Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIFITAS EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS SEBAGAI NEFROPROTEKTOR

Gita Dewita

1118011051

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

ABSTRAK

Latar belakang : Ginjal merupakan organ eliminasi utama untuk seluruh obat yang digunakan
peroral, namun pada batas-batas tertentu ginjal tidak dapat melakukan fungsinya dalam eliminasi obat
sehingga menyebabkan tertimbunnya obat dalam ginjal yang dapat menyebabkan cedera di daerah
tubulus proksimal ginjal. Salah satu obat herbal yang memiliki efek nefroprotektor atau efek
menghambat kerusakan ginjal adalah kutit manggis.
Pembahasan : Kandungan utama kulit manggis yang memiliki efek hepatoprotektor adalah xanthon
dan derivatnya dengan aktivitas biologis sebagai antioksidan, peredam radikal bebas dan penghambat
perisidasi lipid. . -mangostin menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam
mikrosomal, ini ada kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase sehingga proses inflamasi
bisa dihambat.
Simpulan : kulit buah manggis mempunyai aktivitas farmakologi antara lain sebagai anti-alergi,
antiinflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan, anti-kanker, anti-aterosklerosis maupun anti- HIV.
Senyawa paling aktif dalam kulit buah manggis adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan
garsinon-E. Aktifitas antioksidan dan antiinflamasi alami yang dapat menghambat peradangan dan
stress oksidatif dari sel hepatosit dan tubulus ginjal, sehingga mencegah kerusakan sel.

Kata kunci : ekstrak kulit manggis, jalur siklooksigenase, radikal bebas, xanthon
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ eliminasi utama untuk seluruh obat yang digunakan peroral,
namun demikian pada batas-batas tertentu ginjal tidak dapat melakukan fungsinya dalam
eliminasi obat sehingga menyebabkan tertimbunnya obat dalam ginjal yang dapat
menyebabkan cedera di daerah tubulus proksimal ginjal(Schnellmann,2001).
Hingga saat ini belum ada obat yang secara spesifik mengatasi kerusakan ginjal yang
disebabkan oleh obat, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan obat
herbal yang dapat digunakan sebagai nefroprotektor. Salah satu obat herbal yang
memiliki efek nefroprotektor atau efek menghambat kerusakan ginjal adalah kutit
manggis(Nugroho,2007).
Kulit buah manggis mengandung beberapa komponen aktif, salah satunya berupa
xanthone(Kosem N,2007). Dalam Moongkarndi P et al.(2004) melaporkan bahwa ekstrak
kulit buah manggis berpotensi sebagai antioksidan. Jung HA et al. (2006) melakukan
penelitian terhadap aktivitas antioksidan dari semua senyawa kandungan kulit buah
manggis. Dari hasil skrining aktivitas antioksidan dari senyawa- senyawa tersebut, yang
menunjukkan aktivitas poten adalah : 8-hidroksikudraxanton, gartanin, alphamangostin,
gamma-mangostin dan smeathxanton A. Xanthone merupakan kelompok polifenolik yang
terdapat pada tumbuhan dan telah terbukti memiliki aktivitas biologi dan farmakologi
nenadis.
Tingginya angka nefrotoksisitas akibat obat obatan, serta pendapat bahwa kulit manggis
memiliki efek nefroprotektif, menimbulkan keinginan penulis untuk membahas lebih
lanjut mengenai efektifitas ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap
kadar ureum dan kreatinin ginjal. Karya tulis ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sumber informasi tentang manfaat ekstrak kulit buah manggis terutama pada ginjal dan
sebagai dasar penelitian selanjutnya untuk pengembangan ekstrak kulit manggis sebagai
obat herbal terstandar.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah efektifitas ekstrak kulit buah manggis sebagai nefroprotektor?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
1. Mengetahui efektifitas ekstrak kulit buah manggis sebagai nefroprotektor

Tujuan Khusus
1. Mengetahui kandungan yang terdapat dalam ekstrak kulit buah manggis
2. Mengetahui mekanisme aksi ekstrak kulit manggis sebagai nefroprotektor

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis dapat mengembangkan ide kreativitas dalam menulis karya ilmiah
dan menambah pengetahuan tentang nefroprotektor
2. Bagi pembaca dapat mengetahui kandungan ekstrak kulit buah manggis yang
dapat digunakan dalam pencegahan terjadinya kerusakan ginjal
3. Bagi pemerintah dapat menjadi perhatian dalam rangka mengembangkan ilmu
pengobatan khususnya obat obat an herbal untuk ginjal
PEMBAHASAN

A. Tanaman manggis

Manggis (Garcinia mangostana L) merupkan tanaman buah yang berasal dari hutan
tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara mulai dari Thailand, Filiphina, Malaysia,
dan tentu saja Indonesia. Kemudian dari Asia Tenggara menyebar ke Amerika tengah
dan daerah tropis lainnya seperti Srilangka, Malagasi, Karibia, Hawai, dan Australia
Utara. Masyarakat Indonesia banyak memanfaatkan tanaman tanaman manggis
(Garciana mangostana L) untuk dikonsumsi. Hal itu disebabkan karena buah manggis
mempunyai rasa yang segar dan manis. Selain itu buah manggis banyak mengandung
vitamin dan antioxidant. Buah manggis (Garcinia mangostana L.), merupakan buah
yang eksotik karena memiliki warna yang menarik dan kandungan gizi yang tinggi,
karena itu buah manggis memiliki prospek yang cukup baik untuk
dikembangkan(Wijaya,2004).
B. Potensi manggis
Potensi manggis tidak hanya terbatas pada buahnya saja, tetapi juga hampir seluruh
bagian tumbuhan manggis menyimpan potensi yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Secara tradisional pohon manggis telah dimanfaatkan, dari bagian :
a. Kulit batang pohon sebagai anstringent untuk sariawan
b. Daun sebagai astringent untuk sariawan dan luka
c. Kulit buah (rind, pericarp) untuk disentri
d. Buah (peel) untuk diare dan disentri
e. Akar (root) untuk gangguan haid (Toni,2013).

Selain itu Menurut polytechnic full education website competition (2010), kulit
buah manggis juga digunakan mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit,
bahkan juga Anti-fatigue (memberi tenaga), Anti-oxidant (membuang racun dari dalam
badan), Anti seborrheaic (menpercantik kulit), Anti-obesity (menguruskan badan),
Anti-glaucomic (sakit mata/ glukoma).

C. Kandungan zat aktif manggis.


Kandungan zat aktif kulit buah manggis adalah xanthonesn(9H-xanthen-9-one-
dibenzo-y-pirone I) dan derivatnya dengan aktivitas biologis sebagai antioksidan,
peredam radikal bebas dan penghambat perisidasi lipid. Derivatnya antara lain adalah
senyawa , dan -mangostin, nor-mangostin, dan gartarin (Pinto,2005) Yang
diekstrak dengan berbagai larutan yang berbeda dan kemampuannya sebagai
antioksidan dapat diukur dengan beberapa assay yang berbeda, antara lain Ferric
Reducing Ability of Plasma (FRAP) assay (Zarena AS,2009). Senyawa -mangostin
dan -mangostin merupakan komponen utama dakam ekstrak kulit buah manggis,
tergantung dari jenis (species)nya dengan struktur kimia yang berbeda-beda (Pothitirat
W,2008).

D. Bioaktivitas xanthones dari ekstrak kulit buah manggis


Melalui penelitian yang dilakukan oleh Pedraza-Chaverri J et al.2008 telah
disimpulkan beberapa manfaat yang dimiliki oleh ekstrak kulit manggis. Diantara nya
adalah Anti-oksidan, anti-inflamasi dan anti-alergi.
a. Anti-oksidan
Dalam Moongkarndi,2004, melaporkan bahwa ekstrak kulit buah manggis
berpotensi sebagai antioksidan. Selanjutnya, Weecharangsan W et al. 2006
menindak-lanjuti hasil penelitian tersebut dengan melakukan penelitian aktivitas
antioksidan beberapa ekstrak kulit buah manggis yaitu ekstrak air, etanol 50% dan
95%, serta etil asetat. Metode yang digunakan adalah penangkatapan radikal bebas
2,2-difenil-1-pikrilhidrazil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua
ekstrak mempunyai potensi sebagai penangkal radikal bebas, dan ekstrak air dan
etanol mempunyai potensi lebih besar. Berkaitan dengan aktivitas antioksidan
tersebut, kedua ekstrak tersebut juga mampu menunjukkan aktivitas neuroprotektif
pada sel NG108-15 Dari hasil skrining aktivitas antioksidan dari senyawa-senyawa
tersebut, yang menunjukkan aktivitas poten adalah : 8 hidroksikudraxanton,
gartanin, alpha-mangostin, gamma-mangostin dan smeathxanton A.
b. Anti-mikroba,anti-jamur, dan anti-virus
Ekstrak kulit buah manggis memiliki sifat anti-mikroba terhadap bakteri
Propionibacterium acnes dan Streptococcus epidermis 29 yang umumnya
menginfeksi sebasea di permukaan kulit.
c. Anti-kanker
Beberapa uji pra-klinik pada hewan coba tikus menunjukkan manfaat zat aktif
(derivat xanthones) sebagai chemopreventive pada lesi praneoplastik
kolon (Nabandith V et al,2004).

E. Kajian toksisitas kulit manggis

Jujun et al. (2006) melakukan uji toksisitas akut maupun subkronis terhadap ekstrak
etanol kulit buah manggis yang mengandung senyawa-senyawa aktif. Pada percobaan
toksisitas akut, ekstrak (10-25 %) dengan dosis 2 dan 5 kg/BB tidak menunjukkan
adanya efek toksis (kematian dan perubahan fisik ataupun aktivitas) pada tikus Wistar
rats. Secara histopatologi, juga tidak ditemukan perubahan yang berarti pada organ-
organ vital tikus (hati, jantung, paru-paru, adrenal, ovarium, ginjal, testis). Pada
percobaan toksisitas sub-kronis, dengan dosis 400, 600, dan 1200 mg/kb BB per oral
selama 28 hari juga tidak menunjukkan efek toksik yang berarti, yang meliputi
pengamatan gejala efek toksis,perubahan pertumbuhan, bobot organ-organ vital,
analisa hematologi, kimia darah maupun gross histopatologinya.
Selanjutnya Towathana NH et al. (2010) mengadakan uji toksisitas kronis dengan
dosis 10, 100, 500, dan 1000 mg/kg BB per oral selama 6 bulan pada tikus Wistar rats,
tidak menimbulkan kelainan pada parametes pemeriksaan darah dan tidak
menunjukkan adanya kelainan farmakotoksik maupun parametes hematologis.namun
pada dosis lebih besar dari 500mg/kg BB, terjadi peningkatan ALT, AST, BUN dan
creatinine.
Median lethal dose ekstrak air Garcinia mangostana adalah sebesar 9,37 g/kg pada
mencit, dan pemberian suspensi -mangostin per oral sampai 10 g/kg BB mencit,
tidak menyebabkan kematian dalam waktu 24 jam (Pongphasuk N et al.2005).
F. Ginjal

Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian
paling tebal dan berbentuk seperti kacang. Terletak pada bagian belakang abdomen. Ginjal
kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar di sisi kanan. Ginjal memiliki
tiga bagian penting yaitu korteks, medulla dan pelvis renal. Bagian paling superfisial
adalah korteks renal, yang tampak bergranula. Di sebelah dalamnya terdapat bagian lebih
gelap, yaitu medulla renal, yang berbentuk seperti kerucut disebut piramid renal, dengan
dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papilla renal. Di antara
piramid terdapat jaringan korteks, disebut kolum renal (Bertini).
Ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut pelvis renal.
Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang masing-masing bercabang
membentuk beberapa kaliks minor, yang langsung menutupi papilla renal dari piramid.
Kaliks minor ini menampung urin yang terus-menerus keluar dari papila. Dari kaliks
minor, urin masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renal kemudian ke ureter, sampai akhirnya
ditampung di dalam kandung kemih.
Setiap ginjal terdapat satu juta atau lebih nefron, masing-masing nefron terdiri atas
komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluhpembuluh
darah, yaitu glomerulus dan kapiler peritubuler, yang mengitari tubuli. Komponen tubuler
berawal dengan kapsula Bowman (glomerular) dan mencakup tubuli kontortus proksimal,
ansa Henle dan tubuli kontortus distal. Dari tubuli distal, isinya disalurkan ke dalam
duktus koligens (saluran penampung atau pengumpul).
Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit; dari jumlah ini, 124 ml
diabsorpsi dan hanya 1 ml dikeluarkan ke dalam kaliks-kaliks sebagai urin. Ginjal
berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dan elektrolit berupa ekskresi kelebihan air
dan elektrolit, mempertahankan keseimbangan asam basa, mengekskresi hormon,
berperan dalam pembentukan vitamin D, mengekskresi beberapa obat-obatan dan
mengekskresi renin yang turut dalam pengaturan tekanan darah.
Berikut ini adalah gambar anatomi ginjal :
Gambar 1. Anatomi Ginjal

G. Mekanisme aksi nefroprotektor ekstrak kulit buah manggis


Adapun kandungan utama kulit manggis yang memiliki efek nefroprotektor adalah
xanthon. Xanthon merupakan senyawa ketin siklik polifenol dengan rumus molekul
C15H802 yang memiliki aktifitas sebagai antioksidan dan antiinflamasi (Nurchasanah,
2013).
Menurut Yatman (2012), proses antioksidan melalui reaksioksidasi dan reduksi yang
membentuk radikal bebas yang bersifat oksidator dengan oksigen yang reaktif. Karena
kereaktifannya, radikal bebas itu akan mengoksidasi zat-zat yang bermanfaat bagi
tubuh, sehingga menyebabkan sejumlah jaringan tubuh rusak. Oleh karena mudah
teroksidasi, radikal bebas, dalam hal ini radikal peroksil (ROO) akan mengoksidasi
xanton dengan cepat, sehingga radikal peroksil itu akan berubah menjadi R-H.
Perubahan itu terjadi karena molekul oksigen direduksi oleh garsinon B sebagai
derivat xanton, Reaksinya dapat menghambat radikal bebas dari berbagai jenis.
Dari penelitian Nakatani et al., (2004) dibuat kesimpulan bahwa gamma mangostin
secara langsung menghambat aktivitas enzim Ikappa B kinase, untuk kemudian
mencegah proses transkripsi gen COX-2 (gen target NF- kappaB), menurunkan
produksi PGE2 dalam proses inflamasi. -mangostin terhadap sintesa PGE2 dan
siklooksigenase (COX). Gamma-mangostin menghambat secara poten pelepasan
PGE2. Dimana PGE2 dan jalur siklooksigenase, kedua senyawa dan enzim tersebut
merupakan mediator terpenting dalam terjadinya reaksi inflamasi. -mangostin
menghambat perubahan asam arakidonat menjadi PGE2 dalam mikrosomal, ini ada
kemungkinan penghambatan pada jalur siklooksigenase sehingga proses inflamasi
bisa dihambat.

H. Dosis ekstrak kulit manggis pada manusia.


Dalam penelitiannya, Toni S.(2013) dengan menggunakan tabel konversi Lawrence
dan Bacharach, dan ekstrapolasi menggunakan luas permukaan tubuh, makan dosis
56
pada manusia dengan berat badan 70 kg adalah kali dosis tikus dengan berat 200
0,14

g, sama dengan 3200 mg per hari. Pada manusia dengan BB 50 kg, maka dosis per
50
hari 70 x 3200 mg = 2286 mg.

Penelitian ini memakai sediaan kapsul ekstrak etanol kulit buah manggis yang sudah
beredar dipasaran, dan dosis tersebut hampir setara dengan 3 kali sehari 2 kapsul
@400mg (=6x400 mg=2400 mg per hari) (Toni,2013).
SIMPULAN

1. Ekstrak kulit buah manggis mempunyai aktivitas farmakologi antara lain sebagai anti-alergi,
antiinflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan, anti-kanker, anti-aterosklerosis maupun
anti- HIV. Senyawa paling aktif dalam kulit buah manggis adalah alfa-mangostin, gamma-
mangostin dan garsinon-E
2. Ekstrak kulit buah manggis terbukti efektif sebagai nefroprotektor karena didalamnya
terkandung xanthon yang terutama berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi
yang reaksinya dapat menghambat jalur siklooksigenase.
3. Dosis pada manusia yang efektif dengan BB 70kg adalah 3200 mg per hari,sedangkan
untuk BB 50 kg adalah 2286 mg per hari atau setara dengan dosis 3 kali sehari 2
kapsul @400mg (=6x400 mg=2400 mg per hari) kapsul ekstrak etanol kulit buah
manggis yang sudah beredar dipasaran.
DAFTAR PUSTAKA

Jujun, P., Taesotikul, W., Pootakham, K., Duangrat, C., Tharavigitkul, P., Pongpaibul, Y.,
2006, Acut and repeated Dose Toxicities of Garcinia Mangostana Rind extract.,
Proceedings of 6th National Symposium on Graduate Research, Graduate School of
Chulalongkorn University, Thailand.

Jung HA, Su BN, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn AD. 2006. Antioxidant xanthones
from the pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). Journal from Agricultural and
Food Chemistry. 54(6): 2077-82.

Kosem N, Youn H.H, and Moongkarndi P.2007. Antioxidant and Cytoprotective


Activities of Methanolic Extract from Garcinia mangostana Hulls, Research Article
Science Asia 33:283-292.

Moongkarndi P, Kosem N, Kaslungka S, Luanratana O, Pongpan N, Neungton N., 2004,


Antiproliferation, antioxidation and induction of apoptosis by Garcinia mangostana
(mangosteen) on SKBR3 human breast cancer cell line, J Ethnopharmacol., 90(1):161-
166.

Nabandith V, Suzuli M, Monoka T, Kaneshiro T, Kinjo T, et al.2004.Inhibitory effect of


crude -mangostin, a xanthone derrivate, on two different categories of colon
preneoplastic lesions induced by 1,2-dimethylhydralazine in the rat. Asian Pac J Cancer
Prev ;5:433-8

Nakatani K, Atsumi M, Arakawa T, Oosawa K, Shimura S, Nakahata N, Ohizumi Y.


2004. Inhibition of histamine release and prostaglandin e2 synthesis by mangostin in :
Chaverri JP, Rodriguez NC, Ibarra MO, Rojas JMP. pp. 34: 34447

Nugroho. 2007. Manggis (Garcinia mangostana L.) dari kulit buah yang terbuang hingga
menjadi kandidat suatu obat. Majalah obat tradisional.Yogyakarta: FKUGM. hlm. 3-5.
Nurchasanah. 2013. Khasiat sakti manggis tumpas berbagai penyakit. Jakarta: Dunia
Sehat. hlm 845.

Pedrazza-Chaverri J, Cardenas-Rodriguez N, Orozzco-Ibarra M, Perez-Rojas


JM.2008.Food and Chemical Toxicology. Medicinal properties of mangosteen.46:3327-
39.

Pinto, Sausa ME, Nascimento MSJ.2005. Xanthone derivates: new insight in biological
activities. Curr Med Chem;12:2517-38.

Pongphasuk N, Khunkitti W, Chitcharoenthum M.2005. Anti-inflammatory and


Analgesuc Activities of the Extract from Garcinia mangostana Linn. Traditional Medicine
& Nutraceuticals, Proc. WOCAMP III;6.

Pothitirat W, Gritsanapan W.2008. Quantitative analysis of total mangostins in Garcinia


mangostana fruit rind. J Health Res;22:161-6.

Schnellmann RG. Toxic Responses of The Kidney. Ed. 6. Kansas: McGraw Hill; 2001

Sutono Toni.2013. Efektivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis(Garcinia mangostana


L) Meredam Stres Oksidatif. Jakarta: Universitas Indonesia.

Towatana NH, Reanmongkol W, et al. 2010. Acute and subchronic toxicity on the
hydroethanolic extract of mangosteen pericarp. J Med Plants Res;4:969-74.

Weecharangsan W, Opanasopit P, Sukma M, Ngawhirunpat T, Sotanaphun U, Siripong


P., 2006, Antioxidative and neuroprotective activities of extracts from the fruit hull of
mangosteen (Garcinia mangostana Linn.), Med Princ Pract., 15(4):281-287

Wijaya. 2004. Potensi Buah Mangggis (http://balittra.litbang.deptan.go. id/ eksotik/


monograf, diakses 20 Oktober 2009)

Yatman E. 2012. Kulit buah manggis mengandung xanton yang berkhasiat tinggi.
wawasan: Universitas Borobudur. Tahun 29 No. 324. hlm. 29.

Zarena AS, Sankah KU.2009. A study of antioxidant properties from Garcinia


mangostana L pericarp extract. Acta Scientiarum Polonorum, Technol Aliment;8:23-34.

Anda mungkin juga menyukai