Anda di halaman 1dari 84

TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI DI BERBAGAI

EKOSISTEM
Pemerintahan Jokowi Targetkan Swasembada Padi Tahun 2015,
Jagung 2016, dan Kedelai 2017

http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/12/15/pemerintahan-jokowi-targetkan-swasembada-padi-
tahun-2015-jagung-2016-dan-kedelai-2017

2
Mentan: Indonesia Swasembada Pangan Penuh 2017

Pemerintah tegaskan siap swasembada pangan yang akan dimulai tahun ini dan
mencapai target penuh pada 2017, meski aktivis mengatakan program itu sampai
saat ini stagnan.
http://www.voaindonesia.com/content/mentan-indonesia-swasembada-pangan-penuh-
2017/2705270.html

3
Jokowi: Kedelai dan daging masih sulit buat swasembada

Merdeka.com - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengaku mampu


berswasembada pangan dalam pemerintahannya ke depan. Namun, untuk daging
dan kedelai dinilainya sulit terealisasi dalam waktu dekat
http://www.merdeka.com/uang/jokowi-kedelai-dan-daging-masih-sulit-buat-swasembada.html

4
KIAT MENTERI PERTANIAN MENDUKUNG PENINGKATAN
PRODUKSI KEDELAI
HPS PALEMBANG 2015
MENGAPA PRODUKSI KEDELAI MENURUN

Usahatani kedelai dalam kurun waktu 1993- 2014


tidak memberikan keuntungan yang memadai bagi
petani
Petani lebih tertarik mengusahakan komoditas yang
lebih menguntungkan di antaranya jagung, tebu,
ubikayu, karet, dan sawit
Aspek pasar, petani mengalami kesulitan menjual
hasil kedelainya
Kebijakan yang belum kondusif, belum
diterapkannya tarif impor kedelai sehingga kedelai
impor membanjiri pasar,
Harga dasar kedelai yang telah di tetapkan sekarang
belum operasional.
PERAN KEDELAI

PERAN STRATEGIS KEDELAI DALAM KEHIDUPAN


DAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT

PRODUKSI KEDELAI MASIH BELUM AMAN


UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN DALAM
NEGERI

PELUANG POTENSI PRODUKTIVITAS DAN


PRODUKSI MASIH DAPAT DITINGKATKAN

INOVASI TEKNOLOGI MASIH BELUM BANYAK


DITERAPKAN
KEDELAI
INDONESIA VS AMERIKA

No Keterangan Indonesia (PTT) AMERIKA


1 Umur (hari) 85 90 160 170
2 Produksi t/ha 1,8 2,2 2,9
3 Produksi kg/hari/ha 20,0 25,9*) 17,0 18,1

INDONESIA
BRAZIL
POTENSI PENINGKATAN PRODUKSI

RATA- RATA NASIONAL 1,4 (0,6-2,0 t/ha)

PENELITIAN > 2,5 t/ha


POTENSI LAHAN 18 Jt Ha

INOVASI TEKNOLOGI
KESUNGGUHAN/POLITICAL WILL

Marwoto 2008
POTENSI PERLUASAN
AREAL DI BERBAGAI AGROEKOSISTEM
PRODUKSI BERKORELASI POSITIP TERHADAP LUAS AREAL
LAHAN TANAMAN PANGAN YANG ADA TERBATAS (KOMPETISI DENGAN
PADI DAN JAGUNG)
PERLUASAN AREAL BUKAAN BARU BANYAK TANTANGAN
PELUANG PERLUASAN AREAL DI HUTAN DAN PERKEBUNAN
- PENINGKATAN IP LAHAN SAWAH IRIGASI DAN SAWAH TADAH HUJAN
- LAHAN KERING
- TUMPANG SARI DENGAN UBIKAYU
- TUMPANG SARI DENGAN TEBU
- TUMPANGSARI DENGAN KARET/SAWIT
- TUMPANGSARI HUTAN JATI HUTAN
FAKTOR PRODUKSI

H= f (G x L x M)
H : Hasil
G : Genetik
L : Lingkungan
M : Manajemen
TANAMAN KEDELAI
Tanaman menyerbuk sendiri. Tingkat penyerbukan silang
(outcrossing rate) <1%.
Tanaman berhari pendek (cepat berbunga bila <12 jam,
tdk berbunga bila >16 jam)
75-80% total serapan NPK pd 6-7 MST (fase R2-R6
berbunga polong isi penuh)
Translokasi NPK ke biji maksimum mulai fase R5 (polong
mulai isi), dan >50% dari bagian2 tanaman, sisanya dari
tanah.
Toleran naungan hingga 20%..
KESESUAIAN AGROEKOSISTEM UNTUK KEDELAI

Komponen Kriteria kesesuaian


lingkungan
Sangat Sesuai Agak sesuai Kurang/
sesuai tidak sesuai

Tinggi tempat < 700 700-1.000 1.000-1.300 > 1.300


(m dpl)

Suhu udara 23-28 29-30 21-32 >32


(oC) 22-20 18-19 <18

Kemiringan <5 5-15 15-20 > 20


lahan (%)

Naungan (%) 8 8-15 15-25 > 25

Curah hujan 1.000-1.500 1.500-2.500 2.500-3.500 > 3.500


(mm/th) 700-1.000 500-700 < 500
Lanjutan
Komponen Kriteria kesesuaian
lingkungan
Sangat Sesuai Agak sesuai Kurang/
sesuai tidak sesuai
Curah hujan 300-400 200-300 100-200 < 100
(mm/periode 400-600 600-900 > 900
tanaman)
Ketersediaan 5-6 kali 3-4 kali 2-3 kali < 2kali
air irigasi
Kedalaman > 50 30-49 15-29 < 15
tanah (cm)
Tekstur tanah Agak halus- Sedang Agak kasar Kasar-
Hahus Sangat halus
Drainase Baik Sedang Lambat- Sangat lambat-
Cepat Sangat cepat
pH- (H2O) 6,0-6,5 6,6-7,0 4,5-5,0 < 4,5
5,0-6,0 7,0-7,5 > 7,5
Lanjutan
Komponen Kriteria kesesuaian
lingkungan
Sangat Sesuai Agak sesuai Kurang/
sesuai tidak sesuai
Kej. Al (%) <8 8-15 15-20 > 20
Kandungan Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
C- organik (%) >3 2-3 1-2 <1
N total (%) > 0,5 0,2-0,5 0,1-0,2 < 0,1
P2O5 (ppm)
Metode Bray I >15 9-15 4-10 <4
Metode Olsen > 20 10-20 5-11 <5
K dapat ditukar
(me/100 g)
KTK <10 >0,3 0,2-0,3 0,1-0,2 < 0,1
KTK 10 25 >0,5 0,3-0,5 0,2-0,3 < 0,2
KTK >25 > 0,8 0,5-0,8 0,3-0,5 < 0,3
Kej. Al (%) <8 8-15 15-20 > 20
YANG PERLU DIKETAHUI

-Tanaman hari pendek: penyinaran >16 jam tidak


berbunga, <12 jam mempercepat ber-bunga

-Tinggi Tempat: 0 1.500 m dpl

-Kebutuhan air/hujan: 200 - 300 mm/musim tanam

-Toleransi kejenuhan Al: 20 %

-Toleransi naungan: 40 %
RATA-RATA PRODUKSI ? STATISTIK 1,3 t/ha

MASALAH vs TEKNOLOGI

TEKNOLOGI PTT DENGAN VUB DAN TEKNOLOGI SESUAI AGROEKOSISTEM HASIL > 2 t/ha

Marwoto 2008
RAKITAN TEKNOLOGI

Harus disesuaikan dengan


potensi dan permasalahan
biofisik lahan, sosial-ekonomi
masyarakat, dan kelembagaan di
setiap lokasi

Komponen teknologi yang dirakit


dalam paket teknologi PTT ada
yang bersifat mutlak dan bersifat
pilihan.

Marwoto 2008
VARIETAS UNGGUL
SASARAN PEMBENTUKAN
VARIETAS KEDELAI

Produksi tinggi
Berbiji sedang besar
Warna kuning atau hitam
Umur Genjah sedang
Tahan cekaman abiotik
Kekeringan, Naungan, Jenuh Air
Lahan Masam dan Pasang Surut, Salin
Tahan Cekaman biotik
Ulat Grayak
Pengisap Polong
Untuk Tujuan khusus (kandungan isoflavon,
protein, panen muda, dll)
ADAPTIF LAHAN SAWAH
DAN LAHAN KERING

Umur : 82-92 hari


Hasil : 2,03-2,25 t/ha
Biji : besar
Tahan rebah
Polong tidak mudah pecah

22 Novita-Balitkabi
GROBOGAN

Umur : 76 hari
Hasil : 2,7 (3,4) t/ha
Biji : besar (18g)
Hasil : 2,8 t/ha Polong tidak mudah pecah
Umur : 74
Biji : besar

Novita-Balitkabi 23
GROBOGAN
U

L lanceolate

Novita-Balitkabi 24
Umur panen : 80-82 hari
Hasil : 1,5-2,0 t/ha
Biji : 16 g/100biji
Tahan rebah
Toleran karat daun
ARGOMULYO

Bulu : C
Polong T: CT
Biji : B
Hil: C

Novita-Balitkabi 26
Umur : 85 hari
Hasil : 2,1 t/ha (2,37t/ha)
Biji : 18-19 g/100biji
Tahan rebah
Agak tahan ulat grayak

27 Novita-Balitkabi
GEPAK IJO
Umur panen 76 hari
Hasil 2,21 t/ha
Biji kecil (6,82 g/100 biji)
Sesuai untuk Tahu
Rendemen tahu tinggi
(33% lebih tinggi dari
kedelai impor)
Taoge: rendemen tinggi,
rasa enak

Novita-Balitkabi 28
GEPAK KUNING
Umur panen 73 hari
(genjah)
Hasil 2,42 t/ha
Berat biji (8,25 g/100
biji)
Rendemen tahu
tinggi (26% lebih
tinggi dari kedelai
impor)

Novita-Balitkabi 29
Gema
Umur panen 72-73 hari
(genjah)
Hasil 2,47 t/ha, 3,06
t/ha
Berat biji 11,2 g/100
biji)
Sesuai untuk susu,
tahu
Tahan rebah
DERING 1
VUB KEDELAI TOLERAN KEKERINGAN FASE
REPRODUKTIF

Rata-rata hasil : 2,0 t/ha


Potensi hasil : 2,8 t/ha
Ukuran biji : (10,7 g/100 biji)
Umur masak : 81 hari
DEGA
VUB KEDELAI BIJI BESAR UMUR GENJAH

Rata-rata hasil : 2,0 - 3,8 t/ha 2,8 T/HA


Potensi hasil kondisi optimal : > 3 t/ha
Ukuran biji : 19 23 g/100 biji 20 g/100 biji
Umur masak : 69 - 73 hari 71 hari
VUB kedelai hitam
DETAM 1

Umur panen 84 hari


Potensi hasil 3,45 t/ha
Biji besar (14,84 g/100
biji)
Protein tinggi (45,36%)
Sesuai untuk kecap

34 Novita-Balitkabi
DETAM 1
H
aB

Putih

Novita-Balitkabi 35
DETAM 2

Umur panen 82 hari


Potensi hasil 2,96 t/ha
Biji besar (13,54 g/100
biji)
Protein tinggi (45,6%)
Sesuai untuk kecap
Toleran kering

36 Novita-Balitkabi
DETAM-2
H

Coklat

Novita-Balitkabi 37
Detam 3
Umur panen 73 hari
Hasil 2,9/3,2 t/ha
Biji sedang (11,8 g/100
biji)
Agak toleran kekeringan
Detam 4

Umur panen 73 hari


Hasil 2,5/2,9 t/ha
Biji sdang (11 g/100 biji)
toleran kekeringan
Agak tahan hama
pengisap polong
Agak tahan terhadap
penyakit karat daun
BENIH KEDELAI UNGGUL
SYARAT BENIH BERMUTU

Murni dan diketahui nama


varietasnya
Berdaya kecambah tinggi, >80%
Vigor baik, tumbuh cepat dan
serempak
Bersih tanpa campuran benih
lain
Sehat tidak membawa penyakit
Bernas

Marwoto 2009
SALURAN DRAINASE
SALURAN DRAINASE/IRIGASI
-Membuang kelebihan air (MH)
-Mempercepat perataan air irigasi

Lereng (%) Tektur halus Tekstur >sedang

<3 1,5 2,0 m 2,0 2,5 m

3-5 2,5 3,0 m 3,0 3,5 m

5-8 3,0 3,5 m 3,5 4,0 m

>8 3,5 4,0 m 4,0 5,0 m


SALURAN PEMATUS (DRANASE) VS TANAMAN KEDELAI

PERTANAMAN DI MUSIM HUJAN, PASAR MIRING, KEC. PAGAR MERBAU,


KAB. DELI SERDANG, SUMATERA UTARA. JULI 2007

Marwoto 2009
POPULASI TANAM
POPULASI TANAMAN

Populasi Tanaman Taksiran hasil (t/ha)


< 100.000 < 0,50
100.000 - 200.000 0,64 - 0,95
200.000 - 300.000 0,90 - 1,50
300.000 - 400.000 1,28 - 1,75
400.000 - 500.000 1,60 - 2,50

Marwoto 2008
POPULASI dan TANAM

Optimal 350.000 500.000 tan./ha

- Jarak tanam 40 cm x 10 - 15 cm

- Penempatan 2 biji/lubang

- Tugal 3 4 cm
HAMA DAN PENYAKIT
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GAGALNYA
PENGENDALIAN HAMA

1 LEMAH DALAM IDENTIFIKASI HAMA DAN GEJALA


SERANGAN

2 TINDAKAN PENGENDALIAN YANG TERLAMBAT

3 APLIKASI INSEKTISIDA YANG KURANG TEPAT

BELUM CUKUP INFORMASI BIOEKOLOGI HAMA


4

Marwoto 2009
EKOSISTEM PEMICU TIMBULNYA HAMA PADA
TANAMAN KEDELAI

-Kedelai di tanam pada musim kemarau


- Cuaca panas mendorong populasi hama

- Keragaman waktu tanam

- Keragaman kondisi kesuburan tanah

- Keragaman sistem pengendalian hama

Marwoto 2008
Pemakaian Mulsa Jerami

Menjaga kelembaban tanah


Menekan gulma
Menekan serangan lalat bibit
Tempat berlindungnya musuh alami

Marwoto 2008
PEMUPUKAN/PENGAPURAN
Pemupukan/Pengapuran

Tergantung tingkat kesuburan tanah


Disarankan berdasarkan analisis tanah
Tanah masam diperlukan kapur
pertanian
Pupuk kandang

Marwoto 2009
PANEN
PANEN

Indikator : 90-95% daun


rontok, polong berwarna
kuning/coklat dan kering.

Cara : memotong pangkal


batang tanaman. Hindari
dengan cara mencabut agar
tanah tidak terbawa.
Pembijian polong
Dengan cara
dipukul: dilakukan
pada kadar air biji
12-13%.
Dengan power
thresher : dilakukan
pada kadar air biji
14-15%, kecepatan
putaran silinder 600-
700 rpm.
PENGERINGAN BENIH
Setelah dikeringkan, benih
perlu diangin-anginkan sekitar
0,5 jam ditempat teduh (tidak
terkena sinar matahari).
Setelah itu baru dimasukkan
ke dalam kemasan benih.
Apabila pengeringan dilakukan
terhadap lebih dari satu
varietas pada saat yang sama,
perlu diberikan jarak antar
varietas.

NN-2011-benih 57
PENGEPAKAN BENIH

Segera masukkan benih ke


dalam kemasan yang baik.
Beri label di dalam dan luar
kemasan
Tutup kemasan dengan
staples/dijahit.

RILET-ofic 58
PENYIMPANAN BENIH
Simpan benih pada ruang penyimpanan ber-
AC, suhu sekitar 10 oC, kelembaban relatif
sekitar 40%.
Tempatkan pada rak-rak atau pada lantai
yang diberi alas kayu.
Pisahkan ruang simpan benih dengan ruang
simpan sarana produksi lain.
Hindarkan dari serangan tikus untuk
mencegah terjadinya kemasan rusak
Kelompokkan benih berdasarkan varietas,
untuk memudahkan pengecekan benih dan
dokumentasikan data benih yang disimpan.

RILET-ofic 59
IMPLEMENTASI GP - PTT KEDELAI DI
BERBAGAI EKOSISTEM
PENANAMAN
Lahan sawah bekas padi dan TOT : tanam paling lambat 6
hari setelah padi dipanen, dan gunakan jerami untuk mulsa.
Lahan kering : tanam dilakukan jika kelembaban tanah
sudah cukup.
Tanam teratur, jarak tanam 40 cm x 15 cm. Pada lahan
subur dapat digunakan jarak tanam 40-50 cm x 15-20 cm.
2-3 biji/lubang.
Jika diketahui lahan endemik hama/penyakit yang
menyerang saat fase kecambah, gunakan perlakuan benih
(b.a fipronil/Regent, b.a theametoxam/Cruiser).
Tutup lubang tanam agar benih dapat tumbuh serempak.
Lakukan penjarangan setelah tanaman berumur 15 hari,
disisakan 2 tanaman/rumpun.
Budidaya pada lahan sawah
Tanam tugal; jarak 40 cm antar baris
x 15-20 cm dalam baris, 2-3
biji/lubang. Bila tidak mungkin dengan
tugal dapat ditanam secara larikan
teratur, jarak antar baris 40-50 cm.
Setelah tanam ditutup jerami sbg
mulsa
Pengendalian gulma 2 kali (saat umur
15-20 hari dan 45 hari).
Pengendalian Hama/penyakit sesuai
kebutuhan.
Pupuk dosis 150-200 kg Phonska/ha
+ 50-100 kg/ha SP36. Pupuk SP36
disebar sebelum tanam. Phonska
diaplikasikan saat umur 15-20 hari,
disebar di antara barisan tanaman
PERSIAPAN LAHAN: LAHAN KERING

Tanah diolah sehingga


struktur tanah gembur,
kemudian diratakan
Bersihkan lahan dari gulma
maupun bekas tanaman.
Buat saluran drainase
secukupnya. Pada tanah
berat setiap 2 m. Pada tanah
ringan-sedang setiap 3-4 m.
Kedalaman saluran 25-30 cm,
dan lebar 20-25 cm.
BUDIDAYA PADA LAHAN KERING MASAM

Tanam teratur, tugal/alur bajak,


jarak tanam 40 cm x 15 cm, 2-3
biji/lubang. Gunakan perlakuan
benih
Perbaikan tanah: 0,75-1 t/ha
dolomit + 1-2 t/ha pupuk kandang.
Dolomit+pupuk kandang dicampur
rata, disebar sebelum tanam.
Pupuk dosis 200 kg/ha Phonska +
100-150 kg SP36. SP36 seluruhnya
disebar sebelum tanam. Phonska
disebar diantara barisan tanaman
saat umur 15-20 hari.
Budidaya pada lahan pasang surut
Tanam teratur, tugal, jarak tanam 40
cm x 15-20 cm, 2-3 biji/lubang.
Gunakan perlakuan benih
Perbaikan tanah: 0,75-1 t/ha dolomit +
1-2 t/ha pupuk kandang.
Dolomit+pupuk kandang dicampur,
disebar sebelum tanam, atau disebar
pada barisan tanam untuk menutup
benih. Pengapuran dpt dilakukan
bersamaan pengolahan tanah
Pupuk dosis 150 kg/ha Phonska +
100-150 kg SP36. SP36 disebar
sebelum tanam. Phonska disebar
diantara barisan tanaman saat umur
15-20 hari.
KEDELAI + KELAPA SAWIT
Tanam di antara tanaman tahunan
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
KEDELAIDI HUTAN JATI
Tanam di antara tanaman semusim

Ubikayu baris ganda : 3 m Tebu juring ganda : 150 cm


antar baris ganda x (60 cm antar juring ganda x (50 cm
x 70 cm) dalam baris ganda x 50 cm) dalam juring ganda
Gejala Visual
Kekahatan Unsur Hara
Pada Kedelai
Kahat Nitrogen (N)
Kahat Fosfor (P)
Kahat Fosfor (P)
Kahat Kalium (K)
Kahat Kalium (K)
Kahat Sulfur (S)
Kahat Kalsium (Ca)
Kahat Kalsium (Ca)
Kahat Magnesium (Mg)
Kahat Magnesium (Mg)
Kahat Mangan (Mn)
Kahat Besi (Fe)
Kahat Besi (Fe)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai