Anda di halaman 1dari 61

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi

(AKB) atau infant mortality rate, Diantaranya adalah masalah yang terkait dengan

gizi ibu pada saat hamil dan melahirkan serta gizi bayi itu sendiri. Kedua faktor

ini menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian bayi. Oleh

karena itu kebutuhan akan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius.

Hal ini tentu dapat dilakukan dengan mudah oleh para ibu karena pada dasarnya

pemenuhan gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah adalah ASI

(Laksono,2010). Dari banyak penelitian di Negara maju menyusui secara murni

diikuti paling tidak sampai usia anak 6 bulan, bahkan ada yang sampai 9 bulan

dan sampai 12 bulan pada bayi cukup bulan atau berat badan lahir cukup.

Pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI dini dapat meningkatkan resiko bayi

mengalami infeksi, kesakitan dan kematian Penelitian telah membuktikan kalau

bayi 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif dapat menurunkan angka kesakitan

10-20 kali dan angka kematian 7 kali dibanding dari yang diberkan MP ASI dini.

(Depkes RI,2005). Di Kampung Greges Barat Gangng Mulyo, Rt 3 dan 4 Rw 4,

Masih saja di jumpai ibu-ibu yang memberikan makanan pendamping ASI

sebelum bayi berusia 6 bulan. Bahkan sejumlah bayi telah di berikan makanan

pendamping sejak bulan kedua kelahirannya dengan berbagai alasan seperti yang

di utarakan dari beberapa ibu-ibu , kalau bayi kenyang bayi tidak rewel,,,agar

1
2

bayi gemuk dan Nampak sehat,, ada pula yang beranggapan kebutuhan nutrisi

bayi sama dengan orang dewasa , agar bayi tidak kelaparan,, dan beberapa

alasan lainnya. Apa lagi pemberian makanan pendamping dengan tekstur

makanan yang tidak sangat lembut seperti uletan pisang, uletan nasi, kacang hijau

dan lain-lain. Di dapatkan 2 bayi mengalami infeksi saluran cerna, beberapa bayi

yang mengalami diare, dan memiliki alergi yang di akibat pemberian MP-ASI

yang tidak tepat.

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia pada tahun 1997 dan

2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI ekslusif turun dari 49% menjadi

39%. Dari survei yang dilakukan oleh Hellen Keller International pada tahun

2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata-rata bayi Indonesia hanya mendapatkan

ASI ekslusif selama 1,7 bulan. Padahal, kajian WHO yang dituangkan dalam

Kepmen No. 450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI ekslusif selama

6 bulan. Turunnya angka ini terkait pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang

menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan.

Selain itu, rendahnya tingkat pemahaman tentang pentingnya ASI selama 6 bulan

pertama kelahiran bayi dan adanya kekhawatiran ibu yang menganggap bahwa

produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi menyebabkan ibu

mencari alternatif lain dengan memberi makanan pendamping manakala bayi

lapar (Prasetyono, 2009). Penggunaan ASI memang belum seperti yang kita

harapkan. Data cakupan ASI Ekslusif Dinas Kesehatan Kota Baubau pada bulan

Agustus Tahun 2011 menunjukkan dari 2093 bayi usia 0-6 bulan, hanya sejumlah

957 bayi atau sekitar 45,72% yang diberi ASI Ekslusif sedangkan sisanya sebesar
3

1136 bayi atau 54,28% telah diberi makanan pendamping ASI. (Dinas Kesehatan

Kota Baubau, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahluan pada tanggal 25-3-2015

yang dilakukan oleh peneliti di kampung Greges Barat Gang Mulyo Rt 3 dan 4

Rw 4, Surabaya terhadap ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan sejumlah 10

orang. Di peroleh hasil diantaranya ibu yang mempunyai pengetahuan baik

tentang ASI Eksklusif sebsnyak 1 orang ibu yang mempunyai pengetahuan cukup

tentang ASI Eksklusif sebanyak 2 orang sedangkan ibu yang mempunyai

pengetahuan kurang tentang ASI Eksklusif sebanyak 7 orang.

Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi yang terlalu dini pada bayi

usia 0-6 bulan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan ibu,

pengetahuan ibu, tentang pemberian MP-ASI, pekerjaan ibu, dan sikap ibu dalam

pemberian MP-ASI ( Luluk, 2006 ).Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu

mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara

lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting

susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan

pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah pentingnya adalah

anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang manfaat ASI

(Arifin, 2005). Pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi

usia 0-6 bulan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, gangguan yangbiasanya

terjadi pada bayi mengalami diare, gangguan menyususi karena bayi sudah

merasa kenyang sebelum bayi menyusu ibunya, beban ginjal yang meningkat,

alergi terhadap makanan, gangguan pengaturan selera makan dan perubahan

selera makan ( Aliza, 2007 ).


4

Konsep solusi yang ditawarkan oleh peneliti untuk mengatasi masalah

tersebut yaitu bekerjasama dengan petugas kader setempat untuk memberikan

penyuluhan tentang ASI aksklusif pada bayi. Selain itu dengan membagikan

leaflet dan memasang poster di tempat yang mdah dilihat seperti di pos kampling,

balai desa. Melalai kegiatan-kegiatan itu tersebut diharapkan ibu dapat

memberikan pendamping ASI dengan baik dan benar.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah

yaitu Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu tentang ASI eksklusif di

Kampung Greges Barat Gang Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya.?

1.3 Tujuan penelitian

Mengetahui tingkat pengetahuan Ibu-ibu tentang ASI eksklusif di Kampung

Greges Barat Gang Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi institusi

Agar institusi mampu mengembangkan ilmu pendidikan kesehatan kepada

semua lapisan masyarakat khususnya pada Ibu-ibu yang memiliki bayi-bayi yang

harus di jaga kesehatannya demi masa dapan yang sehat dan cerdas.

1.4.2 Bagi instasi terkait

Hasil penelitian dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam penlitian karya tulis

ilmiah selanjutnya dan menambah ilmu pengrtahuan untuk memberikan informasi

tentang ASI eksklusif.


5

1.4.3 Bagi responden

Diharapkan responden lebih aktif bertanya pada petugas kesehatan tentang

ASI eksklusif sehingga dapat meningkatkan pengetahuan.

1.4.4 Bagi Ilmu Keperawatan

Dapat dijadikan peningkatan kualitas asuhan keperawatan, perkembangan

IPTEK, dan untuk pengembangan profesi keperawatan.

1.4.5 Bagi Peneliti

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai data pembanding bagi peneliti

selanjutnya dalam melaksanakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

tingkat pengetahuan ibu tenteng ASI eksklusif

1.5 Batasan penelitian

1.5.1 Ruang lingkup

Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Kampung Greges Barat

Gang Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya.

1.5.2 Obyek penelitian

Semua ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Kampung Greges Barat Gang

Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya.


6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab

pertanyaan what misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan

sebagainya.(Notoadmojo, 2005)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo, (2005) pengetahuan yang dicakup di dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

2.1.2.1 Tahu (Know / C1)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya,

termsuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluru bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2.1.2.2 Memahami (Comprehesion / C2)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

besar tentang obyek yang diktahui dan dapat mengiterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi

6
7

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

2.1.2.3 Aplikasi (Aplication/ C3)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yng telah

dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penghukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya menggunakan

rumus statistik dalam menghitung hasil penelitian, dapat menggunakan

prinsip prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam

pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

2.1.2.4 Analisis (analysis / C4)

Ada suatu kemampuan untuk mrnjabarkan materi atau suatu objek dalam

komponen komponen, tetapi masih di dalam struktur organisai tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja. Seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan ,dan sebagainya.

2.1.2.5 Sintesis (synthesis / C5)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formasi baru dari formasi formasi yang telah ada.


8

2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation / C6)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian

dengan suatu materi atau obyek penelitian penelitian itu berdasarkan dari

suatu kriteria yang di tentkan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria

yang telah ada.

2.1.3 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibedakan menjadi 2

faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

2.1.3.1 Faktor internal

1) Usia

Usia umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangandan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan berkerja. Dari segi

kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dan akan lebih

dipercaya dari orang yang belum ckup tinggi kedewasaanya. Hal ini

sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. (Hurlock, 2003).

2) Pengalaman

Merupakan suatu yang diperoleh dari pemikiran kritis seseorang dan

kejadian yang belum tentu memiliki tujuan dan keteraturan. Pengalaman

artinya berdasarkan pemikiran kritis, akantetapi pengalaman belum tentu

teratur dan bertujuan. Mungkin pengalaman tersebut hanya untuk dicacat

saja. (Soerjono Soekanto, 2003).


9

3) Gizi

Merupakan suatu proses organism menggunakan makan yang di konsumsi

secara normal melali proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,

metabolism, dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal organ

organ serta menghasilkan energi. (I Dewa Nyoman S, 2005)

2.1.3.2 Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Merupakan suatu sikap, usaha untuk memperoleh pengetahuan melalui

pendidikan formal maupun informal. Makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai nilai yang

baru diperkenalkan.

2) Informasi

Adalah data yang telah diubah melalui suatu proses pengerjaan statistik

yang secara potensial dapat menambah pengetahuan bagi peneliti atau

pemakai.

3) Media Masa

Adalah suatu penyebaran berita seperti surat kabar dan majalah. (Badudu

Zain, 2006).
10

4) Media Elektronika

Merupakan sarana penyebaran berita seperti radio dan televisi. (Badudu

Zain, 2006). Seiring perkembangan teknologi media elektronika saat ini

semakin berkembang tidak hanya melalui radio dan televisi tapi juga

melalui internet dan kecanggihan system computer.

5) Lingkngan

Lingkungan adalah sala satu factor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan. Lingkungan memberikan pengaruh social terutama bagi

seseorang di mana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan hal-

hal yang buruk.

6) Pekerjaan

Pekerjaan atau lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

2.1.4 Pengukur Tingkat Pengetahuan

Mengukur tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, atau angket yang

menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari suatu obyek penelitian atau

responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat diukur,

dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkatan pengetahuan di dalam domain kogniti

Menurut (Nursalam, 2006).

Pengetahuan Baik : 76 100%

Penetahuan Cukup : 56 75%

Pengetahuan Kurang : 0 55%


11

2.1.5 Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai cara yang telah digunakan untk memperoleh kebenaran

pengetahuan sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :

2.1.5.1 Cara Tradisional

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini paling tradisional dan telah dipakai orang sebelum adanya

kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba-coba

ini dilakukan dangan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara Kekuasaan (otoritas)

Menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan faktor

empiris maupun berdasarkan penalaran sendiri.

3) Berdasrkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang di peroleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihdapi pada masa lalu.

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berfikir

manusia berkembang. Manusia telah mampu menggunakan penalarannya

dalam memperoleh pengetahuan melalui jalan pikiran baik individu

maupn deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran


12

secara tidak langsung melalui pertanyaan yang dikemukakan, kemudian

dicari hubungan sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila

kesimpulan melalui pertanyaan khusus kepada umum yang dinamakan

induksi membuat kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan umum kepada

yang khusus.

2.1.5.2 Cara Moderen

Cara modern adalah memperoleh pengetahan pada dewasaini dapat

disistematiskan, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmia,

atau lebih popular disebut metode penelitian. Cara ini mengembangkan

metode berfikir dan mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala alam

atau masyarakatan. Kemudian hasil penelitian tersebut dikumpulkan dan di

klasifikasikan, diambil kesimpulan dan dilakukan obserfasi pada obyek yang

diamati. Kemudian hal tersebut dijadikan dasar pengambilan kesimpulan atau

generalisasi. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berfikir

deduktif- induktif- verifikatif yang akhirnya lahir cara penelitian.

(Notoatmojo, 2003).

2.2 Konsep Ibu

2.2.1 Definisi Ibu

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen pendidikan Nasional,

2003), Ibu berarti wanita yang telah melahirkan seorang anak. Wanita atau ibu

adalah : pengurus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang

sehat jasmani dan rohani serta social sangat diperlukan.


13

Wanita atau ibu adalah mahluk bio-psiko-sosial-cultural dan spiritual yang

utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan

tingkat perkembangannya (Sofyan, 2006)

2.2.2 Peran Ibu

Menurut Effendy (2004) peran ibu meliputi :

1) Mengurus rumah tangga. Dalam hal ini di dalam keluarga ibu sebagai

pengurus rumah tangga. Kegiatan yang biasa ibu lakukan seperti

memasak, menyapu, menycuci, dll

2) Sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya dan sebagai salah satu

kelompok peranan social.

3) Karena secara kusus kebutuhan efektif social tidak dipenuhi oleh

ayahnya. Maka berkembang suatu hubungan persahabatan antara ibu dan

anak-anak. Ibu jauh lebih bersifat tradisional terhadap pengasuh anak

(misalnya dengan suatu penekanan yang lebih besar pada kehormatan,

kepatuhan, keberhasilan dan disiplin).

4) Sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya. Di dalam masyarakat ibu

bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya dalam rangkka mewujudkan

hubungan yang harmonis melalui acara kegiatan-kegiatan seperti arisan,

PKK dan pengkajian.

2.3 Konsep Dasar Bayi

2.3.1 Pengertian Bayi

Bayi adalah seorang anak yang belum dapat berjalan sehingga sangat perlu

diberikan ASI eksklusif. Di harapkan bahwa pertumbuhan maupun


14

perkembangan bayi akan berlangsung lebih baik. Hal itu meliputi

pertumbuhan jasmani, perkembangan kecerdasan serta perkembangan

psikologis yakni kasih sayang timbal balik antara bayi dan ibu yang

mencerminkan akhlak yang luhur.

2.3.2 Manfaat Gizi bagi bayi

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung selama kurang lebih 40

minggu, dengan berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada

minggu pertama berat badan akan menurun, kemudian naik terus-menerus

sesuai bertambahnya umur, kecepatan kenaikan berat badan pada setiap

triwulan tidak sama, demikian juga pertambahan panjang badan. Faktor utama

yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi normal adalah masukan makanan

yang kualitas maupun kuantitasnya baik, manfaat masukan makanan atau gizi

yang berkualitas maupun kuantitasnya baik selain untuk tumbuh kembang

bayi adalah untuk menjaga kesehatan bayi atau mencegah timbulnya berbagai

penyakit.(Erna Francin Paath, 2005)

Apa yang dimakan bayi sejak usia dini merupakan pondasi penting bagi

kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Keadaan gizi ibu pada

kehamilan merupakan penentu utama bagi kelangsungan hidup anaknya

menurunnya pertumbuhan pada bayi usia 4 bulan merupakan tanda terjadinya

keadaan gizi yang tidak baik. Kejadian ini bisa disebabkan oleh dua hal yaitu

karena asupan makanan yang salah atau tidak memenuhi gizi seimbang karena

penyakit infeksi dan yang kedua penyebab langsung kurang gizi. (Soekirman,

2006)
15

2.4 Konsep Dasar ASI Eksklusif

2.4.1 Pengertian ASI

ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi hingga

enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah

untuk di cerna. (Bunda, 2008).

2.4.2 Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah Bayi

hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai

enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono, 2005).

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain,

dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur 0 - 6

bulan (Dinkes, 2008).

Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang

dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam

bulan.

2.4.3 Manfaat Pemberian ASI

2.4.3.1 Bagi Bayi

1) ASI sebagai nutrisi

Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya

sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur

komposisinya akan berbeda dengan ibu yang melahirkan bayi cukup

bulan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi
16

yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan bayi yang

paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya.

2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat

kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan

cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru

membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar propektif

pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan.

3) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia enam bulan

akan menjamin tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak secara

optimal. Hal ini karena selain sebagai nutren yang lokal dengan komposisi

yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga

mengandung nutren-nutren khusus yang diperlukan otak agar tumbuh

optimal.

4) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan

merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman tentram

terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang sudah

ia kenal sejak dalam kandungan.


17

2.4.3.2 Bagi Ibu

1) Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup

berhasil

2) Lebih ekonomis / murah

Dengan memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran susu

formula perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum susu

formula.

3) Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau

memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu.

4) Halal

5) Mudah di cerna dan lain-lain.

6) Mencegah Perdarahan Post Partum

Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang

kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan

7) Mengecilkan rahim

Dengan meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali

keukuran semula.

8) Mengurangi terjadinya anemia

Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan

penundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.


18

9) Lebih cepat langsing kembali

Di perlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari

cadangan lemak yang tertimbun.

10) Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak

11) Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium

12) Mengurangi kemungkinan oesteoporosis dan rematik

Resiko terkena oesteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan

wanita yang tidak menyusui.

13) Portabel dan praktis

Mudah dibawa, kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang

selalu tepat.

2.4.4 Tanda ASI cukup pada bayi

2.4.4.1 Bayi buang air kecil 5-6 x sehari

2.4.4.2 Bayi buang air besar 2x atau lebh sehari

2.4.4.3 Mengakhiri menyusu sendiri

2.4.4.4 Bayi rileks dan puas setelah minum

2.4.4.5 Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram 1 kilogram setiap bulannya.

(March, 2007)

2.4.5 Komposisi yang terkandung dalam ASI

2.4.5.1 Protein

Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan

optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah larut yang

sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.


19

2.4.5.2 Lemak

Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorsi lemak.

Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak sepenuhnya dipahami

tetapi di perkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi tubuh dalam

menangani suatu substansi di kemudian hari.

2.4.5.3 Karbohidrat Laktosa

Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa dalam

ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. Asupan

laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai terjadi pada bayi yang

mendapat ASI, yang bersifat mudah marah, gelisah dan konsistensi feces

encer.

2.4.5.4 Vitamin

ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya bervariasi

sesuai dengan alat maternal. Penting bagi bayi untuk mendapatkan kolustrum

dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut

diperoleh bayi pemancaran sinar matahari selama 30 menit setiap minggu ke

kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang cukup.

2.4.5.5 Mineral

Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika terdapat

kadar seng dan tembaga. Penting bagi bidan untuk memperhatikan manfaat

ASI dalam diet dan istilah anti infeksi.(Christine Henderson, 2006)


20

2.4.6 Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan Komposisi berbeda diantaranya :

2.4.6.1 Kolustrum

1) Pengertian

Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah

melahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya

dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari

(1) Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi

(2) Mengandung : imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe),

vitamin (A,D,E,K) lemak dan rendah laktosa.

(3) Pengeluaran kolustrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti

ASI yang mulai berwarna putih.

2) Manfaat

(1) Kolustrum mengadung zat kekebalan terutama IGA untuk melindungi

bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

(2) Jumlah kolustrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan

bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolustrum

diberikan pada bayi.

(3) Kolustrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengadung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

(4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.


21

2.4.6.2 ASI Transisi (peralihan/antara)

1) Pengertian

ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolustrum (8-20 hari)

dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral

lebih rendah. ASI antara, mulai berwarna bening dengan susunan yang

disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus bayi.

2) Komposisi

Kadar protein rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat tinggi dan

Volume juga meningkat

2.4.6.3 ASI sempurna (ASI matang)

ASI sempurna adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan

volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi

saat laktasi.

Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga

dapat menerima susunan ASI sempurna

2.4.7 Resiko Tidak di Berikan ASI Eksklusif

Pada penelitian yang diadakan di tahun 2000 terbukti bahwa bayi-bayi yang

tidak diberikan ASI Eksklusif selama 13 minggu pertama dalam

kehidupannya memiliki tingkat infeksi pernafasan dan infeksi saluran cerna

yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi lain yang diberikan ASI.

Menurunnya tingkat infeksi saluran cerna ini tetap bertahan bahkan sesudah

selesai masa pemberian ASI dan berlanjut hingga tahun-tahun pertama dalam

Kehidupan anak. Selain itu, bayi-bayi yang tidak diberikan ASI mudah
22

terkena penyakit - penyakit lain yang berhubungan dengan kekebalan

tubuh..(Roesli, 2005).

2.4.7.1 Meningkatkan resiko asma

2.4.7.2 Meningkatkan resiko alergi

2.4.7.3 Mengurangi/menghambat perkembangan kognitif

2.4.7.4 Meningkatkan resiko infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)

2.4.7.5 Meningkatkan resiko oklusi pada gigi anak

2.4.7.6 Meningkatkan resiko infeksi dari susu formula yang terkontaminasi

2.4.7.7 Meningkatkan resiko kurang gizi

2.4.7.8 Meningkatkan resiko kanker pada anak-anak

2.4.7.9 Meningkatkan resiko penyakit kronis

2.4.7.10 Meningkatkan resiko diabetes

2.4.7.11 Meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular (jantung)

2.4.7.12 Meningkatkan resiko obesitas

2.4.7.13 Meningkatkan resiko infeksi saluran pencernaan

2.4.7.14 Meningkatkan resiko kematian pada bayi dan akan-kanak

2.4.7.15 Meningkatkan resiko infeksi telinga dan otitis media

2.4.7.16 Meningkatkan resiko terkena efek samping dari kontaminasi

lingkungan
23

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang diteliti (Setiadi, 2007).

Tingkat pengetahuan Ibu-ibutentang


Factor Internal ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 Faktor Eksternal
bulan di Kampung Greges Barat
1. Sikap 1. Lingkungan
Gang Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4,
2. Pendidikan 2. Informasi
Surabaya
3. Umur 3. Social budaya
4. Jenis kelamin C1 (tahu)
5. intelegitas
Tingkat pengetahuan :

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang : 0-55%

Keterangan :

: Di teliti

: Tidak di teliti

: Mempengaruhi

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Studi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI eksklusif
Pada Bayi Usia 0-6 bulan
24

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara memecahkan masalah menurut metode keilmuan

(Nursalam, 2003). Dalam bab ini akan diuraikan beberapa metode yang mendasari

penelitian yaitu : (1) Desain Penelitian, (2) Waktu dan Tempat Penelitian, (3)

Kerangka Penelitian, (4) Sampling Desain, (5) Identifikasi Variabel, (6) Definisi

Operasional, (7) Pengumpulan Data dan Analisa Data, (8) Etika Penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah perencanaan yang akan memberi jawaban penelitian

berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian

dan mengantisipasi beberapa kemungkinan yang mempersulit dalam penelitian

(Nursalam, 2005). Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah metode

penelitian deskriptif.

Deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau

menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas (Sugiyono, 2005)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24-30 April 2015.

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah di Kampung Greges Barat

Gang Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya.

24
25

3.3 Kerangka Kerja

Merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan penelitian yang akan

dilakukan,meliputi siapa yang akan diteliti (subyek peneliti) variabel yang akan

diteliti dan variabel yang mempengaruhi dalam penelitian(Alimul,2008).

Populasi :Semuaibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan di di


Kampung Greges Barat Gang Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya, jumlah
36 orang

Teknik Sampling

Menggunakan total sampling

Sampel:ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan di Kampung Greges


Barat Gang MulyoRt 3 dan 4 Rw 4 , Surabaya berjumlah 36 orang

Pengumpulan data : dengan membagikan kuisoner kepada ibu yang


mempunyai bayi umur 0-6 bulan di Kampung Greges Barat Gang Mulyo
Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya

Analisa data; Kuisioner

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.3.1 kerangka kerja penilitian studi tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

ekslusif di Kampung Greges Barat Gang MulyoRt 3 dan 4 Rw 4 ,

Surabaya.
26

3.4 Sampling Desain

3.4.1 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian adalah setiap subyek (misalnya manusia, pasien)

yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2005). Dalam penelitian ini

populasinya adalah semua ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dengan jumlah

36 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi itu

(Machfoeds, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu

yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dengan jumlah 36 orang.

3.4.3 Teknik Sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses dalam menyeleksi populasi yang

dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2005). Penelitian ini menggunakan

teknik sampling. Total sampling adalah pengambilan sampel dengan cara mengambil

semua anggota populasi menjadi sampel (Alimul, 2005).

3.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota dari suatu kelompok

yang berada dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain (Soekidjo Notoadmojo,

2005). Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Rt 3 dan 4 Rw 4, Surabaya.


27

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional dan

berdasarkan ateristik yang diamati. Padadefinisi operasional dapat ditemukan

parameter yang di jadikan ukuran untuk penelitian (Aziz Aliml H, 2006).

Table 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alatukur Skala Skor

operasional

Tingkat Segala 1. Pengertian Kuisioner Ordinal Jika jawaban

pengetahuan sesuatu ASI. benar = skor 1,

ibu tentang yang di 2. Pengertian salah = skor 0

ASI ketahui ibu ASI Baik :76100%

eksklusif tentang ASI eksklusif Cukup :56-75%

eksklusif 3. Komposisi Kurang:0 55%

ASI.

4. Tanda-tanda

asi cukup

pada bayi

5. Manfaat

pemberian

ASI

eksklusif
28

6. Dampak

Tidak di

Berikan ASI

Eksklusif

3.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data

3.7.1 Instrumen

Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data (Hidayat,

2005). Pada penelitian instrument yang digunakan berupa kuesioner yang diberikan

pada responden. Kousioner dalam penelitian ini diartikan sebagai daftar pertanyaan

yang di buat oleh peneliti dan jawab oleh responden (Hidayat, 2005). Dalam

kuesioner ini peneliti menggunakan 10 kuesioner untuk mengetahui tingkat

pengetahunan ibu tentang ASI eksklusif.

3.7.2 Analisa Data

Analisa data di lakukan pada setiap responden. Untuk jawaban dari kuesioner

yang benar di beriskor 1 dan jawaban yang salah di beriskor 0. Setelah jawab

anrespon dan dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan, kemudian untuk

mengetahui tingkat pengetahuan responden di gunakan rumus :

N = Sp x 100%

Sm

Keterangan :

N :Nilai yang didapat


29

Sp :Skor didapat

Sm :Skor tertinggi

Hasil presentasi dari cara penelitian skor untuk setiap sub variable di

interpresentasikan dengan cara menggunakan criteria kualitatif. (Nursalam, 2005)

Baik : 76 100%

Cukup : 56 75%

Kurang : 0 55%

3.8 Etika Penelitian

3.8.1 Lembar persetujuan (Informednconsent)

Lembar persetujuan di berikan sebelum penelitian dilaksanakan kepada

seluruh objek yang akan diteliti, dengan tujuan agar responden mengetahui maksud

dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia diteliti maka mereka menandatangani

lembar persetujuan tersebut, tetapi jika tidak bersedia maka peneliti harus tetap

menghormati hak responden.

3.8.2 Tanpa Nama (Anonomity)

Untuk menjaga kerahasian identitas responden, peneliti tidak menyantumkan

nama responden pada lembar alat ukur. Untuk mengikuti keikutsertaan peserta,

peneliti hanya membeber kode tertentu pada lembar persetujuan tersebut.

3.8.3 Kerahasiaan (Confientiality)

Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik tentang informasi

atau masalah lainya. Semua informasi yang telah di kumpulkan di jamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang akan di sajikan atau di

laporkan pada hasil penelitian.


30

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini di sajikan hasil penelitian tentang ,Studi Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang ASI Eksklusif di Kampung Greges Barat Gang Mulyo, Surabaya,.

Penelitian ini di lakukan pada tangal 24 April 2015 dengan responden 36

pengambilan data mulai penyebaran kuesioner pada ibu yang memiliki anak usia 0-6

bulan di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Surabaya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambar Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Kampung Greges Barat Gang Mulyo, Kecamatan Asemrowo

Surabaya batas wilayah :

Sebelah Utara :Greges Barat

Sebelah Selatan :Balongsari

Sebelah Barat :Kampung Branjangan

Sebelah Timur :Kampung Greges Gang Dalam

Sarana angkutan umum di wilayah ini cukup lancar dengan menggunakan

mobil dan sepeda motor yang dapat menjangkau semua wilayah. Tempat pelayanan

kesehatan terletak di Balongsari sebelah Koramil depan terminal angkot Balongsari.

30
31

4.1.2 Tabulasi Hasil Penelitian

4.1.2.1 Kriteria Responden Menurut Usia Ibu di Kampung Greges Barat Gang

Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya.

Usia

19%
39%

20-25
26-30

42% >30

Sumber : Data Primer, April 2015

Gambar 4.1 : Diagram Pie karakteristik responden berdasarkan usia ibu di


Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo
Surabaya pada tanggal 24 April 2015
Dari gambar 4.1 dapat diketahui bahwa dari 36 responden hampir

setengahnya ibu memiliki bayi 0-6 bulan berusia 26-30 tahun berjumlah

15 responden (42%)
32

4.1.2.2 Kriteria Responden Menurut Berapa Anak yang di Miliki Ibu di Kampung

Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya.

Anak yang Dimiliki

8%

50%
1 Anak
42% 2 Anak
>3 Anak

Sumber : Data Primer, 24 April 2015

Gambar 4.2 : Diagram Pie karakteristik responden berdasarkan anak yang


dimiliki ibu di Kampung Greges Barat Gang Mulyo
Kecamatan Asemrowo Surabaya pada tanggal 24 April 2015
Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa dari 36 responden setengahnya

ibu memiliki bayi 0-6 bulan yang merupakan anak 1 berjumlah 18

responden (50%)
33

4.1.2.3 Kriteria Responden Menurut Pendidikan Terakir Ibu di Kampung Greges

Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya.

Pendidikan Terakhir

3%

14% 10%
Tidak Sekolah
SD
35%
SMP
38%
SMA
Perguruan Tinggi

Sumber : Data Primer, 24 April 2015

Gambar 4.3 : Diagram Pie karakteristik responden berdasarkan


pendidikan terakhir ibu di Kampung Greges Barat Gang
Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya pada tanggal 24
April 2015
Dari gambar 4.3 dapat diketahui bahwa dari 36 responden hampir

setengahnya ibu memiliki bayi 0-6 bulan sebagian kecil menunjukkan

pendidikan terakir SMP yaitu berjumlah 11 responden (38% )


34

4.1.2.4 Kriteria Responden Menurut perkerjaan Ibu di Kampung Greges

Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya.

Pekerjaan

10%

45%
IRT
PNS
42%
Swasta
wiraswasta

3%

Sumber : Data Primer, 24 April 2015

Gambar 4.4 : Diagram Pie karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


ibu di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan
Asemrowo Surabaya pada tanggal 24 April 2015
Dari gambar 4.4 dapat diketahui bahwa dari 36 responden hampir

setengahnya ibu memiliki bayi 0-6 bulan bekerja sebagai ibu rumah

tangga berjumlah 19 responden (45%)


35

4.1.2.5 Kriteria Responden Menurut Informasi yang di dapat Ibu di Kampung

Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya

Pernah Mendapatkan Informasi

50% 50%
Ya
Tidak

Sumber : Data Primer, 24 April2015

Gambar 4.5 : Diagram Pie karakteristik responden berdasarkan informasi


yang di dapat ibu di Kampung Greges Barat Gang Mulyo
Kecamatan Asemrowo Surabaya pada tanggal 24 April 2015
Dari gambar 4.5 dapat diketahui bahwa dari 36 responden setengahnya

ibu memiliki bayi 0-6 bulan pernah mendapat informasi berjumlah 18

responden (50%)
36

4.1.2.6 Kriteria Responden Menurut Sumber Informasi Ibu di Kampung Greges

Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya

Sumber Informasi

0%
0% 15%

Media masa
Media elektronik
Tetangga
85%
Petugas kesehatan

Sumber : Data Primer, 24 April 2015

Gambar 4.5 : Diagram Pie karakteristik responden berdasarkan informasi


yang di dapat ibu di Kampung Greges Barat Gang Mulyo
Kecamatan Asemrowo Surabaya pada tanggal 24 April 2015
Dari gambar 4.5 dapat diketahui bahwa dari 36 responden hampir

seluruhnya ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan mengetahui sumber

informasi dari media masa berjumlah 12 responden (85%)


37

4.1.2.7 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Usia Responden

Tabel 4.1 Tabulasi silang antara pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan usia
ibu di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo Surabaya
tahun 2015

Karateristik Tingkat Pengetahuan Total

Responden Baik Cukup Kurang

% % % %

Usia 20-25 0 0% 4 29% 10 71% 14 100%

25-30 0 0% 6 40% 9 60% 15 100%

>30 1 14% 2 29% 4 57% 7 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian , 24 April 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa responden dengan

usia 20-25 tahun sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang yaitu 10 orang

(71%) dan responden yang berumur >30 tahun sebagian besar berpengetahuan kurang

yaitu 4 orang (57%)


38

4.1.2.8 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Anak yang di Miliki Responden

Tabel 4.2 Tabulasi silang antara pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan
jumlah anak yang di miliki di Kampung Greges Barat Gang Mulyo
Kecamatan Asemrowo Surabaya tahun 2015

Karateristik Tingkat Pengetahuan Total

Responden Baik Cukup Kurang

% % % %

Anak 1 Anak 0 0% 7 39% 11 61% 18 100%

yang 2 Anak 1 6% 4 27% 10 67% 15 100%

di >3 0 0% 0 0% 3 100% 3 100%

Miliki Anak

Sumber : Kuesioner Penelitian , 24 April 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa responden yang

masih memiliki 1 anak sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu

11 orang (61%) dan responden yang telah memiliki >3 anak seluruhnya

berpengetahuan kurang yaitu 3 orang (100%)


39

4.1.2.9 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.3 Tabulasi silang antara pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan
pendidikan terakhir di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan
Asemrowo Surabaya tahun 2015

Karateristik Tingkat Pengetahuan Total

Responden Baik Cukup Kurang

% % % %

Pendidikan Tidak 0 0% 1 33% 2 67% 3 100%

Terakhir sekolah

SD 0 0% 1 10% 9 90% 10 100%

SMP 0 0% 4 35% 7 64% 11 100%

SMA 0 0% 6 55% 5 45% 11 100%

Perguruan 1 100% 0 0% 0 0% 1 100%

tinggih

Sumber : Kuesioner Penelitian , 24 April 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa responden yang

memiliki pendidikan terakir SD hampir seluruhnya mempunyai tingkat pengetahuan

kurang yaitu 9 orang (90%) dan yang berpendidikan akhir perguruan tinggi

seluruhnya berpengetahuan baik yaitu 1 orang (100%)


40

4.1.2.10 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Pekerjaan Responden

Tabel 4.4 Tabulasi silang antara pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan
pekerjaan di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo
Surabaya tahun 2015

Karateristik Tingkat Pengetahuan Total

Responden Baik Cukup Kurang

% % % %

Pekerjaan IRT 0 0% 6 32% 13 68% 19 100%

PNS 1 100% 0 0% 0 0% 1 100%

Swasta 0 0% 6 46% 7 54% 13 100%

Wiraswasta 0 0% 0 0% 3 100% 3 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian , 24 April 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa responden yang

berkerja sebagai ibu rumah tangga sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan

kurang yaitu 13 orang (68%) dan responden yang berkerja sebagai PNS seluruhnya

mempunyai pengetahuan baik yautu 1 orang (100%)


41

4.1.2.11 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Informasi yang di Dapat oleh

Responden

Tabel 4.5 Tabulasi silang antara pengetahuan Ibu yang tentang ASI Eksklusif dengan
informasi di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan Asemrowo
Surabaya tahun 2015

Karateristik Tingkat Pengetahuan Total

Responden Baik Cukup Kurang

% % % %

Mendapatkan Ya 1 6% 8 44% 9 50% 18 100%

informasi Tidak 0 0% 4 22% 14 78% 18 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian , 24 April 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa responden yang

tidak mendapatkan informasi hampir seluruhnya mempunyai tingkat pengetahuan

kurang yaitu 14 orang (78%) dan responden yang mendapatkan informasi

setengahnya berpengetahuan kurang yaitu 9 orang (50%)


42

4.1.2.12 Tabulasi Silang antara Pengetahuan dan Sumber informasi yang di dapat

Responden

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dengan
Sumber informasi di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan
Asemrowo Surabaya tahun 2015

Karateristik Tingkat Pengetahuan Total

Responden Baik Cukup Kurang

% % % %

Sumber Media masa 1 9% 6 55% 4 36% 11 100%

informasi Tetangga 0 0% 0 0% 2 100% 2 100%

Petugas 0 0% 1 20% 4 80% 5 100%

kesehatan

Sumber : Kuesioner Penelitian , 24 April 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa responden yang

mendapatkan informasi dari media masa hampir setengahnya mempunyai tingkat

pengetahuan kurang yaitu 4 orang (36%) dan yang mendapatkan informasi dari

tetengga seluruhnya berpengetahuan kurang yaitu 2 orang (100%)


43

4.1.2.13 Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif
ASI Eksklusif di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Kecamatan
Asemrowo Surabaya tahun 2015

Pengetahuan Jumlah Persentase

Baik 1 3%

Cukup 12 33%

Kurang 23 64%

Total 36 100%

Sumber : Kuesioner Penelitian , 24 April 2015

Berdasarkan data pada tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa 1 responden

(3%) mempunyai pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif, 12 responden (33%)

mempunyai pengetahuan cukup tentang ASI Eksklusif, dan 23 responden (64%)

mempinyai tingkat pengetahuan kurang tentang ASI Eksklusif


44

4.2 Pembahasan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman

orang lain media massa maupun lingkungan (Notoadmojo, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.12 bahwa 1 responden (3%)

mempunyai pengetahuan baik tentang ASI Eksklusif, 12 responden (33%)

mempunyai pengetahuan cukup tentang ASI Eksklusif, dan 23 responden (64%)

mempinyai tingkat pengetahuan kurang tentang ASI Eksklusif.

Pengetahuan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal umur, dan

intelegensi. Faktor eksternal meliputi pendidikan, media massa, hubungan social dan

pengalaman.

4.2.1 Responden Menurut Usia

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 bahwa diatas menunjukkan bahwa

responden dengan usia 20-25 tahun sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang

yaitu 10 orang (71%) dan responden yang berumur >30 tahun sebagian besar

berpengetahuan kurang yaitu 4 orang (57%).

Berdasarkan data diatas peneliti berpendapat bahwa responden yang usianya

masih muda mempunyai pengetahuan kurang, karena usia muda pemikirannya masih

belum matang dan belum cukup umur untuk berfikir yang lebih rasional. Sedangkan

usia yang sudah tua sudah mampu untuk berfikir yang lebig rasional dan biasa

mencari pengetahuan sendiri.


45

Menurut Azwar (2009) semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Hal ini sebagai akibat dari

pengalaman dan kematangan jiwanya, semakin tua seseorang maka makin kondusif

dalam menggunakan koping terhadap masalah yang di hadapi.

4.2.2 Responden Menurut Anak yang dimiliki

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.7 bahwa responden yang masih

memiliki 1 anak sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu 11

orang (61%) dan responden yang telah memiliki >3 anak seluruhnya berpengetahuan

kurang yaitu 3 orang (100%).

Berdasarkan data diatas peneliti berpendapat bahwa ibu dengan >3 anak

cenderung memiliki pengetahuan kurang di banding dengan yang mempunyai 1 anak

kerena ibu kurang mempunyai waktu untuk mengakses informasi di karenakan

kesibukan ibu untuk mengasuh anak-anaknya.

Menurut Handoko (2006) bahwa para ibu yang mempunyai kesibukan tinggih

cenderung akan mengabaikan pentingnya informasi tentang asi pada anaknya dan

juga ada kecenderungan memberikan minuman atau makanan tambahan lebih awal.
46

4.2.3 Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.8 bahwa responden yang memiliki

pendidikan terakir SD hampir seluruhnya mempunyai tingkat pengetahuan kurang

yaitu 9 orang (90%) dan yang berpendidikan akhir perguruan tinggi seluruhnya

berpengetahuan baik yaitu 1 orang (100%)

Peneliti berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang di dapat

memberikan pengaruh baik pada ibu karena pola pikir ibu yang berpendidikan tinggi

dapat berfikir secara luas dan mencari informasi sendiri tentang masalah ASI

Eksklusif. sebaliknya jika pendidikan yang rendah maka juga akan menghambat

pengetahuan yang dimiliki.

Sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi

sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan pengetahuan seseorang terhadap nilai-

nilai yang baru diperkenalkan.

4.2.4 Responden Menurut Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.9 bahwa responden yang berkerja

sebagai ibu rumah tangga sebagian besar mempunyai tingkat pengetahuan kurang

yaitu 13 orang (68%) dan responden yang berkerja sebagai PNS seluruhnya

mempunyai pengetahuan baik yautu 1 orang (100%).

Dari fakta diatas peneliti berpendapat bahwa seseorang yang pekerjaannya

PNS mempunyai pengetahuan yang baik, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari

lingkungan kerja, misalnya rekan kerjanya yang mempunyai tingkat pengetahuan


47

yang baik, pendidikan yang tinggi dan yang setiap hari berinteraksi dengan responden

ditempat kerja, sehingga membuat tingkat pengetahuannya menjadi baik.

Menurut Nursalam (2003), pekerjaan merupakan salah satu kegiatan yang

berinteraksi dengan dunia luar, dengan adanya interaksi dengan dunia luar maka akan

menambah informasi dan menambah pengetahuan seseorang.

4.2.5 Responden Menurut Mendapat Informasi

Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.10 bahwa responden yang tidak

mendapatkan informasi hampir seluruhnya mempunyai tingkat pengetahuan kurang

yaitu 14 orang (78%) dan responden yang mendapatkan informasi setengahnya

berpengetahuan kurang yaitu 9 orang (50%).

Menurut peneliti berpendapat bahwa informasi akan memberikan pengaruh

besar pada pengetahuan seseorang dan semakin mengetahui informasi maka akan

semakin tahu tentang ASI Eksklusif sehingga bayi bisa tumbuh dengan baik.

Sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa

semakin mencari informasi semakin tahu tentang ASI Eksklusif dan seseorang makin

mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

4.2.6 Responden Menurut Sumber Informasi

Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.10 bahwa responden yang

mendapatkan informasi dari media masa hampir setengahnya mempunyai tingkat

pengetahuan kurang yaitu 4 orang (36%) dan yang mendapatkan informasi dari

tetengga seluruhnya berpengetahuan kurang yaitu 2 orang (100%),

Menurut peneliti berpendapat bahwa ibu yang mendapat sumber informasi

dari media massa mempunyai pengetahuan baik karena tampilan yang menarik,
48

mudah diterima dan dapat menambah pengetahuan. Sedangkan yang mendapat

informasi dari teman atau tetangga belum tentu mempunyai pengetahuan baik karena

teman belum tentu petugas kesehatan sehingga informasi yang diberikan belum tentu

benar.

Menurut Notoadmojo (2004) sumber informasi mempengaruhi pengetahuan,

baik dari buku, media maupun orang-orang dalam terkaitanya dengan kelompok

manusia memberi kemungkinan untuk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-

anggotanya.
49

BAB 5

PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

pembahasan yang ada, sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan dan saran

sebagai berikut.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang ASI

Eksklusif di Kampung Greges Barat Gang Mulyo Surabaya adalah kurang sebanyak

23 responden dengan persentase (64%).

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Instansi Terkait

Hasil Penelitian dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam penelitian karya

tulis ilmiah selanjutnya dan menambah ilmu penegtahuan untuk memberikan

informasi tentang ASI Eksklusif yang sangat penting bagi pertumbuhan,

perkembangan, dan menjaga kesehatan bayi..

5.2.2 Bagi Responden

Menambah pengetahuan ASI Eksklusif sehingga ibu dapat memberikan ASI

Eksklusif minimal hingga 0-6 bulan baru dapat di berikam MP ASI (makanan

pendamping ASI) sesuai yang di anjurkan oleh DINKES.

49
50

5.2.3 Bagi Ilmu Keperawatan

Difokuskan pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan, perkembangan

IPTEK dan untuk pengembangan profesi keperawatan serta dapat digunakan sebagai

sumber informasi dan pengetahuan tentang ASI Eksklusif.

5.2.4 Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian. Meningkatkan kemampuan untuk berfikir secara analitik dalam

merumuskan dan memecahkan suatu masalah.


51

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, (2009).Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : EGC


Bunda. (2008). Pentingnya ASI Eksklsif. (http://www.kelymom.com/new man/risk
of formula), di akses 25 Mei 2008.

Depkes-Bonbol. (2008). ASI Eksklsif Modal Pembangunan.

(http://www.kelyman.com), diakses 3 Juni 2008.

Handoko, (2006).Panduan Praktis Menyusui. Jakarta : Pustaka Bunda


Hidayat, A. Aziz.(2009). RisetKeperawatandanTehnikPenulisanIlmiah,
Jakarta :SalembaMedika.
Notoatmodjo, S. (2012).MetodePenelitianKesehatan, Jakarta : PT RinekaCipta.

Notoatmodjo, S. 2007. PromosiKesehatandanIlmuPerilaku. CetakanI.Jakarta : PT.


RinekaCipta.

Notoatmodjo, S. 2005. MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta : PT. RinekaCipta.


Nursalam,
(2011).KonsepdanPenerapanMetodologiPenelitianilmuKeperawatanPedoma
nSkripsiTesisdanIsntrumenKeperawatan.Jakarta :SelembaMedika.

March. (2007). Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. (www.aimi-asi.org), diakses 27


Oktober 2007.

Moedjianto, Sarmini, (2009). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Poltekes


Majapahit: Mojokerto.

Roesli. (2005). Pedoman Dalam Pemberian PASI

Siswono. (2005). hidup ASI Eksklusif (On line).(http:\\www.republika.co.id),


diakses 28 Maret 2005.

Soekirman, (2006). Hidup Sehat. Primamedia Pustaka: Jakarta.

Suhariyono. (2008). Manajemen Laktasi. Majalah Nirmala


(http://www.dinkesjatim.go.id), diakses 8 Mei 2008.
52

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Tempat

Dengan hormat,

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Akademi Keperawatan Kerta

Cendekia Sidoarjo, saya akan melakukan penelitian tentang Studi Tingkat

Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Greges Barat Gang Mulyo RT 3 dan

4 RW 4, Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif yang menjadi asupan penting untuk bayi,

untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6

bulan untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon

kesediaannya untuk menjawab dengan kejujuran dan apa adanya. Jawaban anda

dijamin kerahasiaannya.

Demikian atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terima kasih.

Sidoarjo, Maret 2015


Peneliti

Nurul Shafaah
NIM 1201070
53

Lampiran 2

LEMBAR PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang akan dilaksanakan oleh saudari
Yoggi Valentin mahasiswa D III Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo
yang berjudul Studi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Greges
Barat Gang Mulyo RT 3 dan 4 RW 4, Surabaya.

Tanda tangan saya menunjukan bahwa saya telah diberikan informasi dan
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Sidoarjo, Maret 2015


Responden

(....................................)
54

Kisi-kisi Kuisioner

No Indikator Jumlah No soal Jawaban


soal
1 Pengertian ASI 1 1 A

2 Pengertian ASI eksklusif 1 2 B

3 Komposisi ASI 2 3-4 A,B

4 Tanda ASI cukup bagi bayi 1 5 B

5 Manfaat pemberian ASI eksklusif 4 6-10 D,C,C,A,B

6 ResikoTidak di Berikan ASI Eksklusif


55

A. Data Demografi

1. Berapa umur anda sekarang?

1) 20-25

2) 25-30

3) >30

2. Berapa jumlah anak anda sekarang?

1) 1 anak

2) 2 anak

3) >3 anak

3. Apa pendidikan anda?

1) Tidak sekolah

2) SD

3) SMP

4) SMA

5) Perguruan tingi

4. Apa pekerjaan anda?

1) Ibu rumah tangga

2) PNS

3) Swasta

4) Wiraswasta
56

5. Apakah anda sudah mendapatkan informasi tentang makanan

pendamping ASI?

1) Ya

2) Tidak

6. Jika ya dari mana?

1) Media masa

2) Media alektronik

3) Tetangga

4) Petugas kesehatan
57

Kuisioner Tingkat Pengetahuan Ibu

1. Apakah yang dimaksud ASI?

a) satu-satunyamakanan dan minumanbayihingga 6bulan.

b) Minumanbayisaathaus

c) Air susu yang diproduksiolehpabrik

d) Air susu yang diproduksiolehdokter

2. Apakah yang di maksudASIeksklusif ?

a) Pemberian ASI saatbayirewelatauhaus

b) Pemberian ASI secara eksklusifadalahBayihanyadiberikan air

susutanpamakanantambahanlain

c) Memberi ASI danmakananpadabayiusia 0-6 bulan

d) Jawaban a dan c benar

3. Apa sajakah kandungan dalam ASI?

a) Protein, lemak, karbohidrat Laktosa, vitamin, dan mineral

b) Air, lemak, vitamin, garam

c) Air, kolesterol, protein, vitamin, gula

d) Air, garam, vitamin, lemak, karbohidrat

4. Apasajayang menjadikebutuhangizibayiusian 0-6 bulan ?

a) ASI danbubursaringmenembahgizibayi

b) Cukup ASI sebagaipemenuhannutrisibayi

c) ASI dansusu formula

d) Jawaban a dan b benar

5. ApasajatandaASI cukuppadabayi, kecuali ?


58

a) Bayi buang air kecil 5-6 x sehari

b) Bayi tertidur pulas

c) Mengakhiri menyusu sendiri

d) Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram 1 kilogram setiap

bulannya

6. Apa saja manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi?

a) Agar bayi tida rewel

b) Untuk menambah gizi bayi

c) Supaya bayi cepat besar

d) ASI sebagai nutrisi, meninkatkan daya tahan tubuh bayi,

meningkatkan kecerdasan

7. Apa saja manfaat pemberian ASI eksklusif pada ibu?

a) Sebagai kontrasepsi alami

b) Agar mengencangkan payudara

c) Jawaban a dan d benar

d) Sebagai kontrasepsi, lebih ekonomis, dan tidak merepotkan

8. Manfaat pemberian ASI eksklusif pada ibu baru melahirkan?

a) Tidak ribet saat memberi ASI

b) Meredahkan rasa nyeri

c) Mencegah Perdarahan Post Partum, mengecilkan rahim

d) Jawaban a dan c benar


59

9. Apa akibat dari tidak diberinya ASI Eksklusif pada bayi?

a) Bayi beresiko asma, alergi ,dan gangguan pencernaan

b) Bayi beresiko hiper salifa (mengiler)

c) Bayiberesikoterjadigangguansaraf

d) Bayi akan sangat rewel

10. Apakah masalah utamayang bisa timbul akibat ASI Eksklusif tidak terpenuhi?

a) Bayi rentan terkena gangguan pernafasan

b) Jawaban a dan c benar

c) Bayi beresiko kurang gizi,dan memiliki alergi

d) Bayi mengalami mual muntah


60

ANALISA DATA PENELITIAN

Kode Keterangan Data Kuesioner T T.P


Resp. U AN PD PK MI SI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
C1 2 1 4 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6 C
C2 2 1 4 3 2 - 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6 C
C3 1 2 3 1 2 - 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 5 K
C4 1 1 2 1 2 - 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 6 C
C5 1 2 3 3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 C
C6 1 2 2 1 2 - 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 5 K
C7 3 2 5 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 B
C8 2 1 3 3 2 - 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 4 K
C9 2 1 3 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 5 K
C10 2 2 2 3 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 5 K
C11 1 1 2 3 2 - 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 5 K
C12 1 2 2 1 2 - 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 K
C13 2 1 4 3 2 - 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 5 K
C14 2 1 4 3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 C
C15 3 1 4 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 6 C
C16 1 2 3 1 2 - 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 7 C
C17 2 2 4 3 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 6 C
C18 1 1 3 3 2 - 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 C
C19 2 3 3 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 K
C20 1 3 2 3 2 - 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 K
C21 1 1 2 4 2 - 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5 K
C22 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 C
C23 1 3 2 1 2 - 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 K
C24 1 2 2 1 2 - 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 5 K
C25 2 2 1 3 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 4 K
C26 1 1 2 4 2 - 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 K
C27 2 1 3 1 1 4 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 K
C28 2 2 4 4 2 3 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 K
C29 3 1 1 1 2 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 K
C30 3 1 4 1 1 - 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5 K
C31 1 2 3 1 1 4 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 5 K
C32 2 2 3 3 1 4 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 C
C33 3 1 4 1 1 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5 K
C34 2 1 4 1 1 - 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 6 C
C35 3 1 3 1 1 4 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 K
C36 2 2 4 1 2 3 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 K
61

KETERANGAN

Usia Anak PendidikanTer Pekerjaan Mendapat SumberInfor


yang di akhir Informasi masi
Miliki

1. 20-25 1. Anak 1. TidakSekola 1.IRT =19 1. Ya =18 1. Media


=14 1 = 18 h=3 2.PNS = 1 2. Tidak Masa = 11
2.26-30 2. Anak 2 2.SD =10 3.Swasta = 13 =18 2.Tetangga
= 15 = 15 3.SMP = 11 4.Wiraswasta =2
3.>3o 3. Anak> 4.SMA = 11 =3 3. Petugas
=7 3= 3 5.PerguruanTin Kesehatan
ggi= 1 =5

Anda mungkin juga menyukai