Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA


(Infection Control Risk Assessment)
AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI

Dibuat Oleh : Tim PPI / IPCN

RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN

JAKARTA

TAHUN 2015
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Di Bekas Gedung Manggala
NOVEMBER 2015

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi
RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising
bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection
Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan
konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : Bekas Gedung Manggala
3. Kegiatan : Bekas Gedung Manggala menjadi Ruang Diklat dan Ruang Instalasi
Farmasi

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko Tinggi
3. Level ICRA : Level III / IV

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di bekas Gedung Manggala termasuk dalam : Level III / IV
dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke
udara.
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu.
Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
e. Memblok dan menutup ventilasi udara.
f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja.
h. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi
dengan unit filtrasi udara.
i. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada penutupnya.
j. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek,
plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan implementasi
metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan penghubung
tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan vakum sampai ke
pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai.
k. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi
dengan unit filtrasi udara.
l. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan
benar.

3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan
debu terkait konstruksi
c. Vacum area kerja dengan HEPA filter

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Unit Bawah - -
2. Unit Atas - -
3. Lateral/ Samping Gedung Penunjang Medik Bising,debu
Kanan
4. Lateral kiri Ruang Bising,debu,getaran
Laboratorium,ECT,EKG
5. Belakang Sekolah SLB Bising,debu,getaran
6. Depan Tempat parkir Bising,debu
4. Kesimpulan
Renovasi Gedung Manggala bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan potensi risiko
infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

5. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Jakarta, ....November 2015

IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor

..................................................................................................................................................
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Di Gedung Penunjang Medik
Juli 2015

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi
RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising
bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection
Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan
konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : Gedung Penunjang Medik
3. Kegiatan : Gedung Administrasi Rawat Inap menjadi Gedung Penunjang Medik

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko Medium
3. Level ICRA : Level III / IV

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di Gedung |Penunjang Medik termasuk dalam : Level
III / IV . Dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai
berikut :

1. Sebelum Melakukan Renovasi :


a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari
tempatnya ke udara.
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
e. Memblok dan menutup ventilasi udara.
f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja.
h. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang
dilengkapi dengan unit filtrasi udara.
i. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada
penutupnya.
j. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek,
plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan
implementasi metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan
penghubung tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan
vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai.
k. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang
dilengkapi dengan unit filtrasi udara.
l. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan
dengan benar.
3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debu terkait konstruksi
c. Vacum area kerja dengan HEPA filter
d. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Unit Bawah - -
2. Unit Atas - -
3. Lateral/ Samping Ruang Nuri Bising, getaran, debu
Kanan
4. Lateral kiri Gedung IPRS Bising,getaran, debu
5. Belakang Mushola, Ruang Melati Bising,getaran, debu
6. Depan Tempat parkir Bising, debu

E. Kesimpulan
Renovasi Gedung Penunjang Medik bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi
Risiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Jakarta, ....Juli 2015

IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor

..................................................................................................................................................
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Di Ruang Mawar
Juli 2015

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi
RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising
bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection
Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan
konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, mahasiswa dan
pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : Ruang Mawar
3. Kegiatan : Renovasi Ruang Mawar

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko tinggi
3. Level ICRA : Level III / IV

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di Ruang Mawar termasuk dalam : Level III / IV
dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari
tempatnya ke udara.
2. Selama Renovasi :
A. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
B. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
C. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
D. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
E. Memblok dan menutup ventilasi udara.
F. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
G. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja.
H. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang
dilengkapi dengan unit filtrasi udara.
I. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada
penutupnya.
J. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek,
plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan
implementasi metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan
penghubung tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan
vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai.
K. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang
dilengkapi dengan unit filtrasi udara.
L. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan
dengan benar.
3. Sesudah Renovasi
a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
b. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debu terkait konstruksi
c. Vacum area kerja dengan HEPA filter
d. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Unit Bawah - -
2. Unit Atas - -
3. Lateral/ Samping Ruang Cempaka Bising,debu
Kanan
4. Lateral kiri Ruang Rehabilitasi Bising,debu
5. Belakang Ruang Kenanga Bising,debu
6. Depan Ruang Instalasi Rawat Inap Bising,debu
E. Kesimpulan
Renovasi Ruang Mawar bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko
Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Jakarta, ....Juli 2015

IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor

..................................................................................................................................................
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Di Ruang NAPZA
Juli 2015

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi
RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising
bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection
Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan
konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : Ruang NAPZA
3. Kegiatan : Renovasi Ruang NAPZA

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE B
2. Kelompok Resiko : Resiko Medium
3. Level ICRA : Level II

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di Ruang Napza termasuk dalam : Level II
dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu.
c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari
tempatnya ke udara.
2. Selama Renovasi :
A. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
B. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
C. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
D. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
E. Memblok dan menutup ventilasi udara.
F. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
G. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja
H. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan
dengan benar.
3. Sesudah Renovasi
e. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
f. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debu terkait konstruksi
g. Vacum area kerja dengan HEPA filter
h. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Unit Bawah - -
2. Unit Atas - -
3. Lateral/ Samping Gedung SDM Bising
Kanan
4. Lateral kiri Gedung MHCU Bising,getaran,debu
5. Belakang Ruang Picu Laki-Laki Bising,getaran
6. Depan Tempat parkir Bising,debu

E. Kesimpulan
Renovasi Ruang Napza bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko
Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.
Jakarta, ....Juli 2015

IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor

..................................................................................................................................................
LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Di GEDUNG IPSRS
Juli 2015

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi
RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising
bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection
Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan
konstruksi/renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching
mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal :
2. Lokasi : Gedung IPSRS
3. Kegiatan : Renovasi Gedung IPSRS

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE D
2. Kelompok Resiko : Resiko Rendah
3. Level ICRA : Level III / IV

Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi


Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV
Kelompok Resiko Medium I II III IV
Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV
Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV
Tipe proyek Renovasi bangunan di Gedung IPSRS termasuk dalam : Level III / IV
dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Sebelum Melakukan Renovasi :
A. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari
aktivitas konstruksi.
B. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu.
C. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari
tempatnya ke udara.
2. Selama Renovasi :
a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.
b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah
diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong.
d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip.
e. Memblok dan menutup ventilasi udara.
f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja.
h. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang
dilengkapi dengan unit filtrasi udara.
i. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada
penutupnya.
j. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek,
plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan
implementasi metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan
penghubung tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan
vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai.
k. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang
dilengkapi dengan unit filtrasi udara.
l. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan
dengan benar.

3. Sesudah Renovasi
Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan
a. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran
dan debu terkait konstruksi
b. Vacum area kerja dengan HEPA filter
c. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO
INFEKSI
1. Unit Bawah - -
2. Unit Atas - -
3. Lateral/ Samping Gedung Penunjang Medik Bising,getaran,debu
Kanan
4. Lateral kiri - -
5. Belakang Ruang Cempaka Bising,getaran
6. Depan Sekolah SLB Bising,debu
E. Kesimpulan
Renovasi Gedung IPSRS bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko
Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Jakarta, ....Juli 2015

IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor

..................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai