Anda di halaman 1dari 21

TUGAS IMUNOSEROLOGI

SD BIOLINE DENGUE NS1 Ag

DENGUE IgM ELISA

Oleh:

Melda Naomi S N S NIM P3.73.34.2.15.023

Nadheya Mawadah NIM P3.73.34.2.15.029

Nisrina Asysyifa NIM P3.73.34.2.15.029

Syifa Amelia NIM P3.73.34.2.15.023

Siti Asiyah NIM P3.73.34.2.15.02

Prodi D-4 Analis Kesehatan


Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya

sehingga tugas mata kuliah Imunoserologi II ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.Tugas

ini dibuat guna menunjukkan partisipasi kami dalam menyelesaikan tugas men-translate manual

kit intruction sebagai salah satu penunjang nilai mata kuliah Imunoserologi II. Tak lupa pula

kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas

ini.

Semoga hasil dari tugas ini dapat bermanfaat untuk pembaca. Dan tentunya tugas

ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kami menerima kritik dan

saran demi perbaikan di masa yang akan datang.

Bekasi, 9 September 2017

Penyusun
SD BIOLINE Dengue NS1 Ag

Penjelasan Pemeriksaan

[Pendahuluan] Virus dengue, ditularkan oleh nyamuk, nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus, secara luas tersebar di seluruh daerah tropis dan subtropis di dunia. Ada empat
serotipe berbeda yang diketahui (virus dengue 1, 2, 3, dan 4). Pada anak-anak, infeksi sering
menunjukkan gejala yang ringan (subklinis) atau demam yang muncul dapat sembuh dengan
sendirinya. Namun, jika pasien terinfeksi kedua kalinya dengan serotipe berbed apalagi yang
lebih parah, maka demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue akan lebih mungkin
terjadi. Dengue dianggap sebagai penyakit virus asal arthropoda yang paling penting karena
menyebabkan morbiditas dan mortalitas manusia. NSI merupakan glikoprotein yang sangat
terlindungi dan konsentrasinya tinggi dalam serum pasien yang terinfeksi dengue padafase
klinis awal penyakit. NS1 antigen ditemukan dari hari pertama dan hingga 9 hari setelah
terjadinya demam di dalam sampel dari pasien yang terinfeksi penyakit dengue primer atau
sekunder. Biasanya IgM tidak menjadi terdeteksi pada 5 sampai 10 hari setelah terjadinya
penyakit dalam kasus infeksi dengue primer dan 4 sampai 5 hari setelah terjadinya penyakit
dalam infeksi sekunder. Pada infeksi primer, IgG muncul di hari ke-14 dan bertahan seumur
hidup. Infeksi sekunder menunjukkan bahwa IgG meningkat dalam 1 sampai 2 hari setelah
timbulnya gejala dan menginduksi respon IgM setelah 20 hari infeksi.

[Penggunaan] Rapid tes SD BIOLINE Dengue NS1 Ag secara in-vitro imunokromatografi.


Satu langkah uji yang dirancang untuk mendeteksi virus dengue NS1 antigen dalam serum
manusia, plasma, atau whole blood. Rapid tes SD BIOLINE Dengue NS1 Ag secara in-vitro
imunokromatografi. Satu langkah uji yang dirancang untuk penetapan kualitatif virus dengue
NS1 antigen dalam serum manusia, plasma, atau whole blood untuk diagnosis awal infeksi
dengue akut. Perangkat tes ini berisi membran strip yang telah dilapisi dengan anti-dengue
NS1 Ag yang berada pada daerah pengujian. Anti-dengue NS1 Ag-konjugat koloid emas dan
serum, plasma atau sampel whole blood bergerak sepanjang membran secara kromatografikal
menuju daerah uji (T) dan menampakkan garis yang merupakan bentuk kompleks partikel
emas antibodi-antigen-antibodi.
[Prinsip] Perangkat test SD BIOLINE Dengue NS1 memiliki dua garis daerah hasil yang
telah terlapisi, T (garis uji) dan C (garis kontrol). Kedua garis uji dan garis control pada
celah hasil tersebut tidak akan terlihat sebelum membubuhi sampel apapun . Garis kontrol
digunakan untuk mengontrol prosedur dan harus selalu tampak jika prosedur pengujian
dilakukan dengan benar. Dengue NS1 antigen dapat mengidentifikasi virus dengue NS1
antigen di serum, plasma, atau spesimen whole blood dengan sensitifitas dan spesifitas
tingkat tinggi.

Bahan yang disediakan/Bahan-bahan aktif komponen utama

1. Kit SD BIOLINE Dengue NS1 Ag berisi item untuk melakukan uji sebagai berikut

25 perangkat uji secara terpisah dalam kantung foil dengan dessicant

25 dropper sekali pakai

1 petunjuk untuk penggunaan

2. Bahan-bahan aktif dari komponen utama

1 tes strip termasuk; konjugat emas (sebagai komponen utama): anti-dengue NS1
monoklonal tikus koloid emas (0.27 0.05 g), garis tes (sebagai komponen utama)
: anti-dengue NS1 monoklonal tikus (0.72 0.14 g), garis kontrol (sebagai
komponen utama) : Goat anti-mouse IgG (0.72 0.14 g).

Pencegahan / penyimpan dan stabilitas kit

1. SD BIOLINE Dengue NS1 Ag test sebaiknya disimpan pada suhu 1-30C. Jangan
membekukan kit atau komponen

2. Tes strip peka terhadap kelembaban dan panas

3. Lakukan tes segera setelah memindah tes strip dari kantung foil

4. Jangan digunakan diluar tanggal kadaluarsa

5. Tanggal kadaluarsa dari kit seperti yang ditunjukkan pada luar kemasan

6. Jangan menggunakan tes kit jika kantung rusak atau segel rusak
7. Periksa dessicant untuk perubahan warna indicator kelembaban dan buang kantong
jika menunjukkan warna kejenuhan

Pengumpulan specimen, penyimpanan, dan tindak pencegahan

1. Darah utuh

Mengumpulkan darah utuh ke dalam tabung (mengandung antikoagulan


seperti heparin, EDTA, dan sodium sitrat) dengan venipuncture.

Hasil optimal diperoleh saat sample pasien segera di uji setelah pengumpulan
darah. Sampel darah utuh harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah
pengumpulan.

2. Plasma atau serum

[Plasma] Mengumpulkan darah utuh ke dalam tabung (mengandung


antikoagulan seperti heparin, EDTA, dan sodium sitrat) dengan venepuncture
dan kemudian sentrifuse darah untuk mendapatkan plasma
[Serum] Mengumpulkan darah utuh ke dalam tabung (yang tidak mengandung
antikoagulan seperti heparin, EDTA, dan sodium sitrat) dengan venipuncture.
Diamkan selama 30 menit untuk membekukan darah dan kemudian sentrifuse
darah untuk mengambil serum dari supernatant

Jika plasma atau serum tidak segera di uji, harus di dinginkan pada suhu 2-
8C. untuk jangka waktu penyimpanan lebih dari 2 minggu, disarankan untuk
dibekukan. Plasma dan serum harus di tempatkan pada suhu ruang (15-30C)
30 menit sebelum digunakan

Specimen plasma atau serum yang mengandung presipitasi dapat menghasilkn


hasil yang tidak konsisten. Specimen tersebut harus diklarifikasi sebelum di
uji.

3. Tindak pencegahan

Antikoagulan seperti heparin, EDTA, dan sitrat tidak mempengaruhi hasil tes
Menggunakan secara terpisah pipet kapiler sekali pakai dan tip pipet untuk
setiap sampel untuk menghindari kontaminasi sampel yang dapat
menyebabkan hasil yang salah

Peringatan

1. Hanya untuk diagnostik in-vitro. Jangan menggunakan ulang alat pemeriksaan.


2. Jangan makan atau merokok ketika menangani spesimen.
3. Gunakan sarung tangan saat menangani spesimen. Setelah itu, cucilah keseluruhan
tangan dengan benar.
4. Hindari cipratan atau pembentukan aerosol.
5. Bersihkan tumpahan dengan desinfektan yang sesuai.
6. Desinfeksi dan buang semua spesimen kit reaksi, dan material yang berpotensi
terkontaminasi ke dalam kontainer biohazard seolah-olah limbah infeksius
7. Semua instruksi harus diikuti dengan benar agar mendapatkan hasil yang akurat

Prosedur Pemeriksaan

1. Keluarkan perangkat tes dari kantung foil dan letakkan pada permukaan datar dan
kering.
2. Dengan dropper sekali pakai, tambahkan 3 tetes (sekitar 100 l) spesimen ke dalam
well sampel (S)
3. Kerika pemeriksaan berlangsung,akan muncul warna ungu pada celah hasil yang
berada di bagian tengah perangkat.
4. Interpretasikan hasil pemeriksaan dalam 15-20 menit.
Peringatan: Jangan membaca hasil lebih dari 20 menit. Pembacaaan yang terlalu
lama akan memberikan hasil palsu.
5. Hasil positif tidak akan berubah setelah diperoleh pada menit ke 15-20. Namun, untuk
mencegah adanya kesalahan hasil, hasil pemeriksaan harus dibaca tidak lebih dari 20
menit.
Interpretasi Hasil

1. Negatif : Adanya garis kontrol (C) pada celah menunjukkan hasil negative.
2. Positif : Adanya dua garis (Band T dan Band C) yang ditunjukkan dalam
celah, dengan mengabaikan garis yang muncul pertama,
menunjukkan hasil positive.
3. Tidak valid : Jika warna garis tidak terlihat pada celah setelah melakukan tes,
hasilnya dianggap tidak valid. Petunjuk mungkin tidak diikuti dengan
benar atau alat tes yang mungkin telah memburuk.
Direkomendasikan untuk di tes ulang.

Keterbatasan Tes

1. Hasil negative dapat menunjukkan jumlah dari virus Dengue NS1 Antigen yang hadir
dalam specimen dibawah batas deteksi uji, atau antigen yang terdeteksi tidak hadir selama
tahap penyakit dimana sampel dikumpulkan.
2. Hasil negative tidak bisa mengabaikan infeksi baru.
3. Terdeteksinya virus Dengue NS1 Antigen dapat berarti positif (+) untuk infeksi dengue
awal. Seperti dengan semua tes diagnostic, semua hasil harus dipertimbangkan dengan
informasi klinis lain yang tersedia dari dokter.

Pengendalian Mutu Internal

Perangkat tes Standard Diagnosis BIOLINE Dengue NS1 Ag memiliki garis tes dan garis
control pada permukaan kaset. Diantara garis tes dan garis control pada celah hasil tidak
terlihat sebelum menerapkan sampel apapun. Garis control dari RDT hanya menunjukkan
bahwa pengencer telah berhasil diterapkan, dan bahan-bahan aktif komponen utama pada
strip yang masih fungsional, tetapi tidak menjamin bahwa sampel telah diterapkan dengan
benar dan tidak mewakili sampel positif kontrol.

Nilai yang diharapkan


Pengecualian untuk NS1 dideteksi 1 hari setelah timbulnya demam dan bertahan hingga 9
hari antara infeksi dengue primer dan dengue sekunder. Tetapi jika antibody anti-NS1
diproduksi, deteksi NSI dihambat. Dengue primer ditandai dengan peningkatan IgM 3-5 hari
setelah timbul infeksi. Dengue sekunder, ditandai dengan peningkatan IgG spesifik 1-2 hari
setelah timbul infeksi dan dalam sebagian besar kasus ini umumnya disertai dengan tingginya
IgM.

Karakteristik Kinerja

1. Sensivitas dan spesifitas Antigen Dengue NS1.


Spesimen yang digunakan pada test kit ini akan dikonfirmasikan oleh RT-PCR.
Karakteristik Penampilan Hasil dari Standar Diagnosis BIOLINE Dengue
NS1 Ag
Tipe Dengue No.sampel Positif Negatif Hasil
DEN-1 45 41 4 Sensivitas : 92.4% (109/118)
DEN-2 36 33 3
DEN-3 23 22 1
DEN-4 14 13 1
Total 118 109 9
Dengue NS1 Ag Negatif 192 1 189 Spesifitas : 98.4% (189/192)
*Sensivitas = 109/118 x 100 = 92.4 %
*Spesifitas = 189/192 x 100 = 98.4%

2. Sensivitas dari SD Dengue NS1 Ag berhubungan dengan gejala klinis.


Setelah No. Sampel No. Positif sampel (%)
Timbul Antibodi Antibodi Total Antibodi NS1 Ag Hasil
Gejala IgG IgM (*1) Akhir (*2)
1st 1-7 52 9 (17.3) 21 (40.4) 23 (44.2) 43 (82.7) 49 (94.3)
8-14 30 26 (86.7) 30 (100) 30 (100) 15 (50) 30 (100)
15-21 36 35 (97.2) 36 (100) 36 (100) 5 (13.9) 36 (100)
2nd 1-7 36 24 (66.7) 8 (22.2) 24 (66.7) 24 (66.7) 32 (88.9)
8-14 34 34 (100) 18 (53) 34 (100) 14 (41.2) 34 (100)
15-21 42 42 (100) 24 (57.2) 42 (100) 3 (7.2) 42 (100)

*1 Dengue IgG dan/ atau IgM


*2 Dengue NS1 dan / atau IgG dan IgM Antibodi

3. Presisi : Dalam jangka dan antara jangka presisi telah ditentukan oleh pengujian lima
belas specimen tiga kali : 3 dari negative, 4 dari positif rendah, 4 dari
positif sedang, dan 4 dari positif kuat. Semua nilai yang terkumpul
diidentifikasi 100% dari waktu.
4. Untuk mengevaluasi gangguan Dengue NS1 Ag Rapid Kit dari specimen pengganggu
yang relevan, sampel hemolitik, sampel mengandung faktor arthritis dan lipaemic,serta
sampel ikterik harus diselidiki. Pada pembelajaran ini, beberapa specimen tidak dapat
berinterferense dengan KIT tes.
5. Sensivitas analitis : batas deteksi ; jumlah terkecil penanda target itu dapat dideteksi
dengan tepat; dapat sama atau lebih unggul terhadap komersil
terkemuka pendeteksi dengue NS1 Ag rapid test.

Bibilography disarankan pembaca

1. Pryor MJ. Wright P. Efek dari mutagenesis situs-diarahkan di dimerisasi dan sekresi
Protein NS1 ditentukan oleh virus dengue. virologi 1993; 194: 767-80
2. SHU, P., HUANG, J. Perkembangan saat inidalam diagnosis DBD. Klinik. Diagnosis
Laboratorium. Immunologi. 2004. Juli; 11(4):642-50.
3. Alcon S., Talamin A,. Debryyne M,. Falconar A,. Deubel V,. Falmand M. 2002. ELISA
spesifik untuk Dendue Virus Tipe 1 Protein non structural NS1 mengungkapkan surkulasi
antigen dalam darah selama fase akut paseien mengalami infeksi primer atau sekunder. J.
Clin. Mikrobiol. 40:376-381.

Penolakan Produk:

Sebagaimana setiap tindakan pencegahan telah diambil untuk memastikan kemampuan


diagnostik dan akurasi produk ini, produk ini digunakan di luar kendali Produsen dan
distributor dan hasilnya dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan/atau kesalahan
pengguna. Penggunaan dari diagnostik harus berkonsultasi dengan dokter untuk konfirmasi
lebih lanjut hasilnya.

Peringatan

Produsen dan distributor ini tidak bertanggung jawab atas segala kerugian, kewajiban, klaim,
biaya kerusakan baik langsung maupun tidak langsung atau konsekuensi yang timbul terkait
dari diagnosis yang salah, apakah positif atau negative, dalam penggunaan produk ini.
DENGUE IgM

Tes ELISA untuk Mendeteksi Antibodi IgM Virus Dengue pada Serum
Manusia

Tujuan Penggunaan

Virus Dengue, anggota dari Flaviviridae, merupakan virus yang terdiri dari RNA rantai
tunggal. 4 serotype (DEN 1-4) memiliki hubungan dekat tetapi berbeda secara antigen.
Mereka tersebar pada daerah tropis dan subtropis pada siklus yang melibatkan manusia dan
nyamuk (Aedes aegypti). Infeksi dengan salah satu serotype tidak menimbulkan imunitas
silang.

Virus Dengue menghasilkan spektrum penyakit yang luas pada manusia, dari demam Dengue
ringan (DF) sampai demam hemoragik yang mengancam nyawa (DHF) dan sebuah sindrom
shock (DHS). Dengue adalah sebuah penyakit yang sangat penting yang disebabkan oleh
virus yang berasal dari nyamuk dengan perkiraan 100 juta kasus per tahun.

IgG dan IgM ELISA adalah metode yang saat ini paling berguna untuk menunjang diagnosis
serologi spesifik. Antibodi IgM dapat terdeteksi 3 hari setelah serangan awal penyakit,
antibodi IgG terdeteksi kira kira setelah 14 hari. Pada infeksi kedua, antibodi IgM bisa
muncul dan antibodi IgG dapat terdeteksi dengan level / kadar yang lebih tinggi.

Prinsip -Antibodi EIA Indirect-

Human Dengue IgM ELISA ditujukan untuk penggunaan professional. ELISA untuk
mendeteksi antibodi IgM indirect menggunakan Dengue spesifik antigen (DEN-Ag) yang
melapisi sumur mikrotiter. Spesimen Dengue yang mengandung antibodi IgM (DEN-IgM-
Ab) atau kontrol akan mengikat immobil antigel yang ada pada sumur mikrotiter (Langkah
pertama). Setelah inkubasi, komponen spesimen yang tidak berikatan dihilangkan dengan
dicuci. Buffer dilution mengandung anti-human IgG untuk mencegah gangguan Rheumatoid
Factor (RF) dan mencegah terjadinya kompetisi dari kehadiran IgG spesifik pada spesimen.

Untuk langkah inkubasi selanjutnya anti-IgM konjugat (antibodi anti-human IgM,


peroksidase konjugat) ditambahkan yang dapat berikatan secara spesifik pada antibodi kelas
IgM menghasilkan formasi imunokompleks yang khas. Setelah itu, lakukan tahapan
pencucian kedua untuk menghilangkan konjugat yang berlebih, lalu TMB / Substrat
ditambahkan (Langkah ketiga). Warna biru akan berubah menjadi kuning setelah reaksi
berhenti. Intensitas warna sebanding dengan konsentrasi DEN-IgM-Ab dalam spesimen.

Absorban dari kontrol dan spesimen ditetapkan dengan menggunakan ELISA microplate
reader atau sistem ELISA automatic (seperti HUMAN HumaReader atau ELISYS line). Hasil
dari sampel pasien diperoleh dari perbandingan dengan Cut-Off Value atau dinyatakan
dengan satuan (U/mL). Tes ini sudah dikalibrasi dengan standard pabrik.

Reagen dan Kandungannya


MIC
12 Strip mikrotiter (dalam 1 strip holder)
8 sumur snap-off strips dilapisi dengan antigen Dengue (Subtype 2)
NC
2.5 ml Kontrol negatif IgM Dengue (tutup hijau)
Siap digunakan, manusia

PC
2.5 ml Kontrol positif IgM Dengue (tutup merah)
Siap digunakan, manusia
DIL
100 ml Buffer dilution (tutup putih) pH 7.2 0.2
Siap digunakan, berwarna hijau, Antibodi anti-human IgG

CO
20 ml Anti-IgM konjugat (tutup hitam)
N
Siap digunakan, berwarna merah, Anti-human IgM (kelinci),
peroksidase konjugat
WS
50 ml Cairan pencuci (tutup putih) pH 7.2 0.2
Konsentrasi untuk 1000 ml

SUB
15 ml Reagen substrat (tutup hijau)
3,3, 5,5-tetrametilbenzidin (TMB) 20 mmol/L
Siap untuk digunakan
STOP
15 ml Stop solution (tutup merah)
Asam sulfuric, siap untuk digunakan 0.2 mmol/L

2 Strip perekat

Pengawet : Konsentrasi total < 0.2 %


Catatan Keselamatan

Jangan menelan reagen. Hindari kontak langsung dengan mata, kulit, dan membran mukus.
Samua spesimen dan kontrol sebaiknya dianggap sebagai bahan yang infeksius. Kontrol telah
dilakukan pengecakan antibodi HCV dan HIV-1/2 dan HBsAg pada pendonor dan hasilnya
negatif. Gunakan pakaian pelindung dan sarung tangan sekali pakai mengacu pada Good
Laboratory Practices

Semua peralatan yang terkontaminasi dengan spesimen pasien maupun kontrol sebaiknya di
inaktifkan dengan prosedur yang tervalidasi (autoklaf atau dengan bahan kimia) sesuai
dengan regulasi yang dapat diterapkan.

STOP , SUB dapat mengiritasi mata, kulit, dan membran mukus. Apabila terkena, bilas

dengan air lalu konsultasikan dengan dokter.

Stabilitas

Reagen akan stabil sampai tanggal kadaluarsa yang tertera apabila disimpan pada 2-8C

MIC

Tertutup dalam kantung alumunium dengan desiccant


Harus dalam suhu kamar sebelum dibuka.
Saat tidak dipakai: kembalikan dengan desiccant kedalam tas zip-lock dan simpan
dalam keadaan seperti itu dalam 2-8C .

Jangan sentuh pinggir atas dan bawah wells dengan jari.

Persiapan Reagen

Sebelum digunakan, reagen harus didiamkan sampai mencapai suhu kamar (15-25C)

Saat tidak dipakai, regaen harus disimpan pada suhu 2-8C.

Membuat Cairan Pencuci


WS WS
Encerkan 1 + 20 dengan air deionisasi segar, contoh 50 ml + 1000
ml = 1050 ml.
Stabilitas: 4 minggu pada 2-8C.
Spesimen

Serum

Jangan gunakan sampel yang terlalu lipemik dan yang hemolisis

Spesimen dapat disimpan sampai 7 hari pada 2-8C atau lebih tahan lama pada -20C.
Bekukan dan cairkan hanya sekali saja. Spesimen yang dicairkan harus dihomogenisasi.
Eliminasi partikulat pengganggu dengan sentrifugasi atau filtrasi.

Prosedur

Ikuti prosedur sesuai dengan yang dijelaskan.

Catatan Pengerjaan:

P1: Jangan campur tutup botol (beresiko terkontaminasi). Jangn gunakan reagen yang telah
kadaluarsa.

P2: Jangan gunakan reagen yang dapat terkontaminasi atau terlihat dan berbau berbeda dari
biasanya.

P3: Catat spesimen dan kontrol pada lembar yang disediakan kit.

MIC
P4: - pilih nomor yang diperlukan dan lekatkan pada holder.

P5: Kerjakan duplo untuk kontrol negatif / positif dan spesimen. Pipet kontrol dan specimen
berada di bawah mikrowells.

P6: Selalu tambahkan reagen dalam urutan dan waktu yang sama untuk meminimalisir
perbedaan waktu reaksi antara wells. Hal ini penting untuk hasil yang dapat digandakan.
Pemipetan spesimen sebaiknya tidak melebihi 5 menit. Jika tidak, pipet kurva kalibrasi dalam
posisi yang menunjukkan setengah jalan dari series. Apabila lebih dari satu plate yang
digunakan, ulangi kurva respon dosis untuk setiap plate.

P7: Hindari/buang gelembung sebelum inkubasi dan pembacaan absorban.

P8: = SUB -Diinkubasi pada kegelapan. SUB Menginisisasi reaksi kinetik, yang akan
diakhiri dengan STOP

P9: DIL - kekeruhan setelah penambahan sampel tidak memengaruhi sampel


Prosedur Pencucian

1. W1: Lepaskan adhesive strip, buang isi well ke dalam larutan natrium hipoklorit 5% dan

tambahkan WASH ke dalam setiap well. Buang setelah minimal 30 detik perendaman

lalu ulang pencucian dua kali.

2. W2: Bila menggunakan pencuci otomatis, gunakan WASH dan cuci sebanyak 3

kali. Pastikan larutan pencuci benar-benar mengisi semua well dan buang setelah 30 detik

(sisa cairan tidak lebih dari 15L)

3. W3: Setelah pencucian buang cairan yang tersisa dengan mengetuk (tapping) microtiter

strip pada kertas tisu.

II. Skema Pemipetan

Reagen dan spesimen harus diletakkan pada temperatur ruang sebelum digunakan.

Persiapan sampel:

DIL DIL
Encerkan serum pasien dengan (1:100), contoh: 10L serum + 1000L

Campurkan dengan baik. (lihat P9)

Kontrol siap digunakan dan tidak perlu diencerkan.

Well (L)

Step 1 A1 B1-C1 D1-E1 F1 ...

(Blank) (NC) (PC) (Sampel)

Tambahkan - 100 - -
NC

Tambahkan - - 100 -
PC
Tambahkan sampel yang telah diencerkan - - - 100

Tutup microtiter strip dengan adhesive strip

Inkubasi selama 60 menit dengan suhu 37C

Cuci 3 kali sesuai prosedur pencucian (W1-W3)

Tambahkan WASH 300 300 300 300

Step 2

Tambahkan CON - 100 100 100

Tutup microtiter strip dengan adhesive strip

Inkubasi selama 30 menit dengan suhu 37C

Cuci 3 kali sesuai prosedur pencucian (W1-W3)

Tambahkan WASH 300 300 300 300

Step 3

Tambahkan SUB
100 100 100 100

Inkubasi dalam gelap selama 15 menit dengan rentang suhu 17-25C

Tambahkan STOP 100 100 100 100

Campurkan dengan hati-hati.

Atur substrate blank yang terdapat pada well A1 sebagai blanko (bernilai 0) pada

ELISA microtiter plate reader/ Humareader. (langkah opsional)


Hitung absorban sesegera mungkin pada panjang gelombang 450 nm dan dalam

rentang waktu maksimal 30 menit pada panjang gelombang 630-690 nm (bila

memungkinkan)

Penghitungan Nilai Kontrol dan Cut-off


NC
Nilai absorban rata-rata pada well B1 dan C1 (MNC) dihitung dengan

penghitungan:

MNC = A450 (B1) + A450 (C1)

Nilai cut-off (COV) = MNC + 0,35

Hasil pemeriksaan dapat dinyatakan valid bila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Absorban substrate blank pada well A1 < 0.100

2. MNC 0.300
PC
3. A450 COV

Interpretasi Hasil

Sampel dinyatakan POSITIF bila A450 (pasien) COV + 10%.

Sampel dengan nilai absorban 10% COV tidak dapat dinyatakan langsung positif

atau negatif, tetapi GREY ZONE.

Sampel dinyatakan NEGATIF bila A450 (pasien) < COV - 10%


Anti-DEN IgM Antibody Units

Nilai absorban pasien x 10 = U/ mL

COV

Cut-off 10 U/mL

Grey zone 9-11 U/mL

Negatif < 9 U/mL

Positif 11 U/mL

Karakteriksitik Performa

Data kinerja dapat ditemukan di Verification Report yang dapat diakses di

www.human.de/data/gb/vr/el-denm.pdf atau

www.human-de.com/data/gb/vr/el-denm.pdf

Literatur

4. Hayes E., Gubler D., Dengue and dengue hemorrhagic fever, Pediatr. Infect. Dis. J. 11,
311-317 (1992)

5. Kalayanarooj S. et al., Early clinical and laboratory indicators of acute dengue illness,
J.Infect. Dis. 176, 313-321 (1997)

6. Pinheiro F.P., Corber S.J., Global situation of dengue and dengue haemorrhagic fever and
its emergence in the Americas, World Health Stat Q 50, 161-169 (1997)

7. Vaughn D.W. et al., Dengue in the early febrile phase: viremia and antibody responses, J.
Infect. Dis. 176, 322-330 (1997)

8. Rigau-Perez J.G., Clark G.G., Dengue and dengue haemorrhagic fever, Lancet 352, 971-
977 (1998)

9. Imported dengue USA 1999-2000, MMWR Morb Mortal Wkly. Rep. 51, 281-283
(2002)
Panduan Singkat Pemeriksaan Dengue IgM ELISA

1. Persiapan reagen dan sampel

a. WASH = 1 bagian washing solution : 20 bagian H2O (air) deionisasi

b. Sampel yang diencerkan = 1 bagian sampel : 100 bagian buffer pengencer

2. Pembagian kontrol dan sampel

a. Pipet kontrol dan sampel masing-masing sebanyak 100 L ke dalam microtiter


strip seperti contoh:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A X

B NC

C NC

D PC

E PC

F S

i. X : tidak diberikan
apa-apa

ii. NC : kontrol negatif

iii. PC : kontrol positif

iv. S dan kotak kosong


(opsional): sampel yang
telah diencerkan
b. Tutup dengan adhesive strip

c. Inkubasi selama 60 menit dengan suhu 37 C

d. Lakukan pencucian 3 x 300L

3. Pembagian konjugat

a. Pipet konjugat/ CON sebanyak 100 L ke seluruh well yang sebelumnya diisi
kecuali well A1 (yang sebelumnya tidak diisi apa-apa)

b. Tutup dengan adhesive strip

c. Inkubasi selama 30 menit dengan suhu 37 C

d. Lakukan pencucian 3 x 300L

4. Pembagian substrat

a. Pipet substrat/ SUB sebanyak 100 L ke seluruh well yang sebelumnya diisi
konjugat dan well A1

b. Inkubasi selama 15 menit dengan suhu antara 17-25C

5. Terminasi (penghentian)

a. Pipet larutan stop/ STOP sebanyak 100 L ke seluruh well yang sebelumnya
diisi substrat.

b. Campurkan dengan hati-hati

6. Pembacaan

Hitung absorban dengan panjang gelombang 450 nm segera setelah proses nomor 5 atau
maksimal 30 menit.
PEMERIKSAAN DENGUE IgM ELISA

User/ Pemeriksa :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanggal : Kontrol negatif :

Lot : Kontrol positif :

Tanggal kadaluarsa: Nilai cut-off :

Anda mungkin juga menyukai