Anda di halaman 1dari 30

TUGAS KELOMPOK(MENGETIK)

TENTANG AKUNTANSI DISATUAN KERJA BANK

DI SUSUN
OLEH KELOMPOK 9

RISKA TRI RAFIKA


PUTRIWAJO
PITRIA PERDANTI

UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI (UNIKS)


FAKULTAS ILMU SOSIAL
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
TP 2015/2016
AKUNTANSI DISATUAN KERJA BANK

Satuan kerja bank adalah unit kerja yang beroperasi di bank. Unit kerja yang
dimaksud antara lain unit kerja teller, giro, kliring, transfer, deposito, kredit,ekspor-infor,
treasury, dan general affair/umum. Khusus yang menyangkut peran akuntansi di unit kerja di
bank itu termasuk kategori pencatatan di unit kerja.

Struktur akuntansi untuk cabang menggunakan stuktur akuntansi pusat-cabang.


Dalam hal ini, akuntansi yang berlaku di unit kerja adalah sebagai akuntansi cabang (branch
office). Konsekuensi dari akuntansi pusat-cabang ini ada akun rekening antar kantor.

Adapun transaksi-transaksi yang terjadi pada setiap unit kerja di bank dapat dijelaskan
sebagai berikut.

A. Akuntansi Unit Kerja Teller


1. Pengertian Kas dan Teller

Kegiatan di kas senantiasa berkaitan dengan teller, hal ini dikarenakan petugas yang
mengerjakan kegiatan kas, yaitu teller. Pengelolaan kas dalam suatu bank biasanya berdiri
sendiri dan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan transaksi yang bersifat
tunai, sehingga petugas teller sering berhadapan dengan nasabah.

Sistem teller merupakan suatu rangkaian dalam bentuk pelayanan kepada nasabah yang
sebagian atau seluruh kegiatan kerja diselesaikan oleh teller yang bersangkutan.

Teller merupakan petugas bank yang bertanggung jawab terhadap lalu lintas uang tunai.
Dengan demikian, teller dapat juga diartikan sebagai kuasa kas terbatas, karena dalam jumlah
uang tertentu teller dapat melakukan transaksi secara langsung.

Sementara, menurut PAPI (pedoman akutansi perbankan indonesia), kas adalah mata
uang kertas dan logam, baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah termasuk yang ditarik dari peredaran.

Kas dan setara kas terdiri atas :

Kas
Giro pada Bank Indonesia, dan
Giro pada Bank lain

Bagian kas dalam kesehariannya berfungsi sebagai pengelolah alat-alat liquit, secara
fisik berupa uang dan surat beharga dalam transaksi sehari-hari yang masuk dan keluar serta
disimpan dalam transaksi khasanah.
2. Jenis-jenis teller

Petugas teller yang bekerja dibagin kas dalam melayani nasabah terdiri atas beberapa
jenis berikut :

a. Corporate teller

Teller yang melaksakan penerimaan setoran dan melakukan pembayaran kepada


nasabah-nasabah besar, biasanya perusahaan-perusahaan.

b. Individual teller
Teler yang melakukan penerimaan setoran danmelakukan pembayaran kepada nasabha-
nasabah perorangan.
c. Foreign Exchange
Teller yang melakukan penerimaan setoran dan melakukan pembayaran dalam valuta
asing
d. Nonchas teller
Teller yang melaksanakan penerimaan non kas. Biasanya teller ini hannya menerima
titipan kliring atau lainnya.
e. Express teller
Teller yang melaksanakan setoran dan pembayaran tunai dibwah nilai nominal tertentu

3. Tugas Unit Kerja Teller


Unit kerja kas bertanggung jawab atas transaksi tunai, terutama atas penerimaan maupun
pembayaran uangnya. Petugas-petugas yang bekerja di unit kerja kas dinamakankasir
atau teller yang dikepalai oleh kepala kas (head teller). Berdasarkan keterampilan,
prestasi kerja, sinioritas masing-masing petugas dan pejabat dilingkungan,unit kerja kas
dilimpahi tugas dan wewenang yang berbeda-beda. Tugas-tugas kerja unit teller dapat
dibedakan menjadi beberapa kelompok. Antara lain yang berhubungan dengan hal
berikut.
a. Persediaan uang tunai
Bank memelihara persediaan uang tunai dalam berbagai macam jenis
persediaan, yang dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu persediaan umum
yang dipelihara oleh kerja kas dan persediaan khusus yang dipelihara oleh unit kerja
lain.
Persediaan umum terdiri atas beberapa jenis antara lain persediaan yang
disimpan dihkasanan menjadi tanggung jawab head teller dibawah pengendalian
kepala bagian operasionaldan persediaan yang disimpan dalam kotak kasir (teller
cash box) menjadi tanggung jawab masing-masing teller dibawah pengendalian head
teller. Sementara untuk persediaan khusus dipelihara oleh unit lain, minsalnya
persediaan untuk kas kecilyang dipelihara oleh bagian umum dan persediaan
menejemen (menagement reserves) yang menjadi tanggung jawab unit kerja tertentu.
Didalam persediaan uang tunai dikenal dengan apa yang dinamakan bait
money, yaitu persediaan uang tunai yang berada ditangan petugas teller yang no
serinya telah di ketahui. Uang tersebut dalam keadaan tertentu sengaja dikorbankan
apabila terjadi perampokan. menghindari resiko uang tunai dari perampokan, bank
juga mengasuransikan persediaan uang tunai (cash in vault) yang mengasuransikan
uang tunai dalam perjalanan(cash in transit).
b. Penerimaan setoran
Sumber utama persediaan uang tunai adalah penerimaan setoran dari nasabah.
Apabila terjadi kekurangan atau melewati batas minimum persediaan bank baru
menarik dari bank indonesia atau bank lain. Jumlah minimum yang harus dipelihara
disesuaikan dengan pemeliharaan likuiditas bank. Tugas pertama unit kerja kas
adalah menerima setoran tunai baik dalam bentuk valuta rupiah maupun valuta asing
(bank notes). Setoran pemindah bukuan dan setoran nontunai atau setoran kliring.
c. Pembayaran Uang Tunai
Persediaan uang tunai oleh bank disalurkan melalui pembayaran tunai kepada
nasabah dan pembayaran tunai lain.setiap teller melakukan pembayaran tunai sesuai
dengan limit atau tingkat kewenangannya masing-masing. Di luar wewenangnya
setiap pembayaran tunai harus diperiksa pihak lain yang berwenang dalam hal ini
head teller, KBO atau pimpinan cabang.

Dasar Pengaturan

a. Kas adalah mata uang kertas logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah (PSAK 31 paragrap 11)
b. Kas dan setara kas terdiri atas :
1) Kas
2) Giro pada bank indonesia
3) Giro pada bank lain
(PSAK 31 paragraf 11)
Setoran tunai dari Bagian Utama
rekening giro
Penarikan tunai dari
rekening giro
Kas kecil
Biaya-biaya
Setoran tunai tabungan
inventaris
Penarikan tunai tabungan

Setoran tunai deposito


berjangka
Penarikan tunai deposito
berjangka
KAS
Setoran Sert.DePT

Penarikan Sert.DePT

Setoran tunai transfer

Penarikan tunai transfer Biaya gaji


Biaya perjalanan dll
Penerimaan bunga dep
Biaya pendidikan
Penarikan bunga dep

personalia
Penerimaan provisi dll

Pembayaran provisi dll

Jenis transaksi yang Ada di Bagian kas

4. Akuntansi Unit Teller


Berdasarkan tugas dari unit kerja, maka pencatatan transaksi dilakukan pada head
teller dan teller itu sendiri. Transaksi-transaksi tersebut diawali saat pembukuan
cabang (open branch) sampai penutupan cabang (close branh).
a. Transaksi Saat Pembukuan Cabang
Saat awal pembukuan bank, transaksi awal yang dilakukan oleh pejabat bank
sebagai berikut :
Contoh :
1) Bank Nobel melakukan setoran modal awal Rp 1.000.000.000
Db/Kas Rp 1.000.000.000
Kr/Modal Bank Rp 1.000.000.000
Analisis Transaksi:
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debt/Kredit
Setoran Kas Bartambah Debit
Modal Awal Modal Bertambah Kredit

2) Head teller Bank Nobel melakukan setoran awal k teller 1, teller 2 dan untuk kas
kecil masing-masing sebesar Rp 5.000.000.
Jurnal transaksa :
Db/kas 1 Rp 5.000.000
Db/kas II Rp 5.000.000
Db/kas kecil Rp 5.000.000
Kr/kas induk/head teller Rp 5.000.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Setoran tunai Kas I Bertambah Debit
Head teller Kas II Bertambah Debit
ke kas I,II Kas Kecil Bertambah Debit
dan Kas kecil Kas Induk Bertambah Kredit

b. Transaksi Harian dan Unit Teller


1. Setoran Tunai Nasabah Dalam Rupiah (cash deposit)
a. Seorang nasabah melakukan setoran awal untuk pembukaan rekening giro
secara tunai Rp 1.000.000.
Jurnal transaksi :
Db/Kas Rp 1.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 1.000.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Setoran tunai Kas Bertambah Debit
Nasabah Rek.giro Bertambah Kredit
b. Seorang nasabah melakukan setoran awal untuk pembukuan rekening
tabungan sacara tunai Rp 5.000.000.
Jurnal Transaksi
Db/kas Rp 5.000.000
Kr/Rekening tabungan Nasabah Rp 5.000.000
Analisis Transaksi
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/kredit
Setoran Tunai Kas Bertambah Debit
Nasabah Rek.tabungan Bertambah Kredit
c. Seorang nasabah melakukan pembukaan deposito berjangka Rp 50.000.000
suku bunga 7,25% p.a jangka waktu 1 bulan penyetoran dana dilakukan
secara tunai.
Jurnal transaksi :
Db/Kas Rp 50.000.000
Kr/rekening antarunit (RAU) rupiah Rp 50.000.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Transaksi tunai Kas Bertambah Debit
Deposito RAU Rupiah Bertambah Kredit
2. Setor Tunai nasabah dalam bentuk valuta asing (cash deposit FX)
a. Seorang nasabah membuka rekening giro valas USD. 1.000. nasabah
tersebut membuka valuta rupiah. Kurs beli USD 9.000 kurs jual USD
9.150.
Jurnal transaksi :
Tahap I bank jual USD ke nasabah untuk penempatan Giro valas dengan
menggunakan kurs jual USD 9.150
Db/kas rupiah Rp 9.150.000
Kr/rek.perantara valuta rupiah Rp 9.150.000
Db/rek.perantara valuta Rp 1.000
Kr/kas valuta Rp 1.000
Tahap II-bank menerima penempatan giro valas USD nasabah sebesar
USD 1.000
Db/kas valas USD 1.000
Kr/rek. Perantara valuta USD 1.000
Db/rek. Perantara valuta USD 1.000
Kr/Rek. Giro nasabah valuta USD 1.000
Analisis transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Kas Rupiah Kas Bertambah Debit
Valas Kas Valas USD Bertambah Kredit
Nasabah giro dengan valuta Kas valas USD Bertambah Debit
Rupiah Giro valas Bertambah Kredit
b. Seorang nasabah membuka rekening Deposito SGD 10.000. nasabah
tersebut membawa valuta SGD. Kurs beli SGD 6.000 dan kurs SGD 6.050
Jurnal transaksi :
Db/kas valuta SGD 5.000
Kr/rek.perantara valuta SGD 5.000
Db/rek.perantara valuta SGD 5.000
Kr/rek deposito-valuta SGD 5.000
Analisis transaksi
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Setoran tunai valuta Kas valas Bertambah Debit
Asing untuk penempatan
Devosito valuta asing Deposito valas Bertambah Kredit
3. Penarikan tunai nasabah dalam rupiah (cheque and sundry withdrwal)
a. Seorang nasabah melakukan penarikan tunai dari rekening tabungannya
sebesar Rp 500.000
b. Seorang nasabah giro menarik cek sebesar Rp 1.000.000
Jurnal transaksi :
Db/Rekening giro nasabah Rp 5.000.000
Kr/kas Rp 5.000.000
Analisis transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/kredit
Tarik tunai nasabah Rekening giro Berkurang Debit
Giro secara tunai kas Berkurang Kredit
c. Seorang nasabah mencairkan deposito secara tunai, sebesar Rp 50.000.000
Jurnal transaksi :
Db/rek. Deposito Rp 50.000.000
Kr/RAU Rp 50.000.000
(pencatatan dilakukan petugas deposito)
Db/RAU Rp 50.000.000
Kr/kas Rp 50.000.000
(pencatatan dilakukan teller)
Analisis transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Tarik tunai karena RAU rupiah Berkurang Debit
Pencairan deposito Kas Berkurang Kredit
d. Pembelian BBM secara tunai sebesar Rp 45.000
Jurnal transaksi :
Db/Biaya bahan bakar minyak Rp 45.000
Kr/Kas kecil Rp 45.000
Analisis transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/kredit
Pembelian Biaya BBM Bertambah Debit
BBM secara tunai Kas Kecil Berkurang kredit
4. Penarikan tunai nasabah dalam valuta asing (sundry withdrwal FX)
a. Seorang nasabah giro valas melakukan penarikan tunai sebesar USD 5.000
pembayaran dilakukan dengan valuta rupiah. Kurs beli USD 8.000 kurs
jual USD 9.000.
Jurnal transaksi :
Db/rek. Giro nasabah USD 5.000
Kr/rek. Perantara valuta USD 5.000
Db/rek.perantara valuta Rp 40.000.000
Kr/Kas Rupiah Rp 40.000.000
Analisis transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Nasabah giro valas melakukan Rek.giro valas Berkurang Debit
penarikan tunai pembayaran
dengan valuta rupiah
Kas rupiah berkurang Kredit
b. Seorang nasabah giro valas melakukan penarikan tunai sebesar SGD 2.000
kurs beli SGD 6.000 dan kurs jual SGD 6.5000
Jurnal transaksi
Db/rek. Giro valuta SDG 2.000
Kr/rek. Perantara valuta SGD 2.000
Db/rek. Perantara valuta SGD 2.000
Kr/Kas valuta SGD 2.000
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Tarik tunai giro valas Rek. Giro valas Berkurang Debit
dengan pembayaran valas Kas Valas Berkurang Kredit
c. Seorang nasabah mencairkan deposito valas HKD 15.000 dan diambil
secara tunai dalam valuta rupiah. Kurs jual HKD 4.000.
Jurnal Transaksi :
Db/Deposito Valas HKD 15.000
Kr/Rek. Perantara Valuta HKD 15.000
Db/Rek. Perantara Valuta Rp 45.000.000
Kr/Kas Rp 45.000.000
Analisis transaksi
Transaksi Perkiraan Bertambah Debit/Kredit
/berkurang
Percairan tunai deposito valas Deposito valas Berkurang Debit
dengan pembayaran rupiah Kas Rupiah berkurang Kredit
d. Seorang nasabah mencairkan deposito DEM sebesar 20.000 pembayaran
dilakukan secara tunai dengan valuta DEM.
Jurnal Transaksi
Db/Rek. Deposito Valas DEM 20.000
Kr/Rek. Perantara Valuta DEM 20.000
Db/Rek. Perantara Valuta DEM 20.000
Kr/Kas Valas DEM 20.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah Debit/Kredit
/Berkurang
Pencairan deposito valas Deposito valas Berkurang Debit
secara tunai dengan Kas Valas Berkurang Kredit
pembayaran valuta DEM
5. Jual beli Bank Notas Secara Tunai (Exchange Cash)
a. Seorang nasabah menjual Bank Notes USD 500 secara tunai. Kurs beli
USD 8.000 kurs jual USD 9.000. hasil penjualan Bank Notes dikehendaki
dalam valuta rupiah.
Jurnal transaksi :
Db/Kas Valuta USD 500
Kr/Rek. Perantara Valuta USD 500
Db/Rek. Perantara Valuta Rp 4.000.000
Kr/Kas Rp 4.000.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah Debit/Kredit
/Berkurang
Pembelian Bank Notes secara Kas Bertambah Debit
tunai Kas valas USD Berkurang Kredit
Bila nasabah melakukan penjualan Bank Notes. Bagi pihak bank maka
kurs yang diberikan adalah kurs beli Bank Notes hal ini karena bank yang
melakukan pembelian Bank Notes.
b. Seorang nasabah membeli Bank Notes Euro sebesar 2.000 kurs beli Euro
9.000 dan kurs jual Euro 10.000 pembayaran dilakukan dengan valuta
rupiah.
Jurnal Transaksi :
Db/Kas Rp 20.000.000
Kr/Rek. Perantara Valuta Rp 20.000.000
Db/Rek. Perantara Valuta 2.000
Kr/Rek. Valas 2.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Penjualan Bank Kas Rupiah Bertambah Debit
Notes Kas Valas Berkurang Kredit
Secara Tunai

c) Bank Nobel Cabang Makassar membeli Bank Notes USD dari nasabah sebesar USD 1.000
Kurs USD 9.800 Kurs Jual USD 9.850 Kurs buku di kantor pusat 9.900.
Jurnal Transaksi :
Db/Kas Valuta USD 1.000
Kr/Rek. Perantara Valuta USD 1.000
Db/Rek. Perantara Valuta Rp 9.800.000
Kr/Kas Rp 9.800.000
Cabang jual Bank Notes ke kantor pusat (RAK)
Db/Rekening antarkantor Rp 1.000.000
Kr/PNOP-Bank Notes Rp 1.000.000
c. Transaksi Saat Penutupan Cabang
Head teller menerima setoran tunai dari teller 1 sebesar Rp 50.000.000 dari setoran
dari kas kecil Rp 500.000 saat penutupan cabang.
Jurnal Transaksi :
Db/Kas Induk Rp 50.500.000
Kr/Kas I Rp 50.500.000
Kr/Kas Kecil Rp 500.000
Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit

Head teller menerima Kas Induk Bertambah Debit


Setoran tunai dari kas I dan Kas I Berkurang Kredit
kas kecil Kas Kecil Berkurang Kredit

B. Akuntansi Unit Giro


Giro asal katanya dari bahasa Belanda, yaitu giraal. Giro merupakan suatu sistem
pembayaran yang diselenggarakan oleh kantor pos atau sekelompok bank yang
memungkinkan pembayaran-pembayaran yang terjadi antara nasabahnya yang tidak
menggunakan uang tunai, melainkan dengan cara pemindahbukuan. Nasabah yang akan
membayar harus mengisi formulir permohonan pemindahbukuan. Formulir tersebut
diserahkan pada kantor pos atau bank melakukan pendebitan atau rekening nasabah dan
mengkreditkan rekening nasabah penerima. Formulir permohonan pemindahbukuan tersebut
dalam dunia perbankan dikembangkan menjadi bilyet giro.
Giro merupakan salah satu produk bank yang merupakan simpanan dana masyarakat
pada bank dengan harga yang murah dibandingkan dengan yang lainnya yang dimiliki oleh
bank. Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Perbankan, menyatakan bahwa giro adalah
simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. Dari pengertian ini jelas bahwa rekening giro merupakan dana pihak
nasabah yang dimiliki oleh bank yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu tanpa
pemberitahuan kepada pihak bank dengan menggunakan sarana pembayaran seperti cek atau
bilyet giro atau yang dipersamakan dengan itu.
Setiap rekening giro akan memperoleh nomor account, dimana setiap terjadi transaksi
terhadap rekening giro atau dicatat oleh petugas bank dan setiap akhir bulan akaan dilaporkan
kepada nasabah giro dalam bentuk rekening Koran. Pada rekening ini diuraikan secara rinci
mutasi-mutasi yang terjadi selama bulan laporan.
Mutasi yang terjadi pada rekening giro ini dapat dibagi dalam dua jenis berikut.
a. Mutasi debit : mutasi yang mengakibatkan terjadi penurunan saldo rekening nasabah yang
disebarkan karena adanya penarikan dana. Misalnya penarikan tunai dengan menggunakan
cek. Pembebanan biaya administrasi bulanan, pembebanan buku cek/BG.
b. Mutasi kredit : mutasi yang mengakibatkan terjadi penambahan jumlah saldo nasabah yang
disebabkan karena adanya setoran dana. Misalnya setoran kliring, setoran tunai, dan
pemberian jasa giro.
1. Alat-Alat Pembayaran Giro
Dalam melakukan pembayaran, sarana yang digunakan untuk rekening giro, yaitu bilyet
giro, cek atau yang dipersmakan dengan itu.
a. Bilyet Giro (BG)
Bilyet giro dalah surat perintah pemindahbukuan dari penarik (nasabah) kepada bank untuk
memindahbukukan sejumlah dana tertentu kepada pihak yang identitasnya tercantum di
warkat pada bank tertentu atas beban rekening penarik. Suatu surat berharga dikatakan bilyet
giro jika memuat syarat formal yang diatur berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, antara lain
sebagai berikut.
1) Ada nama Bilyet Giro pada formulir BG.
2) Ada nomor seri bilyet giro.
3) Ada kata perintah yang jelas tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah dan atas saldo
penarik.
4) Ada nama bank terkait.
5) Ada lokasi atau tempat penarikan dilakukan.
6) Ada nama pihak yang dipidahbukukan dana.
7) Ada sejumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun huruf.
8) Ada tanda tangan penarik.
9) Ada tanggal penarikan/tanggal efektif berlakunya perintah dalam BG.
Selanjutnya ada beberapa sifat bilyet giro yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
1) BG tidak dapat dibayar tunai, dan hanya dapat dilakukan melalui pemindahbukuan.
2) Pembayaran dapat dilakukan pada saat BG jatuh tempo.
3) Masa berlaku warkat adalah 70 hari dari tanggal pembukuan. Bila tidak dicantumkan tanggal
pembukuan, maka tanggal efektif dapat dijadikan sebagai dasar perhitungannya.
4) BG dapat dibatalkan oleh penarik secara sepihak, dengan catatan saldo mencukupi. Pada saat
BG jatuh tempo, BG tidak dapat dibatalkan apabila saldo tidak cukup untuk menutupi nilai
yang tercantum pada BG. Pembatalan BG harus disertai dengan alas an pembatalan BG.
b. Cek
Cek adalah surat perintah pembayaran tidak bersyarat dari penarik kepada bank untuk
membayarkan sejumlah dana tertentu kepada pembawa atau pihak yang identitasnya
tercantum pada warkat, pada saat warkat ditunjukkan atas beban rekening penarik.
Menurut KUHD Pasal 178, suatu syarat berharga dikatakan cek kalau memuat syarat formal
sebagai berikut.
1) Ada kata Cheque atau cek, pada lembaran cek.
2) Ada kata perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
3) Ada nama bank tertentu.
4) Ada tempat di mana pembayaran dilakukan.
5) Ada tanggal dan tempat di mana cek dikeluarkan.
6) Ada tanda tangan si penarik.
Jika salah satu dari enam syarat formal di atas tidak ada, maka cek itu tidak berlaku dan bank
tidak akan membayarkan. Khususnya untuk syarat (d) ada pengecualian, apabila tempat
pembayaran tersebut tidak secara jelas dituliskan. Maka tempat/alamat yang tertulis dianggap
sebagai tempat di mana bank akan membayar cek tersebut..
Ada beberapa hal sifat cek yang perlu diperhatikan.
1) Cek dapat dibayar tunai.
2) Dapat dibayar setiap saat ditunjukkan.
3) Masa berlaku cek adalah 70 hari sejak tanggal pembukuan.
4) Cek tidak dapat dibatalkan oleh penarik kecuali disertai surat dari kepolisian yang
menyatakan cek tersebut hilang.

c. Alat Perintah Pembayaran Lainnya


Selain kedua alat pembayaran di atas yang digunakan dalam transaksi giro masih terdapat
alat perintah pembayaran lain seperti surat kuasa dan surat perintah pemindahbukuan.

2. Jasa Giro
Setiap dana yang ditempatkan pada suatu bank, pihak bank akan memberikan jasa
kepada nasabah. Pemberian jasa atas kesempatan dana giro dikenal dengan istilah jasa giro
yang tidak lain merupakan bunga yang diperoleh atas partisipasinya pada bank.
Penentuan jasa giro nasabah yang diberikan oleh bank terdiri atas tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Berdasarkan saldo harian atau lamanya dana mengendap.
2. Berdasarkan saldo terendah.
3. Berdasarkan saldo rata-rata.
Secara umum untuk mengetahui perhitungan bunga/jasa giro nasabah dapat digunakan rumus
sebagai berikut.
Jasa Giro = Saldo x Rate x Hari
365/366
Keterangan :
Jasa Giro : Jasa Giro yang diperhitungkan
Saldo : Saldo nasabah
Rate : Suku bunga/jasa giro dalam % per tahun
Hari : Jumlah hari pengendapan saldo nasabah
Untuk mengetahui lebih jelas tentang perhitungan jasa giro untuk ketiga jenis di atas dapat
dilihat pada contoh berikut ini.
a. Perhitungan jasa giro berdasarkan perhitungan jasa giro dengan saldo terendah.
b. Perhitungan jasa giro berdasarkan saldo harian
c. Perhitungan jasa giro berdasarkan saldo rata-rata dapat diketahui :
Sementara untuk perhitungan berdasarkan saldo rata-rata dapat diketahui :
Saldo rata-rata per bulan Rp 91.000.000
Dengan sebulan Rp 62.328
Dari ketiga perhitungan bunga/jasa giro di atas terlihat perhitungan bunga dengan
menggunakan system harian lebih besar diterima oleh nasabah, bila dibandingkan dengan
sistem perhitungan bunga terendah dan saldo rata-rata.

3. Akuntansi Transaksi Giro


Apabila seorang nasabah membuka rekening giro, maka nasabah akan dikenakan biaya
cek BG. Pembukaan rekening giro dapat dilakukan dengan cara tunai. Setoran kliring atau
transfer dan amanat (RAK). Untuk pencatatan transaksi secara tunai dilakukan oleh petugas
teller, sementara yang lainnya dilakukan oleh petugas giro.Untuk lebih jelas pencatatan
transaksi giro dapat dilihat sebagai berikut.

a. Pembukaan Rekening Giro (Account Transfer) dalam Rupiah


1) Pembentukan Rekening Giro Melalui Dover Boling
Seorang nasabah ingin membuka rekening giro sebesar Rp 100.000.000 dana tersebut berasal
dari rekening tabungannya pada Bank Nobel.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Tabungan Nasabah Rp 100.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 100.000.000
2) Pembukaan Rekening Giro Melalui Penyetoran Kliring
Seorang nasabah Giro Bank Nobel menyerangkan BG Bank KLMN sebesar Rp 5.000.000
untuk disetor ke rekening gironya hasil kliring berhasil.
Db/Bl-Giro Rp 5.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 5.000.000
3) Pembukaan Rekening Giro Melalui Transfer
Seorang nasabah hendak membuka rekening giro Rp 10.000.000 di Bank Nobel, dana
tersebut diperoleh dari hasil transfer (LLG) dari bank lain.
Jurnal Transaksi :
Db/Bl-Giro Rp 10.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 10.000.000
4) Pembukaan Rekening Giro Melalui Rekening Antarkantor (RAK)
Seorang nasabah hendak membuka rekening giro pada Bank Nobel Cabang Makassar sebesar
Rp 20.000.000 dana tersebut diterima dari Bank Nobel Cabang Surabaya.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening AntarKantor (RAK) Rp 20.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 20.000.000

b. Penarikan Rekening Giro


Penarikan rekening giro menggunakan sarana cek atau bilyet giro. Penarikan ini dapat
dilakukan dengan cara tunai, pindah buku, kliring, transfer atau melalui RAK. Sebagai
ilustrasi dapat dilihat sebagai berikut.
1) Penarikan Rekening Giro Over Booking
Nasabah giro atas nama Tuan Ronald melakukan penarikan cek dengan No. cek 75.000.001
sebesar Rp 2.500.000. dana tersebut disetor ke tabungan anaknya pada bank yang sama.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 2.500.000
Kr/Rekening Tabungan Nasabah Rp 2.500.000
2) Penarikan Rekening Giro Melalui Kliring
Tuan Jimmy menerbitkan Bilyet Giro Bank Nobel sebesar Rp 3.000.000 yang diserahkan
kepada rekannya nasabah PT Bank Biaga.Oleh rekannya BG tersebut dikliringkan, ternyata
kliring berhasil.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 3.000.000
Kr/Bl-Giro Rp 3.000.000
3) Penarikan Rekening Giro Melalui RAK
Seorang nasabah Bank Nobel Cabang Jakarta melakukan penarikan dananya dengan
menerbitkan cek Rp 500.000 di Cabang Makassar.
Jurnal Transaksi :
Db/RAK Rp 500.000
Kr/Kas Rp 500.000
4) Penarikan Rekening Giro untuk Administrasi Biaya Cek/BG
Tuan Ali mengambil buku cek dan BG masing-masing seharga Rp 50.000
Jurnal Transaksi :
Db/RAK Rp 50.000
Kr/Kas Rp 50.000

c. Pembayaran Jasa Giro Nasabah


Tuan Amran membuka rekening giro pada tanggal 21 September 2014 sebesar Rp
75.000.000 dengan suku bunga 5% pa.
Jurnal Transaksi :
Db/BBL Jasa Giro Rp 102.739
Kr/KS PPh Jasa Giro Rp 20.548
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 82.191

d. Pencadangan Jasa Giro


Pada setiap akhir bulan bank melakukan pencadangan jasa giro nasabah. Hal ini
dilakukan untuk mempertimbangkan hasil usaha yang akan diterima pada akhir bulan atau
akhir tahun. Bank Nobel melakukan pencadangan jasa giro nasabah untuk periode September
2014 sebesar Rp 250.000.000.
Jurnal Transaksi :
Db/BBL Jasa Giro Rp 250.000.000
Kr/KS Jasa Giro Rp 250.000.000

e. Riversing Jasa Giro Nasabah


Setiap pencadangan jasa giro nasabah yang dilakukan bak pada akhir bulan. Maka setiap
awal bulan harus dinihilkan kembali.Hal ini karena pada setiap awal bulan pembayaran jasa
giro nasabah dilakukan secara riil. Bank Nobel melakukan riversing jasa giro nasabah pada
awal bulan (tanggal 1 oktober 2014) sebesar Rp 250.000.000
Jurnal Transaksi :
Db/KS Jasa Giro Rp 250.000.000
Kr/BBL Jasa Giro Rp 250.000.000

f. Pembebanan Administrasi Bulanan


Setiap nasabah giro akan dikenakan biaya bulanan berupa biaya administrasi bulanan.
Setiap bank dalam membebani biaya bulanan berbeda satu dengan yang lain. Ada yang Rp
30.000 ada juga yang mencapai Rp 50.000.seorang nasabah giro Bank Nobel dikenakan biaya
administrasi Rp 30.000 untuk bulan September 2014.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 30.000
Kr/POL Administrasi Giro Rp 30.000

g. Penutupan Rekening Giro


Penutupan giro nasabah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu atas permintaan sendiri
dan atas permintaan bank. Khususnya untuk bank, penutupan rekening giro dapat disebabkan
karena black list atau rekening giro tidak aktif.
Seorang nasabah giro menutup rekening gironya dengan saldo Rp 5.025.000 biaya penutupan
rekening giro Rp 25.000 sisanya ditransfer ke Bank XYZ Cabang Jakarta.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 5.025.000
Kr/POL Tutup Rekening Giro Rp 25.000
Kr/KS Pengiriman Uang Rp 5.000.000

h. Pembukaan Rekening Giro Valas (Account Transfer)


1) Pembukaan Rekening giro Valas dengan Valuta yang sama. Tuan Gerzano membuka
rekening giro Valas USD = Rp 1.000 dana tersebut dari perincian Deposito Valas USD.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Deposito Valuta USD 1.000
Kr/Rekening Perantara Valuta USD 1.000
Db/Rekening Perantara Valuta USD 1.000
Kr/Rekenening Giro Valuta USD 1.000
2) Pembukaan rekening giro valas dengan valuta yang berbeda.
Tuan Rucky membuka rekening giro valas USD 2.000 pada Bank Nobel.Dana tersebut
diambil dari giro valas SGD.
Kurs beli USD 8.000 kurs jual USD 9.000
Kurs beli SGD 5.000 kurs jual SGD 6.000
Penyelesaiannya :
Kurs konversi 1 USD = 9.000 : 5.000 = 1,8
Valuta yang dijual USD 2.000

Hasil konversi USD 2000 x 1,8 = SGD 3.600


Jurnal Transaksi :
Db/Rekening giro Valuta SGD 3.600
Kr/RP (Rekening Perantara) Valuta SGD 3.600
Db/RP (Rekening Perantara) Valuta SGD 2.000
Kr/Rekening giro valuta SGD 2.000
3) Pembayaran Jasa Giro Valas
Setiap nasabah menempatkan dana pada bank akan memperoleh bunga atau jasa yang
diberikan, demikian pula pada sumber dana giro valas. Sebagai ilustrasi dapat dilihat sebagai
berikut.
Tuan Mashuri menempatkan giro valas USD 15.000 jasa giro, kurs pajak Rp 8.000 jasa
gironya ditempat pada giro rupiah.
Penyelesaian :
Jasa Giro = USD 15.000 X 2% X 30 = 24,66
365
Jurnal Transaksi :
Db/BBL-Jasa Giro Valuta USD 24.66
Kr/RP Valuta UDS 24.66
Db/RP Valuta Rp 197.280
Kr/KS PPH Giro Rp 39.456
Kr/Rek Giro Rp 157.824
4) Pembayaran Jasa Giro Valas dengan Valas
Tuan Bambang menempatkan giro valas USD 15.000 jasa giro 2% p.a Jangka waktu 30
hari.Pajak (PPH) 20%. Kurs pajak yang berlaku saat pembayaran bunga 8.000.
Jurnal Transaksi :
Db/BBL Jasa Giro Valuta USD 24,66
Kr/RP Valuta USD 24,66
Db/RP Valuta USD 24,66
Kr/PPH Giro Valuta USD 4,93
Kr/Rek Giro Valuta USD 19,73
5) Pencadangan Jasa Giro Valas
Bank Nobel melakukan pencadangan jasa gro valas pada akhir bulan sebesar USD 500 kurs
tengah BI yang berlaku 8.000.
Jurnal Transaksi :
Db/BBL-Jasa giro Valuta USD 500
Kr/RP Valuta USD 500
Db/RP Valuta RP 8.000.000
Kr/KS Giro RP 8.000.000
6) Riversing Jasa Giro Valas
Bank Nobel melakukan riversing terhadap jasa giro valas yang dicadangkan pada akhir bulan
sebesar USD 500.
Jurnal Transaksi :
Db/KS Giro Rp 8.000.000
Kr/RP Valuta Rp 8.000.000
Db/RAU USD 500
Kr/BBL-Giro Valuta USD 500
7) Penutupan Rekening Giro Valas
Seorang nasabah giro valas menutup rekeningnya sebesar USD 100.Dana tersebut diambil
secara tunai dengan valuta rupiah.Kurs beli USD 8.000 Kurs jual USD 9.000.
Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Valuta USD 100
Kr/RP Valuta USD 100
Db/RP V (100 x 8.000) Rp 800.000
Kr/Kas Rp 800.000
C. Akuntansi Unit Kliring
Kliring adalah kegiatan seorang nasabah melakukan transaksi bisnis dengan nasabah
lain yang belainan bank. Bila pembayaran dilakukan dengan menggunakan bilyet giro (BG)
atau cek, maka si nasabah akan datang membawa cek atau BG bank yang namanya ada pada
cek atau GB. Tentu hal ini dapat dilakukan, namun jika jumlah dana yang mau diambil
berjumlah besar, ini akan merepotkan si nasabah, malahan dapat mengurangi rasa nyaman
atau aman. Untuk memudahkan itu. Bank Indonesia mendirikan suatu lembaga yang
dinamakan Lembaga Kliring.
Kliring berasal dari bahasa Inggris, yaitu clear, yang berarti penyelesaian. Kliring
adalah suatu proses penyelesaian utang piutang antarsuatu bank dengan bank lain dalam suatu
wilayah tertentu. Kliring biasanya diselenggarakan dan dilakukan di Lembaga Kliring yang
bertempat di Bank Indonesia.Peserta Kliring hanyalah bank umum yang berada pada suatu
wilayah tertentu yang dinamakan wilayah kliring. Peserta Kliring terdiri atas peserta kliring
langsung yang merupakan bank-bank diperhitungkan warkatnya secara langsung dalam
pertemuan kliring, dan pserta kliring tidak langsung, yaitu bank-bank yang belum tercatat
sebagai peserta dan warkatnya diperhitungkan dengan warkat kantor pusat atau kantor cabang
lain yang telah menjadi peserta kliring.
Dalam transaksi kliring akan melibatkan pihak tertarik tau yang menarik cek, pihak,
penarik yang menerima cek Bank Indonesia. Secara sederhana, proses kliring dapat dilihat
pada gambar berikut ini.

Bank Indonesia

Bank Corp Cabang Jakarta


Bank Nobel Cabang Jakarta

Menyetorkan cek

1

Tuan Amran Tuan Ali Azis

Transaksi

1. Dalam suatu transaksi antara Tn.Amran. Tuan Ali Azis menerbitkan cek yang diserahkan
kepada Tuan Amran.
2. Tuan Amran yang merupakan nasabah Bank Nobel Cabang Jakarta menyerahkan cek
kepada Bank Nobel Cabang Jakarta untuk dikliringkan.
3. Bank Nobel Cabang Jakarta menyerahkan warkat tersebut kepada PT Bank Corp.
Penyerahan ini dilakukan oleh petugas bank yang mewakili bank tersebut melalui
lembaga kliring. Yaitu Bank Indonesia.
4. Bank Corp Cabang Jakarta melalui petugas kliring membawa pulang warkat dan
memeriksa keabsahan serta saldo nasabah. Bila segalanya benar dan saldo nasabah
mencukupi maka rekening Tuan Ali pada PT Bank Corp. Cabang Jakarta akan didebit
sebesar nilai yang tertera pada cek/BG yang ditariknya. Dengan demikian,saldo Tuan Ali
akan berkurang.
5. Bila tidak ada tolakan Bank Crop. Cabang Jakarta akan mengkreditkan rekening Bank
Cabang Jakarta di Bank Indonesia.
6. Bank Nobel Cabang Jakarta memberi tahu hasil kliringnya pada Tuan Amran sekaligus
mengkreditkan rekening Tuan Amran.

Hasil efektif kliring baru diketahui 1 (satu) hari setelah tanggal warkat dikliringkan misalnya.
Tanggal 08-08-2014. Maka tanggal 09-08-2014 baru diketahui hasilnya. Kondisi ini berlaku
diwilayah kliring yang telah otomasi. Seperti Jakarta,Surabaya,sementara untuk wilayah
Bogor,Medan,atau Makassar hasil kliring yang efektif pada hari itu juga. Jika warkat
dikliringkan tgl 08-08-2014 maka pada tanggal tersebut telah diketahui hasilnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan kliring secara otomatis melalui ACH,bank penarik tidak perlu
bertemu langsung dengan bank tertarik. Bank peserta kliring yang terlibat dalam transaksi
kliring akan saling mengkliringkan warkat-warkatnya melalui media elektronik Komputer
yang on-line dengan ACH. Warkat secara fisik akan dikirim langsung ke Bank Indonesia
untuk tujuan pengendalian dan pemantauan kegiatan kliring ACH. Disini pihak bank penarik
akan berbeda sikapnya dengan bank tertarik.

Kliring Secara Langsung

Melalui Automated Clearing House

(ACH)

Penarik Cek

Bank Tertarik
Penerima Cek

Bank Penarik

Automatic Clearing House

Bank penarik akan besikap lebih agresip dalam melakukan kliring keluar atas warkat
debit keluarnya. Disini ia akan bersikap mempercepat penarikan dana dari warkat kliring
karena harus memperhitungkan jumlah hari atau jam pengendapan dana kliring tersebut.
Dengan demikian,bank penarik tidak membiarkan dananya menganggur belum tertarik,walau
sehari. Dipihak lain,bank tertarik akan bersikap pasif. Bank tertarik tidak akan
mempermasalahkan kapan bank akan melakukan kliring.

1. Warkat Kliring

Warkat kliring adalah alat yang digunakan dalam transaksi kliring. Adapun warkat
kliring yang dapat dikliringkan sebagai berikut.
a. Cek.
b. Bilyet Giro Surat Perintah Kiriman Uang (Bukti Transfer).
c. Nota Debit.
d. Nota Kredit.

Warkat-warkat kliring yang dikliringkan secara garis besar dapat digolongkan dalam
empat kategori berikut.

a. Nota Debit Keluar


Warkat yang dikliringkan oleh nasabah untuk keuntungan rekeningnya. Bila tidak ada
tolakan,maka saldo rekening bank penagih akan bertambah di Bank Indonesia. Istilah
lain dari warkat debit keluar,yaitu setoran kliring.
b. Nota Debit Masuk
Warkat yang diterima oleh suatu bank atas cek/BG-nya sendiri yang telah ditarik oleh
nasabah. Jika tidak ada tolakannya,maka akan mengurangi saldo bank di Bank Indonesia.
Istilah lain untuk warkat debit masuk,yaitu Tarikan Kliring.
c. Nota Kredit Masuk
Warkat atau nota yang diterima oleh suatu bank untuk keuntungan rekening
nasabahnya,ini berarti pula saldo bank penerima bertambah di Bank Indonesia. Isitilah
lain dari warkat ini,yaitu LLG Masuk(transfer masuk).
d. Nota Kredit Keluar
Warkat atau nota dari nasabahnya untuk dikirim atau disetor kepada nasabah lain pada
bank lain. Ini berarti bahwa saldo bank pengirim akan berkurang di Bank Indonesia.
Istilah lain dari warkat ini,yaitu LLG Keluar(transfer keluar).

Dalam transaksi kliring yang dilakukan antar bank,ada pula terjadi tolakan kliring.
Tolakan kliring ini merupakan ketidaksediaan bank tertagih untuk membayar tagihan masuk
oleh sebab-sebab tertentu. Alasan-alasan penolakan warkat kliring karena hal berikut.

a. Saldo tidak cukup. Saldo rekening nasabah bank yang warkatnya ditarik saldonya tidak
mencukupi.
b. Rekening telah ditutup. Rekening nasabah yang warkatnya ditarik,telah ditutup sehingga
tidak dapat ditagih.
c. Bea materai belum dipenuhi. Setiap penarikan cek/BG harus dikenakan bea materai yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika tidak ada bea materai bank berhak menolak.
d. Tanda tangan tidak cocok dengan specimen.
e. Coretan tidak ditanda tangani oleh penarikan. Bila ada coretan pada cek/BG yang
ditarik,tidak ditanda tangani oleh si penarik maka bank menolak warkat tersebut.
f. Warkat diblokir. Apabila warkat yang ditarik telah diblokir karena sesuatu hal,misalnya
hilang dan sebagainya.
g. Jumlah angka dan huruf tidak sama. Terjadi perbedaan angka dan huruf pada cek/BG
yang ditarik.
h. Resi buku cek BG belum dikembalikan.
i. Tanggal efektif Bilyet giro belum aktif.
j. Tanda tangan meragukan.

2. Menang Dan kalah Kliring

Jika ada piutang dan utang pada proses kliring,maka setiap pelaksanaan transaksi kliring ada
bank yang menang dan ada pula yang kalah kliring. Muncul pertanyaan,kapan suatu bank
dikatakan menang kliring? Bank dikatakan menang kliring bila :

Warkat Debit Keluar + Warkat Kredit Masuk > Warkat Debit Masuk + Warkat Kredit
Keluar

Sebaliknya bila bankkalah kliring :

Warkat Debit Keluar + Warkat Kredit Masuk < Warkat Debit Masuk + Warkat Kredit
Keluar

Untuk mengetahui apakah suatu bank menang kliring atau kalah kliring,setiap hari disusun
neraca kliring. Neraca ini disusun berdasarkan rekapitulasi nilai warkat yang diterima bank
dan yang diserahkan oleh bank pada hari yang bersangkutan.

Debit Kredit Debit Kredit

Penyerahan Cek/ Penerimaan CN Penerimaan Cek/ Penyerahan CN


BG Bank lain dari Bank lain BG Bank Sendiri Kepada Bank lain
(1) (2) (3) (4)

Ilustrasi :
Menang kliring = 1 + 2 > 3 + 4
Kalah kliring = 1+2<3+4

Pada tanggal 10-09-2014 Bank Nobel Tbk.


Menyerahkan Cek/BG kepada Bank lain Rp 250.000.000
Menerima cek/BG bank sendiri dari bank lain Rp 300.000.000
Menyerahkan CN untuk bank lain Rp 100.000.000
Menerima CN dari bank lain Rp 50.000.000

Maka Neraca Kliring Bank Nobel Tanggal 10-09-2014

Kredit Debit
Debit (Rp) Kredit (Rp) Debit (Rp) Kredit (Rp)
250.000.00 50.000.000 300.000.00 100.000.00
0 0 0
Total Kredit = 250.000.000 + 50.000.000 = 300.000.000
Total Debit = 300.000.000 + 100.000.000 = 400.000.000

Dengan demikian,tanggal 10-09-2014 Bank Nobel mengalami kalah kliring Rp 100.000.000


(300.000.000 400.000.000).

3. Akuntansi Kliring

a. Setoran Kliring

1) Tuan Rudy menyerahkan BG Bank Mitra Rp 15.000.000 untuk keuntungan rekeningnya.


Ternyata hasil kliring dinyatakan berhasil.

Jurnal Transaksi:

Kliring 1
Db/RRA Kliring Umum Rp 15.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 15.000.000
Db/BI Giro Rp 15.000.000
Kr/RRA Kliring Rp 15.000.000

Kliring II (Hasil Kliring Berhasil)


Db/BI Giro Rp 15.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabah Rp 15.000.000

Analisis Transaksi:

Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit

Setoran Kliring BI giro Bertambah Debit


nasabah Rek.giro nasabah Bertambah Kredit

2) Ny Riana menyerahkan BG Bank Persatuan Rp 5.000.000


Hasil kliring dana tersebut di RAK ke anaknya di Makassar dan kliring berhasil.

Jurnal Transaksi:

Kliring 1
Db/RRA Kliring Umum Rp 5.000.000
Kr/RAU Rupiah Rek Penampungan Rp 5.000.000
Db/BI Giro Rp 5.000.000
Kr/RRA kliring umum Rp 5.000.000

Kliring II (Hasil Kliring)


Db/BI Giro Rp 5.000.000
Kr/RAU Rupiah Rek penampungan Rp 5.000.000
Db/RAU Rupiah Rek penampungan Rp 5.000.000
Kr/RAK Rp 5.000.000

Analisis Transaksi:

Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit

Setoran Kliring BI giro Bertambah Debit


untuk RAK RRU Rupiah Bertambah Kredit
RAU Rupiah Berkurang Debit
RAK Berkurang Kredit

3) Raenisha menyetor cek Bank Pesona Rp 1.000.000,dari hasil pertemuan kliring ternyata
berhasil. Dana tersebut untuk penempatan deposito 1 bulan. Suku bunga 10% p.a

Jurnal Transaksi:

Kliring 1
Db/RRA Kliring Umum Rp 1.000.000
Kr/KS Penampungan Hasil Kliring Rp 1.000.000
Db/BI Giro Rp 1.000.000
Kr/RRA Kliring Umum Rp 1.000.000

Kliring II (Hasil Kliring)


DB/BI Giro Rp 1.000.000
Kr/KS Penampungan hasil kliring Rp 1.000.000
Db/KS Penampungan hasil kliring Rp 1.000.000
Kr/Rekening deposito nasabah Rp 1.000.000

Analisis Transaksi:

Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit

Setoran Kliring BI giro Bertambah Debit


untuk deposito Dep nasabah Bertambah Kredit
b. Tarikan Kliring

Bank Nobel menerima bilyet giro sendiri atas nama Rudi yang merupakan nasabah giro bank
tersebut. Besar tarikan kliring Rp 10.000.000 Saldo mencukupi.

Jurnal Transaksi:
Kliring 1
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 10.000.000
Kr/RRA Kliring Umum Rp 10.000.000
Db/RRA Kliring Umum Rp 10.000.000
Kr/BI Giro Rp 10.000.000

Kliring II
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 10.000.000
Kr/BI Giro Rp 10.000.000

Analisis Transaksi:

Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit

Tarikan Kliring Rek giro nasabah Berkurang Debit


Nasabah BI giro Berkurang Kredit

c. Menang Kliring dan Kalah Kliring

1) Menang Kliring
Bank Nobel pada tanggal 01-09-2014 menang kliring Rp 1.000.000.000

Jurnal Transaksi:
Db/Saldo BI Giro Rp 1.000.000.000
Kr/Saldo BI Giro di Bank Indonesia Rp 1.000.000.000

2) Kalah Kliring
Bank Nobel pada tanggal 01-09-2014 kalah kliring Rp 1.000.000.000

Jurnal Transaksi:
Db/Saldo BI Giro di Bank Indonesia Rp 1.000.000.000
Kr/Saldo BI Giro Rp 1.000.000.000

Analisis Transaksi:
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit

Bank menang Saldo BI giro di BI Bertambah Debit


Kliring Saldo BI giro Bertambah Kredit

Bank kalah Saldo BI giro di BI Berkurang Debit


D.Kliring
Tolakan KliringSaldo BI giro Berkurang Kredit
Bank nobel menerima BG dari bank mitra atas rekening CV Jaya sebesar Rp 4.000.000,
setelah diperiksa dananya tidak cukup.

Jurnal Transaksi :
Kliring 1
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 4.000.000
Kr/RRA-Kliring Umum Rp 4.000.000
Db/Kliring Umum Rp 4.000.000
Kr/ BI-Giro Rp 4.000.000
Kliring II (Hasil Kliring)
Db/BI-Giro Rp 4.000.000
Kr/Rekening Giro Nasabag Rp 4.000.000

Analisi Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/kredit
Tolakan BI giro Bertambah Debit
Kliring Bank Rek giro Bertambah kredit
nasabah

E. Pemberiaan Biaya Kliring


Bank Nobel membebani biaya warkat kliring BI kepada Tuan jenny atas pelaksanaan
setoran kliring pada bank mitra sebesar Rp 1.500

Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 1.500
Kr/POL Warkat Kliring Rp 1.500

Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Bekuran Debi/kredi
g t
Pembebanan Rek giro Berkurang Debit
Biaya Warkat pol Bertambah Kredit
Kliring BI Ke BI Kliring
nasabah

F. Pembebanan Biaya Tolakan Kliring


Bank Nobel Membebani biaya tolakan kliring terhadap nasabah gironya Rp 35.000

Jurnal Transaksi :
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 35.000
Kr/POL-Tolakan Kliring Rp 35.000

Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Pembebanan Rek giro nasabah Berkurang Debit
Biaya POL tolakan Bertambah Kredit
Tolakan kliring
Kliring

D. Akuntansi Unit Money Transfer


Transfer adalah salah satu jasa yang diberikan oleh bank umum untuk melayani
pengiriman uang dari satu tempat ketempat lain. Perlu dikemukakam bahwa pemindahan
dana secara giral ini hanya dapat dilakukan oleh bank umum. BPR tidak diperkenankan
melaksanakan lalu lintas giral sebagaimana yang diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998.
Dalam kegiatan perbankan , transfer dana hanya dapat dilakukan secara accounting. Dengan
kata lain dana / uang dipindahkan dari suatu rekening ke rekening lain, atas dasar media atau
instruksi yang dipercaya oleh bank pengiriman dan bank penerima.dalam melaksanakan
transfer jenis mata uang yang digunakan adalah pengiriman uang , dapat dilakukan dengan
mata uang rupiah maupun mata uang asing, dengan catatan transfer dalam valuta asing hanya
boleh dilakukan bank devisa. Transfer valas hanya diperkenankan khusus keluar negeri atau
dari luar neeri . lalu lintas dalam valas didalam negeri tidak diperbolehkan . mata uang asing
yang digunakan dalam transfer valas hanyalah currency yang tersedia dibank devisa pada
umumnya.

Sementara itu sifat transfer dibedakan menjadi transfer yang diterima dari cabang atau
bank lain disebut transfer masuk (incoming transfer ) dan transfer yang dikirim kecabang atau
bank lain disebutt transfer keluar ()utgoing Transfer). Transfer masuk adalah berarti bank
penerima berkewajiban membayar transfer tersebut kepada nasabah . sementara transfer
keluar berarti bank pengirim yang membayar dana langsung dari nasabah . dalam melakukan
transfer , sarana yang digunakan dengan menggunakan beberapa media berikut :
a. Teleks
b. Telepon/fax
c. Wesel (draft)
d. Surat.
Penentuan sarana apa yang akan akan digunakan bank. Senantiasa atas dasar permintaan
pengirim/nasabah. Transfer menggunakan teleks berarti bahwa komunikasi pengiriman
antarbank pengiri dengan bank pembayar. Menggunakan teleks Dengan demikian pada saat
bank pengirim melakukan pengiriman berita. Pada hakikatnya pada dasar yang sama pula
telah terjadi . Transfer memakai wesel. Artinya berita transfer akan sampai dengan
menggunakan wesel yang diterbitkan oleh bank pengiriim. Dan penerima dapa menarik dana
kiriman dari bank dengan menggunakan wesel, selanjutnya wesel ini akan dikirim langsung
oleh bank kepada penerima di alamat yang ada diwesel atau nasabah dapat mengirim atau
membawa sendiri. Transfer melalui surat berbeda dengan wesel, sebab jika ditransfer
menggunakan surat maka surat pemberitahuan pengiriman akan dikirim oleh bank , langsung
ke bank pembayar bukan kepada penerima atau diberikan kepada nasabah.
1. Manfaat Pelayanan Transfer
Pelayanan transfer bagi bank memberikan keuntungan atau manfaat berupa :
Sumber dana bank
Sumber pendapatan

Keuntungan utama sari transfer sebenarnya adalah pendapatan dana di bank selama dana
tersebut ditempatkan oleh nasabah sampai dengan ditariknya dana tadi. Dari keuntungan ini
tidak berarti bahwa transfer nasabah harus diperlambat penyampaiannya. Tindakan ini justru
akan mengakibatkan kurangnnya nasabah yang menggunakan jasa transfer , sebaliknya jika
jasa transfer semakin meningkat, peningkatan ini akan mendorong para nasabah tadi untuk
menggunakan jasa bank lainnya. Disebut sebagai pendapatan Bank karena memungut biaya
transfer berupa biaya propinsi/komisi transfer dan biaya teleks atau biaya telepon. Jika suatu
kantor cabang melayani transaksi transfer setiap hari rata-rata 50 nasabah , dengan biaya
transfer Rp 5000 per transfer, berarti pendapatan bank dari transfer rata rata Rp 250.000 per
hari, atau Rp 6.250.000 perbulan. Pendapatan ini sudah dapat netupi gaji sekian orang
pegawai di bank. Penggunaan transfer bank menggunakan sarana telekomunikasi berupa
teleks, telepon, surat, dan wesel. Oleh karenanya, demi pengamanan transaksi bank
menggunakan berbagai bentu verifikasi kebenaran transaksi berupa sandi (test key) serta
verifikasi tanda tangan pejabat bank sering pula bank melakukan konfirmasi kembali ke
kantor pengirim terhadap transaaksi transfer tertentu yang di anggap perlu dilakukan
informasi.

Untuk melaksanakan transaksi transfer maka form yang digunakan terdiri atas berikut ini :

a. Permohonan transfer /aplikas transfer


b. Teleks transfer
c. Surat transfer
d. Wesel
e. Nota transfer dengan telepon
f. Giro order/goroverkeer/LLG
g. Pemberitahuan kiriman uang (PKU)
h. Nota debit (debit nota)

Permohonan transfer diidi oleh nasabah secara jelas dan harus mencantumkan nama
pengirim dan alamat yang jelas, nama dan alamat penerima. Nomor rekening dan bank
penerima (jika ada), jumlah kiriman, tanggal, cara pengiriman (teleks, telepon, wesel, surat),
cara penyediaan dank (cash atau rekening lain). Teleks transfer disiapkan oleh staf. Transfer
atas dasar permohonan nasabah yang diberi pengesahan berupa tanda tangan pejabat dan
nomor sandi .Demikian pula halnya dengan surat transfer dan wesel serta nota transfer lewat
telepon. Giro order / girovekeer, disiapkan oleh bank jika tujuan transfer menunjuk suatu
rekening dibank lain pada kota yang sama. Giro order juga disiapkan oleh bank apabila
ditempat tujuan transfer tidak terdapat kantor cabang, sehingga harus menggunakan jasa bank
lain sesame peserta kliring dan mempunyai cabang dikota tujuan transfer. Dengan
menyerahkan giro order kepada bank lain dilembaga kliring, berarti bank membuat
girovekeer. Selanjutnya, atas pembayaran / penerus di RKpada BI pemberitahuan kiriman
uang diterbitkan oleh bank penerima transfer, setelah bank menerima instruksi pembayaran
dan menerima secara efektif penggantian pembayaran transfer tersebut . pemberitahuan
kiriman uang (PKU) ini mungkin akan digunakan oleh penerima untuk menarik dana secara
cash / pemindah bukuan langsung dibank atau dapat pula ditarik oleh penerima dari bank
melalui kliring . Debit nota biasanya digunakan bank untuk melengkapi suatu penagihan
kliring . contohnya adalah PKU yang diterapkan oleh bank lain, PKU ini belum dianggap
sebagai warkat kliring yang sah . untuk itu bank harus melengkapi dengan nota debit . agar
bisa langsung ditagihkan ke bank penerbit PKU.

Sarana perhitungan pembayaran merupakan saran bank bank saling memindahkan


dana untuk menyelesaikan transaksi transfer. Sarana perhitungan yang digunakan adalah
sebagai berikut :

1. Rekening Antarkantor (RAK)


2. Rekening Giro Di Bank Indonesia
3. Rekening pada Bank Koresponden

Rekening Antar kantor digunakan jika transfer dilaksanakan antarkantor cabang yang
sama, Rekening Koran di BI digunakan jika pemindah dana antarkedua bank berbeda terjadi
kliring , Sehingga rekening Koran pada bank koresponden ini dibentuk apabila hubungan
melalui kliring tidak memungkinkan kedua bank mempunyai suatu kepentingan untuk
membentuk Hubungan.

Skema transfer dapat dilihat pada bagian lampiran yang menggambarkan dengan jelas proses
transfer diselenggarakan antar bank yang sama atau menggunakan jasa bank lain melalui
lembaga kliring dan melalui rekening di bank koresponden.
Proses Pengiriman Uang

Melalui Lembaga Lain Dilembaga Kliring

1
Pengiriman dikota a uang Bank Horizontal
dikota A

2 3

Nota kredit Rekening Giro Di BI

Kliring BI
Bank kenari
dikota A

4
Wesel REkening Antar
5
KAntor
Surat

wesel Teleks
Pengiriman dikota a Telepon
Surat

PKU
Pemberitahuan 6 5
Uang

Bank kenari
UAng dikota A
7

Proses Pengiriman Uang

Melalui Kantor Cabang Bank Yang Sama


1
Pengiriman dikota a UAng Bank Horizon dikota
A

3
wesel
3 Rekening Giro di BI
Surat

Teleks
Telepon

wesel
4 3
Pengiriman dikota Bank Kenari dikota B
Surat
a
PKU
Pemberitahuan
Uang

5
UAng

2. Akuntansi Unit Transfer

Pelaksanaan Transfer Yang dimulai dengan pengiriman dana sampai ketujuan senantiasa
disertai dengan pencatatan dengan benar dan tepat. Pencatatan ini dibagi menjadi dua jenis ,
yaitu pencatatan transfer dalam negeri dan pencatatan transfer luar negeri. Untuk lebih jelas ,
dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini.

a. Akuntansi transfwr Dalam negeri


1. Pelaksanaan transfer melalui Over Booking
Tuan Steve hendak mengirim uang kepada rekannya dimedan Rp 15.000.000
komisi transfer Rp. 3000 pembayarannya dilakukan atas beban rekening gironya.

Jurnal transaksi:
Db/Rekening Giro Nasabah Rp 15.003.000
Kr/RAK Rp 15.000.000
Kr/Pendapatan Komisi Transfer Rp 3.000

Analisis Transaksi :
Transaksi Perkiraan Bertambah/Berkurang Debit/Kredit
Transfer Rek giro Nasabah Berkurang Debit
dalam negeri RAK Berkurang Kredit
melalui Pend. Komisi Bertambah kredit
pindah buku Transfer

Ny. Aida nasabah tabungan Bank Nobel Cabang Jakarta Hndak melakukan
transfer ke rekannya yang merupakan nasabah giro Pt. BANK Dagang Cabang
Jakarta. Dana yang ditransfer sebesar Rp 500.000 biaya transfer Rp 5.000 pembayaran
dilakukan dengan beban rekening tabungannya.

Jurnal Transaksi :

Db/Rekening Tabungan Nasabah Rp 505.000

Kr/KS-PU Rp 500.000

Kr/Pendapatan Komisi Transfer Rp 5.000

2. Pembatalan Transfer Keluar


Ny. Nony nasaah tabungan membatalkan pengiriman dananya sebesar Rp
15.000.000 pelaksanaan transfer melalui cabang Bank Nobrl dijambi pembatalan
transfer dikenakkan biaya Rp. 15.000

Jurnal Transaksi :
Db/RAK Rp 15.000.000
Kr/Rekening Tabungan Rp 15.015.000
Kr/Pendapatan Komisi Transfer Rp 15.000

Anda mungkin juga menyukai