Makalah Etika Komputer
Makalah Etika Komputer
BAB I
PENDAHULUAN
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada
sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa
komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama
perhatian tersebut adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual
perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada
masalah privasi dan pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat
membantu atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua tergantung pada cara
penggunaannya. Sebagai orang awam, kita tidak tahu menahu apakah yang dimaksud dengan Etika
dalam Komputer. Mungkin kita mengerti sedikit sebagai pengguna yang baik, kita tidak membuka
data-data orang lain. Tapi secara logika sebagai orang awam, untuk apa membuka data orang lain jika
tidak dikarenakan iseng, jahil, rasa ingin tahu yang tinggi ataukah modus perbuatan orang jahat.
Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer. Jika dilihat
dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau
buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat
yang digunakan untuk mengolah data. Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari kata etika dan
komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses
pengolahan data.
Banyak perkembangan teknologi yang sekarang ini ada di sekitar kita dan sudah menjadi bahan pokok
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tetapi dari perkembangan tersebut pasti juga
membawa dampak negatif serta mendatangkan suatu kesempatan terutama bagi pihak-pihak yang
bertujuan menyalahgunakannya untuk kepentingan/keuntungan pribadi. Sehingga penting untuk
diadakannya pendidikan tentang etika dalam menggunakan komputer.
Tentu tidak tiap perpustakaan harus memiliki komputer atau menerapkan teknologi informasi dalam
pengelolaannya. Semua tergantung pada kemampuan perpustakaan itu sendiri dalam mengembangkan
sistem pengelolaan informasinya. Pengelolaan secara tradisional masih dimungkinkan bila sumber daya
manusia atau dana belum mencukupi untuk menunjang penerapan teknologi informasi. Pada intinya
besar tidaknya perpustakaan bukan diukur dari peralatan yang dimiliki, melainkan dari kandungan
informasi yang dimiliki dan bagaimana pengelolaannya sehingga memudahkan pengguna untuk
memperoleh informasi sekecil dan dalam bentuk apapun.
Ternyata banyak sekali manfaat Teknologi Informasi dalam kehidupan kita sehari-hari.Misalnya dalam
bidang pendidikan. Dengan pendidikan dimungkinkan terjadinya penyebarluasan Teknologi Informasi
dan transformasi ilmu pengetahuan untuk sektor-sektor pendidikan. Para siswa yang duduk di bangku
sekolah dan mahasiswa juga terbantu dengan adanya internet dalam mengerjakan tugas sekolah atau
tugas kuliah. Para mahasiswa dapat mencari bahan skripsi di internet atau para siswa mencari bahan
tugas makalahnya di internet.dan pustakawan juga nisa menginput data melalui Ti. Dengan adanya
pelajaran Teknologi Informasi di sekolah, para siswa dapat belajar dan memanfaatkan TI dalam
kehidupan mereka sehari-hari dengan baik.
Manfaat TI tidak hanya pada bidang pendidikan saja, tetapi juga pada perpustakaan TI dapat membantu
pustakawan dalam melaksanakan pekerjaannnya sperti input data, masukin kolkesi dan lain-lainnya.
Selain itu juga bisa membantu pemustaka dalam menemukan kolleksi secara cepat dengan
menggunakan opac.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat 2 peristiwa penting pada tahun 1940-an yaitu Perang Dunia II dan lahirnya teknologi
komputer. Selama Perang Dunia II, Profesor Norbert Wiener mengembangkan sebuah meriam
antipesawat yang mampu melumpuhkan setiap pesawat tempur yang melintas di sekitarnya.
Pengembangan senjata tersebut memicu Wiener untuk memperhatikan aspek lain selain kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yaitu etika. Dalam penelitiannya, Wiener meramalkan terjadinya revolusi
sosial dari perkembangan teknologi informasi yang dituangkan dalam sebuah buku berjudul Cybernetics:
Control and Communication in the Animal and Machine. Penelitian Wiener masih terus berlanjut hingga
tahun 1950-an. Meskipun Wiener tidak pernah menggunakan istilah etika komputer dalam setiap
bukunya, konsep pemikirannya telah menghasilkan fondasi yang kuat dalam perkembangan etika
komputer di masa mendatang.
Meningkatnya jumlah penggunaan komputer pada era tersebut membuat Donn Parker dari SRI
International Menlo Park California melakukan berbagai penelitian terhadap penggunaan komputer
secara ilegal. Menurut Parker, kejahatan komputer terjadi karena kebanyakan orang mengabaikan etika
dalam penggunaan komputer. Pemikiran Parker menjadi pelopor kode etik profesi di bidang komputer
(Kode Etik Profesional).
Penelitian dan pelatihan etika komputer berkembang pesat mulai tahun 1990 hingga saat ini.
Berbagai konferensi, riset, jurnal, artikel dan buku mengenai etika komputer terus berkembang sehingga
masyarakat dunia menyadari pentingnya etika dalam penggunaan komputer. Etika komputer juga
menjadi dasar lahirnya peraturan atau undang-undang mengenai kejahatan komputer.
2.2 Pengertian Etika Komputer
Jika dilihat dari sejerah etika komputer baru berkembang tahun 1940-an, dan sampai sekarang
berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru Komputer ditemukan oleh Howard Aiken pada tahun
1973 Penemuan komputer di tahun 1973 ini menjadi tonggak lahirnya etika komputer yang kemudian
berkembang hingga menjadi sebuah disiplin ilmu baru di bidang teknologi.
Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer. Jika dilihat
dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau
buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat
yang digunakan untuk mengolah data. Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari kata etika dan
komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses
pengolahan data. Untuk menanamkan kebiasaan komputer yang sesuai, etika harus
etika komputer dan telah menghasilkan guideline etika komputer, kode etik.
Pada tahun 1992, koalisi etika komputer yang tergabung dalam lembaga etika komputer (CEI)
memfokuskan pada kemajuan teknologi informasi, untuk dan korporasi serta kebijakan publik.
CEI menyelamatkannya pada kebijakan organsasi, publik, indutrial, dan akademis. Lembaga ini
memperhatikan perlunya isu mengenai etika berkaitan degan kemajuan teknologi informasi dalam
masyarakat dan telah menciptakan sepuluh perintah etika computer.
Adapun Sepuluh Perintah untuk Etika Komputer Dari Institut Etika Komputer yaitu :
6. Jangan menggunakan atau menyalin perangkat lunak yang belum kamu bayar
8. Jangan mengambil hasil intelektual orang lain untuk diri kamu sendiri
10. Gunakanlah komputer dengan cara yang menunjukkan tenggang rasa dan rasa penghargaan
tahap revolusi dalam komputer yang dikemukakan oleh James Moor : Dari perkembangan-
perkembangan yang telah dikemukakan oleh para pemikir dunia komputer dapat disimpulkan bahwa
etika komputer merupakan hal yang penting untuk membatasi adanya penyalahgunaan
teknologi/komputer yang dapat merugikan orang lain. Dengan adanya etika komputer segala kegiatan
yang dilakukan dalam dunia komputer memiliki aturan-aturan/nilai yang mempunyai dasar ilmu yang
jelas dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehingga etika komputer dapat membatasi apa saja yang
boleh dilakukan dan apa saja yang menjadi pelanggaran dalam penggunaan komputer
Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan dasar
pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer yang ada.
Pengenalan teknologi komputer menjadi kurikulum wajib di sekolah-sekolah, mulai dari Sekolah Dasar
(SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA sederajat). Pelajar, mahasiswa dan karyawan dituntut untuk
bisa mengoperasikan program-program komputer dasar seperti Microsoft Office.
Lahirnya etika komputer sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi tidak dapat
dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan komputer.
1. Kejahatan Komputer(Computercrime)
Pesatnya perkembangan teknologi komputer membawa dampak positif bagi perkerjaan manusia
sekarang ini, namun di sisi lain juga membawa dampak negatif terutama bagi pihak-pihak yang
menyalahgunakan dan mencari keuntungan dengan cara yang tidak dibenarkan. Hal ini memunculkan
suatu anggapan tentang kejahatan di dunia komputer yang sering disebut Computercrime. Kejahatan
komputer juga dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal. Hal tersebut terjadi karena
banyaknya orang yang melakukan kejahatan komputer mengabaikan adanya etika dalam penggunaan
komputer
2. E-commerce
Perkembangan teknologi juga berpengaruh pada perekonomian dan perdagangan negara. Melalui
internet transaksi perdagangan menjadi lebih cepat dan efisien. Namun perdagangan melalui internet
ini memunculkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak transaksi,
masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani hal tersebut, para
penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996 sebagai acuan
dalam melakukan transaksi lewat internet.
4. Netiket
Internet merupakan salah satu bukti perkembangan pesat dari teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer dapat
mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan dunia bisnis,
pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet, interaksi
manusia dapat dilakukan dari berbagai belahan dunia tanpa harus saling bertatap muka. Tingginya
penggunaan internet melahirkan aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiker merupakan etika
acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF(The Internet
Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional ynag terdiri dari operator, perancang jaringan
dan peneliti yang terkait dengan pengopersian internet
Seiring perkembangan teknologi, para profesional di bidang komputer sudah melakukan spesialisasi
bidang pengetahuan dan sering kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan
masyarakat. Maka dari itu mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal dari
konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka dalam hubungan
profesionalnya dengan orang lain. Mencakup pekerja dengan pekerjaan, klien dengan profesional,
profesional dengan profesional lain, serta masyarakat dengan profesional.
Banyak perkembangan teknologi yang sekarang ini ada di sekitar kita dan sudah menjadi bahan pokok
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Tetapi dari perkembangan tersebut pasti juga
membawa dampak negatif serta mendatangkan suatu kesempatan terutama bagi pihak-pihak yang
bertujuan menyalahgunakannya untuk kepentingan/keuntungan pribadi. Sehingga penting untuk
diadakannya pendidikan tentang etika dalam menggunakan komputer.
Kini dengan hukum dunia teknologi informasi diperkuat maka setiap orang tidak seenaknya lagi
melannggar hukum, karena bisa-bisa digiring sampai ke kantor polisi. Organisasi industri seperti
Software Publishers Association (SPA) segera dibentuk setelah maraknya pembajakan perangakat
lunak dalam sekala besar maupun kecil. (Pembajakan perangkat lunak komersial sekarang merupakan
tindak pidana berat, bisa dienjara maksimal 5 tahun dan didenda hingga 250.000 dollar bagi siapa saja
yang terbukti memakai peragkat bajakan). Dengan memperkuat hukum ini minimal akan mengurangi
resiko kejahatan Teknologi informasi.
Pada tahun 1988, setelah internet tersebar luas, Departemen pertahanan AS membentuk CERT.
Meskipun lembaga ini tidak mempunyai wewenang untuk menahan atau mengadili, CERT menyediakan
informasi internasional dan layanan seputar keamanan bagi para pengguna internet. CERT hadr sebagai
pendamping pihak yang diserang, membantu mengatasi penggangu, dan mengevaluasi sistem yang
telah megalami serangan untuk melindunginya dari gangguan dimasa yang akan datang
Dalam teknik ini pengguna, semisal pedagang membuat file negatif yang memuat kriteria yang harus
dipenuhi oleh setiap transaksi. Kriteria ini meliputi nomor kartu kredit yang dicuri dan juga batas
harganya, kecocokan alamat rekening pemegang kartu dan alamat pengiriman, dan peringatan jika satu
item dipesan dalam jumlah besar.
Teknologi informasi adalah perangkat keras bersifat organisatoris, dan meneruskan nilai-nilai sosial
dengan siapa individu atau khalayak mengumpulkan, memproses, dan saling mempertukarkan informasi
dengan individu atau khalayak lain (Rogers, 1986).
Pemanfaatan teknologi informasi telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, baik secara pribadi
maupun kelompok, maka pada organisasi atau lembaga tempat mereka bekerjapun telah dipengaruhi
oleh teknologi ini.perilaku masyarakat yang serba ingin cepat juga berdampak pada pola mereka dalam
mencari mencari dan memanfaatkan informasi.salah satu adalah mereka yang membutuhkan informasi
yang up to date, cepat, akurat, dan terpercaya yang dapat diakses dari mana saj dan kapan saja.
Untuk mengelolah perpustakaan secara mudah dan cepat dapat direalisasikan dengan menerapkan
penggunaan TI. Menurut shopia (1998), penggunaan teknologi komputer di perpustakaan memiliki
manfaat sebagai berikut :
3. Ledakan informasi yang makin membanjiri dunia saat ini membutuhkan pengelolaan yang lebih
sistematis
4. Dengan adanya komputer Akses terhadap informasi, kebutuhan pengguna untuk mencari atau
menemukan kembali informasi lebih mudah dengan adanya teknologi informasi
5. Efisiensi pekerjaan. Dengan adanya komputer di perpustakaan membantu pekerjaan menjadi lebih
cepat. Pencatatan buku-buku baru serta pengolahan akan lebih mudah jika disimpan dalam berkas
komputer.
7. Salinan data atau informasi yang dibuat dapat diseragamkan sehingga memudahkan pengguna
lainnya (user friendly)
9. Pengguna dapat belajar dan mencari sendiri informasi yang dibutuhkan dengan bantuan komputer
Dengan bantuan teknologi komputer maka beberapa pekerjaan manual dapat dipercapat dan
diefesienkan.selain itu proses pengolahan data koleksi menjadi lebih akurat dan cepat untuk ditelusuri
kembali.
Teknologi informasi di perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan terutama efesiensi
dan efektifitas kerja perpustakaan. Dengan teknologi informasi, beberapa pekerjaan manual dapat
dipercepat dan diefisienkan. Selain itu proses pengolahan bahan pustaka akan menjadi lebih akurat dan
cepat untuk di telusur kembali. Dengan demikian para pustakawan dapat menggunakan waktu lebihnya
untuk mengurusi pengembangan perpustakaan karena beberapa pekerjaan yang bersifat berulang
sudah diambil alih oleh komputer.
Manfaat penerapan teknologi informasi bagi pemakai perpustakaan menurut Henderson (1992) adalah :
3. Menyediakan akses 24 jam (bila TI dioperasikan atau jasa layanannya sudah dalam bentuk web
browsher) bagi pemakai
4. Menyediakan akses informasi yang tidak terbatas dari berbagai jenis sumber
6. Menyediakan informasi yang dapat digunakan secara luwe bagi pemakai sesuai dengan
kebutuhannya
Lebih jauh Cohrane (1992), menyebutkan beberapa keuntungan teknologi informasi bagi perpustakaan
sebagai berikut :
4. Menghilangkan pekerjaan yang bersifat mengulang (Repetitif) dan karenanya tidak menarik dan
membosangkan
8. Meningkatkan efesiensi.
Namun disis lain teknologi informasi memiliki kerugian/kelemahan atau kendala dalam penerapannya di
Indonesia.
Selain keuntungan yang dapat diperoleh, penggunana teknologi informasi perpustakaan dapat
menimbulkan masalah seperti :
1. Penggunaan komputer yang bertujuan untuk memperingan dan mempercepat pekerjaan, di sisi lain
bisa menimbulkan pengangguran, karena beban pekerjaan semakin berkurang dengan adanya computer
2. Adanya kemungkinan penyalahgunaan data untuk kepentingan pribadi. Kemudahan pengelolaan
informasi dalam bentuk pangkalan data memberi peluang untuk memindahkan data yang tadinya milik
pribadi atau rahasia dapat diakses oleh orang lain.
3. Perlindungan terhadap hak cipta seseorang sulit diwujudkan. Sebuah karya atau kumpulan data
dapat dengan mudah dikopi dan dimiliki oleh orang lain tanpa seizin pemilik informasi tersebut. Terlebih
jika tujuannya digunakan untuk mencari keuntungan pribadi.
4. Ketergantungan pada komputer menimbulkan kelemahan bila listrik mati atau komputer terserang
virus, maka data tidak dapat diakses.
5. Ketidakmampuan sumber daya manusia dalam menguasai teknologi dapat menimbulkan kendala
dan memunculkan anggapan bahwa teknologi justru menghambat pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Etika komputer merupakan seperangkat nilai yang mengatur dalam penggunaan komputer. Jika dilihat
dari pengertian masing-masing etika merupakan suatu ilmu/nilai yang membahas perbuatan baik atau
buruk manusia yang dapat dipahami oleh pikiran manusia, sedangkan komputer sendiri merupakan alat
yang digunakan untuk mengolah data. Etika komputer baru berkembang tahun 1940-an, dan sampai
sekarang berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru.
CEI menyelamatkannya pada kebijakan organsasi, publik, indutrial, dan akademis. Lembaga ini
memperhatikan perlunya isu mengenai etika berkaitan degan kemajuan teknologi informasi dalam
masyarakat dan telah menciptakan perintah etika-etika computer. Lahirnya etika komputer sebagai
sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang teknologi tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-
permasalahan seputar penggunaan komputer banyaknya permasalahan-permasalahan kita ketemui
tidak membuat kita jenuh dalam menggunakan komputer, karena dengan adanya permasalahan itu
pasti ada juga cara mengatasi atau menanggulanginya.
Dengan adanya teknologi informasi seperti komputer telah membawa perubahan dan manfaat pada
perpustakaan, pekerjaan yang baisanya mnghabiskan waktu berhari-hari sekarang tidak lagi karena
pekerjaan itu bisa diselesaikan dengan mudah dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Simarmata, Janner. 2008. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wahyono, Teguh. 2009. Etika Komputer: Tanggung Jawab Profesional di Bidang Teknologi Informasi.
Yogyakarta: