Anda di halaman 1dari 50

19 Votes

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari
terganggu dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat
dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan
umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine,
bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya
(http://zerich150105.wordpress.com/).
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang
ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat
turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing
(http://healthblogheg.blogspot.com/).
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah
yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu
kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda
(http://healthblogheg.blogspot.com/).
1. Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik


pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan
dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah
satu faktor organik.
d) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab
sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran
hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien
(http://zerich150105.wordpress.com/).
1. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar
estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat
atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan
wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda,
bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit
dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian
kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal.
Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala
tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.Hiperemesis
gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan
cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun,
demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan
Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya
frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran
setan yang sulit dipatahkan.
(http://zerich150105.wordpress.com/).
2. Tanda Dan Gejala
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 (tiga)
tingkatan yaitu :

a) Tingkatan I :
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali
per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
b) Tingkatan II :
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak
kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun
dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.
c) Tingkatan III:
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi
kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada
susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia.
Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya
ikterus adalah tanda adanya payah hati.
(http://healthblogheg.blogspot.com/)
1. Komplikasi

Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan gangguan emosional yang
berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga, menarik diri dan depresi
(http://healthblogheg.blogspot.com/)
1. Pemeriksaan Diagnostik

a) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
b) Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c) Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
(http://zerich150105.wordpress.com/)
1. Penatalaksanaan

Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan


pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan
makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6
Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin.
Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Tidak
diberikan makan/minuman selama 24 -28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam
cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin,
khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula
asam amino secara intra vena.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus
anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering
sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh
menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
Diet
a) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi
1 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
b) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan
bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup
dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
1. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,
penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya,
kehamilan tak direncanakan.

3. Eliminasi
Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.

4. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat
badan (5 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas
berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

5. Pernafasan
Frekuensi pernapasan meningkat.

6. Keamanan
Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma

7. Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.

8. Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga
yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

9. Pembelajaran dan penyuluhan

1. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama.
2. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
3. Turgor kulit, lidah kering
4. Adanya aseton dalam urine
(http://zerich150105.wordpress.com/)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
2. Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.

3. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.


(http://zerich150105.wordpress.com/)

C. Rencana Keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan muntah
berlebihan.
Intervensi
1. Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
Rasional : Memelihara keseimbangan cairan elektfolit dan mencegah muntah selanjutnya.
2. Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya Phenergan 10-
20mg/i.v.
Rasional : Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit

3. Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.


Rasional : Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit

4. Catat intake dan output.


Rasional : Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.

5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering


Rasional : Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh

6. Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak


Rasional : dapat menstimulus mual dan muntah

7. anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat sebelum
bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
Rasional : Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah
yang berlebih

8. Catal intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
Rasional : Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.

9. Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.


Rasional : Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.

10. Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
Rasional : Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut
11. Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
Rasional : Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa
oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 mg/dl atau kadar Ht rendah dipertimbangkan anemi
pada trimester I.

12. Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa..


Rasional : Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial
resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan
Hipertensi karena kehamilan.

13. Ukur pembesaran uterus


Rasional : Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat
penurunan komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan
janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjUT

2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan


Intervensi
1. Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
Rasional :
Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon Korionik
gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastrik
memperberat mual/muntah pada trimester
1. Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum, gastritis.
Rasional :

Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah khusus dalam
mengidentifikasi intervensi.
1. Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis urine.
Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
Rasional : Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
2. Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin dengan
jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun dari tidur.
Rasional : Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman
lambung.

3) Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan


Intervensi :
1. Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
Rasional : Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
2. Kaji tingkat fungsi psikologis klien
Rasional : Untuk menjaga intergritas psikologis

3. Berikan support psikologis


Rasional : Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya

4. Berikan penguatan positif


Rasional : Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
5. Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional : Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan


Intervensi :
1. Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
Rasional : Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus
untuk meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus
2. Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.

Rasional : Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko.
1. Bantu klien beraktifitas secara bertahap
Rasional : Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam
memenuhi kebutuhannya.
2. Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi
Rasional : Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.
(http://zerich150105.wordpress.com/)

D. Evaluasi
1. Mual dan mutah tidak ada lagi.
2. Keluhan subyektif tidak ada.

3. Tanda-tanda vital baik.

meti-de0renTz
Selasa, 30 November 2010
Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang
Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah bagian integral pembangunan nasional yang bertujuan untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat merupakan tujuan dari
keperawatan khususnya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih menekankan kepada
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan
keperawatan suatu pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Effendy, 1998).
Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar
manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan dasar
tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan
professional. Untuk tercapainya tujuan suatu asuhan keperawatan professional diperlukan
suatu pendekatan disebut proses keperawatan dan dokumentasi keperawatan sebagai data
tertulis yang menjelaskan tentang penyampaian informasi penerapan suatu standar
praktek dan pelaksanaan proses keperawatan (Nursalam, 2001).

Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan


asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang berfokus
pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon terhadap penyakit, proses
keperawatan dipergunakan untuk membantu perawat melakukan praktek keperawatan
secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan
metode ini perawat dapat mendemonstrasi tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas
praktek keperawatan dapat meningkat (Nursalam, 2001).

Praktek keperawatan yang profesional terus berubah dan beradaptasi terhadap prioritas
kesehatan masyarakat yang berubah, konsumen asuhan keperawatan maternitas.

Wanita yang telah menekankan bahwa bagian dari kepuasan mereka pada asuhan di awal
kehamilan adalah berkaitan dengan persepsi mereka bahwa profesional tenaga kesehatan
mempercayai rasa sakit yang mereka derita, bukan mengabaikan ataupun menganggap
mereka bertingkah berlebihan seperti halnya nyeri, mual merupakan gejala yang
dikatakan oleh pasien (subjektif) dan jika gejala tersebut menyebabkan stres pada wanita,
ia berhak diberi cara yang paling memungkinkan untuk mengatasi masalah tersebut.
Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan
terbukti berkontribusi dalam meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologi, dan
keterlambatan yang tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama
jika kondisi menjadi patologi (Tiran, 2008).

Mual dan muntah umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang-
kadang oleh emesis, sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu keadaan ini lazim
disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih fisiologik bila
melampaui sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis
gravidarum (Yeyeh, dkk, 2009).
Keadaan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis jauh lebih jarang terjadi
dibandingkan mual dan muntah secara logis. Kelly (1996 : 306) memperkirakan bahwa
hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi dalam 1 : 5 kehamilan, dan Walters
(1999) menyatakan bahwa insidennya adalah antara tiga dan sepuluh per seribu
kehamilan. Kuscu dan Koyunchu (2002) meyakini bahwa kisarannya adalah antara satu
dan dua puluh per seribu kehamilan. Dalam studi power et al (2001) sekitar 2,4% wanita
yang mengalami mual muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum
(Tiran, 2008).

Prevalensi hiperemesis gravidarum di negara maju dalam study power et al (2001)


melaporkan bahwa sekitar 2,4% wanita yang mengalami mual dan muntah memerlukan
hospitalisasi untuj hiperemesis gravidarum. Sedangkan di Indonesia berdasarkan total
kasus program Jamkesda tahun 2008 kasus hiperemesis gravidarum sebesar 1,13 % kasus,
sedangkan di wilayah Puskesmas Cunda Muara Dua Lhok Seumawe (NAD) tahun 2008
prevalensi hiperemesis gravidarum berjumlah sebanyak 150 orang ( ______, 2009).

Menurut data yang penulis dapatkan di Medical Record Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan, jumlah ibu yang mengalami
hiperemesis gravidarum pada tahun 2009 terhitung sebanyak 22 orang. Pada tahun 2010
banyaknya pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum terhitung Januari sampai
Maret 2010 sebanyak 4 orang yang di Ruang Rawat Inap Kebidanan.

Perawatan hiperemesis gravidarum sangat penting karena mual muntah pada kehamilan
masih tetap mengancam baik pada ibu maupun pada janin. Oleh sebab itu penulis tertarik
untuk melaksanakan study kasus di ruang kebidanan. Study kasus ini penulis laksanakan
selama 3 (tiga) hari dengan menetapkan dan melaksanakan proses-proses keperawatan
secara objektif dan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. W DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. YULIDDIN AWAY TAPAKTUAN.

B. Batasan Penulisan

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan kasus di Ruang Rawat Inap
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Penulis
memberikan asuhan keperawatan mulai 06 Juli 2010 sampai 08 Juli 2010 pada Ny. W,
umur 33 tahun, alamat Panjupian, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT).
Adapun diagnosa yang timbul pada pasien hiperemesis gravidarum menurut Doengoes
(2001) adalah :

1. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal.

3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih.

4. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi.

5. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.

6. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan


kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/ psikologi yang normal.

Pada saat penulis melaksanakan praktek klinik keperawatan penulis mendapatkan 3 (tiga)
masalah/diagnosa keperawatan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum, yaitu :

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.


2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit

3. Resiko tinggi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Agar mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata serta menambah pengetahuan


dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan
hiperemesis gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Badan Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum


di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin
Away Tapaktuan.
b. Menganalisa data pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat
Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

c. Merumuskan diagnosa pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang


Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.Yuliddin Away
Tapaktuan.

d. Menyusun rencana keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis Gravidarum di


Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Yuliddin Away
Tapaktuan.

e. Melaksanakan tindakan-tindakan keperawatan pada Ny.W dengan Hiperemesis


Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
Yuliddin Away Tapaktuan.

f. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada Ny.W dengan


Hiperemesis Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan.

g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny.W dengan Hiperemesis


Gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.
Yuliddin Away Tapaktuan.

D. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode
deskriptif, yaitu rancangan yang bertujuan menerangkan masalah keperawatan yang
terjadi pada suatu penyakit yang berdasarkan distributif tempat, waktu, jenis kelamin dan
lain-lain.

Metode penyusunan ini penulis lakukan melalui :

1. Study kepustakaan

Dilakukan sebagai bahan referensi untuk memperjelaskan gambaran teoritis


hiperemesis gravidarum dengan cara penerapan asuhan keperawatan.

2. Study kasus
Penelitian langsung terhadap kasus untuk mengetahui suatu masalah secara nyata
yang penulis laksanakan di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan selama 3 (tiga) hari dari tanggal 06 Juli
sampai 08 Juli 2010 dengan tekhnik pendekatan berupa :

a. Wawancara

Komunikasi secara langsung dengan pasien sehubungan dengan masalah yang


timbul pada hiperemesis gravidarum.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar

1. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil. Muntah
yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang umum dialami
wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan berlangsung selama
trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).

Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus


menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan
sehari-hari (Nugroho, 2010).

Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan merupakan


salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stres yang
dikaitkan dengan kehamilan (Tiran, 2008).

Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu (Wiknjosastro, 2007).

2. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Juga
tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak,
jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain
akibat inasisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis sebagai berikut :

a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola hidatidosa


dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena
pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b. Faktor organik

Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini
merupakan faktor organik.

c. Faktor alergi

Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.

d. Faktor psikologik

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

3. Patofisiologi

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada trimester I
bila perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena oksidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam
hidroksida dan aseton darah.

Mual menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.


Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen kejaringan berkurang pula.

Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan


pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss) dengan akibat
perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2000).

4. Manifestasi Klinis

Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang masih
fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila keadaan
umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya
gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:

a. Tingkatan I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa
lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada
epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

b. Tingkatan II

Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah mengering
dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata
sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa
pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.

c. Tingkatan III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen
sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi menurun.
Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai ensefalopati
wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental. Keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks,
timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

5. Komplikasi

Menurut Mansjoer (2000) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah ensefalopati


wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental serta payah hati
dengan gejala timbulnya ikterus.

6. Pencegahan

Menurut Mansjoer (2000) prinsip pencegahan hiperemesis gravidarum adalah


mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis :

a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.

b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti biskuit, roti
kering dan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan
berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat
dingin.

c. Defekasi tidur.

7. Penatalaksanaan

Menurut Wikjosastro (2007) penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :

a. Obat-obatan

Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi maka
diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga
dianjurkan seperti dramamin, avomin pada keadaan lebih berat diberikan
antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride atau khlorpromasin.

b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk
kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan
isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

c. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan


rasa sakit oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

d. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B complek dan vitamin C.
Bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

e. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit
diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dilain
pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Pada pengkajian, data yang perlu dikaji adalah identifikasi pasien, meliputi : nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, penanggung jawab, riwayat
obstetri, dan riwayat kehamilan.

Yang perlu dikaji pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut Doengoes
(2001), yaitu :

a. Sirkulasi

Hipertensi

perdarahan

b. Integritas ego

Dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat.

c. Makanan/cairan

Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi (penambahan
yang lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin). Diabetes dependen-insulin
pada ibu :

Adanya gangguan pola makan (misal : anoreksia nervosa, bulimia, atau obesitas).

d. Keamanan

Infeksi (misal : penyakit kelamin (PHS), penyakit inflamasi pelvis). Adanya


gangguan kejang, derajat/metode kontrol. Pemajanan bermakna pada radiasi,
kimia toksik, atau infeksi teratogen (misal : rubela, toksoplasmosis, sitomegalo
virus, human immunodeficiency virus/AIDS dan PHS lain. infeksi pascanatal
(misal : meningitis, ensefalitis), kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal).
Presentasi bokong (khususnya pada anensefali).

e. Seksualitas

Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester pertama,
kematian janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom. Trauma kelahiran atau
penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasi. Penggunaan
stimulan ovulasi seperti klomifen atau menotropins (pergonal).
f. Interaksi sosial

Pernikahan antar-keluarga (konsanguinitas). Rasa bersalah/menyalahkan diri


sendiri dan/atau pasangan yang membawa gen detektif.

g. Penyuluhan/pembelajaran

Riwayat/keturunan keluarga yang positif diketahui ada penyimpangan genetik


atau penyimpangan keturunan (misal : sel sabit, fibrosis kistik, hemofilia,
phenilketonuria, cacat kraniospinal, malformasi ginjal, talasemia, korea
huntington), penyimpangan pada keluarga (kanker, penyakit jantung, diabetes,
alergi), abnormalitas kongenital (sindrom down, retardasi mental, kerusakan tubu
neural) atau penyimpangan metabolik bawaan dari lahir (misal : penyakit urin
sirup maple, penyakit tay-sachs). Latar belakang etnik pada resiko penyimpangan
khusus (misal: black african, mediteranian, ashkenazin jewish). Penggunaan obat
(alkohol, obat bebas, diresepkan atau obat jalanan, obat anti konvulsan).

2. Analisa Data

Analisa data adalah pemeriksaan dan mengkategorikan informasi untuk mendapatkan


sebuah kesimpulan tentang kebutuhan pasien (Doengoes, 1999).

Ada 2 tipe data, yaitu :

a. Data subjektif, adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian.

b. Data objektif, adalah data yang didapat di observasi dan diukur.

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau


masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual
atau potensial (Hidayat, 2001).

Adapun prioritas diagnosa keperawatan menurut Doengoes (2001), adalah :

a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan


yang berlebih

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi

e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu

f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan


dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/ psikologi normal.

4. Rencana/Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan


yang meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan
tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).

Rencana tindakan yang diperlukan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum


menurut Doengoes (2001) adalah :

a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah :

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein dan
besi.

No Intervensi Rasional

1. Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejahteraan janin/ibu tergantung


asupan nutrisi dulu/sekarang dengan pada nutrisi ibu selama kehamilan
2. menggunakan batasan 24 jam. sebagaimana selama 2 tahun sebelum
kehamilan.
3. Dapatkan riwayat kesehatan, catat usia
(khususnya kurang dari 17 tahun, lebih Remaja dapat cenderung
4. dari 35 tahun. malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung obesitas/diabetes
5. Pastikan tingkat pengetahuan tentang gestasional.
kebutuhan diet.
6. Menentukan kebutuhan belajar
Berikan informasi tertulis/verbal yang khusus pada periode pranatal, laju
7. tepat tentang diet pranatal dan
basal metabolik meningkat 20%-
8. suplemen vitamin/zat besi setiap hari. 25%.

Timbang berat badan klien, pastikan Materi referensi yang dapat dipelajari
berat badan pregravid biasanya. dirumah, meningkatkan
kemungkinan klien memilih diet
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya seimbang.
mual/muntah kesampingkan muntah
pernisiosa (hiperemesis gravidarum). Ketidakadekuatan penambahan berat
badan pranatal dan/atau dibawah
Pantau kadar hemoglobin (Hb) berat badan normal masa kehamilan,
meningkatkan resiko retardasi
Buat rujukan yang perlu sesuai pertumbuhan intra uterin.
indikasi (misal : pada ahli diet,
pelayanan sosial). Mual/muntah trimester I dapat
berdampak negatif pada status nutrisi
pranatal, khususnya pada periode
kritis perkembangan janin.

Mengidentifikasi adanya anemia dan


potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu.

Mungkin diperlukan bantuan


tambahan terhadap pilihan nutrisi.

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal

Tujuan : ketidaknyamanan teratasi

Kriteria hasil : mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberikan


kenyamanan.

No Intervensi Rasional

1. Catat adanya/derajat rasa tidak nyaman Memberikan informasi untuk


minor. memilih informasi, petunjuk
2. terhadap respon klien pada
Evaluasi derajat ketidaknyamanan ketidaknyamanan dan nyeri.
3. selama pemeriksaan internal.
Ketidaknyamanan selama
4. Anjurkan penggunaan bra penyokong pemeriksaan internal dapat terjadi
tinjau perawatan puting khususnya pada klien asing yang
5. telah mengalami infibulasi.
Kaji adanya hemoroid. Perhatikan
6. keluhan-keluhan gatal, bengkak, Memberikan sokongan yang sesuai
perdarahan. untuk jaringan payudara yang
7.
membesar, menguatkan jaringan
Instruksikan penggunaan kompres es, areolar.
panas. Penurunan mortilitas gastrointestinal,
perubahan usus serta tekanan pada
Mual/muntah : anjurkan meningkatkan sistem pembuluh darah oleh
asupan karbohidrat saat bangun tidur. pembesaran uterus memberi
kecendrungan terjadinya hemoroid.
Tambahkan suplemen kalsium setiap
hari bila asupan produk susu dikurangi Menurunkan ketidaknyamanan dan
bengkak, meningkatkan mortilitas
G1.

Menurunkan kemungkinan gangguan


gastrik yang dapat disebabkan oleh
efek asam hidroklorid pada lambung
yang kosong.

Membantu dalam memperbaiki


keseimbangan kalsium/fostor dan
menurunkan kram otot.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan


yang berlebih.

Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Kriteria hasil : mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan


frekuensi dan keparahan mual/muntah.

No Intervensi Rasional

1. Tentukan frekuensi/beratnya mual/ Memberikan data berkenaan dengan


muntah semua kondisi. Peningkatan kadar
2. hormon gonadotropin korionik
Tinjau ulang riwayat kemungkinan (HcG), perubahan metabolisme
3. masalah medis lain. karbohidrat dan penurunan mortilitas
gastrik memperberat mual muntah
4. Anjurkan klien mempertahankan pada trimester I.
masukan/haluaran tes urine, dan
5. penurunan berat badan setiap hari. Membantu dalam
mengenyampingkan penyebab lain
Kaji suhu dan turgor kulit, membran untuk mengatasi masalah khusus
mukosa, TD, suhu, masukan/ haluaran. dalam mengidentifikasi intervensi.

Anjurkan peningkatan masukan Membantu dalam menentukan


minuman berkarbonat, makan enam adanya muntah yang tidak dapat
kali sehari dengan jumlah yang sedikit. dikontrol

Indikator dalam membantu untuk


mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi.

Membantu dalam meminimalkan


mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi

Tujuan : kebutuhan energi terpenuhi, letih berkurang

Kriteria hasil : melaporkan adanya peningkatan energi.

No Intervensi Rasional

1. Tentukan siklus tidur bangun yang Membantu menyusun prioritas


normal dan komitmen terhadap yang realistik dan waktu untuk
2. pekerjaan, keluarga, komunitas dan menguji komitmen.
diri sendiri.
3. Istirahat untuk memenuhi
Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam kebutuhan metabolik berkenaan
setiap hari, 8 jam tidur malam. dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat
besi dalam tubuh, anjurkan Kadar Hb rendah mengakibatkan
mengkonsumsi suplemen zat besi kelelahan lebih besar karena
setiap hari sesuai indikasi. penurunan jumlah pembawa
oksigen.

e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.

Tujuan : nutrisi ibu dan janin terpenuhi

Kriteria hasil : memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan sendiri dan janin.

No Intervensi Rasional

1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan Kesejahteraan janin secara langsung


ibu. berhubungan dengan kesejahteraan
2. ibu, khususnya selama trimester I.
Diskusikan tingkat aktivitas normal Saat perkembangan sistem organ
3. dan latihan, anjurkan latihan paling rentan terhadap cedera dari
secukupnya bukan latihan berat. faktor lingkungan/keturunan.
4.
Tinjau ulang kebiasaan dua budaya Aliran darah ke uterus dapat
5. diet klien. menurun sampai 70% karena latihan
keras.
6. Kaji terhadap kemungkinan resiko
7. tinggi berkenaan dengan kelainan Malnutrisi pada ibu dihubungkan
genetik. dengan IUGR pada janin dan bayi
8. berat badan lahir rendah.
Berikan informasi tentang hal yang
dapat mengakibatkan terjadinya Klien yang beresiko terhadap
perkembangan abnormal seperti sinar- kelainan genetik tertentu dapat
x, alkohol, nikotin, virus hidup yang membutuhkan tes untuk menentukan
dilemahkan, kelompok virus apakah janin terpengaruh.
STORCH.
Membantu klien membuat
Diskusikan bentuk transmisi infeksi keputusan/pilihan tentang perilaku/
tertentu. lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan.
Anjurkan penghentian penggunaan
tembakau. Di Amerika Serikat, toxoplasma
gondii paling sering di transmisikan
Kaji perkembangan uterus melalui pada feses kucing, budaya lain
pemeriksaan internal. melalui makanan mentah atau daging
tidak dimasak dengan tepat.

Merokok mempengaruhi sirkulasi


plasenta. Scor apgar rendah pada
kelahiran.

Memberikan informasi tentang


gestasi janin, mengidentifikasi
kehamilan multipel.

f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan berhubungan dengan


kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/psikologi yang normal.

Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi, kebutuhan-


kebutuhan individu

Kriteria hasil : menjelaskan perubahan fisiologi/psikologi normal berkaitan


dengan kehamilan trimester pertama.

No Intervensi Rasional

1. Buat hubungan perawat-klien yang Peran penyuluh/konselor dapat


mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan antisipasi
2. dan meninngkatkan tanggung
Evaluasi pengetahuan dan keyakinan jawab individu terhadap kesehatan.
3. budaya saat ini berkenaan dengan
perubahan fisiologi/psikologi yang Memberi informasi untuk
4. normal pada kehamilan. membantu mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan membuat
Identifikasi siapa yang membuat
5. dukungan/instruksi dalam rencana perawatan.
kebudayaan klien.
6. Membantu menjamin
Berikan hubungan antisipasi, kualitas/kontinuitas asuhan karena
7. meliputi diskusi tentang nutrisi, orang pendukung mungkin lebih
latihan, tindakan yang nyaman, berhasil daripada dokter/perawat/
istirahat, pekerjaan, perawatan bidan dalam memberikan
payudara, aktivitas seksual, dan informasi.
kebiasaan/gaya hidup sehat.
Informasi mendorong penerimaan
Jawab pertanyaan tentang perawatan tanggung jawab dan meningkatkan
dan pemberian makan bayi. keinginan untuk melakukan
perawatan diri.
Identifikasi tanda bahaya kehamilan,
seperti perdarahan, kram, nyeri Memberikan informasi yang dapat
abdomen akut, sakit kepala dan bermanfaat untuk membuat pilihan.
tekanan pelvis.
Membantu klien membedakan
Identifikasikan hal yang yang normal dan abnormal
membahayakan pada janin. sehingga membantunya dalam
mencari perawatan kesehatan pada
waktu yang tepat.

Janin paling rentan dalam trimester


I selama periode kritis
perkembangan organ.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik (iyer et al, 1996 dalam buku Nursalam, 2001).

Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan disusun dan ditujukan pada masing-
masing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dan
pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah diterapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).

Menurut Nursalam (2001), tindakan keperawatan meliputi tindakan independen,


dependen dan interdependen.

a. Independen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
b. Dependen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat atas petunjuk dan perintah
dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

c. Interdependen yaitu tindakan keperawatan yang memerlukan suatu kerjasama


dengan tenaga kesehatan lainnya.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat, 2001).

Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan,


pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah
dikumpulkan telah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi telah sesuai
diagnosa yang perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapan.

Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut
dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).

I. Persepsi Dan Harapan Klien Sehubungan Dengan Kehamilan

1. Mengapa ibu datang kerumah sakit ?

- Pasien mengatakan dia datang kerumah sakit karena mengalami mual muntah.

2. Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ?

- Pasien mengatakan tidak bisa beristirahat dan tidak ada nafsu makan karena
kehamilannya mengakibatkan mual muntah sehingga pasien merasa lemas dan
mengantuk.

3. Harapan apa yang ibu inginkan selama masa kehamilan ?

- Pasien berharap agar cepat sembuh, kehamilannya baik-baik saja dan dapat
melahirkan dengan normal.

4. Ibu tinggal dengan siapa ?


- Pasien mengatakan tinggal dengan suaminya dan 2 orang anaknya.

5. Siapa yang terpenting bagi ibu ?

- Pasien mengatakan orang yang terpenting baginya adalah suami dan kedua
anaknya.

6. Dengan masuknya ibu kerumah sakit, dampak apa yang terjadi dalam keluarga ?

- Pasien mengatakan dampak yang terjadi dalam keluarganya adalah merasa cemas
akan terjadi sesuatu pada dirinya dan pada kandungannya.

7. Apakah orang terdekat ibu mau menemani untuk datang kerumah sakit ?

- Pasien mengatakan suami dan anaknya selalu menemaninya dirumah sakit.

8. Rencana melahirkan dimana ?

- Pasien mengatakan berencana melahirkan di rumah.

9. Apakah ibu merencanakan untuk menyusui bayinya ?

- Pasien mengatakan akan menyusui bayinya jika bayinya sudah lahir.

10. Apakah ibu sudah di imunisasi ?

- Pasien mengatakan sudah diimunisasi.

Kapan ? + 3 minggu yang lalu.

Apa jenisnya ? TT (Tetanus).

II. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat kesehatan keluarga ?

- Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarganya.

2. Penyakit terdahulu yang mempengaruhi kehamilan ?

- Pasien mengatakan penyakit terdahulu yang mempengaruhi kehamilannya adalah


mual muntah tetapi tidak sampai dirawat dirumah sakit.
3. Penyakit yang sedang dialami klien ?

- Pasien mengalami mual muntah dalam kehamilan, kepala pusing, lemas dan tidak
bisa melakukan aktivitas.

4. Riwayat haid

- Pasien mengatakan haidnya lancar.

HPHT Tanggal : 03 Maret 2010

Lamanya : 7 hari

Banyaknya : 2x ganti duk dalam sehari

Masalah : Tidak ada masalah

5. Riwayat kontrasepsi

Tipe : KB suntik

Tujuan : untuk mencegah kehamilan

Kapan menggunakannya : 3 bulan sekali

Kapan berhenti : + 2 tahun yang lalu

Alasan berhenti : ingin mempunyai anak

Masalah : tidak ada masalah

Rencana KB yang akan- : Pasien mengatakan rencana KB yang akan

digunakan digunakannya adalah KB suntik.

6. Riwayat kehamilan terdahulu

Gangguan Proses Lama Tempat Masalah Masalah


No
kehamilan persalinan persalinan bersalin persalinan bayi

1. Mual muntah SC + 1 jam Ruang Tidak ada Tidak ada


operasi
2. Tidak ada Normal + 30 menit Tidak ada Tidak ada
Dirumah

7. Riwayat pengobatan

a. Obat-obatan yang digunakan

No Nama obat Dosis Fungsi

1. IVFD RL : Glukosa 5% 30 tts/i Keseimbangan cairan dan


elektrolit
2. Injeksi tomit 1 amp/8 jam
Mengurangi mual muntah
3. Ranitidin 1 amp/8 jam
Menetralkan asam lambung

b. Tujuan pengobatan

- Untuk menghilangkan rasa sakit serta mual muntah.

c. Cara pemberian

- Dengan cara injeksi bolus

8. Masalah yang dirasakan klien/keluhan

() nausea () vomitus

( ) gangguan kencing () sakit hulu hati

( ) perdarahan + 250 cc ( ) kram pada kaki

() pusing ( ) nyeri pada perut

() lelah ( ) konstipasi

( ) sakit pinggang

9. Pemeriksaan laboratorium

No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal

1. Hemoglobin 09,0 g/dl = 12,0-16,0

2. Leukosit 8,900 /mm3 = 11,0-13,0


3. Eritrosit 3.750.000 /mm3 5.000-10.000

4. Hematokrit 31,5 % -

5. Trombosit 240.000 /mm3 = 40-48

= 38-49

150.000-400.000

III. Kebutuhan Dasar Khusus

1. Kenyamanan, istirahat tidur

a. Ketidaknyamanan

- Pasien mengatakan selama kehamilan merasa tidak nyaman karena mengalami


mual muntah.

b. Istirahat tidur

- Pasien mengatakan sering terbangun dimalam hari dan tidak bisa tidur siang
karena sering mengalami mual muntah.

c. Hygiene prenatal

- Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan memakai sabun dan menyikat gigi
pada saat mandi.

2. Cairan

- Pasien mengatakan jumlah cairan yang diminum kadang-kadang keluar lagi karena
mual muntah yang dialami.

3. Nutrisi

- Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan semua makanan yang dimakan keluar
kembali karena muntah.

IV. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Lemah

1. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg

RR : 20 x/i

Puls : 80 x/i

Temp : 370 c

2. Berat badan : 60 kg

Tinggi badan : 158 cm

3. Kulit

Warna : kuning langsat

Turgor : baik

Perlukaan : tidak ada perlukaan

4. Kepala

Rambut : hitam, penyebaran rata

Kulit kepala : bersih

5. Wajah

a. Mata

Konjungtiva : anemis

Sklera : tidak ada ikterik

Sekret : tidak ada

Lain-lain : mata tidak cekung

b. Hidung

Keadaan : bersih, simetris kiri kanan

Pengeluaran : tidak ada secret


c. Mulut

Keadaan : lembab

Bibir : simetris atas dan bawah

Rongga mulut : bersih

Gigi : lengkap dan bersih

d. Telinga

Keadaan : bersih, simetris kiri dan kanan

Pengeluaran : tidak ada

6. Leher

Pembesaran getah bening : tidak ada

Pembesaran kelenjar gondok : tidak ada

7. Abdomen

a. Pembesaran : terdapat pembesaran

b. Bentuk perut : membesar

c. Perlukaan : tidak ada

d. Jaringan parut : tidak terdapat jaringan parut

8. Ekstremitas

Ukuran kaki : simetris kiri dan kanan

Warna kuku : pink

Oedema : tidak ada

Varises di kaki : tidak ada

Refleks tungkai bawah : baik


A. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Faktor hormonal Ansietas

- Pasien mengatakan takut


kehilangan bayinya Faktor fisiologi
DO : Masalah psikologi karena
penyakit pasien
- Pasien tampak cemas

- Pasien tampak gelisah

- Pasien menangis jika mual muntah

Distress emosional

Perasaan
bersalah,
ketidak-
nyamanan dan perasaan takut

Takut
kehilangan
bayinya, cemas,
menangis, kurang istirahat

Ansietas

2. DS : Faktor hormonal Gangguan pola


istirahat tidur
- Pasien mengatakan tidak bisa Faktor fisiologi
istirahat dan tidur

DO : Masalah
psikologi karena
- Pasien tampak mengantuk penyakit pasien
- Pasien hanya tidur 5 jam dalam
sehari
Distres
- Pasien tampak sulit berkonsentrasi
emosional
Gangguan istirahat tidur karena
mual muntah yang berlebih

3. DS : Faktor hormonal Resiko tinggi


perubahan nutrisi
- Pasien mengatakan mengalami Faktor fisiologi kurang dari
mual muntah. kebutuhan tubuh

- Pasien mengatakan tidak nafsu Peningkatan


makan. kadar HCG
DO :

- Keadaan umum lemah Korpus luteum


terus mem-
- Pasien tampak pucat produksi
estrogen-progesteron
- Pasien tampak muntah jika makan

- Pasien hanya menghabiskan Terjadi


porsi makanan yang disediakan perubahan pada
saluran
- Konjungtiva anemis gastrointestinal
- Hb : 09,0 gr/dl

- BB : 60 kg Mual muntah,
pucat, anoreksia,
- TB : 158 cm konjungtiva
anemis

Resiko tinggi
perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh

B. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien


mengatakan takut kehilangan bayinya, pasien tampak cemas, pasien tampak gelisah, pasien
menangis jika mual muntah, pasien tampak kurang istirahat.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan pasien
mengatakan tidak bisa tidur, pasien tampak mengantuk, Hb : 09,0, pasien hanya tidur 5 jam
dalam sehari.
3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual/muntah ditandai dengan pasien mengatakan mengalami mual muntah, pasien tampak
pucat, pasien tampak muntah jika makan, hanya menghabiskan porsi makanan yang
disediakan, konjungtiva anemis, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis.

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Rencana Asuhan Keperawatan


No Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan
Tujuan/Kriteria hasil Intervensi

1. 06/07/2010 Ansietas berhubungan dengan Tujuan : Cemas pasien 1. Awasi respon fisiologi 1. D
perubahan status kesehatan dapat teratasi d
ditandai dengan 2. Catat petunjuk perilaku d
Kriteria Hasil : pasien dalam fi
DS : mengekpresikan cemas
- Pasien mengatakan 2. In
Pasien mengatakan takut bayinya akan baik- 3. Berikan lingkungan d
kehilangan bayinya baik saja tenang untuk istirahat in

DO : - Pasien tampak rileks 4. Berikan informasi yang 3. M


akurat dan jawab dengan m
- Pasien tampak cemas dan - Mual muntah hilang jujur k
pusing dan pasien tidak
menangis lagi 5. Dorong orang terdekat 4. M
- Pasien tampak gelisah tinggal dengan pasien m
- Pasien istirahat dengan d
- Pasien menangis jika mual tenang 6. Jelaskan prosedur dan
muntah arti gejala-gejala 5. M
hiperemesis gravidarum m
- Pasien tampak kurang istirahat m

6. Pe
m
m
te

2. 06/07/2010 Gangguan pola istirahat tidur b/d Tujuan : Pola istirahat 1. Tentukan siklus tidur 1. M
proses penyakit d/d tidur bangun yang normal ya
terpenuhi
DS : 2. Anjurkan tidur siang 1-2 2. Is
Kriteria Hasil : jam setiap hari dan 8 ke
- Pasien mengatakan tidak bisa jam setiap tidur de
istirahat tidur - Istirahat tidur ja
terpenuhi 3. Pantau kadar Hb
DO : 3. K
4. Rencanakan periode
- Pasien tampak mengantuk - Hb normal istirahat adekuat ke

- Hb : 09,0 mg/dl - Pasien tidur dengan 5. Pantau tanda vital setelah 4. M


cukup melakukan aktivitas da
- Pasien hanya tidur 5 jam dalam pe
sehari
5. K
se
ji

3. 06/07/2010 Resiko tinggi perubahan nutrisi Tujuan : Kebutuhan 1. Timbang berat badan 1. K
kurang dari kebutuhan tubuh nutrisi pasien pasien dan pantau TTV b
berhubungan dengan mual terpenuhi k
muntah ditandai dengan 2. Berikan makanan sedikit r
Kriteria Hasil : tapi sering dan makanan i
DS : kecil tambahan yang
- Mual muntah tepat 2. M
- Pasien mengatakan mengalami berkurang/hilang p
mual muntah 3. Pantau kadar Hb
- Pasien tampak segar 3. M
DO : 4. Pertahankan masukan d
- Pasien menghabiskan cairan k
- Pasien tampak pucat semua makanan yang
disediakan 5. Konsultasi dengan ahli 4. M
- Pasien tampak muntah jika gizi dalam pemberian p
makan diet
5. Be
- Hanya menghabiskan porsi 6. Berikan terapy mual y
makanan yang disediakan muntah sesuai indikasi
6. A
- Konjungtiva anemis

- Hb : 09,0 gr/dl

D. Catatan Perkembangan

Nama Pasien : Ny. W

Umur : 33 Tahun

Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum

Hari/ No
Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
Dx

Selasa, 08.15 1 1. Mengawasi respon fisiologi Tanggal 06-07-2010

06 Juli - Pasien kelihatan cemas Pukul 13.00 wib


2010 pasien gelisah dan takut
akan terjadi sesuatu pada S : Pasien mengatakan takut
bayinya kehilangan bayinya

2. Mencatat petunjuk perilaku O : - Pasien tampak cemas


pasien dalam mengekpresikan
cemas - Pasien tampak gelisah

- Pasien mengekpresikan - Pasien tampak kurang


cemas dengan cara
menangis istirahat

3. Menjelaskan penyebab dan A : Masalah ansietas belum


arti gejala-gejala dari teratasi
hiperemesis gravidarum
P : Intervensi dilanjutkan
- Misalnya menjelaskan
bahwa mual dan kadang- 1. Berikan lingkungan
kadang muntah dapat tenang untuk istirahat
terjadi pada kehamilan dan
2. Pantau respon fisiologi
akan hilang setelah
kehamilan berusia 4 bulan 3. Dorong orang terdekat
tinggal dengan pasien

4. Berikan informasi yang


akurat dan jawab
dengan jujur

Selasa, 10.15 2 1. Menentukan siklus tidur yang Tanggal 06-07-2010


normal
06 Juli 10.30 Pukul 14.00 wib
2010 - Pasien diberitahukan yang
09.30 baik untuk tidur yaitu : 8 S : Pasien mengatakan tidak
jam pada malam hari dan bisa istirahat tidur
13.00 1-2 jam pada siang hari
O : - Pasien tampak mengantuk
12.00 2. Menganjurkan tidur siang 1-2
jam setiap hari dan 8 jam - Hb : 09,0 g/dl
setiap tidur
- Pasien hanya tidur 5 jam
- Pasien tidak tidur siang dan dalam sehari
tidur malam hanya 5 jam
A : Masalah pola istirahat tidur
3. Memantau kadar Hb belum teratasi

- Hb : 09,0 g/dl P : Intervensi dilanjutkan

4. Merencanakan periode 1.Menganjurkan tidur siang


istirahat adekuat 1-2 jam setiap hari dan 8
jam setiap tidur malam
- Pasien dianjurkan untuk
istirahat selama dirumah
sakit. 2. Memantau tanda-tanda
vital
5. Memantau tanda-tanda vital

- TD : 100/70 mmHg

- RR : 20 x/i

- Puls : 80 x/i

- Temp : 370 c

Selasa, 08.00 3 1. Menimbang BB pasien Tanggal 06-07-2010

06 Juli 09.10 - BB : 60 kg Pukul 14.30 wib


2010
09.30 2. Mempertahankan masukan S : Pasien mengatakan
cairan mengalami mual muntah
09.35
- Memasang infus RL 30 O : - K/U : lemah
12.20 tts/menit + drip neorobion
- Pasien tampak muntah
13.00 3. Memantau kadar Hb jika makan

- Hb : 09,0 g/dl - Pasien hanya


menghabiskan porsi
4. Konsultasi dengan ahli gizi yang disediakan
dalam pemberian diet
- Hb : 09,0 g/dl
- Diet MII
- Conjungtiva anemis
5. Memberikan makanan sedikit
tapi sering A : Masalah resiko tinggi
nutrisi belum terjadi.
- Pasien makan diet MII dan
menghabiskan porsi yang P : Intervensi dilanjutkan
disediakan
1.Mempertahankan
6. Memberi injeksi bolus sesuai masukan cairan
indikasi
2. Memantau kadar Hb
- Tomit 1 amp/8 jam
3. Memberikan makanan
- Ranitidine 1 amp/ 8 jam sedikit tapi sering

4. Memberi teraphy

5. Menimbang BB

Rabu, 08.15 1 1. Memantau respon fisiologi Tanggal 07 Juli 2010

- Cemas pasien berkurang


07 08.25 dan yakin bayinya akan Pukul 13.00 wib
Juli2010 selamat
08.40 S : Pasien mengatakan setelah
2. Mendorong orang terdekat mendapat informasi yang
untuk tinggal dengan pasien akurat rasa takut dan
cemasnya berkurang
- Pasien ditemani oleh suami
dan anaknya O : - Pasien tampak tenang

3. Memberikan informasi yang - Pasien tampak rileks


akurat dan jawab dengan
jujur - Pasien istirahat dengan
tenang
- Misalnya menjelaskan kapan
terjadi mual muntah, yaitu A : Masalah ansietas teratasi
gejala mual muntah kurang
lebih terjadi 6 minggu P : Intervensi dihentikan
setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung
selama 10 minggu

- Memberi kesempatan
pada klien untuk
mendapatkan informasi

Rabu, 11.00 2 1. Menganjurkan pasien tidur Tanggal 07-07-2010


siang 1-2 jam setiap hari dan
07 Juli 8 jam setiap tidur malam. Pukul 14.00 wib
2010
- Pasien tidur siang 1 jam dan S : - Pasien mengatakan
tidur malam 6 jam istirahatnya sudah bisa
dan malam tidur dengan
2. Memantau tanda-tanda vital nyenyak

- TD : 110/78 mmHg O : - Pasien tampak segar

- RR : 20 tts/i - Hb : 11,0 g/dl

- Puls : 80 i - Pasien tidur malam 6 jam

- Temp : 370 c - TTV

TD : 110/80 mmHg

RR : 20 x/i

Puls : 80 x/i

Temp : 370c

A : Masalah pola istirahat tidur


teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

1.Menganjurkan pasien
tidur siang 1-2 jam
setiap hari dan 8 jam
pada malam hari

2. Memantau tanda-tanda
vital

Rabu, 08.00 3 1. Menimbang BB pasien Tanggal 07-07-2010

07 Juli 09.20 - BB : 60 kg Pukul 14.30 wib


2010
10.10 2. Memantau kadar Hb S : Pasien mengatakan mual
muntahnya sedikit
12.15 - HB : 11,0 g/dll berkurang

13.00 3. Mempertahankan masukan O : - K/U : lemah


cairan
- Pasien tampak pucat
- Mengganti IVFD Dex 5%
30 tts/menit + drip - Hb : 11,0 g/dl
neurobion
- Mual muntah berkurang
4. Memberikan makanan sedikit
tapi sering - Pasien menghabiskan
porsi makanan yang
- Diet MII pasien disediakan
menghabiskan porsi dari
makanan yang disediakan A : Masalah resiko tinggi
nutrisi belum terjadi.
5. Memberikan terapy injeksi
bolus P : Intervensi dilanjutkan

- Tomit 1 amp/8 jam 1. Memberikan diet pada


pasien
- Ranitidine 1 amp/8 jam
2.Mempertahankan
masukan cairan

3. Menimbang BB pasien

4. Memberikan terapy

Kamis, 10.00 1 1. Menganjurkan pasien tidur Tanggal 08-07-2010


siang 1-2 jam setiap hari dan
08 Juli 12.00 8 jam pada malam hari Pukul 13.00 wib
2010
S : - Pasien mengatakan
13.15 - Pasien tidur siang 1-2 jam tidurnya nyenyak
dan tidur malam 8 jam
13.30 - Pasien mengatakan
2. Memantau tanda-tanda vital istirahat tidurnya
terpenuhi
- TD : 100/80 mmHg
O : - Istirahat tidur pasien
- RR : 20 x/i terpenuhi

- Puls : 84 x/i - Hb : 11,0 g/dl

- Temp : 36,80 c - Pasien tampak segar

3. Mengajukan pertanyaan dan A : Masalah pola istirahat tidur


menjawab pertanyaan dengan teratasi
jujur
P : Intervensi dihentikan
4. Memberikan lingkungan
tenang untuk istirahat - Pasien ACC pulang

Kamis, 08.00 1 1. Menimbang BB pasien Tanggal 08-07-2010

08 Juli 08.50 - BB : 60 kg Pukul 14.00 wib


2010
12.15 2. Mempertahankan masukan S : Pasien mengatakan mual
cairan muntahnya tidak ada lagi
13.00
- Mengganti infus RL 20 tts/i O : - Pasien tampak segar
13.15 + drip neurobion
- Pasien menghabiskan
3. Memberikan diet pada semua makanan yang
disediakan
- Diet MB, pasien
menghabiskan - Hb : 11,0 g/dl
semuamakanannya
A : Masalah nutrisi tidak
4. Memberikan terapy injeksi terjadi
bolus
P : Intervensi dihentikan
- Tomit 1 amp/8 jam
- Pasien ACC pulang
- Ranitidine 1 amp/8 jam

5. Mengaff infus

BAB IV

PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas lebih rinci tentang pembahasan pada bab II dan bab III
mengenai kesenjangan pada persamaan Asuhan Keperawatan yang penulis laksanakan pada
Ny. W dengan hiperemesis gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan. Mulai tanggal 06 Juli 2010 sampai 08 Juli
2010 penulis sesuaikan dengan tahap-tahap proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).

Adapun pengkajian kasus pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data
pada pengkajian sirkulasi : didapatkan data TD : 100/70 mmHg, pada integritas ego :
didapatkan data kecemasan dan ketakutan, pada makanan/ cairan : didapatkan data
adanya gangguan pada makan dan mual muntah pada keamanan : didapatkan data adanya
kekurangan nutrisi pascanatal dan temp 370c., pada seksulitas : tidak terdapat adanya
gangguan, pada interaksi sosial : didapatkan data adanya rasa bersalah. Pada
penyuluhan/pembelajaran : didapatkan data ketidaktahuan tentang penyakit.

Sedangkan pada landasan teoritis pada pasien hiperemesis gravidarum, data pada sirkulasi
: didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, pada integritas ego : dapat
mengekpresikan perasaan tidak adekuat, pada makanan/cairan : didapatkan penambahan
berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi dan adanya gangguan pola makan,
pada keamanan : adanya infeksi, adanya gangguan kejang dan kekurangan
stimulasi/nutrisi pascanatal, pada seksualitas : didapatkan adanya aborsi, kematian janin
dan abnormalitas kromosom, pada interaksi sosial : adanya pernikahan antar keluarga dan
rasa bersalah, pada penyuluhan/pembelajaran : didapatkan data adanya penyimpangan
genetik, latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus dan penggunaan obat
(Doengoes, 2001).

Dari uraian pengkajian didapatkan persamaan data pada pengkajian intehritas ego : dapat
mengekpresikan perasaan kecemasan dan ketakutan, pada makanan : didapatkan adanya
kekurangan nutrisi pascanatal, temp 370c, pada interaksi sosial : didapatkan data adanya
rasa bersalah sedangkan kesenjangan yang penulis dapatkan pada sirkulasi : dimana di
tinjauan teoritis didapatkan adanya hipertensi dan perdarahan, sedangkan pada pengkajian
sirkulasi TD : 100/70 mmHg, pada seksualitas : di tinjauan teoritis didapatkan adanya
aborsi. Kematian janin dan abnormalitas kromosom sedangkan pada pengkajian tidak
terdapat adanya gangguan, pada penyuluhan/pembelajaran didapatkan data adanya
penyimpangan genetik, latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus pada
penggunaan obat sedangkan di pengkajian didapatkan data ketidaktahuan penyakit.

Dari pengkajian yang penulis lakukan tidak semua yang terdapat pada landasan teoritis
terdapat juga dilandasan kasus karena penulis menyesuaikan dengan prioritas masalah
yang dijumpai pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau


masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial (Hidayat, 2001).

Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus pada pasien
hiperemesis gravidarum adalah :

1. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien


mengatakan takut kehilangan bayinya, pasien tampak cemas, pasien tampak gelisah, pasien
menangis jika mual muntah, pasien tampak kurang istirahat.
2. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan pasien
mengatakan tidak bisa istirahat tidur, pasien tampak mengantuk, Hb : 09,0 gr/dl, pasien
hanya tidur 5 jam dalam sehari.

3. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah ditandai dengan pasien mengatakan mengalami mual muntah, K/U lemah, pasien
tampak muntah jika makan, pasien hanya menghabiskan porsi makanan yang disediakan,
Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis.

Sedangkan diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis yang timbul pada hiperemesis
gravidarum menurut Doengoes (2001) adalah :

1. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah.
2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang
berlebih.

4. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi.

5. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan malnutrisi ibu.

6. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan


perubahan fisiologi/psikologi yang normal.

Persamaan antara diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus adalah
resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah, hal ini disebabkan karena pasien mengalami mual muntah, K/U lemah, muntah
jika makan, menghabiskan porsi makanan yang disediakan, Hb : 09,0 gr/dl,
conjungtiva anemis.

Sedangkan kesenjangan yang penulis dapatkan antara diagnosa keperawatan pada


landasan teoritis dan tinjauan kasus adalah ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan disebabkan karena pasien takut kehilangan bayinya, pasien cemas, gelisah,
menangis jika muntah, kurang istirahat, gangguan pola istirahat tidur berhubungan
dengan proses penyakit, disebabkan karena pasien tidak bisa istirahat tidur, mengantuk,
Hb : 09,0 gr/dl, tidur hanya 5 jam dalam sehari.

Diagnosa keperawatan yang penulis dapatkan pada tinjauan teoritis dan tinjauan kasus
adalah diagnosa keperawatan ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan
pengaruh hormonal dan diagnosa keperawatan keletihan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan energi. Kedua diagnosa keperawatan tersebut tidak penulis angkat
disebabkan oleh penulis hanya membatasi 3 diagnosa keperawatan prioritas.

Masalah keperawatan yang penulis dapatkan pada tinjauan teoritis tetapi tidak penulis
dapatkan pada tinjauan kasus adalah resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebih tidak penulis temukan pada tinjauan
kasus karena pada saat penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa mata
pasien tidak cekung, turgor kulit baik yang menandakan bahwa resiko kekurangan
volume cairan tidak terjadi pada pasien. Pada diagnosa resiko tinggi terhadap cedera janin
berhubungan dengan malnutrisi ibu tidak penulis temukan pada tinjauan kasus karena
pada saat penulis melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa tidak ada
ditemukannya pada tinjauan kasus adanya tanda-tanda cedera janin pada ibu seperti
abortus dan keadaan janin terlihat baik. Pada diagnosa kurang pengetahuan mengenai
perkembangan kehamilan yang normal berhubungan dengan kurang pemahaman tentang
perubahan fisiologi/psikologi yang normal tidak penulis temukan karena pada saat penulis
melakukan pengkajian penulis mendapatkan bahwa pasien mampu mengungkapkan
permasalahan yang terjadi pada dirinya dan adanya perubahan pada dirinya.

C. Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan yang
meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan tujuan
perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).

Setelah penulis menemukan diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus, maka
penulis menemukan rencana asuhan keperawatan sesuai prioritas masalah yang dialami
pasien.

Pada diagnosa resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah yang bertujuan agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi dengan
kriteria hasil mual muntah berkurang/hilang, pasien tampak segar, menghabiskan semua
makanan yang disediakan, konjungtiva tidak anemis, Hb kembali normal. Rencana
tindakan keperawatan adalah timbang berat badan pasien dan pantau tanda-tanda vital,
untuk memantau ketidakadekuatan penambahan berat badan pranatl dimasa kehamilan.
Berikan makanan sedikt tapi sering dan makanan kecil tambahan yang tepat, bertujuan
untuk mengurangi mual muntah. Pantau kadar Hb, untuk mengidentifikasi adanya anemia
dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Pertahankan masukan cairan,
bertujuan untuk membantu dalam menentukan pengeluaran yang seimbang. Konsultasi
dengan ahli gizi dalam pemberian diet, bermanfaat dalam pemberian diet yang tepat. Beri
terapi mual muntah sesuai indikasi, agar mual muntah dapat teratasi.

Pada diagnosa keperawatan yang kedua ansietas berhubungan dengan status kesehatan
yang bertujuan agar cemas pasien dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien mengatakan
bayinya dapat baik-baik saja, tampak rileks, mual muntah hilang, pasien tidak menangis
lagi, pasien istirahat dengan tenang. Rencana asuhan keperawatan adalah awasi respon
fisiologi, dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami. Catat petunjuk perilaku
pasien dalam mengekpresikan cemas, untuk mengetahui derajat takut yang dialami
pasien. Berikan lingkungan tenang dan keterampilan koping. Berikan informasi yang
akurat dan jawab dengan jujur, bertujuan untuk membuat keputusan yang didasarkan atas
pengetahuan pasien. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien, untuk membantu
menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri. Jelaskan
prosedur dan arti gejala-gejala hiperemesis gravidarum, bertujuan untuk membantu
menurunkan rasa takut dan meningkatkan rasa kontrol terhadap situasi.

Pada diagnosa keperawatan yang ketiga gangguan pola istirahat tidur berhubungan
dengan proses penyakit yang bertujuan agar pola istirahat tidur terpenuhi dengan kriteria
hasil istirahat tidur pasien terpenuhi, Hb dalam batas normal, pasien tidur dengan cukup.
Rencana asuhan keperawatan adalah tentukan siklus tidur bangun yang normal, untuk
membantu menyusun prioritas yang realistik. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari dan
8 jam setiap tidur macam, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan metabolik berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin. Pantau kadar Hb, karena kadar Hb rendah
mengakibatkan kelelahan lebih besar. Rencanakan periode istirahat adekuat, bertujua
untuk mencegah kelelahan berlebih. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari,
bertujuan untuk memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan. Pantau tanda-
tanda vital, untuk mencegah kolapsnya sirkulasi sebagai akibat dari stres.

D. Implementasi

Pelaksanaan/implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan


yang spesifik (iyer et al, 1996 dalam buku Hidayat, 2001).

Adapun implementasi yang diberikan adalah sebagai berikut :

Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah, penulis melakukan tindakan keperawatan yang sudah
direncanakan pada intervensi keperawatan. Diantaranya adalah menimbang berat badan
pasien, BB ibu = 60 kg. Mempertahankan masukan cairan, memasang infus RL 30
tetes/menit + drip neurobion. Memantau kadar Hb, Hb = 09,0 gr/dl. Konsultasi dengan
ahli gizi dalam pemberian diet, diet yang diberikan MII. Memberikan makanan sedikit
tapi sering. Pasien makan diet MII dan menghabiskan porsi yang disediakan.
Melakukan kolaborasi dalam memberikan terapy, dengan injeksi bolus tomit 1 ampul/8
jam dan ranitidine 1 ampul/8 jam.

Pada diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan,


penulis melakukan tindakan keperawatan mengatasi respon fisiologi, mencatat petunjuk
perilaku pasien dalam mengekpresikan cemas, menjelaskan penyebab dan arti gejala-
gejala dari hiperemesis gravidarum, berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat,
mendorong orang terdekat untuk tinggal dengan pasien, memberikan informasi yang
akurat dan tanggung jawab dengan jujur.

Pada diagnosa keperawatan gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses
penyakit, penulis melakukan tindakan keperawatan menentukan siklus tidur yang normal,
yaitu menganjurkan pasien tidur 8 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari.
Memantau kadar Hb, Hb : 09,0 gr/dl. Merencanakan periode istirahat adekuat, dengan
menganjurkan pasien istirahat selama di rumah sakit, memantau tanda-tanda vital TD :
100/70 mmHg, RR : 20 tetes/i, Puls : 80x/i, Temp : 370c.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan terakhir akhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan
nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat, 2001).

Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan maka langkah terakhir dari proses
keperawatan adalah mengevaluasi sejauhmana tindakan-tindakan yang telah diberikan
pada pasien berhasil atau tidak. Hal ini ditunjang oleh adanya kerjasama yang efektif
antara tenaga kesehatan dan keluarga dalam fasilitas dan sarana kesehatan. Adanya
keberhasilan tersebut dapat dilihat dari evaluasi yang telah dicapai antara lain hasil
evaluasi masalah resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual, muntah teratasi, ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan dan gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit
juga teratasi dan selama 3 (tiga) hari perawatan tidak dijumpai masalah lain atau yang
baru pada pasien, pasien acc pulang.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan hiperemesis


gravidarum di Ruang Rawat Inap Kebidanan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Yuliddin Away Tapaktuan, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus menerus,
makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-
hari.

2. Pengkajian pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum dilakukan secara komprehensif


dengan cara wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik dan
study dokumentasi dengan mempelajari status-status pasien dan data lain seperti
rekam medik.

3. Dari hasil pengkajian pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum didapatkan data
pasien mengatakan mengalami mual muntah, muntah jika makan, menghabiskan
porsi makanan yang disediakan, Hb : 09,0 gr/dl, conjungtiva anemis, pasien
mengatakan takut kehilangan bayinya, cemas, gelisah, menangis jika mual muntah,
kurang istirahat, pasien mengatakan tidak bisa tidur, mengantuk, Hb : 09,0 gr/dl, tidur
hanya 5 jam dalam sehari.

4. Diagnosa yang didapatkan pada Ny. W adalah resiko tinggi perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan, perubahan pola istirahat tidur berhubungan
dengan proses penyakit.

5. Tujuan intervensi resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah, ansietas berhubungan dengan perubahan status
kesehatan, gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan proses penyakit adalah
agar kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, cemas dapat teratasi dan pola istirahat tidur
terpenuhi.

6. Pelaksanaan yang telah diberikan pada NY. W dengan hiperemesis gravidarum


dilakukjan secara dependent, independent dan kolaboratif, untuk mencapai hasil yang
optimal.

7. Berdasarkan hasil evaluasi yang penulis lakukan selama pelaksanaan asuhan


keperawatan pada Ny. W dengan hiperemesis gravidarum dapat dilihat keberhasilan
seperti nutrisi pasien terpenuhi, tanda-tanda vital dalam batas normal, pasien kelihatan
tenang, istirahat terpenuhi.

8. Semua tindakan keperawatan yang dilakukan, didokumentasikan pada status pasien.


B. Saran

1. Diharapkan kepada pasien dan keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan dan
pendidikan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan lebih mengerti tentang
hiperemesis gravidarum yang telah menyebabkan mual muntah.

2. Diharapkan kepada pembaca dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat meningkatkan
minat baca sehingga dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang hiperemesis
gravidarum.

3. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan pada institusi untuk dapat
memberikan waktu semaksimal mungkin serta menambah referensi buku-buku
terbaru yang memadai agar hasil yang diharapkan sesuai yang diharapkan.

4. Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Yuliddin Away Tapaktuan
agar lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien baik bio, psikososial
dan spiritual tanpa membedakan derajat dan tingkat ekonominya.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marilynn. E, (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Effendy, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2.


Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2001). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta :


EGC.

Mansjoer, Arif, (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.

Maimunah, Siti, (2005). Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC.

Nursalam, (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : EGC.

Nugroho, Taufan, (2001). Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika.

Tiran, Denise, (2008). Mual dan muntah kehamilan. Jakarta : EGC.

Varney, Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa, (2007). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Yeyeh, Rukiyah Al, (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM.


________, (2009), ebdosama.blogspoy.com. Dikutip tanggal 16 Juli 2010.

________, (2009), www.id.answer.yahoo.com. Dikutip tanggal 16 Juli 2010.

________, (2008), www.repository.usu.ac.id. Dikutip tanggal 4 Agustus 2010.

Diposkan oleh meti_de0rentz di 21.16


TIDAK ADA KOMENTAR:
POSKAN KOMENTAR
LINK KE POSTING INI
Buat sebuah Link

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)


Arsip Blog
2011 (2)
2010 (46)
o Desember (38)
o November (6)
ASKEP PERNAFASAN
BAHAYA AIDS DAN HIV
MEKANISME PERTAHANAN EGO (EGO DEFENSE MECHANISM
MEKANISME PERTAHANAN EGO
Asuhan Keperawatan Pada Ny. M dengan Hipertensi di...
Asuhan Keperawatan pada Ny. W dengan Hiperemesis G...
o Mei (2)

All about Me
meti_de0rentz
Tapaktuan, Aceh Selatan, Indonesia
Apapun yang menjadi petunjuk untuk kamu,,, tetaplah tabah dengan apapun itu,,, karena
Allah SWT akan selalu memberikan hal yang terbaik sehingga kamu merasakan betapa indah
nya karunia Allah kepadamu... bE spiRiTT....
Lihat profil lengkapku

Anda mungkin juga menyukai