1
Erwin G. Kristanto
2
Sonny J. R. Kalangi
1
Bagian Kedokteran Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: gk_erwin@yahoo.com
Kerusakan jaringan di bawah kulit akibat bakar yang umum digunakan dalam
luka bakar, untuk kepentingan penilaian pengelolaan kasus forensik klinik adalah
derajat luka dianggap sejajar dengan luka dengan menggunakan metode Rule of
bakar full thickness. Nine dari Wallace dan Lund-Browder.
Pada anak-anak, perkiraan luas luka
bakar pada kepala dan tungkai (huruf a,b
LUAS LUKA BAKAR
dan c pada Gambar 1) disesuaikan dengan
Luas luka bakar adalah faktor penentu tabel dari Lund-Browder sebagai faktor
berikutnya dalam menentukan derajat luka koreksi (Tabel 2).
pada kasus luka bakar. Perkiraan luas luka
Kepala
dan leher
9%
Tubuh:
Anterior 18% Lengan dan tangan
Posterior 18% 9% setiap ekstrimitas
Genitalia dan
Tungkai
perineum 1%
9% /sisi
Gambar 1. Perkiraan luas luka bakar dari Wallace, Sumber: Artz CP, Moncrief JA, 1969.
lagi dapat merubah kondisi derajat luka 3. Knight B. Simpsons Forensic Medicine
korban. Timbulnya komplikasi lokal yang (Eleventh Edition). New York: Oxford
dapat menyebabkan disabilitas pada korban University, 1997.
seperti timbulnya eschar dan sindrom 4. Gall J, Payne J. Current Practice in
kompartemen, tidak boleh luput dari Forensic Medicine. Washington: Wiley
and Blackwell, 2012.
penilaian dokter dalam pembuatan visum et 5. Artz CP, JA Moncrief. The Treatment of
repertum. Burns (Second Edition). Philadelphia:
WB Saunders Company, 1969.
6. Trauma Score - Injury Severity Score:
DAFTAR PUSTAKA TRISS. [Cited 2013 Aug 17]. Available
1. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar from:www.trauma.org/archive/scores/tr
Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: iss.html
Konsil Kedokteran Indonesia, 2012. 7. Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV.
2. Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Trauma (Seventh Edition). London:
Jakarta: Sekretariat Negara, 1981. McGraw-Hill Professional, 2012.