Anda di halaman 1dari 5

ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Plumbon Km 11
Cirebon P...... 00 1 dari 2
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Plumbon Km 11
Cirebon P...... 00 2 dari 2

Pengertian Asesmen nyeri adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi semua


data klinik, pengalaman sensorik dan emosional yang diakibatkan adanya
pengertian kerusakan jaringan yang sedang atau akan terjadi, atau
pengalaman sensorik dan emosional yang merasakan seolah-olah terjadi
kerusakan jaringan, dll untuk diagnosis status nyeri dan mengembangkan
rencana penatalaksanaan yang tepat
Tujuan 1. Memperoleh data faktor predisposisi
2. Memperoleh data etilogi
3. Memperoleh skor nyeri dengan menggunakan metode Numeric Rating
Scale
4. Menentukan data nyeri dalam kategori resiko rendah, sedang atau
tinggi
5. Menentukan tatalaksana nyeri
Kebijakan
1. Pengkajian nyeri dilakukan oleh dokter dan atau perawat yang
berkompeten.
2. Skrining nyeri dilakukan terhadap setiap pasien, baik rawat jalan, gawat
darurat maupun rawat inap
3. Skrining nyeri pasien rawat jalan dilakukan untuk setiap kunjungan
pertama setiap harinya. Kunjungan kedua dan seterusnya tidak perlu
diulang. (Bila dalam sehari pasien mengunjungi lebih dari satu dokter /
klinik)
4. Skrining nyeri pasien rawat inap diulang sedikitnya setiap 24 jam dan
didokumentasikan dalam catatan perkembangan pasien.
5. Bila pasien mengalami nyeri atau sedang dalam terapi nyeri, maka pengkajian dilakukan
setiap sebelum pemberian obat nyeri, atau sesuai instruksi dokter.
6. Pengkajian nyeri juga perlu diulang sebelum 24 jam bila :
a. Setelah menjalani tindakan pembedahan atau invasif lain
b. Jatuh
c. Mengeluh nyeri

Prosedur
1. Perawat atau dokter melakukan asesmen awal mengenai nyeri
terhadap semua pasien yang datang ke bagian IGD, poliklinik,
ataupun pasien rawat inap.
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Plumbon Km 11
Cirebon P...... 00 3 dari 2

2. Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale


a. Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9
tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan
intensitas nyeri yang dirasakannya.
b. Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 10.
1) 0 = tidak nyeri
2) 1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-
hari)
3) 4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas
sehari-hari)
4) 710 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari)9
c. Pada pasien yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka, gunakan asesmen Wong Baker FACES
Pain Scale (gambar wajah tersenyum cemberut menangis)
3. Perawat menanyakan mengenai faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri kepada pasien
4. Tanyakan juga mengenai deskripsi nyeri:
a. lokasi nyeri
b. kualitas dan atau pola penjalaran / penyebaran
c. onset, durasi, dan faktor pemicu
d. riwayat penanganan nyeri sebelumnya dan efektifitasnya
e. efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari
f. obat-obatan yang dikonsumsi pasien
5. Pada pasien dalam pengaruh obat anestesi atau dalam kondisi
sedasi sedang, asesmen dan penanganan nyeri dilakukan saat
pasien menunjukkan respon berupa ekspresi tubuh atau verbal
akan rasa nyeri.
6. Asesmen ulang nyeri:
Dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut:
a. Lakukan asesmen nyeri yang komprensif setiap kali
melakukan pemeriksaan fisik pada pasien
b. Dilakukan pada: pasien yang mengeluh nyeri, 1 jam setelah
tatalaksana nyeri, setiap empat jam (pada pasien yang sadar/
bangun), pasien yang menjalani prosedur menyakitkan,
sebelum transfer pasien, dan sebelum pasien pulang dari
rumah sakit.
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Plumbon Km 11
Cirebon P...... 00 4 dari 2

c. Pada pasien yang mengalami nyeri kardiak (jantung), lakukan


asesmen ulang setiap 5 menit setelah pemberian nitrat atau
obat-obat intravena
d. Pada nyeri akut / kronik, lakukan asesmen ulang tiap 30 menit
1 jam setelah pemberian obat nyeri.
7. Tatalaksana nyeri:
a. Berikan analgesik sesuai dengan anjuran dokter
b. Perawat secara rutin (setiap 4 jam) mengevaluasi tatalaksana
nyeri kepada pasien yang sadar / bangun
c. Tatalaksana nyeri diberikan pada intensitas nyeri 4.
Asesmen dilakukan tiap 1 jam setelah tatalaksana nyeri
sampai intensitas nyeri 3.
d. Sebisa mungkin, berikan analgesik melalui jalur yang paling
tidak menimbulkan nyeri
e. Nilai ulang efektifitas pengobatan
f. Tatalaksana non-farmakologi:
1) Berikan heat / cold pack
2) Lakan reposisi, mobilisasi yang dapat ditoleransi oleh
pasien
3) Latihan relaksasi, seperti tarik napas dalam, bernapas
dengan irama / pola teratur, dan atau meditasi
pernapasan yang menenangkan
4) Distraksi / pengalih perhatian
8. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai:
a. Faktor psikologis yang dapat menjadi penyebab nyeri
b. Menenangkan ketakutan pasien
c. Tatalaksana nyeri
d. Anjurkan untuk segera melaporkan kepada petugas jika
merasa nyeri sebelum rasa nyeri tersebut bertambah parah

Unit Terkait
1. Instalasi Rawat Inap dan Intensif
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Unit Fisioterapi
4. Unit Hemodialisa
5. Instalasi Gawat Darurat
6. Instalasi Bedah Sentral
ASSESMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Plumbon Km 11
Cirebon P...... 00 5 dari 2

Dokumen Terkait
1. Catatan Perkembangan Pasien (RM .....)
2. Catatan Instalasi Gawat Darurat (RM 1)
3. Form Catatan rekam medis rawat jalan (RM...)
4. Form Assesmen/Pengkajian nyeri (F.......)

Anda mungkin juga menyukai