Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a) Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali
per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b) Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun
dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.
c) Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia.
Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus adalah tanda adanya payah hati.
(http://healthblogheg.blogspot.com/)
1. Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang
berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi
(http://healthblogheg.blogspot.com/)
1. Pemeriksaan Diagnostik
a) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b) Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c) Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
(http://zerich150105.wordpress.com/)
1. Penatalaksanaan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
kehamilan tak direncanakan.
3. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat
badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas
berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.
6. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
7. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
8. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga
yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
3. Turgor kulit, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine
(http://zerich150105.wordpress.com/)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
C. Rencana Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
Intervensi
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-
20mg/i.v.
Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit
7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum
bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah
yang berlebih
8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa
oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi
pada trimester I.
Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
1. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine.
Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
2. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan
jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman
lambung.
Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
1. Bantu klien beraktifitas secara bertahap
Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam
memenuhi kebutuhannya.
2. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
(http://zerich150105.wordpress.com/)
D. Evaluasi
1. Mual dan mutah tidak ada lagi.
2. Keluhan subyektif tidak ada.
meti-de0renTz
Selasa, 30 November 2010
Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang
Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah bagian integral pembangunan nasional yang bertujuan untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan tujuan dari
keperawatan khususnya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih menekankan kepada
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan
keperawatan suatu pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Effendy, 1998).
Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar
manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan dasar
tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan
professional. Untuk tercapainya tujuan suatu asuhan keperawatan professional diperlukan
suatu pendekatan disebut proses keperawatan dan dokumentasi keperawatan sebagai data
tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian informasi penerapan suatu standar
praktek dan pelaksanaan proses keperawatan (Nursalam, 2001).
Praktek keperawatan yang profesional terus berubah dan beradaptasi terhadap prioritas
kesehatan masyarakat yang berubah, konsumen asuhan keperawatan maternitas.
Wanita yang telah menekankan bahwa bagian dari kepuasan mereka pada asuhan di awal
kehamilan adalah berkaitan dengan persepsi mereka bahwa profesional tenaga kesehatan
mempercayai rasa sakit yang mereka derita, bukan mengabaikan ataupun menganggap
mereka bertingkah berlebihan seperti halnya nyeri, mual merupakan gejala yang
dikatakan oleh pasien (subjektif) dan jika gejala tersebut menyebabkan stres pada wanita,
ia berhak diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan
terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologi, dan
keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama
jika kondisi menjadi patologi (Tiran, 2008).
Mual dan muntah umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-
kadang oleh emesis, sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu keadaan ini lazim
disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik bila
melampaui sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis
gravidarum (Yeyeh, dkk, 2009).
Keadaan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis jauh lebih jarang terjadi
dibandingkan mual dan muntah secara logis. Kelly (1996 : 306) memperkirakan bahwa
hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi dalam 1 : 5 kehamilan, dan Walters
(1999) menyatakan bahwa insidennya adalah antara tiga dan sepuluh per seribu
kehamilan. Kuscu dan Koyunchu (2002) meyakini bahwa kisarannya adalah antara satu
dan dua puluh per seribu kehamilan. Dalam studi power et al (2001) sekitar 2,4% wanita
yang mengalami mual muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum
(Tiran, 2008).
Menurut data yang penulis dapatkan di Medical Record Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, jumlah ibu yang mengalami
hiperemesis gravidarum pada tahun 2009 terhitung sebanyak 22 orang. Pada tahun 2010
banyaknya pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum terhitung Januari sampai
Maret 2010 sebanyak 4 orang yang di Ruang Rawat Inap Kebidanan.
Perawatan hiperemesis gravidarum sangat penting karena mual muntah pada kehamilan
masih tetap mengancam baik pada ibu maupun pada janin. Oleh sebab itu penulis tertarik
untuk melaksanakan study kasus di ruang kebidanan. Study kasus ini penulis laksanakan
selama 3 (tiga) hari dengan menetapkan dan melaksanakan proses-proses keperawatan
secara objektif dan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN.
B. Batasan Penulisan
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan kasus di Ruang Rawat Inap
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Penulis
memberikan asuhan keperawatan mulai 06 Juli 2010 sampai 08 Juli 2010 pada Ny. W,
umur 33 tahun, alamat Panjupian, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT).
Adapun diagnosa yang timbul pada pasien hiperemesis gravidarum menurut Doengoes
(2001) adalah :
1. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih.
Pada saat penulis melaksanakan praktek klinik keperawatan penulis mendapatkan 3 (tiga)
masalah/diagnosa keperawatan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum, yaitu :
3. Resiko tinggi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode
deskriptif, yaitu rancangan yang bertujuan menerangkan masalah keperawatan yang
terjadi pada suatu penyakit yang berdasarkan distributif tempat, waktu, jenis kelamin dan
lain-lain.
1. Study kepustakaan
2. Study kasus
Penelitian langsung terhadap kasus untuk mengetahui suatu masalah secara nyata
yang penulis laksanakan di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 06 Juli
sampai 08 Juli 2010 dengan tekhnik pendekatan berupa :
a. Wawancara
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah
yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami
wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu (Wiknjosastro, 2007).
2. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak,
jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
akibat inasisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
b. Faktor organik
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik.
c. Faktor alergi
Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada trimester I
bila perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena oksidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida dan aseton darah.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang masih
fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila keadaan
umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:
a. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
b. Tingkatan II
Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering
dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
c. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.
Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks,
timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
5. Komplikasi
6. Pencegahan
b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti biskuit, roti
kering dan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan
berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat
dingin.
c. Defekasi tidur.
7. Penatalaksanaan
a. Obat-obatan
Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi maka
diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga
dianjurkan seperti dramamin, avomin pada keadaan lebih berat diberikan
antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride atau khlorpromasin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk
kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi psikologik
d. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B complek dan vitamin C.
Bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
e. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dilain
pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Pada pengkajian, data yang perlu dikaji adalah identifikasi pasien, meliputi : nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, penanggung jawab, riwayat
obstetri, dan riwayat kehamilan.
Yang perlu dikaji pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut Doengoes
(2001), yaitu :
a. Sirkulasi
Hipertensi
perdarahan
b. Integritas ego
c. Makanan/cairan
Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi (penambahan
yang lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin). Diabetes dependen-insulin
pada ibu :
Adanya gangguan pola makan (misal : anoreksia nervosa, bulimia, atau obesitas).
d. Keamanan
e. Seksualitas
Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester pertama,
kematian janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom. Trauma kelahiran atau
penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasi. Penggunaan
stimulan ovulasi seperti klomifen atau menotropins (pergonal).
f. Interaksi sosial
g. Penyuluhan/pembelajaran
2. Analisa Data
a. Data subjektif, adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
4. Rencana/Perencanaan
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah :
Kriteria hasil : memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan
besi.
No Intervensi Rasional
Timbang berat badan klien, pastikan Materi referensi yang dapat dipelajari
berat badan pregravid biasanya. dirumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya seimbang.
mual/muntah kesampingkan muntah
pernisiosa (hiperemesis gravidarum). Ketidakadekuatan penambahan berat
badan pranatal dan/atau dibawah
Pantau kadar hemoglobin (Hb) berat badan normal masa kehamilan,
meningkatkan resiko retardasi
Buat rujukan yang perlu sesuai pertumbuhan intra uterin.
indikasi (misal : pada ahli diet,
pelayanan sosial). Mual/muntah trimester I dapat
berdampak negatif pada status nutrisi
pranatal, khususnya pada periode
kritis perkembangan janin.
No Intervensi Rasional
No Intervensi Rasional
No Intervensi Rasional
Kriteria hasil : memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan sendiri dan janin.
No Intervensi Rasional
No Intervensi Rasional
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik (iyer et al, 1996 dalam buku Nursalam, 2001).
Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan disusun dan ditujukan pada masing-
masing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dan
pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah diterapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).
a. Independen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
b. Dependen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat atas petunjuk dan perintah
dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat, 2001).
Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut
dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).
- Pasien mengatakan dia datang kerumah sakit karena mengalami mual muntah.
- Pasien mengatakan tidak bisa beristirahat dan tidak ada nafsu makan karena
kehamilannya mengakibatkan mual muntah sehingga pasien merasa lemas dan
mengantuk.
- Pasien berharap agar cepat sembuh, kehamilannya baik-baik saja dan dapat
melahirkan dengan normal.
- Pasien mengatakan orang yang terpenting baginya adalah suami dan kedua
anaknya.
6. Dengan masuknya ibu kerumah sakit, dampak apa yang terjadi dalam keluarga ?
- Pasien mengatakan dampak yang terjadi dalam keluarganya adalah merasa cemas
akan terjadi sesuatu pada dirinya dan pada kandungannya.
7. Apakah orang terdekat ibu mau menemani untuk datang kerumah sakit ?
- Pasien mengalami mual muntah dalam kehamilan, kepala pusing, lemas dan tidak
bisa melakukan aktivitas.
4. Riwayat haid
Lamanya : 7 hari
5. Riwayat kontrasepsi
Tipe : KB suntik
7. Riwayat pengobatan
b. Tujuan pengobatan
c. Cara pemberian
() nausea () vomitus
() lelah ( ) konstipasi
( ) sakit pinggang
9. Pemeriksaan laboratorium
4. Hematokrit 31,5 % -
= 38-49
150.000-400.000
a. Ketidaknyamanan
b. Istirahat tidur
- Pasien mengatakan sering terbangun dimalam hari dan tidak bisa tidur siang
karena sering mengalami mual muntah.
c. Hygiene prenatal
- Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan memakai sabun dan menyikat gigi
pada saat mandi.
2. Cairan
- Pasien mengatakan jumlah cairan yang diminum kadang-kadang keluar lagi karena
mual muntah yang dialami.
3. Nutrisi
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan semua makanan yang dimakan keluar
kembali karena muntah.
1. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
RR : 20 x/i
Puls : 80 x/i
Temp : 370 c
2. Berat badan : 60 kg
3. Kulit
Turgor : baik
4. Kepala
5. Wajah
a. Mata
Konjungtiva : anemis
b. Hidung
Keadaan : lembab
d. Telinga
6. Leher
7. Abdomen
8. Ekstremitas
Distress emosional
Perasaan
bersalah,
ketidak-
nyamanan dan perasaan takut
Takut
kehilangan
bayinya, cemas,
menangis, kurang istirahat
Ansietas
DO : Masalah
psikologi karena
- Pasien tampak mengantuk penyakit pasien
- Pasien hanya tidur 5 jam dalam
sehari
Distres
- Pasien tampak sulit berkonsentrasi
emosional
Gangguan istirahat tidur karena
mual muntah yang berlebih
- BB : 60 kg Mual muntah,
pucat, anoreksia,
- TB : 158 cm konjungtiva
anemis
Resiko tinggi
perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
B. Diagnosa Keperawatan
1. 06/07/2010 Ansietas berhubungan dengan Tujuan : Cemas pasien 1. Awasi respon fisiologi 1. D
perubahan status kesehatan dapat teratasi d
ditandai dengan 2. Catat petunjuk perilaku d
Kriteria Hasil : pasien dalam fi
DS : mengekpresikan cemas
- Pasien mengatakan 2. In
Pasien mengatakan takut bayinya akan baik- 3. Berikan lingkungan d
kehilangan bayinya baik saja tenang untuk istirahat in
6. Pe
m
m
te
2. 06/07/2010 Gangguan pola istirahat tidur b/d Tujuan : Pola istirahat 1. Tentukan siklus tidur 1. M
proses penyakit d/d tidur bangun yang normal ya
terpenuhi
DS : 2. Anjurkan tidur siang 1-2 2. Is
Kriteria Hasil : jam setiap hari dan 8 ke
- Pasien mengatakan tidak bisa jam setiap tidur de
istirahat tidur - Istirahat tidur ja
terpenuhi 3. Pantau kadar Hb
DO : 3. K
4. Rencanakan periode
- Pasien tampak mengantuk - Hb normal istirahat adekuat ke
3. 06/07/2010 Resiko tinggi perubahan nutrisi Tujuan : Kebutuhan 1. Timbang berat badan 1. K
kurang dari kebutuhan tubuh nutrisi pasien pasien dan pantau TTV b
berhubungan dengan mual terpenuhi k
muntah ditandai dengan 2. Berikan makanan sedikit r
Kriteria Hasil : tapi sering dan makanan i
DS : kecil tambahan yang
- Mual muntah tepat 2. M
- Pasien mengatakan mengalami berkurang/hilang p
mual muntah 3. Pantau kadar Hb
- Pasien tampak segar 3. M
DO : 4. Pertahankan masukan d
- Pasien menghabiskan cairan k
- Pasien tampak pucat semua makanan yang
disediakan 5. Konsultasi dengan ahli 4. M
- Pasien tampak muntah jika gizi dalam pemberian p
makan diet
5. Be
- Hanya menghabiskan porsi 6. Berikan terapy mual y
makanan yang disediakan muntah sesuai indikasi
6. A
- Konjungtiva anemis
- Hb : 09,0 gr/dl
D. Catatan Perkembangan
Umur : 33 Tahun
Hari/ No
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Dx
- TD : 100/70 mmHg
- RR : 20 x/i
- Puls : 80 x/i
- Temp : 370 c
4. Memberi teraphy
5. Menimbang BB
- Memberi kesempatan
pada klien untuk
mendapatkan informasi
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/i
Puls : 80 x/i
Temp : 370c
P : Intervensi dilanjutkan
1.Menganjurkan pasien
tidur siang 1-2 jam
setiap hari dan 8 jam
pada malam hari
2. Memantau tanda-tanda
vital
3. Menimbang BB pasien
4. Memberikan terapy
5. Mengaff infus
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas lebih rinci tentang pembahasan pada bab II dan bab III
mengenai kesenjangan pada persamaan Asuhan Keperawatan yang penulis laksanakan pada
Ny. W dengan hiperemesis gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Mulai tanggal 06 Juli 2010 sampai 08 Juli
2010 penulis sesuaikan dengan tahap-tahap proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Adapun pengkajian kasus pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data
pada pengkajian sirkulasi : didapatkan data TD : 100/70 mmHg, pada integritas ego :
didapatkan data kecemasan dan ketakutan, pada makanan/ cairan : didapatkan data
adanya gangguan pada makan dan mual muntah pada keamanan : didapatkan data adanya
kekurangan nutrisi pascanatal dan temp 370c., pada seksulitas : tidak terdapat adanya
gangguan, pada interaksi sosial : didapatkan data adanya rasa bersalah. Pada
penyuluhan/pembelajaran : didapatkan data ketidaktahuan tentang penyakit.
Sedangkan pada landasan teoritis pada pasien hiperemesis gravidarum, data pada sirkulasi
: didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, pada integritas ego : dapat
mengekpresikan perasaan tidak adekuat, pada makanan/cairan : didapatkan penambahan
berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi dan adanya gangguan pola makan,
pada keamanan : adanya infeksi, adanya gangguan kejang dan kekurangan
stimulasi/nutrisi pascanatal, pada seksualitas : didapatkan adanya aborsi, kematian janin
dan abnormalitas kromosom, pada interaksi sosial : adanya pernikahan antar keluarga dan
rasa bersalah, pada penyuluhan/pembelajaran : didapatkan data adanya penyimpangan
genetik, latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus dan penggunaan obat
(Doengoes, 2001).
Dari uraian pengkajian didapatkan persamaan data pada pengkajian intehritas ego : dapat
mengekpresikan perasaan kecemasan dan ketakutan, pada makanan : didapatkan adanya
kekurangan nutrisi pascanatal, temp 370c, pada interaksi sosial : didapatkan data adanya
rasa bersalah sedangkan kesenjangan yang penulis dapatkan pada sirkulasi : dimana di
tinjauan teoritis didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, sedangkan pada pengkajian
sirkulasi TD : 100/70 mmHg, pada seksualitas : di tinjauan teoritis didapatkan adanya
aborsi. Kematian janin dan abnormalitas kromosom sedangkan pada pengkajian tidak
terdapat adanya gangguan, pada penyuluhan/pembelajaran didapatkan data adanya
penyimpangan genetik, latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus pada
penggunaan obat sedangkan di pengkajian didapatkan data ketidaktahuan penyakit.
Dari pengkajian yang penulis lakukan tidak semua yang terdapat pada landasan teoritis
terdapat juga dilandasan kasus karena penulis menyesuaikan dengan prioritas masalah
yang dijumpai pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus pada pasien
hiperemesis gravidarum adalah :
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah ditandai dengan pasien mengatakan mengalami mual muntah, K/U lemah, pasien
tampak muntah jika makan, pasien hanya menghabiskan porsi makanan yang disediakan,
Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis.
Sedangkan diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis yang timbul pada hiperemesis
gravidarum menurut Doengoes (2001) adalah :
1. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih.
Persamaan antara diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus adalah
resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah, hal ini disebabkan karena pasien mengalami mual muntah, K/U lemah, muntah
jika makan, menghabiskan porsi makanan yang disediakan, Hb : 09,0 gr/dl,
conjungtiva anemis.
Diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus
adalah diagnosa keperawatan ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan
pengaruh hormonal dan diagnosa keperawatan keletihan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan energi. Kedua diagnosa keperawatan tersebut tidak penulis angkat
disebabkan oleh penulis hanya membatasi 3 diagnosa keperawatan prioritas.
Masalah keperawatan yang penulis dapatkan pada tinjauan teoritis tetapi tidak penulis
dapatkan pada tinjauan kasus adalah resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih tidak penulis temukan pada tinjauan
kasus karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa mata
pasien tidak cekung, turgor kulit baik yang menandakan bahwa resiko kekurangan
volume cairan tidak terjadi pada pasien. Pada diagnosa resiko tinggi terhadap cedera janin
berhubungan dengan malnutrisi ibu tidak penulis temukan pada tinjauan kasus karena
pada saat penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa tidak ada
ditemukannya pada tinjauan kasus adanya tanda-tanda cedera janin pada ibu seperti
abortus dan keadaan janin terlihat baik. Pada diagnosa kurang pengetahuan mengenai
perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan kurang pemahaman tentang
perubahan fisiologi/psikologi yang normal tidak penulis temukan karena pada saat penulis
melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa pasien mampu mengungkapkan
permasalahan yang terjadi pada dirinya dan adanya perubahan pada dirinya.
C. Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan yang
meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan tujuan
perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).
Setelah penulis menemukan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus, maka
penulis menemukan rencana asuhan keperawatan sesuai prioritas masalah yang dialami
pasien.
Pada diagnosa resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah yang bertujuan agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan
kriteria hasil mual muntah berkurang/hilang, pasien tampak segar, menghabiskan semua
makanan yang disediakan, konjungtiva tidak anemis, Hb kembali normal. Rencana
tindakan keperawatan adalah timbang berat badan pasien dan pantau tanda-tanda vital,
untuk memantau ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatl dimasa kehamilan.
Berikan makanan sedikt tapi sering dan makanan kecil tambahan yang tepat, bertujuan
untuk mengurangi mual muntah. Pantau kadar Hb, untuk mengidentifikasi adanya anemia
dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Pertahankan masukan cairan,
bertujuan untuk membantu dalam menentukan pengeluaran yang seimbang. Konsultasi
dengan ahli gizi dalam pemberian diet, bermanfaat dalam pemberian diet yang tepat. Beri
terapi mual muntah sesuai indikasi, agar mual muntah dapat teratasi.
Pada diagnosa keperawatan yang kedua ansietas berhubungan dengan status kesehatan
yang bertujuan agar cemas pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien mengatakan
bayinya dapat baik-baik saja, tampak rileks, mual muntah hilang, pasien tidak menangis
lagi, pasien istirahat dengan tenang. Rencana asuhan keperawatan adalah awasi respon
fisiologi, dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami. Catat petunjuk perilaku
pasien dalam mengekpresikan cemas, untuk mengetahui derajat takut yang dialami
pasien. Berikan lingkungan tenang dan keterampilan koping. Berikan informasi yang
akurat dan jawab dengan jujur, bertujuan untuk membuat keputusan yang didasarkan atas
pengetahuan pasien. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien, untuk membantu
menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri. Jelaskan
prosedur dan arti gejala-gejala hiperemesis gravidarum, bertujuan untuk membantu
menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi.
Pada diagnosa keperawatan yang ketiga gangguan pola istirahat tidur berhubungan
dengan proses penyakit yang bertujuan agar pola istirahat tidur terpenuhi dengan kriteria
hasil istirahat tidur pasien terpenuhi, Hb dalam batas normal, pasien tidur dengan cukup.
Rencana asuhan keperawatan adalah tentukan siklus tidur bangun yang normal, untuk
membantu menyusun prioritas yang realistik. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari dan
8 jam setiap tidur macam, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin. Pantau kadar Hb, karena kadar Hb rendah
mengakibatkan kelelahan lebih besar. Rencanakan periode istirahat adekuat, bertujua
untuk mencegah kelelahan berlebih. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari,
bertujuan untuk memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan. Pantau tanda-
tanda vital, untuk mencegah kolapsnya sirkulasi sebagai akibat dari stres.
D. Implementasi
Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah, penulis melakukan tindakan keperawatan yang sudah
direncanakan pada intervensi keperawatan. Diantaranya adalah menimbang berat badan
pasien, BB ibu = 60 kg. Mempertahankan masukan cairan, memasang infus RL 30
tetes/menit + drip neurobion. Memantau kadar Hb, Hb = 09,0 gr/dl. Konsultasi dengan
ahli gizi dalam pemberian diet, diet yang diberikan MII. Memberikan makanan sedikit
tapi sering. Pasien makan diet MII dan menghabiskan porsi yang disediakan.
Melakukan kolaborasi dalam memberikan terapy, dengan injeksi bolus tomit 1 ampul/8
jam dan ranitidine 1 ampul/8 jam.
Pada diagnosa keperawatan gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses
penyakit, penulis melakukan tindakan keperawatan menentukan siklus tidur yang normal,
yaitu menganjurkan pasien tidur 8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari.
Memantau kadar Hb, Hb : 09,0 gr/dl. Merencanakan periode istirahat adekuat, dengan
menganjurkan pasien istirahat selama di rumah sakit, memantau tanda-tanda vital TD :
100/70 mmHg, RR : 20 tetes/i, Puls : 80x/i, Temp : 370c.
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan terakhir akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan
nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat, 2001).
Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan maka langkah terakhir dari proses
keperawatan adalah mengevaluasi sejauhmana tindakan-tindakan yang telah diberikan
pada pasien berhasil atau tidak. Hal ini ditunjang oleh adanya kerjasama yang efektif
antara tenaga kesehatan dan keluarga dalam fasilitas dan sarana kesehatan. Adanya
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari evaluasi yang telah dicapai antara lain hasil
evaluasi masalah resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah teratasi, ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan dan gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit
juga teratasi dan selama 3 (tiga) hari perawatan tidak dijumpai masalah lain atau yang
baru pada pasien, pasien acc pulang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Dari hasil pengkajian pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data
pasien mengatakan mengalami mual muntah, muntah jika makan, menghabiskan
porsi makanan yang disediakan, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis, pasien
mengatakan takut kehilangan bayinya, cemas, gelisah, menangis jika mual muntah,
kurang istirahat, pasien mengatakan tidak bisa tidur, mengantuk, Hb : 09,0 gr/dl, tidur
hanya 5 jam dalam sehari.
4. Diagnosa yang didapatkan pada Ny. W adalah resiko tinggi perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan, perubahan pola istirahat tidur berhubungan
dengan proses penyakit.
5. Tujuan intervensi resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah, ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit adalah
agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, cemas dapat teratasi dan pola istirahat tidur
terpenuhi.
1. Diharapkan kepada pasien dan keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan dan
pendidikan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan lebih mengerti tentang
hiperemesis gravidarum yang telah menyebabkan mual muntah.
2. Diharapkan kepada pembaca dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat meningkatkan
minat baca sehingga dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang hiperemesis
gravidarum.
3. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan pada institusi untuk dapat
memberikan waktu semaksimal mungkin serta menambah referensi buku-buku
terbaru yang memadai agar hasil yang diharapkan sesuai yang diharapkan.
4. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien baik bio, psikososial
dan spiritual tanpa membedakan derajat dan tingkat ekonominya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.
Varney, Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, Hanifa, (2007). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
All about Me
meti_de0rentz
Tapaktuan, Aceh Selatan, Indonesia
Apapun yang menjadi petunjuk untuk kamu,,, tetaplah tabah dengan apapun itu,,, karena
Allah SWT akan selalu memberikan hal yang terbaik sehingga kamu merasakan betapa indah
nya karunia Allah kepadamu... bE spiRiTT....
Lihat profil lengkapku