Bab Ii
Bab Ii
PENDAHULUAN
kirategak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu) di dalamuterus dengan kepala pada sisi yang
satu sedangkan bokong berada pada sisi yanglain. Bila sumbu panjang tersebut membentuk sudut
lancip, hasilnya adalah letak lintang oblik. Letak lintang oblik biasanya hanya terjadi sementara
karenakemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal atau letak lintang saatpersalinan. Di
Inggris letak lintang oblik dinyatakan sebagai letak lintang yangtidak stabil. Kelainan letak pada
janin ini termasuk dalam macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia).1,2
Letak lintang terjadi pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3 %) baik diMayo Clinic maupun
di University of Iowa Hospital, USA. Di ParklanndHospital, dijumpai letak lintang pada 1 dari
prognosis yang jelek baik terhadap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kematian janin pada letak lintangdisamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan
ruptur uteri, jugasering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksi
untuk melahirkan janin, Berdasarkan uraian di atas maka kami perlu menguraikanpermasalahan
1.2. TujuanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas KepaniteraanKlinik
letak lintang.
1.3. ManfaatManfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu panjang janin kira-kirategak lurus
dengan sumbu panjang tubuh ibu (janin melintang di dalam uterus)dengan kepala terletak di
salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yanglain. Pada umumnya bokong berada
sedikit lebih tinggi daripada kepala janin,sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul.1,2
Pada letak lintang bahu menjadi bagian terendah yang juga disebut sebagaipresentasi
bahu atau presentasi akromnion dimana arah akromion yangmenghadap sisi tubuh ibu
menentukan jenis letaknya yaitu letak akromion kiriatau kanan.1
2.3. Etiologi
disebabkan oleh kehamilan multiparitas pada ibu hamil dengan paritas4 atau lebih terjadi insiden
hampir sepuluh kali lipat dibanding ibu hamilnullipara. Relaksasi dinding abdomen pada perut
yang menggantung akibat multipara dapat menyebabkan uterus jatuh ke depan. Hal ini
mengakibatkandefleksi sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir, sehingga terjadi
posisioblik atau melintang, (2) pada janin prematur letak janin belum menetap,perputaran janin
sehingga menyebabkan letak memanjang, (3) dengan adanyaplasenta atau tumor di jalan lahir
maka sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan lahir, (4) cairan amnion berlebih (hidramnion)
dan kehamilan kembar, (5) bentuk panggul yang sempit mengakibatkan bagian presentasi tidak
janin menjauhi sumbu jalan lahir, (6) bentuk dari uterus yang tidak normalmenyebabkan janin
tidak dapat engagement sehingga sumbu panjang janinmenjauhi sumbu jalan lahir.
2.4. Diagnosis
Adanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya dengan inspeksi.Uterus tampak
lebih melebar dan fundus uteri membentang hingga sedikit di atasumbilikus sehingga lebih
Gambar 1.
Pemeriksaan luar
pada letak
lintang
Pada palpasi
fundus uteri kosong, balotemen kepala teraba pada salah satufossa iliaka dan bokong pada fossa
iliaka yang lain, dan di atas simfisis jugakosong, kecuali bila bahu sudah turun kedalam panggul.
Apabila bahu sudahmasuk kedalam panggul, pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahu dan
tulang-tulang iga. Bila aksila dapat diraba, arah menutupnya menunjukkan letak dimanakepala
janin berada. Bila aksila menutup ke kiri, kepala berada di sebelah kiri,sebaliknya bila aksila
menutup ke kanan, kepala berada di sebelah kanan. Denyut jantung janin ditemukan di sekitar
umbilikus. Pada saat yang sama, posisipunggung mudah diketahui. Punggung dapat ditentukan
dengan terabanya skapuladan ruas tulang belakang, sedangkan dada dengan terabanya klavikula.
Padapemeriksaan dalam, pada tahap awal persalinan, bagian dada bayi, jika dapat diraba, dapat
dikenali dengan adanyarasa bergerigi dari tulang rusuk. Biladilatasi bertambah, skapula dan
klavikula pada sisi toraks yang lain akan dapatdibedakan. Bila punggungnya terletak di anterior,
suatu dataran yang kerasmembentang di bagian depan perut ibu; bila punggungnya di posterior,
tempat yang sama. Kadang-kadang dapat pula diraba tali pusatyang menumbung.1,2
Pada tahap lanjut persalinan, bahu akan terjepit erat di rongga panggul dansalah satu
tangan atau lengan sering mengalami prolaps ke vagina dan melewati vulva.2
Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup bulan,tidak dapat
kematian janin dan ruptur uteri. Setelah ketubanpecah, jika persalinan berlanjut, bahu janin akan
dipaksa masuk ke dalam panggulsehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan tangan
yang sesuai sering menumbung. Setelah terjadi sedikit penurunan, bahu tertahan oleh tepi pintu
ataspanggul,dengan kepala di salah satu fossa iliaka dan bokong pada fossa iliaka yang lain. Bila
proses persalinan berlanjut, bahu akan terjepit kuat di bagian atas panggul.1,2
Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul.Dalam usaha untuk
mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksidan beretraksi sedangkan segmen
bawah uterus melebar serta menipis, sehinggabatas antara dua bagian itu makin lama makin
tinggi dan terjadi lingkaran retraksipatologis (Ring Van Bandle). Keadaan demikian dinamakan
meninggal sebagian atau seluruhnya keluar dari uterus dan masuk ke dalamrongga perut) atau
kondisi dimana his menjadi lemah karena otot rahim kelelahandan timbul infeksi intrauterin
sampai terjadi timponia uteri. Ibu juga berada dalamkeadaan sangat berbahaya akibat perdarahan
Bila janin kecil (< 800 gram) dan panggul sangat lebar, persalinan spontandapat terjadi
meskipun kelainan letak tersebut menetap. Janin akan tertekandengan kepala terdorong ke
abdomen. Bagian dinding dada di bawah bahukemudian menjadi bagian yang paling bergantung
dan tampak di vulva. Kepaladan dada kemudian melewati rongga panggul secara bersamaan dan
bayi dapatdikeluarkan dalam keadaan terlipat (conduplicatio corpora) atau lahir denganenvolusio
spontanea dengan dua variasi yaitu (1) menurut Denman dan (2) menurut Douglas.1,2
Pada cara Denman bahu tertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang
belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun dirongga panggul dan lahir,kemudian
kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir,selanjutnyadisusul oleh lahirnya kepala. Dua cara
tersebut merupakan variasi suatumekanisme lahirnya janin dalam letak lintang, akibat fleksi
2.6. Penatalaksanaan
mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar. Sebelummelakukan versi luar harus
melakukan pemeriksaan dengan teliti ada tidaknyapanggul sempit, tumor dalam panggul, atau
plasenta previa yang dapatmembahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin mungkin
korset, dan dilakukan pemeriksaan antenatal ulangan untuk menilailetak janin. Ibu diharuskan
masuk rumah sakit lebih dini pada permulaanpersalinan sehingga bila terjadi perubahan letak
diusahakanmengubah letak lintang menjadi presentasi kepala bila pembukaan masih kurangdari
4 cm dan ketuban belum pecah. Pada seorang primigravida bila versi luartidak berhasil,
sebagai berikut:
A. Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik, sehingga padaseorang
maka lebih sering terjadi pecah ketuban sebelum pembukaanserviks sempurna dan dapat
pada multipara bergantung kepadabeberapa faktor. Apabila riwayat obstetrik wanita yang
bersangkutan baik, tidak didapatkan panggul sempit, dan janin tidak besar, dapat
ditunggu dan diawasi sampai pembukaan serviks lengkap untuk kemudian melakukan
versi ekstraksi.Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh dan
sesarea.Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung
versiekstraksi atau mengakhiri persalinan dengan seksio sesarea. Dalam hal inipersalinan
dengan lancar atau tidak.Versi ekstraksi dapat dilakukanpula pada kehamilan kembar
apabila setelah bayi pertama lahir,ditemukan bayikedua berada dalam letak lintang. Pada
letak lintang kasep, versi ekstraksi akanmengakibatkan ruptur uteri, sehingga bila janin
masih hidup, hendaknyadilakukan seksio sesarea dengan segera, sedangkan pada janin
Pada seksio sesarea pemilihan insisi uterus pada letak lintang tergantungdari posisi
punggung janin terhadap pintu atas panggul, insisi pada segmen bawahrahim dilakukan bila
posisi punggung janin adalah dorso superior.5 Bila janindorso inferior dan pada keadaan-
keadaan lain dimana insisi segmen bawah rahimtidak dapat dilakukan, maka insisi klasik
yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggulsempit, tumor panggul dan plasenta
previa masih tetap dapat menimbulkankesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang
lintangdisamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan ruptur uteri, jugasering akibat
adanya tali pusat menumbung serta trauma akibat versi ekstraksiuntuk melahirkan janin. Versi
ekstraksi ini dahulu merupakan tindakan yangsering dilakukan,tetapi pada saat ini sudah jarang
dilakukan, karena besarnya trauma baik terhadap janin maupun ibu, seperti terjadinya ruptur
uteri dan robekan jalan lahir lainnya. Angka kematian ibu berkisar antara 0-2% (RS Hasan
Medan 23,3% dan di RS Hasan Sadikin Bandung 18,3 yang jelek, baik terhadap ibu maupun
janinnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-9. Jakarta: YayasanBinaPustaka Sarwono
Prawirohardjo.2.
Cunningham, G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap III, L., Hauth, J. C., &Wenstrom, K. D.
2006. Obstetri William (21 ed., Vol. 1). Jakarta: EGC.3.
Mochtar, D. Letak Lintang (Transverse Lie) dalam Sinopsis Obstetri: ObstetriFisiologi, Obstetri
Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. 1998; Hal. 366-372.4.
Simon LR : Obstetrical Decision Making, 2nd ed. Huntsmen Offset Printing,Singapore, 1987;
210-211