Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hemodialisis adalah proses pembersihan darah dari zat-zat sampah melalui proses
penyaringan luar tubuh. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau
pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs,
2006).

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penurunan fungsi ginjal secara progresif berupa
fungsi ekskresi, fungsi pengaturan dan fungsi hormonal dari ginjal. Sebagai kegagalan sistem
sekresi menyebabkan menumpuknya zat-zat toksik dalam tubuh yang akan menimbulkan
sindrom uremi dengan gejala mual, muntah, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan
pertumbuhan, dan perkembangan seks dan perubahan kualitas hidup.

Penelitian di Kanada pada tahun 2001 menunjukkan bahwa penderita terbanyak gagal
ginjal kronik adalah pria. Hal tersebut mirip dengan yang terjadi di RSUD Dr. Soedomo
Trenggalek. Kasus gagal ginjal kronik di RSUD Dr. Soedomo Trenggalek paling banyak di
derita oleh pria. Hal ini terlihat misalnya pada penderita gagal ginjal kronik pada tahun 2017,
dari data tersebut penderita penyakit ini sebanyak 50 orang, dari jumlah tersebut 35,28 %
merupakan pasien pria.

Menurut Sitomorang (2002), terapi pengganti pada pasien GGK dapat mempertahankan
hidup sampai beberapa tahun. Salah satu terapi pengganti adalah hemodialisis (HD) yang
bertujuan mengganti fungsi ginjal sehingga dapat memperpanjang kelangsungan hidup dan
memperbaiki kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik. Menurut Roesli (2004), dasar
dari suatu hemodialisis adalah proses difusi, yaitu terjadi translokasi ion melalui membran
semipermeabel akibat perbedaan konsentrasi dan ultrafiltrasi akibat perbedaan tekanan.

Menurut Situmorang (2002), terapi konservatif pada gagal ginjal yaitu pengaturan diet
terutama pada kandungan protein dan air. Untuk dapat mencapai dan mempertahankan kondisi
tersebut banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain nutrisi pasien untuk dapat
mempertahankan kadar albumin dalam batas normal dalam tubuh pasien. Sebab pada pasien
yang menjalani hemodialisis juga akan kehilangan albumin sekitar 20 gr/dl dalam satu kali
dialisis dan itu terjadi bila menggunakan tipe dialyzer high flux. Untuk itu pasien hendaknya
mampu meningkatkan nutrisi yang akan membantu pasien dalam menjalani pengobatan yang
optimal seperti yang diharapkan, sehingga kadar albumin dapat terkontrol

Anda mungkin juga menyukai