Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN SOAL-SOAL LATIHAN

1. Magma yang berada dalam bumi di atas dapat naik dan menerobos ke permukaan
bumi sebagai akibat dari proses konveksi dan konduksi. Tempat magma menerobos
ke permukaan ini disebut gunungapi. Proses naiknya magma ke permukaan bumi
secara sederhana dapat dijelaskan melalui hukum thermodinamika I, yaitu:

dQ = dU + PdV

dimana:
Q = Kalor
U = Energi
PV = Kerja

Panas atau kalor yang masuk ke dalam sistem disebabkan oleh perbedaan temperatur
antar lapisan yang dangkal dengan di bawahnya. Kalor ini digunakan untuk
melakukan kerja dan merubah energi dalam. Pada kedalaman antara 100-300 km di
bawah permukaan bumi, suhu pada mantel bumi dapat melelehkan batuan dan
membentuk magma yang cair atau cair sebagian. Magma yang terkumpul dalam
dapur magma, sebagian naik ke permukaan melewati zona lemah. Naiknya magma
ke permukaan menyebabkan tekanan menurun, gas dalam magma mengembang,
sehingga menyebabkan terjadinya erupsi magma ke permukaan yang disebut sebagai
lava.

2. Hubungan antara kedudukan tektonik, stress regional, komposisi dominant batuan,


dengan kedalaman dapur magma :
3. Erupsi magma yang membentuk gunungapi jika terpusat dinamakan erupsi sentral,
jika terjadi di sepanjang rekahan disebut erupsi linier, dan apabila meliputi daerah
yang cukup luas disebut erupsi areal. Jika lokasi erupsi berpindah, maka disebut
sebagai erupsi parasit atau erupsi samping.

4. Lava yang diendapkan di air laut/submarine, mempunyai nama khusus yaitu lava
bantal/pillow, yang tidak lain adalah lava yang membeku secara perlahan dan
bercampur dengan air laut.

5. Vulkanostratigrafi adalah ilmu yang mempelajari urutan dari rekaman kegiatan


vulkanik, terutama kegiatan yang tidak disaksikan oleh ahlli gunungapi. Stratigrafi
(susunan satuan batuan) dalam suatu pemetaan batuan vulkanik berdasarkan genesa
dan paleovulkanismenya. Penamaan satuan vulkanostratigrafi diawali dengan cara
pengendapan, jenis batuan, sumber letusan atau nama geografi.

6. Pada sistem panas bumi konvektif dimana terjadi sirkulasi fluida dari daerah
recharge masuk ke dalam reservoar, kemudian keluar menuju permukaan melalui
daerah upflow dan outflow, fluida dengan temperatur yang umumnya tinggi ini akan
bereaksi dengan batuan sekitar, keluar melalui rekahan-rekahan dalam batuan.
Interaksi fluida dengan batuan sekitarnya akan menghasilkan mineral-mineral
ubahan (alterasi mineral) yang dapat diamati dipermukaan bumi misalnya mineral-
mineral lempung seperti, illite, montmorilonite dan sebagianya. Selain itu juga
karena perubahan keadaan kesetimbangan (P, pH, T) fluida di dalam bumi dengan di
permukaan bumi maka beberapa mineral terdeposisi di permukaan bumi atau dalam
bentuk vein-vein. Air panas yang keluar melalui rekahan-rekahan akan keluar
sebagai mata air panas apabila laju alirnya sangat cepat dengan jumlah massa yang
ditrasfer besar. Air panas ini ini mungkin juga akan mendingin dan keluar sebagai
mata air hangat. Fluida berupa gas juga dapat keluar melalui rekahan-rekahan dalam
batuan. Segala bentuk gejala sebagai hasil proses sistem panas bumi ini disebut
manifestasi permukaan (surface manifestation). Pengamatan manifestasi permukaan
merupakan cara untuk mengenali sistem geotermal.

7. Parameter-parameter penting yang dapat diperhitungkan dengan penyelidikan


geokimia:
1. Memperkirakan besarnya sumberdaya (Resource Size)
2. Memprediksi temperatur reservoar (Resource Temperature)
3. Menentukan permeabilitas formasi reservoar (Formation Permeability)
4. Mengetahui jenis fluida di dalam reservoar (Primary Fluid Type)
5. Mengetahui keasaman fluida (Acidity)
6. Mengetahui kandungan gas (Gas Content)
7. Memperkirakan adanya potensi pengerakan (Scaling Potential)
8. Memprediksi dampak pengembangan sumberdaya Panasbumi bagi
lingkungan sekitarnya (Environmental impact)

8. Jenis anomali geofisika:


a. Anomali yang disebabkan adanya fluida panas dari suatu sistem geotermal
sehingga dapat kehadiran anomali ini dapat dikaitkan dengan parameter fisika
fluida. Adapun parameter fluida antara lain: temperatur, mineralisasi, kandungan
gas, pergerakan fluida dan lain-lain.
b. Anomali yang disebabkan perubahan sifat fisis batuan reservoar dan sirkulasi
fluida panas seperti alterasi batuan, perubahan porositas dan rapat masa batuan
reservoar (akibat leaching dan deposisi mineral)
c. Anomali yang disebabkan oleh struktur reservoar geotermal seperti sesar, variasi
ketebalan lapisan permeabel, adanya feeder zone dan sebagainya
d. Anomali yang disebabkan ekstraksi fluida geotermal (eksploitasi) sehingga
terjadi perubahan massa, mineral yang lebih sedikit perubahan kandungan gas
fluida, pergerakan fluida, perubahan stress dan sebagainya.

9. Analisa citra yang biasa digunakan dalam eksplorasi geothermal


1.Analisa Kelurusan
Suatu sistem geotermal sangat berkaitan dengan retakan ataupun rekahan yang
merupakan jalan bagi fluida geotermal untuk bergerak ke permukaan. Pada
permukaan ini akan muncul anomali-anomali dari sifat fisik batuan yang diakibatkan
oleh fluida dari sistem geotermal yang kontak dengan batuan sekitar. Anomali ini
biasanya berupa manifestasi permukaan geotermal seperti fumarol, solfatar, maupun
hadirnya mineral-mineral hasil alterasi. Dengan demikian, analisa struktur sangat
penting untuk suatu eksplorasi geotermal. Retakan atau rekahan ini bisa berupa
struktur-struktur geologi yang berasosiasi dengan kelurusan pada foto udara
(Browne,1989). Hal yang sama bisa digunakan untuk citra satelit mengingat foto
udara dan citra satelit bekerja pada gelombang elektromagnetik.

2. Analisa Spektral
Setiap material/mineral memiliki respon yang khas dan berbeda antara satu dengan
yang lain apabila terkena oleh suatu gelombang elektromagnetik. Perbedaan respon
ini dianalisa secara spectroscopic di laboratorium. Hasil responnya kemudian
digunakan dalam pemrosesan image sehingga bisa dilakukan suatu mineral mapping
secara digital.
3. Analisa Thermal Anomaly
Material/mineral yang memiliki kandungan panas yang berbeda dengan lingkungan
sekitarnya bisa terlihat apabila menggunakan band pada citra dengan panjang
gelombang yang berada di daerah thermal infrared. Analisa biasa dilakukan setelah
terlebih dahulu dilakukan pemrosesan image.

10. Penggunaan energi geotermal:

a) Aplikasi Geotermal untuk Energi Listrik, Energi panas digunakan untuk


memutarkan turbin magnet yang menghasilkan energi listrik.

b) Aplikasi Geotermal untuk Ladang Pertanian Terbuka: air yang berasal dari
geotermal dapat digunakan pada ladang terbuka pertanian untuk irigasi dan/atau
pemanas tanah serta mensterilkan tanah. Aplikasi ini sangat baik karena
menggunakan pemanasan pada rentang temperatur terendah dimana sumberdaya
sangat melimpah. Tumbuhan akar terbuka (sayuran dari varietas musim dingin)
dan tumbuhan yang tumbuh cepat (seperti pohon poplar) menunjukan
pertumbuhan yang pesat dan menguntungkan jika tanah berada pada suhu 210C
(700F).

c) Aplikasi Geotermal untuk Rumah Kaca, Rumah kaca adalah sebuah ruangan
yang dirancang untuk menumbuhkan tanaman di bawah kondisi lingkungan yang
terkontrol. Efek rumah kaca menyebabkan terjebaknya radiasi matahari dan
panas oleh penggunaan kaca, plastik film atau fiberglass sebagai kontrol
lingkungan permukaan untuk menutup area pertanian. Pemanasan rumah kaca
merupakan aplikasi sumberdaya geotermal yang sering digunakan.

d) Aplikasi Geotermal untuk Budidaya di Lahan Perairan, Budidaya pada lahan


perairan merupakan suatu cara pemeliharaan dan budidaya organisme air tawar
dan/atau air laut dalam tingkat kontrol lingkungan pertumbuhan air. Dalam
budidaya ini sasaran yang ingin dicapai adalah untuk memanasi air sampai
temperatur maksimum untuk pertumbuhan ikan. Udang dan ikan lele mencapai
pertumbuhan optimum pada suhu mendekati 320C (900F), dengan 50%
pertumbuhan optimum diperoleh di atas temperatur 200C dan 260C (680F dan
790F) tetapi pada temperatur yang lebih tinggi keduanya mengalami penurunan
yang cepat. Ikan trout memiliki rentang temperatur yang lebih kecil, dan tumbuh
dengan baik pada temperatur sekitar 150C (590F), tetapi ikan ini sangat sensitif
terhadap temperatur yang lebih tinggi dan lebih rendah. Luas kolam maksimum
yang dapat dikembangkan tergantung pada panas maksimum yang dapat
diperoleh dari sumber panas. Untuk memperkirakan panas yang hilang dari
kolam-kolam tersebut, pertama perlu dilkukan pemilihan temperatur air yang
harus dipertahankan. Tubuh air yang tidak tertutupi, bertukar panas dengan
atmosfer melalui evaporasi, konveksi, radiasi dan konduksi. Evaporasi
merupakan mekanisme kehilangan panas yang terbesar sedangkan konduksi
merupakan yang terkecil. Industri aquacultural yang muncul baru-baru ini adalah
budidaya spesies sayuran yang dapat dijadikan makanan manusia dan hewan.

e) Aplikasi Geotermal untuk Industri, Beberapa industri menggunakan uap, atau air
panas, sedangkan untuk pertanian digunakan fluida geotermal bertemperatur
rendah. Aplikasi industri yang terbesar adalah pada industri pulp, pengolahan
kertas dan kayu.

f) Aplikasi Geotermal untuk Energi Listrik Skala Kecil, Pada dasarnya pembangkit
tenaga geotermal dapat dibangun mengikuti permintaan beban listrik.
Pembangkit tenaga kecil biasanya dibangun menggunakan pendekatan modular
yang dapat mengurangi biaya konstruksi dan dapat ditempatkan dekat ke sumur
sehingga keseluruhan proyek mempunyai dampak lingkungan yang minimal.
Pembangkit tenaga kecil telah memainkan peranan penting dalam perkembangan
dan penggunaan tenaga panas bumi. Kunci sukses pembangkit tenaga geotermal
skala kecil adalah tidak membangun pembangkit yang kapasitasnya melebihi
permintaan dan selalu mencari kemungkinan penyatuan sistem pemanfaatan
langsung air panas untuk memperbaiki perekonomian perusahaan pembangkit
dan juga masyarakat setempat.

g) Aplikasi Pada Penggunaan Panas untuk Wilayah, Suhu optimum untuk


penggunaan ini kurang dari 1000C (2120F). Di beberapa daerah (contohnya
Islandia) air geotermal dengan kemurnian tertentu dapat dialirkan melalui pipa
sepanjang 40 km langsung kepada pengguna atau melalui radiator di rumah-
rumah. Di ibukota Islandia, Reykjavik, proyek pemanasan kota mendistribusikan
fluida geotermal melalui jalur pipa sepanjang 200 mil ke seluruh kota. Di
Amerika Serikat, Klamath Falls (Oregon), Boise (Idaho), dan San Bernardino
(California), telah mempercayai sistem pemanasan distrik dari energi geotermal
(sumber: EG&G Idaho, Inc). Walaupun demikian, hal yang umum dijumpai
bahwa komposisi kimia air memerlukan pengubah panas dipasang lebih dahulu
untuk dapat menyerap energi panas dari fluida geothermal dengan putaran panel
pemanas (pipa yang ditempelkan di lantai), dimungkinkan untuk menggunakan
air pada suhu serendah 350C-400C (950F-1050F). Sistem pemanas ruangan
menggunakan pengubah panas air-udara panas bumi. Contoh pemanasan wilayah
oleh air geotermal diantaranya di Argentina, Cina, Kroasia, Perancis, Islandia,
Hungaria, dan Polandia.

Anda mungkin juga menyukai