Anda di halaman 1dari 43

PESONA PULAU SEJUTA PURA

Karya tulis :

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan sebagai
syarat mengikuti Ulangan Kenaikan Kelas XII SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun
pelajaran 2015/2016

Disusun Oleh :

Nama : ASYELLIA TRI OKMALIASARI

NIS : 141001135

Kelas : XI IPS 3

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO

2016
PERSETUJUAN

Karya tulis berjudul Pesona Pulau Sejuta Pura ini telah disetujui dan
disahkan oleh Guru Pembimbing dan Wali Kelas XII IPS 3 pada :

Hari :

Tanggal :

Wali Kelas Guru Pembimbing

Drs. Kusmadi Sutarman, S Pd. M hum

NIP : 19600712 200604 1 008 NIP:


MOTTO

1. Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat hidup cukup lama
untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri. (Martin Vanbee)
2. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan
yang teguh. (Andrew Jackson)
3. Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah. (Abu Bakar
Sibli)
4. Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan,
selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. (Alexander Pope)
5. Sahabat sejatimu adalah orang yang selalu berterus terang padamu, jika engkau
berada dalam kebimbangan diapun rela berkorban dan mencurahkan tenaga
demi dapat berkumpul denganmu. (Ali bin Abi Thalib R.A)
6. Kesetiaan tidak bisa diukur dari kecantikkan seseorang ( Rudi Hartono Kamus
Mini hal. 209 )
7. Sahabat sejati adalah tertawa dalam kegembiraan dan menangis bersama dalam
kesedihan (J.S. Badudu)
PERSEMBAHAN

Karya tulis berjudul PESONA PULAU SEJUTA PURA penulis


persembahkan kepada :

1. Ibu Sri Soewarsih , S Pd . M Pd , selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3


Sukoharjo.
2. Bapak Drs. Kusmadi , selaku Walik Kelas XI IPS 3
3. Bapak Ibu Guru SMA Negeri 3 Sukoharjo
4. Kedua Orang Tua tercinta
5. Teman-teman kelas XI IPS 3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas Kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkam petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada kami,
sehingga karya tulis yang berjudul PESONA PULAU SEJUTA PURA ini guna
menyelesaikan tugas akhir kelas XI terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Sholawat dan salam semoga dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad saw, sosok historis yang membawa proses transformasi dari
masa yang gelap gulita ke zaman yang penuh peradaban ini, juga kepada para
keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.

Karya tulis yang berjudul PESONA PULAU SEJUTA PURA pada


dasarnya merupakan persyaratan dan tugas akhir di kelas XI semester II Tahun
ajaran 2015/2016. Karya tulis ini berisikan perjalanan study tour Bali yang serta
rangkuman keanekaragaman objek wisata yang telah penulis kunjungi di Pulau
Dewata. Karya ini merupakan suatu fenomena yang mempelajari tentang objek
objek wisata yang ada di Pulau Bali yang telah mendunia. Oleh karena itu penulis
telah belajar banyak hal tentang kebudayaan dan objek wisata yang berhasil
menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Usaha dalam menyelesaikan karya tulis ini memang tidak bisa lepas dari
berbagai kendala dan hambatan, tetapi dapat kami selesaikan juga walaupun
masih banyak kekurangan yang ada. Oleh karena itu izinkan kami mengucapkan
terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang membantu sehingga karya tulis ini
bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan semata, diantaranya
kepada:

1. Ibu Sri Soewarsih S pd M. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3


Sukoharjo yang telah memimpin sekolah ini dengan baik.
2. Bapak Drs. Kusmadi selaku Wali Kelas XI IPS 3 yang telah memberi
dukungan kepada kami.
3. Bapak Sutarman, S.Pd , M.Hum selaku guru pembimbing Mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam membuat karya tulis ini, sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Kedua orang tua kami tercinta yang telah membimbing kami tanpa rasa
lelah sejak kami terlahir hingga saat ini dan telah menanggung
keperluan kami dengan ikhlas.
5. Teman teman kelas XI IPA 3 atas kerja sama dan waktu yang telah
kita lalui bersama, yang telah memberikan keceriaan di sela waktu yang
telah terlewatkan. Terimakasih telah menjadi teman terbaik dan telah
menjadi bagian dari hidup kami.
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, terimakasih
atas kerja sama yang telah terjalin sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan karya tulis ini. Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala
kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan penulis terima dengan
senang hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi penulis agar kelak
penulis dapat membuat dengan lebih baik lagi.
Semoga karya tulis ini memberikan manfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan pembaca pada khususnya serta dapat membantu meningkatkan
harkat dan martabat bangsa kita dalam membangun bangsa Indonesia tercinta ini.

Sukoharjo, Maret 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ ii

HALAMAN MOTTO .................................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................v

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul ......................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................1
C. Manfaat Penulisan .................................................................................................2
D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................2
E. Sistematika Penulisan ............................................................................................ 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Diskripsi Bali Secara Umum .................................................................................5


B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..........................................................................13
C. Peserta Kegiatan ..................................................................................................13
D. Jadwal Kegiatan ...................................................................................................14
E. Sarana Transportasi ............................................................................................. 16

BAB III DISKRIPSI TENTANG OBYEK YANG DIKUNJUNGI

A. Pura Tanah Lot ....................................................................................................17


B. Danau Beratan Bedugul ....................................................................................... 23
C. Teman Joger ........................................................................................................28
D. Cening Bagus .......................................................................................................29
E. Pantai Kuta ..........................................................................................................30
F. Pantai Tanjung Benoa .......................................................................................... 32
G. Pantai Pandawa ....................................................................................................34
H. Garuda Wisnu Kencana ....................................................................................... 37
I. Istana Tampak Siring ........................................................................................... 44
J. Pasar Sukowati ....................................................................................................49

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ..............................................................................................................51
B. Kritik dan Saran ...................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Bali dikenal dengan Pulau Sejuta Pura karena banyaknya Pura yang ada di
Bali. Pura merupakan tempat ibadah umat Hindhu. Mayoritas penduduk Bali
menganut Agama Hindu. Dijuluki pulau sejuta pura karena hampir seluruh rumah
penduduk bali terdapat pura.

Bali merupakan salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai beragam


budaya, tradisi dan adat istiadat yang khas. Disetiap rumah di Bali terdapat tempat
ibadah yang berada di depan rumah penduduk. Penduduk melakukan ritual
tersebut secara rutin.Di Bali juga terdapat adat istiadat yang sangat mencolok
yaitu upacara ngaben atau upacara pembakaran mayat.Tidak semua penduduk
melakukan upacara tersebut, seringnya dilakukan oleh orang-orang atau keluarga
yang berada dan keturunan bangsawan.
Terlepas dari perkembangan dunia modern, namun masyarakatnya mampu
menjaga kelestarian dan kelangsungan budaya, keyakinan dan tradisi mereka
dalam keasliannya masyarakat Bali. Demikian juga berhubungan dengan
pariwisata, Bali merupakan tujuan wisata paling utama dan paling diminati,
keindahan alam di Bali dapat berupa pantai, pegunungan, danau dan masih
banyak lagi.

B. Tujuan Penulisan
Penulisan karya tulis berjudul PESONA PULAU SEJUTA PURA
memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi tugas dari guru mapel Bahasa Indonesia
2. Mendiskripsikan keindahan objek-objek wisata di Pulau Bali
3. Mendiskripsikan keunikan budaya dan seni yang terdapat pada objek-
objek wisata di Pulau Bali
4. Menggali secara lebih mendalam nilai-nilai keilmuan ,sejarah, budaya
dan seni yang ada pada objek-objek wisata di Pulau Bali
5. Mengenal adat dan kebudayaan lain yang berada diwilayah Indonesia

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis :
a. Melatih dalam mengaplikasikan teori tentang menulis laporan
b. Melatih kreativitas kemampuan menulis deskriptif
c. Meningkatkan wawasan keilmuan menulis karya ilmiah
2. Bagi pembaca:
a. Mengajak kepada pembaca untuk mencintai objek-objek
wisata yang ada di Indonesia khususnya objek wisat yang ada
di Pulau Bali
b. Memberikan referensi dan informasi kepada pembaca tentang
keindahan objek-objek wisata di Pulau Bali
D. Metode Pengumpulan Data
Metode adalah suatu cara, teknik, atau strategi yang digunakan oleh
seseorang dalam mencapai suatu tujuan. Khususnya dalam penulisan karya ilmiah
ini.

Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa metode,


antara lain yaitu:

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan


cara meninjau objek atau tempatnya secara langsung untuk mendapatkan
data yang akurat dan ilmiah, kemudian dikembangkan dalam karya tulis
ilmiah. Untuk mendapatkan bukti dalam hal penulisan karya tulis ini
penulis langsung menuju objek wisata Pulau Bali.

2. Library atau Kepustakaan

Metode library adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara


penulis mencari sumber dari buku buku referensi yang ada kaitannya
dengan tema karya tulis ini guna memperkuat dan mengembangkan materi
pada karya tulis ini.

3. Internet

Internet adalah salah satu media untuk komunikasi sekaligus untuk


mencari informasi dari berbagai sumber. Biasanya metode ini adalah
metode yang paling efektif, karena dapat menghemat waktu sekaligus
banyak sumber sumber atau data data yang diperoleh dari internet.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam memahami dan mengetahui isi


karya tulis ini secara utuh, maka penulis menyusun karya tulis ini dengan
sistematika sebagai berikut :
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan pemilihan judul
B. Tujuan penulisan
C. Manfaat penulisan
D. Metode Pengumpulan Data
E. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Diskripsi Bali secara umum
B. Waktu dan tempat pelaksanaan
C. Peserta karya wisata ke Bali
D. Jadwal kegiatan
E. Sarana transportasi
BAB III DISKRIPSI OBJEK
A. Pura Suci Tanah Lot
B. Danau Bedugul
C. Joger
D. Cening Bagus
E. Pantai Kuta
F. Tanjung Benoa Nusa Dua
G. Pantai Pandawa
H. Garuda Wisnu Kencana
I. Istana Presiden Tampak Siring
J. Sukowati

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Diskripsi Bali Secara Umum

Bali adalah sebuah provinsi di Indonesia. Ibu kota provinsi ini


adalah Denpasar. Bali juga merupakan nama dari pulau utama di wilayah ini. Di
awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil.
yang beribukota di Singaraja, dan kini terbagi menjadi 3 provinsi: Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-
pulau yang lebih kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida,Pulau Nusa
Lembongan, Pulau Nusa Ceningan dan Pulau Serangan.

Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok.
Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal
sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya,
khususnya bagi para wisatawanJepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan
julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

1) Geografi

Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang


153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis,
Bali terletak di 82523 Lintang Selatan dan 1151455 Bujur Timur yang
membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.

Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung


berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu
gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus
dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara,
bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang


pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara pegunungan
tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung
serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung
Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis
terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran
rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah
yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%)
seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam
(15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha.
Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah
pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur.
Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.

Ibu kota Bali adalah Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya


adalah Ubud sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten
Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving),
terletak di Kabupaten Klungkung.
Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang
menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat
peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.

Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali
terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan

2) Batas wilayah
a. Utara : Laut Bali.
b. Selatan : Samudra Indonesia.
c. Barat : Selat Bali, Provinsi Jawa Timur.
d. Timur : Provinsi Nusa Tenggara Timur
3) sejarah
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500
SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut
ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat
pulau Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaranHindu dan
tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.

Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India


yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau
Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang
dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewapada 913 M dan menyebutkan
kata Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk
penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya
juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (12931500 AD) yang
beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan
bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M. Saat itu hampir
seluruhnusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah
kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan
Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang
ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali. Orang Eropa yang pertama kali
menemukan Bali ialah Cornelis de Houtman dari Belanda pada 1597, meskipun
sebuah kapal Portugis sebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit,
Jimbaran, pada 1585. Belanda lewat VOC pun mulai melaksanakan
penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga
sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekukuh posisi mereka
di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak 1840-an
kehadiran Belanda telah menjadi permanen yang awalnya dilakukan dengan
mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu
sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap
daerah Sanur dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam
jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah,
sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai titk darah penghabisan
atau perang puputan yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita
termasukrajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa
tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah.
Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja
memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap
agama dan budaya umumnya tidak berubah. Jepang menduduki Bali
selama Perang Dunia II dan saat itu seorang perwira militer bernama I Gusti
Ngurah Rai membentuk pasukan Bali 'pejuang kemerdekaan'. Menyusul
menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali
ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan
kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan
perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.

Pada 20 November 1945, pecahlah pertempuran Puputan Margarana yang


terjadi di desa Marga, Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah
Rai yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk
melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap.
Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya dan menjadikannya
sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.

Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13
wilayah bagian dari Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu
sebagai salah satu negara saingan bagi Republik Indonesia yang diproklamasikan
dan dikepalai oleh Sukarno dan Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke
dalam Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 29 Desember 1949. Tahun 1950, secara resmi Bali meninggalkan
perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah provinsi dari
Republik Indonesia.

Letusan Gunung Agung yang terjadi pada tahun 1963, sempat


mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk
Bali bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.

Tahun 1965, seiring dengan gagalnya kudeta oleh G30S terhadap


pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah
penumpasan terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia. Di Bali,
diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian,
kejadian-kejadian pada masa awal Orde Barutersebut sampai dengan saat ini
belum berhasil diungkapkan secara hukum. Serangan teroris telah terjadi pada 12
Oktober 2002, berupa serangan Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata Pantai
Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera.
Serangan Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai
Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas
karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing dan menyebabkan
industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.

4) Demografi

Penduduk Bali kira-kira sejumlah 4 juta jiwa lebih, dengan mayoritas


84,5% menganut agama Hindu. Agama lainnya
adalah Buddha(0,5%), Islam (13,3%), Protestan dan Katolik (1,7%).
Agama Islam adalah agama minoritas terbesar di Bali dengan penganut kini
mencapai 13,3% berdasarkan sensus terbaru pada Januari 2014.

Selain dari sektor pariwisata, penduduk Bali juga hidup dari pertanian dan
perikanan, yang paling dikenal dunia dari pertanian di Bali ialah sistem Subak.
Sebagian juga memilih menjadi seniman. Bahasa yang digunakan di Bali
adalah bahasa Indonesia, Bali danInggris khususnya bagi yang bekerja di sektor
pariwisata.

Bahasa Bali dan bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling luas
pemakaiannya di Bali dan sebagaimana penduduk Indonesia lainnya, sebagian
besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Meskipun terdapat
beberapa dialek dalam bahasa Bali, umumnya masyarakat Bali menggunakan
sebentuk bahasa Bali pergaulan sebagai pilihan dalam berkomunikasi. Secara
tradisi, penggunaan berbagai dialek bahasa Bali ditentukan berdasarkan
sistem catur warna dalam agama Hindu Dharma dan keanggotan klan (istilah
Bali: soroh, gotra); meskipun pelaksanaan tradisi tersebut cenderung berkurang.
Di beberapa tempat di Bali, ditemukan sejumlah pemakai bahasa Jawa.

Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga (dan bahasa asing utama) bagi banyak
masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan yang besar dari industri
pariwisata. Para karyawan yang bekerja pada pusat-pusat informasi wisatawan di
Bali, sering kali juga memahami beberapa bahasa asing dengan kompetensi yang
cukup memadai. Bahasa Jepang juga menjadi prioritas pendidikan di Bali.

5) Ekonomi

Tiga dekade lalu, perekonomian Bali sebagian besar mengandalkan dan berbasis
pada pertanian baik dari segi output dan kesempatan kerja. Sekarang, industri
pariwisata menjadi objek pendapatan terbesar bagi Bali. Hasilnya, Bali menjadi
salah satu daerah terkaya di Indonesia. Pada tahun 2003, sekitar 80%
perekonomian Bali bergantung pada industri pariwisata. Pada akhir Juni 2011,
non-performing loan dari semua bank di Bali adalah 2,23%, lebih rendah dari
rata-rata non-performing loan industri perbankan Indonesia (sekitar 5%).
Ekonomi, bagaimanapun menderita secara signifikan sebagai akibat dari Bom
Bali 2002 dan Bom Bali 2005. Industri pariwisata sendiri telah pulih dari akibat
peristiwa ini.

6) Pariwisata

Bali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh


dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga
terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Industri
pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata
yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, daerah
timur kota seperti Sanur, pusat kota seperti Ubud, dan di daerah selatan seperti
Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu. Bali sebagai tempat tujuan wisata yang lengkap
dan terpadu memiliki banyak sekali tempat wisata menarik, antara lain : Pantai
Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang - Padang, Danau Beratan Bedugul, Garuda
Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba Lumbanya, Pura Besakih,
Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Pulau Menjangan dan
masih banyak yang lainnya. Kini, Bali juga memiliki beberapa pusat wisata yang
sarat edukasi untuk anak-anak seperti kebun binatang, museum tiga dimensi,
taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura.
7) Perwakilan

Empat anggota DPD (2014-2019) dari Provinsi Bali adalah SHRI IGN
Arya Wedakarna M Wedasteraputra S, I Kadek Arimbawa, AA NGR Oka
Ratmadi dan Gede Pasek Suardika. Berdasarkan hasil Pemilihan Umum Legislatif
2014, Bali mengirimkan sembilan anggota DPR ke DPR RI. Pada tingkat
provinsi, DPRD Bali dengan 55 kursi tersedia dikuasai oleh PDI-P dengan 24
kursi, disusul Partai Golkar dengan sebelas kursi dan Partai Demokrat dengan
delapan kursi.

8) Budaya
a. Musik

Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak


daerah lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelandan
berbagai alat musik tabuh lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam
teknik memainkan dan gubahannya, misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk
nyanyian yang konon menirukan suara kera. Demikian pula beragam gamelan
yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan jegog, gamelan gong
gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar Pegulingan.
Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta
musik Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.

Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong
Kebyar yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan
Belanda serta Joged Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-
an. Umumnya musik Bali merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi
metal (metalofon), gong dan perkusi kayu (xilofon). Karena hubungan sosial,
politik dan budaya, musik tradisional Bali atau permainan gamelan gaya Bali
memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah budaya di sekitarnya,
misalnya pada musik tradisionalmasyarakat Banyuwangi serta musik
tradisional masyarakat Lombok. Yaitu ; Gamelan, Jegog, Genggong, Silat Bali
b. Tari

Seni tari Bali pada umumnya dapat dikatagorikan menjadi tiga kelompok,
yaitu wali atau seni tari pertunjukan sakral, bebali atau seni tari pertunjukan untuk
upacara dan juga untuk pengunjung dan balih-balihan atau seni tari untuk hiburan
pengunjung. Pakar seni tari Bali I Made Bandem pada awal tahun 1980-an pernah
menggolongkan tari-tarian Bali tersebut; antara lain yang tergolong ke dalam wali
misalnya Berutuk, Sang Hyang Dedari, Rejang dan Baris Gede, bebali antara lain
ialah Gambuh, Topeng Pajegan dan Wayang Wong, sedangkan balih-balihan
antara lain ialah Legong, Parwa, Arja,Prembon dan Joged serta berbagai
koreografi tari modern lainnya.

Salah satu tarian yang sangat populer bagi para wisatawan ialah Tari
Kecak dan Tari Pendet. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama
dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari Kecak berdasarkan tradisi
Sang Hyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan
tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

Tarian wali antara lain ; Sang Hyang Dedari, Sang Hyang Jaran, Tari
Rejang, dan Tari Baris.
Tarian bebali antara lain ; Tari Topeng, dan Gambuh..
Tarian balih-balihan antara lain ; Tari Legong, Barong, Tari Pendet, Tari
Kecak, dan Tari Janger

c. Makanan

Makanan utama
a) Ayam betutu h) Jukut Urab o) Sate Lilit
b) Babi guling i) Komoh p) Sate pentul
c) Be Kokak Mekuah j) Lawar q) Sate penyu
d) Bebek betutu k) Nasi Bubuh r) Sate Tusuk
e) Berengkes l) Nasi Tepeng s) Timbungan
f) Grangasem m) Sate Kablet t) Tum
g) Sate Babi n) Sate Babi Guling u) Urutan Tabanan

Jajanan :
a) Bubuh Sagu g) Jaja Godoh m) Jaja Wajik
b) Bubuh Sumsum h) Jaja Jongkong n) Rujak Bulung
c) Jaja Batun Duren i) Jaja Ketimus o) Rujak Kuah
d) Jaja Begina j) Jaja Klepon Pindang
e) Jaja Bendu k) Jaja Sumping p) Rujak Manis
f) Jaja Bikang l) Jaja Tain Buati q) Salak Bali

d. Senjata
1) Taji 17) Blakas

2) Keris 18) Pengiris

3) Tiuk
4) Kandik
5) Caluk
6) Arit
7) Udud
8) Gelewang
9) Trisula
10) Panah

11) Penampad

12) Garot

13) Tulud

14) Kis-Kis

15) Anggapan

16) Berang
e. Rumah adat

Rumah Bali yang sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali


(bagian Weda yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan, layaknya Feng
Shui dalam Budaya China)

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai


apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan
dan parahyangan. Untuk itu pembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-
aspek tersebut atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Pawongan merupakan
para penghuni rumah. Palemahan berarti harus ada hubungan yang baik antara
penghuni rumah dan lingkungannya.

Pada umumnya bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu


dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ragam hias
tersebut mengandung arti tertentu sebagai ungkapan keindahan simbol-simbol dan
penyampaian komunikasi. Bentuk-bentuk ragam hias dari jenis fauna juga
berfungsi sebagai simbol-simbol ritual yang ditampilkan dalam patung.

f. Pahlawan Nasional
1. I Gusti Ngurah Rai
2. I Gusti Ketut Jelantik
3. Untung suropati
g. Dalam budaya popular
Road to Bali, film komedi Hollywood tahun 1952 yang dibintangi
oleh Bing Crosby dan Bob Hope.
Eat Pray Love, film drama Hollywood tahun 2010 yang dibintangi
oleh Julia Roberts.
B. Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari, tanggal : Minggu - Kamis, 20 Maret 24 Maret 2016
Pukul : 08.00 WIB selesai
Berangkat : Halaman SMA Negeri 3 Sukoharjo
Tempat yang dituju yaitu Pulau Bali dengan tujuan : Pura Tanah Lot,
Danau Bedugul, Joger, Cening Bagus, Pantai Kuta, Pantai Pandawa,
Tanjung Benoa Nusa Dua, Garuda Wisnu Kencana, Istana Tampak Siring,
Pasar Sukowati .

C. Peserta
Peserta karya wisata adalah semua siswa SMA Negeri 3 Sukoharjo
kelas XI IPA, IPS, Bahasa, yang berjumlah peserta (215) siswa. Dengan
rincian sebagai berikut:
1. XI IPA 1 : 4 siswa
2. XI IPA 2 : 2 siswa
3. XI IPA 3 : 31 siswa
4. XI IPA 4 : 29 siswa
5. XI BAHASA : 1 siswa
6. XI IPS 1 : 13 siswa
7. XI IPS 2 : 24
8. XI IPS 3 : 31 siswa
9. XI IPS 4 : 32 siswa
10. XI IPS 5 : 29 siswa
D. Jadwal Kegiatan
HARI PERTAMA

Pukul 06.00 WIB : Peserta berkumpul di Sekolahan

07.00 WIB : Berangkat menuju Bali


11.00 WIB : Istirahat makan siang, sholat di RM
SARADAN ASRI Nganjuk
12.00 WIB : Melanjutkan perjalanan
13.00 WIB : Istirahat sholat
18.00 WIB : ISOMA di RM Rahayu Probolinggo
19.00 WIB : Melanjutkan perjalanan
23.00 WIB : Tiba di penyebrangan Ketapang
Banyuwangi
00.00 WIB : Menyebrang ke Gilimanuk
HARI KEDUA
Pukul 03.00 WITA : Tiba di Gilimanuk langsung menuju ke
Tanah lot
O4.30 WITA : Istirahat mandi dan makan pagi, di RM
Madina
08.30 WITA : Menuju Pura suci Tanah lot
10.00 WITA : Melanjutkan perjalana menuju Danau
Bedugul
11.00 WITA : Mampir Joger
13.00 WITA : Bermain di Danau Bedugul dilanjutkan
ISOMA
14.00 WITA : Menuju ke Pantai Kuta
15.30 WITA : Mengunkungi Pantai Kuta
17.30 WITA : Meninggalkan Kuta menuju Hotel
18.30 WITA : Check in Hotel (makan malam dan
istirahat)
HARI KE TIGA
Pukul 06.00 WITA : Makan pagi
07.00 WITA : Menuju Cening Bagus
08.00 WITA : Membeli oleh-oleh khas Bali
10.00 WITA : Meninggalkan cening bagus menuju Nusa
Dua
11.30 WITA : Mengunjungi Nusa Dua (ISOMA)
14.00 WITA : Meninggalkan Nusa Dua
14.30 WITA : Bermain di Pandawa Beach
15.30 WITA : Meninggalkan Pandawa menuju GWK
16.00 WITA : Mengunjungi GWK
18.00 WITA : Menuju Hotel
19.00 WITA : Istirahat dan makan malam
HARI KE EMPAT
Pukul 06.00 WITA : Berkemas-kemas dan makan pagi
07.00 WITA : Meninggalkan hotel menuju istana presiden
tampak siring
09.00 WITA : Mengunjungi istana presiden tampak siring
10.30 WITA : Meninggalkan istana
11.30 WITA : Shooping di pasar sukowati
12.30 WITA : Makan siang dan sholat di Celuk
13.30 WITA : Meninggalkan denpasar menuju Gilimanuk
17.00 WITA : Menyebrang ke ketapang Banyuwangi
21.00 WIB : Istirahat makan malam di RM cakrawala
banyuwangi
22.30 WIB : Meninggalkan RM Cakrawala menuju
sukoharjo
HARI KELIMA
Pukul 05.00 WIB : sholat
09.00 WIB : Makan pagi di Madiun
12.00 WIB : Tiba di SMA N 3 SUKOHARJO

E. Sarana Transportasi

Karya wisata siswa siswi SMA Negeri 3 Sukoharjo ke Pulau Bali


menggunakan alat transportasi bus yang didukung oleh :

Biro : Mahendra Tour and Travel

Alamat : Jl. Raya Trucuk Klaten Jambon Rt 22/11


Sabrang Lor Trucuk Klaten Jawa Tengah
(belakang Koramil Trucuk Klaten)

No Telepon : 0272-312199 (Call Service 08122971046)


BAB III

DISKRIPTIVE OBJEK YANG DIKUNJUGI

A. PURA TANAH LOT


Pura Tanah Lot atau juga disebut Pura Luhur Tanah Lot adalah sebuah tempat suci
agama Hindu yang mempunyai keindahan yang natural, berdiri di tepi pantai di atas
sebuah batu karang laut yang kokoh dan kuat, tempat wisata Tanah Lot pada saat sunset
atau matahari terbenam adalah pemandangan yang terbaik dan sangat indah yang bisa kita
nikmati ketika mengunjungi salah satu tempat/obyek wisata favorit yang terkenal di Pulau
Bali ini dan akan menjadikan liburan Bali anda tidak terlupakan dan penuh kesan. Tempat
suci ini adalah salah satu dari Pura Kahyangan Jagat, pura yang sangat sakral dan suci
serta sangat dijaga kesucian dan kelestariannya oleh masyarakat Pulau Dewata.
Tanah Lot berasal dari kata "Tanah" yang artinya tanah dan "Lot" (Lod) yang artinya
laut, karena letaknya di laut atau di pantai seperti mengambang ketika air laut pasang
maka dapat diartikan Tanah Lot berarti sebuah Tanah atau Pulau yang terletak di laut,
oleh karena itu orang-orang pun menyebutnya Tanah Lot.
1. Sejarah Pura Tanah Lot

Sejarah berdirinya Pura Tanah Lot sangat erat kaitannya dengan perjalanan suci
dari Blambangan (pulau Jawa) ke Pulau Bali dari seorang pendeta suci yang bernama
DangHyang Nirartha untuk menyebarkan agama Hindu di pulau dewata, masyarakat
juga menyebut Beliau dengan sebutan DangHyang Dwijendra atau Pedanda Sakti
Wawu Rauh. Pemimpin (Raja) di Bali pada saat itu adalah Raja Dalem Waturenggong
sekitar abad ke-16 Masehi.

Di dalam Dwijendra Tatwa di jelaskan suatu ketika Dang Hyang Nirartha


kembali ke Pura Rambut Siwi dalam perjalanannya ke pulau Bali, dimana Beliau
pertama kali tiba di Bali dari Blambangan pada tahun Saka 1411 atau 1489 Masehi,
Beliau telah berhenti di Pura Rambut Siwi ini. Ketika berada di Pura ini untuk
beberapa saat, kemudian Beliau melanjutkan perjalanannya menuju Timur (Purwa)
dan sebelum meninggalkan tempat itu Beliau menyempatkan diri untuk melakukan
upacara "Surya Cewana" dengan masyarakat disekitar sana, setelah memercikkan air
suci (tirtha) kepada masyarakat yang ikut bergabung dalam persembahyangan
kemudian Beliau meninggalkan pura dan berjalan melanjutkan perjalanan ke Timur,
perjalanan Beliau melewati pesisir pantai selatan pulau Bali dan diikuti oleh beberapa
pengikut setia Beliau

Di dalam perjalanan suci ini Dang Hyang Nirartha sangat menikmati dan kagum
dengan keindahan pesisir pantai selatan Bali dengan keindahan yang alami yang
sangat menarik. Beliau membayangkan bagaimana kebesaran Ida Sanghyang Widhi
Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) telah menciptakan dunia dan beserta isinya untuk
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam hati Beliau terbisik bahwa
tugas seluruh makhluk hidup di dunia khususnya manusia untuk berterima kasih dan
menjaga apa yang telah diciptakan-NYA.

Setelah melakukan perjalanan yang panjang akhirnya Dang Hyang Nirartha tiba
dan berhenti di sebuah pantai yang terdapat batu karang dan juga terdapat mata air,
batu karang itu disebut Gili Beo, "Gili" artinya pulau kecil dan "Beo" artinya burung,
jadi Gili Beo berarti pulau kecil yang menyerupai burung. Pada waktu itu di kawasan
Desa Beraban ini di pimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, kemudian di tempat inilah
DangHyang Nirartha berhenti dan beristirahat, tidak lama Beliau beristirahat
datanglah para nelayan yang ingin bertemu dengan Beliau dan membawakan beberapa
persembahan untuk Beliau, dan setelah senja tiba mereka memohon kepada Beliau
untuk bermalam di rumah mereka, tetapi permohonan mereka ditolak oleh Beliau dan
Beliau lebih memilih untuk bermalam di Gili Beo karena di tempat ini Beliau bisa
menikmati udara yang segar dengan pemandangan yang indah dan bisa melepaskan
pandangan ke segala arah. Pada malam hari sebelum Beliau beristirahat, Beliau
menyempatkan diri untuk mengajarkan agama dan moral kepada masyarakat yang
datang kepada Beliau, tetapi kehadiran Dang Hyang Nirartha ini tidak disukai oleh
Bendesa Beraban Sakti, karena ajaran-ajarannya tidak sesuai dan tidak searah dengan
ajaran-ajaran dari Dang Hyang Nirartha dan ini membuat Bendesa Beraban Sakti
menjadi marah dan dia mengundang pengikut-pengikutnya untuk mengusir
DangHyang Nirartha dari kawasan itu, kemudian untuk memproteksi diri Beliau dari
agresi Bendesa Beraban Sakti akhirnya dengan kekuatan supranatural Beliau
kemudian Gili Beo dipindahkan agak ketengah ke laut dan Beliau menciptakan ular
dari selendang yang Beliau pakai untuk menjaga Gili Beo agar selalu aman dari
serangan-serangan jahat. Kemudian setelah kejadian itu Gili Beo berubah nama
menjadi Tanah Lot (Tanah di laut), setelah melihat keajaiban dari DangHyang
Nirartha akhirnya Bendesa Beraban Sakti menyerah dan kemudian dia menjadi
pengikut setia Beliau untuk melanjutkan mengajarkan agama Hindu kepada
masyarakat, dan untuk jasanya itu Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris
kepada Bendesa Beraban Sakti sebelum Beliau melanjutkan perjalanan suci nya
(Keris adalah sebuah belati asimetris khas dari Indonesia yang dipakai sebagai senjata
dan juga objek spiritual, keris sering dianggap memiliki kekuatan magis. Awal keris
dikenal atau dibuat pada sekitar abad 1360 Masehi dan mungkin menyebar dari pulau
ke pulau di seluruh Asia Tenggara). Keris yang diberikan kepada Bendesa Beraban
Sakti disebut Jaramenara atau keris Ki Baru Gajah, sampai sekarang keris itu
disimpan dengan baik dan sucikan di Puri Kediri. Pada saat itu DangHyang Nirartha
menyarankan kepada masyarakat untuk membuat pura (parahyangan) di Tanah Lot
karena menurut getaran suci dan bimbingan supranatural Beliau di tempat ini adalah
sebuah tempat yang sangat baik untuk memuja Tuhan, dari tempat ini kemudian
masyarakat bisa menyembah kebesaran Tuhan dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa
Laut untuk keselamatan dan kesejahteraan dunia.

Terdapat 8 pura suci yang ada disekitar area Tanah Lot, masing-masing dengan
fungsi dan tujuan sendiri.

1. Pura Penataran - berlokasi di bagian utara dari Pura Tanah Lot, pura untuk
memuja Tuhan dan manifestasi-NYA untuk kebahagiaan dan kesejahteraan.
2. Pura Penyawang - berlokasi di bagian barat dari Pura Penataran, ini adalah
tempat alternatif untuk bersembahyang karena pada saat air laut pasang
orang-orang yang ingin bersembahyang tidak bisa naik dan masuk ke Pura
Tanah Lot.
3. Pura Jero Kandang - berlokasi sekitar 100 meter di sebelah barat Pura
Penyawang, pura ini dibangun untuk memohon kepada Tuhan agar
diberikan kesejahteraan dan keselamatan bagi ternak dan tanaman.
4. Pura Enjung Galuh - berlokasi dekat dengan Pura Jero Kandang, pura ini
dibangun untuk memuja Dewi Sri untuk kesuburan tanah dan pertanian.
5. Pura Batu Bolong - berlokasi sekitar 100 meter disebelah barat Pura Enjung
Galuh, pura ini digunakan pada saat upacara Melasti atau upacara
penyucian.
6. Pura Batu Mejan - berlokasi kurang lebih 100 meter pada bagian barat Pura
Batu Bolong, Pura Batu Mejan juga disebut Pura Beji. Beji berarti mata air
dalam bahasa Bali, masyarakat percaya bahwa air suci dari mata air ini bisa
menyucikan segala sesuatu dari keburukan atau unsur-unsur negatif.
7. Monumen Tri Antaka - Monumen ini dibuat untuk menghormati 3 pahlawan
Bali, yaitu: I gusti Ketut Kereg, I Wayan Kamias dan I Nyoman Regug, yang
telah berperang untuk mempertahankan pulau Bali dari penjajah tentara
NICA (Netherlands Indies Civil Administration) pada Juni 1946 di kawasan
Tanah Lot.
8. Pura Pakendungan - Berlokasi di bagian Barat kira-kira 300 meter dari Pura
Tanah Lot. Di Pura Pekendungan inilah tempat dimana Dang Hyang
Nirartha bermeditasi dan juga ditempat inilah keris sakti Jaramenara
diberikan kepada Bendesa Beraban Sakti.

2. Lokasi Pura Tanah Lot

Pura Tanah Lot yang terletak di sisi pantai pedesaan Beraban, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Tabanan. Pura Tanah Lot terletak di 30 Km di sisi barat Denpasar kota dan
sekitar 11 Km di sebelah selatan kota Tabanan.

3. Upacara atau Piodalan Pura Tanah Lot

Upacara di Pura Tanah Lot (Upacara di pura dalam bahasa Bali disebut
Piodalan/Pujawali) dilaksanakan atau diadakan setiap 210 hari (6 bulan) menurut
kalender Bali/kalender Saka, piodalan di pura Tanah Lot jatuh pada hari Buda Wage
Langkir, 4 hari setelah Hari Raya Kuningan. Sebelum pemedek memasuki pura,
mereka pertama-tama harus bersembahyang di Beji Kaler, Beji Kaler adalah sebuah
mata air suci yang berada tepat dibawah Pura Tanah Lot. Sebelum mereka memasuki
pura utama, mereka harus bersembahyang dan meminum dan membasuh wajah
mereka dengan air yang diambil dari mata air suci Beji Kaler ini dengan tujuan agar
jiwa dan pikiran mereka bersih sebelum masuk dan melakukan persembahyangan di
Pura Luhur Tanah Lot. Selama upacara/piodalan di Pura Tanah Lot, masyarakat Bali
khususnya yang beragama Hindu akan datang untuk melakukan persembahyangan
agar memperoleh keselamatan dan kesejahteraan, bahkan banyak dari mereka juga
datang dari daerah lain di Indonesia. Upacara di Pura Tanah Lot dilakukan/diadakan
(Nyejer) selama 3 hari.

4. Keunikan Pura Tanah Lot

Keunikan dari Tanah Lot adalah terkait dengan mitos dari masyarakat
setempat tentang ular suci yang ada di Pura Tanah Lot, ular suci Tanah Lot dipercaya
sebagai penjaga dan penyelamat dari Pura Tanah Lot dari serangan-serangan jahat
yang mengganggu kesucian pura. Jenis ular itu dari bahasa Latin bernama Bungarus
Candidus, ular laut yang sangat berbisa dan berbahaya, pada tubuhnya mempunyai
warna hitam dan putih melingkar. Ular suci ini akan menyerang siapa saja yang ingin
berbuat jahat dan ingin merusak keberadaan dan kesucian Pura Tanah Lot, tetapi
meskipun begitu ular suci ini akan tetap diam dan tenang di dalam goa yang terdapat
di sudut karang yang ada di dekat Pura Tanah Lot, bahkan pengunjung pun bisa
menyentuh dan mengelus-elus ular suci ini tanpa khawatir akan serangan balik dari
ular ini dan tentu saja kita akan ditemani oleh seseorang yang mengerti akan karakter
dari ular suci ini. Masyarakat setempat juga mempercayai dengan menyentuh ular suci
ini sambil berdoa maka apa yang kita inginkan akan terkabulkan, sebuah mitos yang
boleh dipercaya atau tidak.

Keunikan lain dari Tanah Lot ini adalah adanya sumber mata air tawar yang
disebut dengan Air Pabersih. Sumber mata air ini tentu saja merupakan sebuah
keajaiban tersendiri karena terletak di tengah pantai yang berair asin. Menurut warga
setempat, sumber mata air tawar ini pula yang menjadi salah satu alasan dipilihnya
pantai ini sebagai lokasi pendirian Pura Tanah Lot karena dianggap sebagai tempat
yang suci.

B. DANAU BERATAN BEDUGUL

Danau Beratan adalah salah satu dari 20 danau terbaik dan terindah di dunia (The
World's 20 Most Beautiful Lake, Danu Bratan sangat dikenal sebagai salah satu daerah
tujuan wisata terbaik yang dikunjungi oleh ribuan wisatawan mancanegara maupun
domestik, segarnya udara pegunungan dengan pemandangan danau, pura dan gunung
yang indah dan jauh dari kebisingan kota membuat tempat ini menjadi tempat wisata
favorit dan objek wisata yang direkomendasikan untuk dikunjungi selama liburan di
pulau dewat. Pada bagian timur dari danau Bratan terdapat sebuah gunung yang disebut
gunung Catur (orang Bali menyebutnya Pucak Mangu)

1. Sejarah Danau Beratan


Danau Bedugul terjadi karena kawah gunung berapi Gunung Catur yang sudah
tidak aktif yang Terisi air , dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
Ada beberapa cerita yang menyebutkan mengenai sejarah asal usul nama tempat
wisata ini sehingga disebut Bedugul. Cerita yang pertama yaitu, Bedugul di ambil dari
kata dua kata yaitu "Bedug" karena adanya kelompok masyarakat Muslim di sekitar
bedugul dan Kul dari Kul-kul yang merupakan alat komuniksi tradisional masyarakat
Bali yang fungsinya hampir sama seperti kentongan. Penggabungan kedua kata itulah
yang kemudian menjadikan nama daerah ini disebut Bedugul. Cerita lain sejarah asal usul
nama Bedugul yaitu pada jaman dahulu ada seorang raja yang sedang mandi di Danau
Beratan dan tak sengaja di lihat oleh warga sekitar, sambil mereka mengatakan bedogol
Raja kelihatan. Itulah beberapa versi penamaan tempat wisata Bedugul.
Di Bedugul ada sebuah masjid yang telah berusia tua yang bernama Masjid Besar
AL-Hidayah. Masjid ini berada di atas sebuah bukit kecil di sisi sebelah barat Danau
Beratan. Didaerah ini para pemeluk agama islam dan agama hindu sangat toleran. Di
sekitar tempat wisata Bedugul banyak ditemui masjid-masjid jadi untuk anda yang muslim
tidak perlu khuatir saat akan menjalankan kewajiban sholat. Beberapa tempat wisata
juga terdapat di kawasan Bedugul antara lain, Pura Luhur Ulun Danu Bedugul, Danau
Beratan, Danau Tamblingan dan Buyan, Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Air Terjun Git-
git dan Air Panas Angseri. Dengan banyaknya tempat wisata di daerah ini, Anda tidak
akan merasa bosan.

2. Lokasi Bedugul
Danau Beratan atau juga disebut Danu Bratan terletak di kawasan Bedugul, desa
Candikuning, kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, Bali. Danau Beratan terletak paling
timur di antara dua danau lainnya yaitu Danau Tamblingan dan danau Buyan, yang
merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar. Kurang lebih 55 km
dari kota Denpasar, Danau Bratan terletak di ketinggian 1240 m diatas permukaan laut,
temperatur di kawasan danau Beratan (area Bedugul) kurang lebih 18 C pada malam hari
dan 24 C pada siang hari. Danau Beratan mempunyai luas kira-kira 375.6 hektar
dengan kedalaman antara 22-48 meter dengan luas keliling kurang lebih 12 km. Danau
Bratan adalah danau terluas dan terbesar kedua setelah danau Batur di Bali, yang
berfungsi sangat penting sebagai sumber utama irigasi pada daerah yang berada di bagian
tengah pulau Bali.

3. Pura Di Atas Danau Bratan Bedugul Bali

Pura Ulun Danu Beratan adalah sebuah tempat suci umat Hindu yang terletak di
ujung danau Beratan, yang berada di kawasan wisata Bedugul, desa Candikuning,
kecamatan Baturiti, kabupaten Tabanan, Bali. Dengan jarak tempuh kira-kira 56 km dari
kota Denpasar dengan melewati jalan raya Denpasar - Singaraja, pura Ulun Danu Bratan
adalah sebuah pura suci Hindu yang sangat terkenal di pulau Bali dan ketika air danau
Bratan ini naik/pasang maka pura Ulun Danu akan terlihat seperti mengambang diatas air.

a. Sejarah Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Bali

Sejarah pura Ulun Danu Bratan ini dapat diketahui berdasarkan data arkeologi
dan data sejarah yang terdapat pada lontar babad Mengwi. Berdasarkan data arkeologi
yang terdapat dan berlokasi pada halaman depan pura Ulun Danu Bedugul ini adalah
terdapat peninggalan benda-benda bersejarah seperti sebuah Sarkofagus batu dan papan
batu yang diperkirakan telah ada sejak zaman megalitikum, sekitar 500 tahun sebelum
Masehi. Kedua artefak tersebut sampai sekarang diletakkan di halaman teras
(babaturan) pura Ulun Danu. Dapat diperkirakan lokasi di Pura Ulun Danu Beratan ini
telah digunakan sebagai tempat untuk mengadakan ritual sejak jaman tradisi
megalitikum di pulau dewata.

Dapat dilacak pada salah satu kisah yang terekam dalam Lontar Babad Mengwi.
Dalam babad tersebut dituturkan mengenai seorang bangsawan bernama I Gusti Agung
Putu yang mengalami kekalahan perang dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng.

Untuk bangkit dari kekalahan tersebut, I Gusti Agung Putu bertapa di puncak
Gunung Mangu hingga memperoleh kekuatan dan pencerahan. Selesai dari
pertapaannya, ia mendirikan istana Belayu (Bela Ayu), kemudian kembali berperang
melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng dan memperoleh kemenangan. Setelah itu, I
Gusti Agung Putu yang merupakan pendiri Kerajaan Mengwi ini mendirikan sebuah
pura di tepi Danau Beratan yang kini dikenal sebagai Pura ulun Danu Beratan
Dalam Lontar Babad Mengwi juga dikisahkan bahwa pendirian pura ini
dilakukan kira-kira sebelum tahun 1556 Saka atau 1634 Masehi, atau sekitar satu tahun
sebelum berdirinya Pura Taman Ayun, sebuah pura lain yang juga didirikan oleh I
Gusti Agung Putu. Pendirian Pura Ulun Danu Beratan konon telah membuat masyhur
Kerajaan Mengwi dan rajanya, sehingga I Gusti Agung Putu dijuluki I Gusti Agung
Sakti oleh rakyatnya.

Secara harfiah, pura ulun danu berarti di pura di atas danau dan dapat
dijabarkan sebagai pura yang didirikan sebagai tempat pemujaan terhadap Sang Hyang
Widhi Wasa dan dewa-dewa pemelihara suatu danau. Beberapa lontar menyebutkan
Pura Ulun Danu Beratan menjadi tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi dalam
prabawanya sebagai Dewa Kemakmuran. Pura ini juga berfungsi sebagai tempat
pemujaan dewi yang bersemayam di Danau Beratan, yaitu Dewi Laksmi yang
merupakan dewi kesuburan dan keindahan. Selain itu, keberadaan Danau Beratan
sebagai sumber air bagi irigasi pertanian untuk areal sekitar membuatnya menyandang
status Pura Kahyangan Jagat, yaitu pura umum tempat persembahyangan umat Hindu
dari lintas daerah, golongan, dan profesi.

b. Fungsi Pura Ulun Danu Beratan Bedugul Bali


Fungsi Pura Ulun Danu sebagai tempat pemujaan diwujudkan dengan
keberadaan beberapa bangunan pemujaan/pelinggih. Di antara pelinggih tersebut,
terdapat dua bangunan yaitu Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan
Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang posisinya menjorok ke tengah danau. Posisi
yang unik dari kedua bangunan suci ini jarang ditemui di pura ulun danu yang didirikan
di danau-danau lainnya di Bali. Hal ini membuat kedua bangunan suci di tengah Danau
Beratan ini tidak saja memiliki nilai secara spiritual tetapi juga nilai keindahan yang
tinggi.

Selain berfungsi sebagai tempat peribadatan bagi umat Hindu dari banyak
daerah di sekitarnya, Pura Ulun Danu Beratan memang telah menjadi pusat daya tarik
bagi pariwisata di Bedugul. Daya tarik utama dari kompleks pura ini tak lain adalah
Pelinggih Telengin Segara yang berwujud meru bertumpang 11 dan Pelinggih Lingga
Ulun Danu yang berwujud meru bertumpang tiga. Posisi serta latar panorama alam
yang mengelilingi kedua bangunan suci ini membuatnya memiliki nilai estetika tinggi
untuk diabadikan. Hal inilah yang mendorong pemerintah setempat untuk
mengabadikan daya tarik wisata Bedugul ini dalam uang pecahan lima puluh ribu
rupiah.

C. TEMAN JOGER

Joger merupakan salah satu pusat oleh-oleh khas Bali yang sudah tidak asing lagi
ditelinga bahkan sudah menjadi oleh-oleh wajib jika berkunjung ke pulau Bali. Produk
Joger hanya dapat diperoleh dari pabrik / pusat penjualan produk Joger langsung.
Bangunan Teman Joger di sini cukup luas dibandingkan dengan yang di daerah Kuta, di
bagian depan tersedia tempat penitipan barang dan ruang tunggu dengan desain ala lantas
(lalu lintas), ada lampu lalu lintas, bemo, vespa, sepeda motor mini, sepeda ontel dan
kumpulan artikel tentang JOGER dari beberapa koran / majalah lokal, nasional dan
internasional.
Selama ini Joger sangat idendik dengan T-shirt / kaos khas Bali dengan kata-
katanya yang unik dan nyeleneh, tapi sebernya masih banyak lagi produk Joger yang
lainnya yang biasa dijadikan buah tangan unuk sanak saudaradi rumah. Seperti sandal
dengan desainnya yang simple dan unik, mug dengan beraneka tulisan karya Mr. Joger
serta aneka pernak-pernik cinderamata lainnya.
1. Sejarah
Joger merupakan kependekan dari nama pemilik toko ini yaitu Joseph Theodorus
Wulianadi dengan sahabatnya yang berasal dari Jerman yaitu Gerhard yang memberinya
modal usaha.
Pak joger yang merupakan adik kandung Jaya Suprana direktur Jamu Jago ini
merupakan pemilik CV Wiras Garment Melania Soraya yang memproduksi kaos-kaos
dan pernak-pernaik khas Joger dan Jok Mah Li (Pojok mahal sekali yaitu barang-barang
luar negeri yang dijual dengan harga miring). Barang-barang yang dijual ditokonya ada
sekitar 10.000 macam. Gerainya selalu penuh dengan wisatawan yang dengan bangga
memakai kaos-kaos yang bertuliskan kata-kata bijak ciptaan pak Joger, diantaranya :
Belanja tidak belanja tetap thank you.
2. Lokasi
Taman joger yang berlokasi di Jl. Raya Kuta (tanpa nomer), Kuta - Bali
TEMAN (TEpat penyaMAN) JogerJl. Raya Denpasar-Bedugul KM 37,5 . Ds. Luwus,
Kec. Baturiti, Kab. Tabanan, Bali.
D. CENING BAGUS

Cening Bagus berdiri pada tanggal 27 April 2009, berdiri di tanah milik desa yang
berada di Jln. Raya Batu bulan 100X, Sukowati, Gianyar, Bali. Cening Bagus berdiri atas
gagasan untuk mambantu pengrajin kecil di Gianyar bali. Perusahaan ini berdiri dari
nol/usaha kecil, setiap dua bulan sekali Cening Bagus melakukan evaluasi untuk
pengembangan selanjutnya. Dalam pendirian Cening Bagus terdapat visi dan misi cening
bagus, visi dari Cening Bagus adalah Membantu pengrajin kecil (home industri) menuju
kesejahteraan, sedangkan misi dari cening bagus adalah Pariwisata Bali makin lama
makin berkembang seiring dengan himbauan pemerintah Bali khususnya bidang
pariwisata untuk ikutan dildalam memajukan pariwisata di Bali, yang membuat Cening
Bagus dapat dkembangkan seperti saat ini.

Cening Bagus sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa dan
penjualan produk oleh-oleh khas Bali. Cening Bagus juga mempunyai peranan penting
dalam kebangkitan perkembangan wisata di Bali, khususnya paska ledakan bom (dikenal
dengan Bom Bali I dan II) dimana Cening Bagus menjual pelayanan jasa/memandu
kepada wisatawan dalam menjalajahi pariwisata di Bali. Selain itu Cening Bagus juga
berperan penting dalam pengembangan industri, khususnya industri-industri kerajinan
perumahan, dimana Cening Bagus merekomendasikan para wisatawan yang menggunakan
jasanya untuk berkunjung kegalerinya yang berisi berbagai produk khas Bali dan luar Bali.
Cening Bagus juga bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya memajukan pariwisata
di bali.

E. PANTAI KUTA
1. Sejarah

Pantai Kuta di Bali yang sangat terkenal memiliki sejarah penting sejak abad ke-
14. Kuta mulai dikenal sejak 1336 M, dimana Gajahmada dan pasukannya dari Majapahit,
mendarat di bagian selatan pantai ini. Karena sering menjadi lokasi persinggahan, pelan-
pelan daerah ini menjadi pelabuhan kecil. Warga pun menyebut kawasan di Banjar Segara
Kuta ini dengan nama Pasih Perahu yang berarti pantai perahu.
Sebelum menjadi kawasan wisata, Pantai Kuta merupakan sebuah pelabuhan
dagang. Pada abad ke-19, salah seorang pedagang warga Denmark, Mads Lange, datang
ke Bali untuk mendirikan basis perdagangan di Kuta. Mads Lange terkenal pandai
bernegosiasi sehingga bisa merebut hati raja-raja Bali dengan Belanda.
Salah saeorang penulis, Hugh Mahbett, juga menerbitkan sebuah buku berjudul
Praise to Kuta yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan
fasilitas akomodasi wisata. Buku ini bertujuan untuk mengantisipasi ledakan wisatawan
yang berkunjung ke Bali. Buku tersebut kemudian menginspirasi banyak orang untuk
membangun fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Pada tahun 2002 dan 2005 keramaian ditempat ini sempat terhenti karena adanya
pengeboman di Kuta. Peristiwa ini menyebabkan banyak turis mancanegara menjadi
korban dan banyak Negara melarang warganya untuk bepergian ke Indonesia pada waktu
itu.
Pada serangan pertama, 12 Oktober 2002, teroris berhasil menewaskan sebanyak
202 orang dan 209 orang lainnya cedera. Sedangkan serangan kedua terjadi pada 2005
tepat di Pantai Kuta. Industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat pada waktu itu
karena kejadian ini mendapat liputan media asing.
Namun seiring berjalannya waktu, kuta terus mengalami perbaikan-perbaikan baik
dengan adanya berbagai macam hiburan baru, maupun service pelayanan dari lokasi
wisata setempat. Pemerintah daerah Bali berinisiatif untuk membuat rencana induk
pengembangan wilayah ini untuk melestarikan pantai Kuta sebagai sebuah tempat wisata
yang bernuansakan alam. Dengan demikian, setiap orang yang berkunjung ke pantai Kuta
akan merasakan sebuah suasana yang baru dan nyaman serta lain dengan yang dirasakan
di tempat lain
2. Lokasi
Pantai Kuta adalah sebuah tempat pariwisata yang terletak kecamatan Kuta,
sebelah selatan Kota Denpasar, Bali, Indonesia. Daerah ini merupakan sebuah tujuan
wisata turis mancanegara dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal
tahun 1970-an. Pantai Kuta sering pula disebut sebagai pantai matahari terbenam (sunset
beach) sebagai lawan dari pantai Sanur. Selain itu, Lapangan Udara I Gusti Ngurah Rai
terletak tidak jauh dari Kuta.

3. Akses

Pantai Kuta dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 menit dari Bandara
Internasional Ngurah Rai dalam kondisi jalanan lancar.
4. Fasilitas
Sebagai tempat wisata pantai, pantai Kuta dilengkapi lahan parkir di sepanjang
pantai, kamar mandi umum, payung pantai, kios makanan dan minuman, serta tempat
penyewaan papan selancar.

F. TANJUNG BENOA NUSA DUA


Tanjung Benoa adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan,
Kabupaten Badung, Bali.Tanjung Benoa merupakan tempat wisata di Bali yang terkenal akan
pantainya. Tempat ini juga merupakan surganya wahana air seperti banana boat, scuba
diving, parasailing, rolling donut, seawalker, flying fish, snorkeling dll. Selain itu, terdapat
pelayaran menuju Pulau Penyu tempat hidup dan penangkaran seekor kura-kura, ular, jalak
bali, dan sebagainya.[1] Sehingga tidak salah kalau Tanjung Benoa dikenal sebagai pusat
wisata bahari di Bali.
1. Sejarah Tanjung Benoa

Sejarah Tanjung Benoa, dulunya tempat ini adalah sebuah perkampungan


kampung nelayan yang sekarang sudah beralih fungsi menjadi kawasan wisata mewah
dan sebagai pusat dari wisata bahari yang populer dengan nama watersport Tanjung
Benoa. Perkembangan di daerah ini sangatlah signifikan yang dari awalnya hanyalah
sebuah kampung nelayan kini berubah total menjadi kawasan wisata tempat
didirikannya hotel-hotel mewah, tempat spa, tempat-tempat shoping oleh-oleh khas
Bali, dan juga restoran yang berstandard international. Kawasan wisata di nusa dua bali
ini memang sangat pas sekali buat aktivitas wisata bahari, karena mempunyai air laut
yang tenang serta panorama bawah laut yang indah dan tidak tidak kalah dengan pantai-
pantai di Bali lainnya. Objek wisata Tanjung Benoa mempunyai letak geografis yang
unik, karena diapit oleh dua laut yang masing-masing sisinya memiliki pantai dengan
pasir putih.

Sekitar tahun 1546, pantai Tanjung Benoa merupakan sebuah pelabuhan kecil
yang di gunakan oleh pedagang dari Cina untuk berlabuh dan menjualkan barang
dagangannya seperti keramik. Selain sebagai penjual, pedagang Cina juga membeli
barang dagangan penduduk asli Bali. Karena sering bertukar barang dagangan di
pelabuhan inilah, lama-lama membuat beberapa dari pedagang Cina berkeinginan untuk
menetap dann tinggal di Tanjung Benoa. Dengan menetapnya penduduk Cina tersebut,
membuat sebuah keunikan tersendiri di kawasan objek wisata nusa dua ini yaitu
terdapatnya klenteng atau Vihara yang cukup besar dengan nama Vihara Caow Eng Bio.
Selain vihara, anda juga dapat melihat candi Hindhu seperti Pura Dalem Tengkulung
Benoa Tanjung dan Pura Segara.

Semenjak tahun 1980 kawasan terdekat di Tanjung Benoa yaitu seperti Nusa Dua,
didirikan bangunan kawasan wisata mewah yang bernama BTDC. Di wilayah BTDC
Nusa Dua dibangunlah hotel-hotel mewah yang hampir semuanya adalah hotel
berbintang lima. Dengan perkembangan yang pesat di area BTDC Nusa Dua,
berdampak terhadap daerah di Tanjung Benoa. Membuat pantai Tanjung Benoa tidak
ketinggalan dari Nusa Dua dalam perkembangan pariwisata di pulau Bali. Pemerintah
daerah pulau Bali, telah menetapkan kawasan Tanjung Benoa menjadi pusat dari wisata
bahari di Bali. Pemerintah daerah Bali juga membuat tempat penangkaran Penyu hijau
yang termasuk kategori satwa langka dan dilindungi. Tempat penangkaran ini, lebih
dikenal dengan nama pulau Penyu.

2. Pulau Penyu Nusa Dua Tanjung Benoa

Nusa dua selain menjadi langganan wisatawan domestik dan luar negri, terdapat
wisata yang patut dikunjungi yaitu pulau Penyu. Penyu hijau adalah salah satu binatang
langka yang dilindungi habitatnya .

Pulau penyu terletak di desa Tanjung Benoa, wisatawan dapat berinteraksi dengan
binatang yang keberadaannya mulai langka seperti penyu, burung rajawali, burung
kakak tua , ular , iguana, dll. Jika menyewa pemandu , akan dijelaskan seputar
penangkaran penyu

3. Lokasi tanjung benoa

Lokasi dari letak pantai Tanjung Benoa ada di Bali selatan, berdekatan dengan
kawasan wisata Nusa Dua. Alamatnya adalah Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan
Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Jika anda dari aiport Ngurah Rai, waktu tempuh yang
anda perlukan, kurang lebih 30 menit untuk mecapai lokasi. Anda akan dikenakan
biaya tiket masuk pantai Tanjung Benoa Bali sebesar, Rp 5.000 untuk permobil. Tapi
jika anda memesan paket watersport di Tanjung Benoa dengan kami, tentunya anda
akan mendapatkan jasa antar jemput. Oleh karena itu, anda tidak akan dikenakan biaya
tiket masuk pantai Tanjung Benoa Bali, karena mobil yang digunakan terdapat stiker,
yang membebaskan biaya tiket masuk ke kawasan ini.

G. PANTAI PANDAWA

Pantai Pandawa di Bali merupakan satu pantai baru yang sedang menjadi primadona
dan buah bibir orang saat berbicara mengenai tempat wisata di daerah Bali. Jika sobat
membandingkan dengan pantai -pantai lain di bali semisal pantai Kutha dan Sanur, atau tanah
lot, tentu nama pantai Pandawa masih terdengar asing. Namanya juga pantai baru, wajar jika
sobat mungkin baru-baru ini saja mendengar nama pantai pandawa. Kali ini,
wisatalicious.com akan membahas mengenai pantai Pandawa di Bali ini, beserta dengan
sejarah, pesona tebingnya, dan juga sebutan sebagai secret beach.

1. Sejarah Pantai Pandawa

Nama pantai pandawa megandung makna tersendiri terkait sejarah pantai ini.
Sebelum menjadi buah bibir seperti saat ini, pantai pandawa merupakan pantai yang indah
dan alami, namun tersembunyi. Julukan secret beach sangat sesuai untuk pantai ini kala
itu. Wisatawan yang datang ke pantai ini biasanya hanya tahu mengenai pantai ini dari
mulut ke mulut. Ditambah, akses masuk ke pantai ini terbilang sulit.

Nama asli dari pantai pendawa ini adalah pantai melasti. Dahulunya di pantai
pandawa ini sering diadakan upacara Melasti, yang merupakan bagian dari upacara hari
raya Nyepi bagi umat Hindu. Pada upacara ini, umat Hindu akan bersembahyang di tepi
pantai dengan tujuan untuk mensucikan diri dari segala perbuatan buruk di masa lalu.

Kembali ke sejarah pantai pantai pandawa, pada sekitar tahun 2010, wisatawan
terutama asing, semakin penasaran dengan secret beach ini, karena di samping tempatnya
yang masih alami, dan pasir putihnya yang halus, ombak pantai ini juga cocok untuk
berselancar atau surfing.

Akhirnya Pada tahun 2012 tepatnya tanggal 27 Desember diadakanlah Pandawa


Beach Festival yang Pertama di Pantai Melasti atau Secreet Beach saat itu juga pantai ini
resmi berganti nama dengan Nama PANTAI PANDAWA, yang melambangkan sebuah
filosofi seperti pandawa yang sudah disebut di atas. Pemerintah juga membuatkan jalan
yang baik agar orang bisa dengan mudah dating ke pantai ini. Benar-benar sesuai dengan
filosofi pandawa yang harus membuat terowongan untuk membuat kerajaan baru.

2. Filosofi Patung Pandawa Lima Di Tebing Pantai Pandawa Bali

Bukan tanpa alasan tebing di sepanjang jalan menuju pantai pandawa ini dibuatkan
patung para tokoh pewayangan pandawa lima. Sobat ingat siapa saja tokoh dari wayang
pandawa lima? Yang suka nonton wayang, atau sinetron dari India pastinya tahu.

Ya, sesuai dengan tokoh pandawa lima, pada tebing di sepanjang jalan menuju
pantai ini dibuat patung-patung Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa secara
berurutan. Keberadaan patung-patung ini diabil dari salah satu penggalan kisah
mahabarata saat kelima pendawa ini dikurung dalam Goa gala-gala. Kelima pandawa
berhasil selamat setelah mereka membuat sebuah terowongan yang berujung ke sebuah
hutan belantara. Di hutan ini, kemudian keluarga pandawa mendirikan kerajaan Amertha.

Cerita itulah ini yang menjadi inspirasi oleh masyarakat sekitar pantai pandawa.
Mereka melambangkan filosofi dari keberadaan pantai pandawa yang dulunya
tersembunyi di balik tebing, hingga akhirnya dibuatkan jalan sehingga kini pantai
pandawa ini bisa memberi manfaat dan seolah menjadi kerajaan baru bagi masyarakat
sekitar.

3. Lokasi Pantai Pandawa

Pantai Pandawa atau kalau orang bule nyebutnya Pandawa beach ini terletak di
Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Jarak tempuh pantai pandawa jika dari airport Ngurah
Rai adalah 18 km. Kurang lebih satu jam tergantung kemacetan di perjalanan. Saat sobat
keluar dari jalan utama sobat masih sejauh kurang lebih 1,5 km sebelum akhirnya sampai
di bibir pantai.

Satu hal yang menarik mengenai letak dari lokasi pantai pandawa ini adalah pantai
ini berada di balik tebing. Inilah salah satu alasan mengapa pantai ini di sebut dengan
secret beach, atau pantai tersembunyi. Dari julukannya saja sobat tentu sudah tergoda
untuk segera mengepak koper dan bertamasya ke pantai Pendawa di Bali ini. Banyak
orang memang menilai pantai pandawa di bali ini sebagai sebuah surga yang tersembunyi.

Anda mungkin juga menyukai