang akan akan digunakan bank. Senantiasa atas dasar permintaan
pengirim/nasabah. Transfer menggunakan teleks berarti bahwa komunikasi pengiriman
antarbank pengiri dengan bank pembayar. Menggunakan teleks Dengan demikian pada saat
bank pengirim melakukan pengiriman berita. Pada hakikatnya pada dasar yang sama pula
telah terjadi . Transfer memakai wesel. Artinya berita transfer akan sampai dengan
menggunakan wesel yang diterbitkan oleh bank pengiriim. Dan penerima dapa menarik dana
kiriman dari bank dengan menggunakan wesel, selanjutnya wesel ini akan dikirim langsung
oleh bank kepada penerima di alamat yang ada diwesel atau nasabah dapat mengirim atau
membawa sendiri. Transfer melalui surat berbeda dengan wesel, sebab jika ditransfer
menggunakan surat maka surat pemberitahuan pengiriman akan dikirim oleh bank , langsung
ke bank pembayar bukan kepada penerima atau diberikan kepada nasabah.
1. Manfaat Pelayanan Transfer
Pelayanan transfer bagi bank memberikan keuntungan atau manfaat berupa :
Sumber dana bank
Sumber pendapatan
Keuntungan utama sari transfer sebenarnya adalah pendapatan dana di bank selama dana
tersebut ditempatkan oleh nasabah sampai dengan ditariknya dana tadi. Dari keuntungan ini
tidak berarti bahwa transfer nasabah harus diperlambat penyampaiannya. Tindakan ini justru
akan mengakibatkan kurangnnya nasabah yang menggunakan jasa transfer , sebaliknya jika
jasa transfer semakin meningkat, peningkatan ini akan mendorong para nasabah tadi untuk
menggunakan jasa bank lainnya. Disebut sebagai pendapatan Bank karena memungut biaya
transfer berupa biaya propinsi/komisi transfer dan biaya teleks atau biaya telepon. Jika suatu
kantor cabang melayani transaksi transfer setiap hari rata-rata 50 nasabah , dengan biaya
transfer Rp 5000 per transfer, berarti pendapatan bank dari transfer rata rata Rp 250.000 per
hari, atau Rp 6.250.000 perbulan. Pendapatan ini sudah dapat netupi gaji sekian orang
pegawai di bank. Penggunaan transfer bank menggunakan sarana telekomunikasi berupa
teleks, telepon, surat, dan wesel. Oleh karenanya, demi pengamanan transaksi bank
menggunakan berbagai bentu verifikasi kebenaran transaksi berupa sandi (test key) serta
verifikasi tanda tangan pejabat bank sering pula bank melakukan konfirmasi kembali ke
kantor pengirim terhadap transaaksi transfer tertentu yang di anggap perlu dilakukan
informasi.
Untuk melaksanakan transaksi transfer maka form yang digunakan terdiri atas berikut ini :
Permohonan transfer diidi oleh nasabah secara jelas dan harus mencantumkan nama
pengirim dan alamat yang jelas, nama dan alamat penerima. Nomor rekening dan bank
penerima (jika ada), jumlah kiriman, tanggal, cara pengiriman (teleks, telepon, wesel, surat),
cara penyediaan dank (cash atau rekening lain). Teleks transfer disiapkan oleh staf. Transfer
atas dasar permohonan nasabah yang diberi pengesahan berupa tanda tangan pejabat dan
nomor sandi .Demikian pula halnya dengan surat transfer dan wesel serta nota transfer lewat
telepon. Giro order / girovekeer, disiapkan oleh bank jika tujuan transfer menunjuk suatu
rekening dibank lain pada kota yang sama. Giro order juga disiapkan oleh bank apabila
ditempat tujuan transfer tidak terdapat kantor cabang, sehingga harus menggunakan jasa bank
lain sesame peserta kliring dan mempunyai cabang dikota tujuan transfer. Dengan
menyerahkan giro order kepada bank lain dilembaga kliring, berarti bank membuat
girovekeer. Selanjutnya, atas pembayaran / penerus di RKpada BI pemberitahuan kiriman
uang diterbitkan oleh bank penerima transfer, setelah bank menerima instruksi pembayaran
dan menerima secara efektif penggantian pembayaran transfer tersebut . pemberitahuan
kiriman uang (PKU) ini mungkin akan digunakan oleh penerima untuk menarik dana secara
cash / pemindah bukuan langsung dibank atau dapat pula ditarik oleh penerima dari bank
melalui kliring . Debit nota biasanya digunakan bank untuk melengkapi suatu penagihan
kliring . contohnya adalah PKU yang diterapkan oleh bank lain, PKU ini belum dianggap
sebagai warkat kliring yang sah . untuk itu bank harus melengkapi dengan nota debit . agar
bisa langsung ditagihkan ke bank penerbit PKU.
Rekening Antar kantor digunakan jika transfer dilaksanakan antarkantor cabang yang
sama, Rekening Koran di BI digunakan jika pemindah dana antarkedua bank berbeda terjadi
kliring , Sehingga rekening Koran pada bank koresponden ini dibentuk apabila hubungan
melalui kliring tidak memungkinkan kedua bank mempunyai suatu kepentingan untuk
membentuk Hubungan.
Skema transfer dapat dilihat pada bagian lampiran yang menggambarkan dengan jelas proses
transfer diselenggarakan antar bank yang sama atau menggunakan jasa bank lain melalui
lembaga kliring dan melalui rekening di bank koresponden.
Proses Pengiriman Uang
1
Pengiriman dikota a uang Bank Horizontal
dikota A
2 3
Kliring BI
Bank kenari
dikota A
4
Wesel REkening Antar
5
KAntor
Surat
wesel Teleks
Pengiriman dikota a Telepon
Surat
PKU
Pemberitahuan 6 5
Uang
Bank kenari
UAng dikota A
7
3
wesel
3 Rekening Giro di BI
Surat
Teleks
Telepon
wesel
4 3
Pengiriman dikota Bank Kenari dikota B
Surat
a
PKU
Pemberitahuan
Uang
5
UAng
Pelaksanaan Transfer Yang dimulai dengan pengiriman dana sampai ketujuan senantiasa
disertai dengan pencatatan dengan benar dan tepat. Pencatatan ini dibagi menjadi dua jenis ,
yaitu pencatatan transfer dalam negeri dan pencatatan transfer luar negeri. Untuk lebih jelas ,
dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini.
Jurnal transaksi:
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 15.003.000
Kr/RAK Rp 15.000.000
Kr/Pendapatan Komisi Transfer Rp 3.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Transfer Rek giro Nasabah Berkurang Debit
dalam negeri RAK Berkurang Kredit
melalui Pend. Komisi Bertambah kredit
pindah buku Transfer
Ny. Aida nasabah tabungan Bank Nobel Cabang Jakarta Hndak melakukan
transfer ke rekannya yang merupakan nasabah giro Pt. BANK Dagang Cabang
Jakarta. Dana yang ditransfer sebesar Rp 500.000 biaya transfer Rp 5.000 pembayaran
dilakukan dengan beban rekening tabungannya.
Jurnal Transaksi :
Kr/KS-PU Rp 500.000
Jurnal Transaksi :
Db/RAK Rp 15.000.000
Kr/Rekening Tabungan Rp 15.015.000
Kr/Pendapatan Komisi Transfer Rp 15.000