Anda di halaman 1dari 11

Page |1

12.IPA.7

(Pendidikan Kewarganegaraan)

USAHA PEMBELAAN NEGARA

Kelompok 2;
1. Faldi Dwi H
2. Gabby Intan
3. Ibnu M Zibran
4. Lusi Wulan
5. M. Rangga A
6. Nada Nuraulia
7. Nessie Goiyardi
8. Putri Andini

9. Putri Andini
Page |2

A. LIMA SIKAP DALAM MENJAGA KEUTUHAN NKRI


1) Cinta Tanah Air
Sebagai warga negara Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air. Cinta
tanah air dan bangsa dapat diwujudkan dalam berbagai hal, antara lain:
Menjaga keamanan wilayah negaranya dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri.
Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Mengolah kekayaan alam dengan menjaga ekosistem guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Rajin belajar guna menguasai ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin untuk diabdikan
kepada negara.

2) Membina Persatuan dan Kesatuan


Pembinaan persatuan dan kesatuan harus dilakukan di manapun kita berada, baik di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Tindakan yang menunjukkan
usaha membina persatuan dan kesatuan, antara lain:
Menyelenggarakan kerja sama antar daerah.
Menjalin persahabatan antarsuku bangsa.
Memberi bantuan tanpa membedakan suku bangsa atau asal daerah.
Mempelajari berbagai kesenian dari daerah lain,
Memperluas pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Mengerti dan merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah
atau menyimpan dendam.
Menerima teman tanpa mempertimbangkan perbedaan suku, agama, maupun bahasa dan
kebudayaan

3) Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan
penderitaan bagi diri sendiri. Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan
dengan hal-hal sebagai berikut:

Partisipasi tenaga
Partisipasi pikiran

4) Pengetahuan Budaya dalam Mempertahankan NKRI


Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik
pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Untuk menghadapi era
globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita
memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :
Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.
Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor
kehidupan.
Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.
Kesiapan perekonomian rakyat.
Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk
ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional
berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri
Page |3

maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan
pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah
nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga
untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas
internasional.

5) Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan NKRI


Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya.
Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan
Negara dan mempererat persatuan bangsa.
Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan
menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan
salah satu kekayaan bangsa.
Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan
nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar
bersama.
Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati
peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Tujuannya
agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia akan selamat dari kekacauan.
Taat kepada undang-undang dan peraturan berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia. Peraturan
berlaku baik untuk presiden maupun rakyat biasa, baik tua maupun muda, baik yang kaya
maupun yang miskin, baik laki-laki maupun perempuan.

B. PENTINGNYA USAHA PEMBELAAN NEGARA.

1. Pengertian Usaha Pembelaan Negara


Dalam UUD 1945 tidak dijelaskan pengertian usaha pembelaan negara. Untuk
mengetahui hal tersebut, dapat dilihat dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

2. Usaha Pembelaan Negara Penting Dilakukan


Hal lain yang sangat penting bagi kehidupan kita adalah negara. Pada dasarnya setiap
orang membutuhkan suatu organisasi yang disebut negara. Thomas Hobbes pernah
melukiskan kehidupan manusia sebelum adanya negara yaitu manusia merupakan serigala
Page |4

bagi manusia lainnya (Homo Homini Lupus) dan perang manusia lawan manusia(Bellum
Omnium Contra Omnes). Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak akan ada
ketertiban, keamanan, dan keadilan. Supaya hidup tertib, aman, dan damai maka diperlukan
negara. Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya. Oleh
karena itu, membela negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga negaranya. Ada
beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting dilakukan oleh setiap warganegara
Indonesia, diantaranya yaitu:
a. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman;
b. untuk menjaga keutuhan wilayah negara;
c. merupakan panggilan sejarah;
d. merupakan kewajiban setiap warga negara.

3. Bentuk-Bentuk Usaha Pembelaan Negara


3.a. Bentuk Penyelenggaraan Usaha Pembelaan Negara
Persoalan kita sekarang adalah bagaimana wujud penyelenggaraan keikutsertaan
warga negara dalam upaya bela negara? Menurut Pasal 9 ayat (2) Undang-undang nomor 3
tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara
diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara suka rela atau secara wajib;
dan
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.

Berdasarkan ketentuan tersebut, siswa yang mengikuti mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan di sekolah dapat dikatakan telah ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Salah satu materi/bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar
dan menengah serta pendidikan tinggi adalah Pendidikan Kewarganegaraan (Pasal 37 ayat
(1) dan (2) UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Persoalan yang
hendak kita telusuri adalah mengapa upaya bela negara dapat diselenggarakan melalui
pendidikan kewaganegaraan?
Dalam penjelasan Pasal 37 ayat (1) undang-undang tersebut dijelaskan bahwa
pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dari uraian di atas, jelas bahwa
Page |5

pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah air peserta didik dapat dibina melalui
pendidikan kewarganegaraan.
Konsep rasa kebangsaan dan cinta tanah air sangat berkaitan dengan makna upaya
bela negara. Perhatikan kalimat ..dijiwai oleh kecintaannya kepada negara kesatuan RI ..
pada definisi upaya bela negara yang telah diungkapkan di atas. Kalimat kecintaan kepada
negara kesatuan RI merupakan realisasi dari konsep nasionalisme (rasa kebangsaan) dan cinta
tanah air (patriotisme). Sedangkan kecintaan kepada tanah air dan kesadaran berbangsa
merupakan ciri kesadaran dalam bela negara. Darmawan (2004) menegaskan bahwa konsep
bela negara adalah konsepsi moral yang diimplementasikan dalam sikap, perilaku dan
tindakan warga negara yang dilandasi oleh : cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, keyakinan kepada Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan berkorban
untuk bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan bela negara,
pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana untuk membina kesadaran peserta didik
ikut serta dalam pembelaan negara.
Selain itu, dapat kita lihat dengan menelusuri ketentuan yuridis penjelasan Pasal 9
ayat 2 (huruf a) UU nomor 3 tahun 2002 yang berbunyi dalam pendidikan
kewarganegaraan sudah tercakup pemahaman tentang kesadaran bela negara. Hal ini
bermakna bahwa salah satu cara untuk memperoleh pemahaman tentang kesadaran bela
negara dapat ditempuh dengan mengikuti pendidikan kewarganegaraan.
Darmawan (2004) menegaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan, di samping
mengajarkan hak dan kewajiban warga negara, sudah tercakup di dalamnya pemahaman
tentang kesadaran bela negara untuk pertahanan negara. Kemudian beliau menegaskan bahwa
kewajiban memuat pendidikan kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan dasar,
menengah dan tinggi merupakan wujud dari keikutsertaan warga negara dalam upaya bela
negara dalam rangka penyelenggaraan Pertahanan Negara.
Dengan demikian, pembinaan kesadaran bela negara melalui pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membina dan meningkatkan upaya pertahanan negara.
Malik Fajar (2004) menegaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan mendapat tugas untuk
menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku
demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, diskusikan hal-al berikut. Melalui apa saja pembinaan
kesadaran bela negara ditanamkan kepada siswa dan mahasiswa? Mengapa demikian? Dan
apakah kesadaran bela negara kalian dapat tumbuh melalui pendidikan kewarganegaraan?
Page |6

b. Pelatihan Dasar Kemiliteran


Selain TNI, salah satu komponen warga negara yang mendapat pelatihan dasar
militer adalah unsur mahasiswa yang tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa
(Menwa). Memasuki organisasi resimen mahasiswa merupakan hak bagi setiap mahasiswa,
namun setelah memasuki organisasi tersebut mereka harus mengikuti latihan dasar
kemiliteran. Saat ini jumlah resimen Mahasiswa sekitar 25.000 orang dan alumni resimen
mahasiswa sekitar 62.000 orang (Dephan, 2003). Anggota resimen mahasiswa tersebut
merupakan komponen bangsa yang telah memiliki pemahaman dasar-dasar kemiliteran dan
bisa didayagunakan dalam kegiatan pembelaan terhadap negara. Kegiatan yang perlu
dilakukan sekarang adalah mengamati kegiatan Resimen Mahasiswa dan mewawancarai
anggotanya berkaitan dengan materi pembinaan dan persepsi mereka tentang kesadaran bela
negara.

c. Pengabdian sebagai Prajurit TNI


Sejalan dengan tuntutan reformasi, maka dewasa ini telah terjadi perubahan paradigma
dalam sistem ketatanegaraan khususnya yang menyangkut pemisahan peran dan fungsi TNI
dan POLRI. POLRI merupakan alat negara yang berperan dalam memelihra keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman,
dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Sedangkan TNI berperan sebagai alat pertahanan negara kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, POLRI berperan dalam bidang keamanan negara, sedangkan TNI berperan
dalam bidang pertahanan negara.
Dalam upaya pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat pertahanan negara sangat
penting dan strategis karena TNI memiliki tugas untuk:
a. mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah;
b. melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa;
c. melaksanakan operasi militer selain perang;
d. ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.
(Pasal 10 ayat 3 UU nomor 3 tahun 2002).
Berdasarkan uraian tersebut, jelaslah bahwa TNI merupakan komponen utama dalam
pertahanan negara. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara (Pasal 1 ayat 1 UU
nomor 3 tahun 2002). Sedangkan ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam
Page |7

negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap bangsa. Gambar di bawah ini merupakan salah satu bukti
upaya bela negara yang dilakukan TNI dalam menghadapi berbagai ancaman.
Jika demikian, apakah hanya TNI yang memiliki tugas menghadapi berbagai ancaman
? Hal ini tergantung pada jenis ancaman yang dihadapi. Jika jenis ancaman yang dihadapi
berbentuk ancaman militer, maka Tentara Nasional Indonesia ditempatkan sebagai komponen
utama dengan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung. Sedangkan
apabila yang dihadapi ancaman non-militer, maka unsur utamanya adalah lembaga
pemerintah di luar bidang pertahahan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi
dengan didukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Sedangkan ancaman non-militer
adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan akan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap
bangsa.
Menurut penjelasan undang-undang nomor 3 tahun 2002, ancaman militer dapat
berbentuk antara lain:
a. agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa;
b. pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain, baik menggunakan kapal maupun
pesawat non komersial
c. spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer
d. sabotase untuk merusak instalasi penting militer dan obyek vital nasional yang membayakan
keselamatan bangsa
e. aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau bekerja
sama dengan teorisme dalam negeri.
f. Pemberontakan bersenjata
g. Perang saudara yang terjadi antara kelompok masyarakat bersenjata dengan kelompok
masyarakat bersenjata lainnya.
Kemudian dalam Departemen Pertahanan ( 2003) diungkapkan bahwa Tentara
Nasiomal Indonesia merupakan salah satu kekuatan nasional negara ( Instrument of national
power ), disiapkan untuk menghadapi ancaman yang berbentuk kekuatan militer. Dalam
tugasnya, TNI melaksanakan Operasi Militer Perang ( OMP ) dan Operasi Militer Selain
Page |8

Perang ( OMSP ). OMP adalah Operasi militer dalam menghadapi kekuatan militer negara
lawan, baik berupa invasi, agresi, maupun infiltrasi. Sedangkan OMSP adalah Operasi militer
yang dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan negara lain, tetapi untuk tugas - tugas
lain seperti melawan pemberontakan bersenjata gerakan separatis ( counter insurgency ),
tugas mengatasi kejahatan lintas negara, tugas bantuan, tugas kemanusiaan, dan tugas
perdamaian. Gambar di bawah ini merupakan contoh partisipasi TNI dalam kegiatan selain
perang.
Dilihat dari sifatnya, ancaman keamanan dapat dibedakan atas ancaman yang bersifat
tradisional dan non-tradisonal (Departemen Pertahanan, 2003). Ancaman tradisional yaitu
ancaman yang berbentuk kekuatan militer negara lain berupa agresi atau invasi yang
membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan keutuhan wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia.
Sedangkan ancaman yang bersifat non-tradisional yaitu yang dilakukan oleh aktor
non - negara.berupa aksi teror, perompakan dan pembajakan, penyelundupan, imigrasi gelap,
perdagangan narkotik dan obat obat terlarang, penangkapan ikan secara ilegal, serta
pencurian kekayaan.
Perbedaan sifat ancaman tersebut akan mempengaruhi terhadap besar kecilnya
peranan TNI dan warga negara non-TNI dalam keikutsertaan membela negara. Dalam
menanggulangi ancaman tradisional, peranan TNI untuk menunaikan kewajiban membela
negara sangat dominan, sedangkan kewajiban warga negara lainnya hanya sebagai
pendukung.
Hal ini berberda jika ancaman yang dihadapi bersifat non-militer (non tradisional)
seperti perdagangan narkotik dan obat terlarang lainnya. Dalam ancaman jenis ini segenap
warga negara memiliki peranan penting untuk menunaikan kewajiban dalam pembelaan
negara sesuai kedudukan dan profesinya masing-masing. Misalnya seorang siswa atau guru
dan warga negara lainnya berkewajiban untuk melaporkan perdagangan narkotik dan obat
terlarang lainnya jika dia mengetahui hal tersebut. Sedangkan polisi berkewajiban untuk
melakukan penyeledikan dan penyidikan terhadap pelaku kasus tersebut. Demikian pula jaksa
dan hakim masing-masing berkewajiban melakukan proses peradilan terhadap pelaku kasus
itu. Sedangkan TNI dalam hal ini tidak memiliki kewenangan untuk turut serta menangani
permasalahan tersebut.
Pertanyaannya, apakah ancaman non tradisional dapat membahayakan negara dan
harus melibatkan militer? Ancaman non tradisional mungkin pada awalnya merupakan
ancaman terhadap keamanan dan ketertiban publik yang bisa diatasi oleh Polisi. Namun pada
Page |9

tingkat (eskalasi) tertentu, ancaman dapat berkembang sampai pada taraf yang
membahayakan keselamatan bangsa, sehingga diperlukan kehadiran kekuatan militer untuk
menjalankan tugas OMSP. Dengan demikian, ada keterkaitan dan kesinambungan antara
tugas TNI dan POLRI sesuai dengan tingkat dan jenis ancaman yang dihadapi.
Kondisi atau status di suatu negara bisa dalam keadaan damai/tertib, konflik intensitas
rendah, darurat sipil, darurat militer, dan darurat perang. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh
tingkat ancaman yang dihadapi, sehingga akan melahirkan keadaan aman, rawan, dan gawat.
Status dan kondisi tersebut akan berpengaruh pada besar-kecilnya peranan POLRI dan TNI
khususnya dalam melaksanakan tugas operasi militer selain perang. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat keterkaitan antara TNI dan POLRI dalam menangani masalah pertahanan dan
keamanan.
Model Keterlibatan TNI dalam Konteks Keamanan Nasional dihadapkan pada
Eskalasi Ancaman oleh Departemen Pertahanan. Model tersebut adalah sebuah model
untuk memudahkan pemahaman tugas TNI dalam konteks operasi militer selain perang. Titik
ekstrim paling kiri menunjukan kondisi ideal dimana relatif tidak ada ancaman, sehingga
belum memerlukan kehadiran TNI. Pada kondisi dimana spektrum ancaman masih berupa
tindak kejahatan (kriminal ) penanganan sepenuhnya merupakan kewenangan POLRI
(Dephan, 2003).
Jika membandingkan frekuensi ancaman tradisional dan non-tradisonal yang dihadapi
bangsa kita saat ini, ternyata ancaman yang bersifat non-tradisional lebih sering muncul dan
sangat membahayakan keselamatan masyarakat terutama generasi muda sebagai penerus
bangsa. Untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut diperlukan peran aktif segenap warga
negara bersama-sama aparat atau instansi terkait.

3.b. Partisipasi dalam usaha pembelaan negara di Lingkungan

Undang-undang nomor 3 tahun 2002 menegaskan bahwa pertahanan negara berfungsi


untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah negara kesatuan kesatuan republik
Indonesia sebagai satu kesatuan(Pasal 5) Sedangkan yang dimaksud dengan seluruh wilayah
negara kesatuan republik Indonesia sebagai satu kesatuan pertahanan adalah bahwa ancaman
terhadap sebagian wilayah merupakan ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi
tanggung jawab segenap bangsa.
Merujuk ketentuan tersebut, maka keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya
pembelaan negara bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga dalam lingkungan
P a g e | 10

terdekat dimana kita berdomisili. Artinya menjaga keutuhan wilayah lingkungan kita tidak
dapat dipisahkan dari keutuhan wilayah negara secara keseluruhan. (ingat konsep/prinsip
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional).
Persoalannya, siapa yang mesti berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara di
lingkungannya? dan bagaimana bentuk partisipasi yang dapat dilakukannya?
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuhan dan
keamanan serta ketertiban wilayah sekitarnya mulai dari lingkungan rumah sendiri,
lingkungan masyarakat sekitar, sampai lingkungan wilayah yang lebih luas.
Seorang siswa SD dan SLTP misalnya, mempunyai kewajiban untuk ikut serta
menjaga rumahnya dari gangguan binatang, manusia, dan bencana. Sedangkan orang dewasa
selain mempunyai kewajiban menjaga rumahnya juga berkewajiban untuk menjaga keutuhan,
keamanan dan ketertiban lingkungan sekitarnya.
Adapun bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya antara
lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling), ikut serta menanggulangi
akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan konflik komunal.
Dalam masyarakat kita terdapat organisasi yang berkaitan dengan keselamatan
masyarakat yaitu Perlindungan Masyarakat (Linmas). Linmas mempunyai fungsi untuk
menanggulangi akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya maupun
memperkecil akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda.
Selain itu terdapat pula organisasi rakyat yang disebut Keamanan Rakyat (Kamra),
Perlawanan Rakyat (Wanra), dan Pertahanan Sipil (Hansip). Keamanan rakyat merupakan
bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sedangkan Wanra merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang pertahanan.
Kemudian Hansip merupakan kekuatan rakyat yang merupakan kekuatan pokok unsur-unsur
perlindungan masyarakat dimanfaatkan dalam menghadapi bencana akibat perang dan
bencana alam serta menjadi sumber cadangan nasional untuk menghadapi keadaan luar biasa.
Perhatikan gambar di bawah ini. Apakah aktivitas mereka dapat dikatakan bentuk
partisipasi dalam upaya bela negara? mengapa? Sebutkan pula contoh-contoh tindakan upaya
bela negara yang dilakukan oleh organisasi masyarakat sekitar kalian?
Di daerah Bali terdapat lembaga atau organisasi keamanan yang dibentuk berdasarkan
adat yang dikenal dengan nama Pecalang. Pecalang memiliki kewibawaan dan sangat
berperan dalam menjaga keamanan di lingkungan setempat.
Partisipasi dan kegiatankegiatan tersebut merupakan upaya untuk menjaga dan
melindungi keutuhan lingkungan dan keselamatan warga masyarakat dari segala bentuk
P a g e | 11

ancaman, yang tidak lain merupakan tujuan pertahanan negara. Sedangkan partisipasi dalam
penyelenggaraan pertahanan negara dapat diwujudkan dalam tindakan upaya bela negara.
Dengan demikian, partisipasi warga negara dalam membela lingkungan tidak lain merupakan
bagian dari upaya dalam pembelaan terhadap negara.
Salah satu sasaran yang mesti dibela oleh setiap warga negara adalah wilayah negara.
Wilayah negara (teritorial) merupakan wadah, alat, dan kondisi juang bagi berlangsungnya
penyelenggaraan upaya bela negara. Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk
menjaga keutuhan wilayah negara sesuai dengan posisi dan kemampuannya masing-masing.
Kalian sebagai siswa SMP berkewajiban untuk ikut serta menjaga keamanan lingkungan
tempat tinggal dan sekolahnya masing-masing dari berbagai ancaman dan gangguan yang
dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai