Anda di halaman 1dari 2

Akibat Hukum Tanah Terlantar

Bagaimanakah akibat hukum dari tanah yang dinyatakan oleh negara sebagai tanah terlantar?
Apakah akibat hukumnya jika bank menerima tanah terlantar sebagai jaminan kredit?

Akibat hukum dari tanah yang ditetapkan sebagai tanah terlantar adalah adanya pemutusan
hubungan hukum antara subjek pemegang hak atas tanah dengan objek tanah, kemudian tanah
tersebut dikuasai kembali oleh Negara. Demikian sebagaimana dinyatakan dalam pasal 9 ayat
(2) dan ayat (3) PP No. 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar:

(2) Dalam hal tanah yang akan ditetapkan sebagai tanah terlantar merupakan tanah
hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, penetapan tanah
terlantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat juga penetapan hapusnya
hak atas tanah, sekaligus memutuskan hubungan hukum serta ditegaskan sebagai
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara.

(3) Dalam hal tanah yang akan ditetapkan sebagai tanah terlantar adalah tanah yang
telah diberikan dasar penguasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf b, penetapan tanah terlantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
juga pemutusan hubungan hukum serta penegasan sebagai tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara.

Objek tanah yang dikuasai oleh Negara tanpa adanya hak atas tanah bukan merupakan objek dari
Hak Tanggungan. Sehingga apabila bank menerima tanah terlantar sebagai jaminan kredit, maka
akibat hukumnya adalah bank tersebut tidak bisa memberikan pembebanan Hak Tanggungan
atas objek tanah tersebut. Hal tersebut diatur dalam pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan
Dengan Tanah:

Pasal 4

(1) Hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah:

a. Hak Milik;
b. Hak Guna Usaha;

c. Hak Guna Bangunan.

(2) Selain hak-hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Hak Pakai atas
tanah Negara yang menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut
sifatnya dapat dipindahtangankan dapat juga di-bebani Hak Tanggungan.

Dasar hukum:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan


Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Terlantar

Anda mungkin juga menyukai