Anda di halaman 1dari 12

Makalah

PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR SEBELUM


KEMERDEKAAN, SETELAH KEMERDEKAAN DAN SAAT INI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah BK Karir


Diampu oleh Dosen : Asiah S.Pd M.Pd.

Disusun oleh:

MEGA WATI PUTRI HARAHAP (1153151016)

NAMIRA AISYAH SIREGAR (1153151017)

NURHALIMAH (1153151021)

Reguler C 2015

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bimbingan Karir ini
tentang Perkembangan Bimbingan Dan Konseling Karir Sebelum Kemerdekaan, Setelah
Kemerdekaan Dan Saat Ini, tepat pada waktunya. Konseling karir sifatnya kompleks, dan
kompleksitas konseling seirama dengan rentang kehidupan manusia .

Tugas ini diharapkan mampu membantu kita sebagai calon pendidik untuk mengetahui
bagaimana konseling karir sepanjang rentang kehidupan dan juga agar memudahkan kita
dalam merealisasikannya dalam layanan bimbingan karir. Makalah ini dikarenakan kami
merasa sebagai calon konselor harus mengetahui terlebih dahulu konsep dasar dalam
konseling karir untuk memudahkan dan menambah wawasan bagaimana cara serta manfaat
dalam melaksanakan layanan bimbingan karir tersebut.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenaan
membaca hasil kritikal buku ini dengan tulus dan ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat,
khususnya bagi para kita sebagai calon konselor dalam hal melaksanakan bimbingan karir
kedepannya. Diharapkan kritik dan saran bagi para pembaca untuk menyempurnakan hasil
kritikan buku ini agar lebih baik kedepannya.

Medan, 18 November 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia ................................................................. 2

2.2 Makna Bimbingan Karir ...................................................................................................... 2

2.3 Perkembangan Bimbingan Karir sebelum Kemerdekaan .................................................... 3

2.4 Perkembangan Bimbingan Karir setelah Kemerdekaan ..................................................... 4

2.5 Perkembangan Bimbingan Karir Saat ini ........................................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 8

3.2 Saran .................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bimbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja,
dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral dari
program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Sesuai dengan kebutuhan manusia, setiap orang membutuhkan pekerjaan, pekerjaan
ataupun karir banyak individu yang salah dalam mencapinya, untuk menghindari kesalahan
dalam pemilihan karir maka diperlukannya bimbingan karir. Sebagai seorang calon konselor
harus mampu memahami bagaimana cara memberikan layanan bimbingan karir, dan
bagaimana perkembangan bimbingan karir sebelum, sesudah, dan saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Bimbingan Karir sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan?
2. Apa Saja Kedudukan Bimbingan Karir?
3. Apa Makna Bimbingan Karir?

1.3 Tujuan Masalah


Dari latar belakang, rumusan masalah, dan dari pembahasan dibawah dapat diambil
tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah bimbingan karir sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan.
2. Mengetahui kedudukan bimbingan karir.
3. Mengetahui makna bimbingan karir.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bimbingan dan Konseling di Indonesia


Anak-anak yang masuk sekolah tidak lagi terbatas hanya pada anak-anak yang bersifat
dari golongan masyarakat tertentu saja. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan. Oleh
karena itu mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan tanpa
memandang latar belakangnya (orang tua, ekonomi, kemampuan, dan sebagainya).
Akibatnya, sekolah harus menampung semua anak yang beraneka tingkat kemampuan, bakat,
minat, dan berbagai latar belakang. Pelajaran klasikal saja tidak mungkin dapat melayani
kebutuhan semua anak yang beraneka ragam itu. Untuk itu diperlukan pelayanan khusus yang
disebut bimbingan dan konseling.
Dengan diadakannya konferensi FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di
seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang sejak tanggal 20-24 Agustus 1960, telah
diputuskan bahwa bimbingan dan konseling dimasukkan dalam kurikulum FKIP. Hal tersebut
menunjukkan adanya langkah yang lebih maju, yaitu bimbingan dan konseling sebagai suatu
ilmu yang dikupas secara ilmiah. Dengan adanya instruksi dari pihak pemerintah
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) untuk melaksanakan bimbingan dan konseling di
sekolah-sekolah, telah membuat bimbingan dan konseling semakin maju di lingkungan
sekolah.
Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia menjadi semakin mantap dengan
terjadinya perubahan nama organisasi Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) menjadi
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) pada tahun 2001. Pemunculan nama
ini dilandasi terutama oleh pemikiran bahwa bimbingan dan konseling harus tampil sebagai
profesi yang mendapat pengakuan dan kepercayaan publik.
Berdasarkan penelaah yang cukup kritis terhadap perjalanan historis gerakan bimbingan
dan konseling di Indonesia, Prayitni (2003) mengemukakan bahwa periodesasi
perkembangan gerakan bimbingan dan penyuluhan di Indonesia melalui lima periode, yaitu:
periode prawacana, pengenalan, pemasyarakatan, konsolidasi, dan tinggal landas.
2.2 Makna Bimbingan Karir
Masuknya BK karier di indonesia Pelayanan Konseling dalam system pendidikan
Indonesia mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut
Bimbingan dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi
Bimbingan dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai
2
dibicarakan di Indonesia sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di
Indonesia sejak diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam
kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK
semakin mantap pada tahun 2001.
Secara terminology karir itu diartikan sebuah wacana tertentu saja oleh sebagai kalangan
awam yang menganggap wacana tersebut hanya tertentu pada seseorang yang mempunyai
suatu posisi, jabatan atau yang berkaitan dengan suatu pekerjaan.sebenarnya banyak
prespektif dalam pemaknaan karir dan juga banyak tokoh pemikir yang mendefinisikan karir
dalam artian yang berbeda namun tujuannya sama, tergantung satu individu tersebut dari
mana mengartikannya karena hal itu memiliki arti yang sangat luas. Namun sejatinya karir itu
mempunyai artian luas seperti halnya urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki
disepanjang pengalaman kerja seseorang .
Sedangkan bimbingan karir itu sendiri diartikan sebagai upaya bantuan kepada individu
untuk memberikan dorongan dan untuk memberikan kemudahan untuk mendapatkan
pekerjaan dan kemudahan meniti karir dalam kehidupannya. Banyak berbagai definisi dari
karir namun yang terpenting dapat disimpulkan dalam satu pengertian karir yaitu karir
merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan mencakup
seluruh aspek kehidupan diantaranya peran hidup, lingkungan kehidupan, yang terwujud
karena adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri ini akan bermakna dikala adanya
kepuasan atau kebahagiaan diri dan lingkungan.
Kesuksesan individu dalam berkarir yang tampak dikarenakan adanya ketenangan,
kenyamanan, kestabilan dan kepuasan dalam bekerja. Bimbingan karir inipun
juga banyak prespektif dalam pengartiannya, dikarenakan bimbingan karir ini sulit
dipisahkan dari konsep vocational guidance atau bimbingan jabatan yang kemudian berubah
menjadi carrer guidance atau bimbingan karir yang diartikan sebagai proses untuk membantu
dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di
dalamnya.
Namun selang beberapa tahun kemudian pengertian bimbingan karir ini direfisi sebagai
suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan mengembangkan diri serta
perannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengklarifikasikan konsepnya dengan realita
dalam lingkungan yang berujung pada kepuasan diri dan masyarakat . Rochman natawidjadja
menyimpulkan pengertian bimbingan karir sebagai proses untuk membantu seseorang untuk
mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia atau
lingkungannya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja yang kemudian
3
atau pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam
bidang tersebut.

2.3 Perkembangan Bimbingan Karir sebelum Kemerdekaan.


Sejarah Perkembangan konseling karir dibagi menjadi 2 bagian utama. Bagian Pertama
meliputi periode dari tahun 1850-1940. Perkembangan bimbingan dan Konseling Karir
sebelum kemerdekaan masa ini merupakan masa penjajahan Belanda Dan jepang. Para
peserta didik mengabdi demi kepentingan penjajah.Dalam situasi seperti ini , Upaya
Bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia berusaha untuk memperjuangkan kemajuan bangsa
indonesia melalui pendidikan.
Salah satunya adalah Taman Siswa Yang dipelopori Oleh K.H Dewantara yang
menanamkan nasionalisme dikalangan para siswanya. Dari sudut pandang Bimbingan, Hal
tersebut pada hakikatnya adalah dasar dari bagi pelaksanaan Bimbingan.Bimbingan Karir
Bermula dari bimbingan Jabatan. Istilah Bimbingan Karir Bermula dari Istilah Frank Pearson
pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk
membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah
Vocational Guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan
mempersiapakan suatu pekerjaan. Termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan
kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.

2.4 Perkembangan Bimbingan Karir setelah Kemerdekaan


Bimbingan Karir Bermula dari Bimbingan Jabatan
Istilah bimbingan karir bermula dari Isitilah vocational guidance,Istilah ini pertama kali
dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang
bertujuanuntuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan.Pada awalnya penggunaan istilah
vocational guidance lebih merujukpada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan
suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk
memasuki suatu pekerjaan.
Konsep bimbingan yang bermula di Amerika Serikat ini dilatari oleh berbagai kondisi obyektif
pada waktu itu, diantaranya :
1. Keadaanekonomi
2. Keadaan sosial, seperti urbanisasi
3. Kondisi ideologis,seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali danmenyebarkan pemikiran
tentang kemampuan seseorang dalam rangkameningkatkan kemampuan diri dan statusnya
4
4. Perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi
eksperimantal,
Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan vocational guidance yang
kemudian tersebar keseluruh Negara, termasuk ke Indonesia.Pada tahun 1951, para ahli
mengadakan perubahan pendekatan dari model okupasional occupational ke model karir
(career ). Kedua model ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam
landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada
kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model
karir, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba
pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh
sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai
turut dipertimbangkan.
Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang
muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan dalam pekerjaan.
Penggunaan istilah karir didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus
rangkaian kegiatan dalammencapai tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan
bahwa istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih luas.
Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu,
sedangkan bimbingan karir menitik beratkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan
mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh pandangan
yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya
dalam masyarakat.
Berikut adalah poin-poin sejarah dari perkembangan bimbingan karir :
1. Tahun 1898 : Jessie B. Davis dengan mendirikan Educational Career Conna Control
dikota Detroit.
2. Tahun 1907 : Eli Weaver, menerbitkan buku yang berjudul : Choosing a Career pada
tahun 1908.
3. Tahun 1908 : Frank Parsons, mendirikan the Boston Vocational Bereau, untuk
membantu para pemuda memilih pekerjaan dan melatih guru-guru sebagai konseler
pekerjaan.
4. Tahun 1909 : Parsons menerbitkan buku Choosing a Vocational Parsons menjelaskan
bahwa dalam memilih pekerjaan itu harus diperhatikan 3 faktor terpenting, yaitu :

5
Pengertian yang jelas tentang dirinya sendiri seperti bakat kemampuan, minat, ambisi,
keuntungan, hambatan yang dimiliki. Pengetahuan tentang persyaratan jabatan dan kondisi
untuk keberhasilan, keuntungan dan kerugian kompensasi, kesempatan dan prospek dan suatu
jabatan. Penalaran yang benar terhadap hubungan dari kedua kelompok fakta tersebut diatas.
Tahun 1920-1930, bimbingan diterima disekolah-sekolah, tidak hanya masalah jabatan saja
tetapi juga masalah pendidikan dari sosial. Pada akhir 1930 masalah bimbingan jabatan
menjadi sangat penting lantaran timbulnya masalah pengangguran, penempatan, perubahan
teknologi, mobilitas dan perkembangan jabatan.

2.5 Perkembagan Bimbingan Karir Saat ini


Secara resmi BK di programkan disekolah sejak diberlakukan kurikulum 1975, tahun
1975 berdiri ikatan petugas bimbingan Indonesia (IPBI) di Malang. Penyempurnaan
kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 dengan memasukkan bimbingan karir di dalamnya.
Selanjutnya UU No. 0/1989 tentang Sisdiknas membuat mantap posisi bimbingan dan
konseling yang kian diperkuat dengan PP No. 20 Bab X Pasal 25/1990 dan PP No. 29 Bab X
Pal 27/1990 yang menyatakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan.
Perkembangan BK di Indonesia semakin mantap dengan berubahnya 1 PBI menjadi
ABKIN (Asuransi Bimbingan dan Konseling Indonesia) tapa tahun 2001. Layanan
bimbingan di Indonesia dimulai dari kegiatan di sekolah-sekolah lalu menjadi perhatian
pemerintah dan akhirnya sekarang menjadi usaha pemerintah Indonesia sebagai buktinya
layanan bimbingan pun diatur dalam undang-undang Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003.
Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi
Konselor. Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah
satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,
widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara
eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak
menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks
tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan dan
perbedaan.
Keberadaan profesi konselor di Indonesia memang sudah diakui secara undang undang,
tetapi hal itu tidak dibarengi dengan pengertahuan masyarakat tentang profesi konselor. Di
6
luar sana masih banyak orang yang kebingungan jika ditanya tentang profesi konselor.
Mereka bingung bukan karena sulit membedakan sesuatu, tetapi lebih karena mereka tidak
tahu apa itu konselor. Profesi yang mereka tahu hanyalah dokter, guru, petani, dan lain lain.
Hal ini mungkin disebabkan karena masyarakat belum begitu merasakan manfaat dari adanya
profesi konselor ini. Tentu hal ini bisa sedikit dimaklumi karena profesi konselor muncul
baru sekitar tahun 1960an. Tidak seperti profesi lain yang sudah ada sejak dulu sehingga
masyarakat lebih mengenal profesi yang lain tersebut. Namun jika kita melihat lebih dalam
lagi, 40 tahun bukanlah waktu yang sedikit. Selama waktu itu seharusnya sekarang ini
konselor sudah menjadi suatu profesi yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat. Dengan
kata lain, perkembangan profesi konselor di Indonesia terbilang lambat.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bimbingan karier merupakan salah satu aspek bimbingan perkembangan, sehingga
sangat diperlukan sepanjang perkembangan anak, lebih baik jika bimbingan itu
diberikan ke anak sejak rnasa kanak-kanak bahkan sebelun masuk sekolah, yang
diteruskan di masa sekolah dasar, di sekolah lanjutan dan di perguruan tinggi, bahkan
mungkin masih diperlukan sewaktu seseorang sudah memasuki dunia kerja, dengan harapan
bahwa dengan bimbingan yang diberikan akan membantu dalam penyesuaian diri
dengan sifat dan situasi kerja.
Perkembangan karir juga sangat mempengaruhi terhadap layanan bimbingan karir,
dengan mengetahui sejarah perkembangan karir, seorang konselor dapat mengetahui
bagaimana perkembangan karir sebelum, sesudah kemerdekaan, dan hingga saat ini.

3.2 Saran
Sebagai calon konselor yang profesional kita harus memahami sejarah-sejarah
perkembangan bimbingan karir baik sebelum, sesudah kemerdekaan, maupun saat ini. sejarah
bimbingan karir dapat membantu calon konselor untuk lebih memahami dan mengenali
bagaimana bimbingan karir sebelum kemerdekaan, sesudah kemerdekaan, dan kondisi bk
karir saat ini. konselor sekolah mampu menjelaskan dengan pemahaman tentang
perkembangan bimbingan karir. Pihak sekolah dalam hal ini menyediakan fasilitas terhadap
guru bk/ konselor sekolah untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai konselor sehingga
fungsi sebagai konselor dapat berfungsi dengan baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://ajwadsyukriblogadress.blogspot.co.id/
http://dprastyoko.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-bimbingan-karir.html
Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung : LPMP Jawa Barat. Bandura, A. (Ed.).
(1995). Self-Efficacy in Changing Soceties. Cambridge, UK: Cambridge University
Press. BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006).
Muslihudin, dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung : LPMP Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai