Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUGAS ETIKA BISNIS

KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP

KARYAWAN

Oleh :

Nama Mahasiswa : Rafi Putera


NIM : 14451019 / B
Program Studi : LOGISTIK MIGAS
Konsentrasi : PEMASARAN DAN NIAGA
Diploma : IV (EMPAT)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
STEM Akamigas

Cepu, September 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis.
Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas
masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang
wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak.
Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan
hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu
sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan
saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam
konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah
timbul dalam hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf
internasional. Walaupun terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma
etika, namun dua macam hal itu tidak sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan
dengan etika, tidak terbatas pada masalah-masalah baru, misalnya, disebabkan
perkembangan teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan
wajar pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak
pelanggaran etika bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang
berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para
pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Berbagai hal tersebut merupakan
bentuk dari persaingan yang tidak sehat oleh para pebisnis yang ingin menguasai
pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi
para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk
memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor
tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran
etika dengan berbagai cara.
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut benar-salah,
baik-buruk seperti apa yang dikatakan oleh perasaan sesorang, tetapi anggapan
seseorang atas perasaannya yang menganggap bahwa sesuatu yang dianggap benar
belum tentu perasaan orang lain menganggap bahwa hal itu benar atau sesuai dengan
etika. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat pengertian tentang etika
perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut hubungan-hubungan
sosial antara perusahaan, karyawan dan lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut
hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya
(misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait
antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan
antar karyawan.
Masalah etika sangat kompleks, tersebar di berbagai disiplin ilmu. Perusahaan
dalam hal ini, dalam kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai pengaruh baik dari
luar maupun dalam perusahaan. Dari dalam perusahaan adalah yang berhubungan
dengan karyawan. Khususnya bagaimana pelaksanaan etika hubungannya dengan hak
dan kewajiban karyawan terhadap perusahaan dan sebaliknya.
Dalam etika bisnis terdapat kewajiban dua pihak, yaitu pada karyawan dan
pada perusahaan, awalnya kita mulai dengan menyoroti kewajiban karyawan pada
perusahaan kemudian kita selanjutnya membalikan perspektifnya dengan
memfokuskan kewajiban perusahaan terhadap karyawan. Makalah ini membahas
tentang kewajiban-kewajiban karyawan dan perusahaan.

1.1 Tujuan
Pembuatan Makalah ini memiliki beberapa macam tujuan :
a. Tujuan Praktis
Dapat menjabarkan kewajiban karyawana terhadap perusahaan dan
sebaliknya.
b. Tujuan Akademis
Tujuan Akademis dari pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Etika Bisnis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Penerapan kewajiban karyawan terhadap perusahaan.
2. Penerapan kewajiban perusahaan terhadap karyawan.
3. Menjamin tidak dilakukannya diskriminas
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Kewajiban Karyawan Terhadap Perusahaan


Ada tiga kewajiban karyawan terhadap perusahaan yang penting:
1. Kewajiban Ketaatan
Karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan khususnya dalam kaitannya
dengan pekerjaan di perusahaan. Tetapi karyawan tidak boleh mematuhi perintah
yang menyuruh dia melakukan sesuatu yang tidak bermoral, misalnya: penipuan,
membunuh musuh dll. Karyawan tidak wajib mematuhi perintah yang tidak wajar
yaitu perintah yang tidak diberikan demi kepentingan perusahaan, misalnya menyuruh
bawahan merenovasi rumah atasan. Karyawan tidak perlu mematuhi perintah yang
tidak sesuai job discription
2. Kewajiban Konfidensialitas
Yaitu kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat rahasia yang telah
diperoleh dengan menjalankan suatu profesi, misalnya dokter, psikolog, pengacara,
pendeta, ulama, akuntan. Kewajiban kerahasiaan tidak saja berlaku selama karyawan
bekerja di perusahaan, tetapi berlangsung terus setelah ia pindah kerja. Yang termasuk
rahasia perusahaan misalnya teknik memproduksi suatu produk, hasil penelitian dll.
3. Kewajiban Loyalitas
Kewajiban loyalitas merupakan konsekuensi dari status seseorang sebagai
karyawan perusahaan. Karyawan harus mendukung tujuan-tujuan perusahaan, karena
sebagai karyawan ia melibatkan diri untuk turut merealisasikan tujuan-tujuan
tersebut,ia harus menghindari apa yang bisa merugikan kepentingan perusahaan.
Karyawan tersebut berarti melakukan kewajiban loyalitas. Faktor pengganggu
loyalitas adalah konflik kepentingan pribadi dan perusahaan.

Konflik kepentingan bisa bersifat aktual atau potensial. Konflik kepentingan


aktual terjadi saat seseorang melaksanakan kewajibannya dalam suatu cara yang
menggangu perusahaan dan melakukannya demi kepentingan pribadi. Konflik
kepentingan potensial terjadi saat seseorang, karena didorong kepentingan pribadi,
bertindak dalam suatu cara yang merugikan perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kewajiban Perusahaan Terhadap Karyawan

Mengenai Diskriminasi

Diskriminasi dalam perusahaan adalah membedakan berbagai karyawan karena


alasan yang tidak relevan yang berakar pada prasangka atau stereotip. Diskriminasi
dapat terjadi pada saat perekrutman, seleksi, kenaikan pangkat,kondisi pekerjaan.
Diskriminasi biasanya terjadi terhadap ras, agama, dan jenis kelamin.
Bentuk- bentuk diskriminasi antara lain : Aspek Sengaja dan Aspek institusional.

1. Tindakan diskriminasi merupakan bagian dari prilaku terpisah (tidak


terinstitusional) dari seseorang yang secara sengaja dan sadar melakukan diskriminasi
karena prasangka.

2. Tindakan diskriminasi merupakan perilaku rutin dari kelompok yang


terinstitusionalisasi yang segaja dan sadar melakukan disriminasi berdasarkan
prasangka dari para anggotanya.

3. Tindakan diskriminasi merupakan perilaku terpisah dari seseorang yang secara


tidak sengaja melakukan diskriminasi karena ia menerima dan melaksanakan praktik-
praktik dan steriotip tradisional dari masyarakatnya.

4. Tindakan diskriminasi kemungkian merupakan rutinitas sistematis organisasi


yang secara tidak sengaja memasukan prosedur formal yang akan mendiskriminasi
orang lain.

Indicator untuk memperkirakan apakah perusahaan melakukan diskriminasi


kepada kelompok tertentu , yaitu:
1. Perbandingan keuntungan/ penghasilan rata-rata yang diberikan perusahaan pada
kelompak yang terdiskriminasi dengan kelompok lainya. Contoh gaji antara wanita
dan laki-laki lulusan perguruan tinggi.
2. Perbandingan proporsi kelompok yang terdiskriminasi yang terdapat pada tingkat
pekerjaan yang paling rendah dengan kelompok lain yang sejenis.
3. Perbandingan proporsi pemegang jabatan yang menguntungkan antara anggota di
kelompok diskriminasi dengan anggota kelompok lain. Cotohnya wanita yang
menjadi pimpinan perusahaan saat ini sangat kecil jumlahnya dibandingkan laki-laki.

Beberapa beberapa teori etika yang menentang diskriminasi:


1. Utilitarisme (Utility)
Diskriminasi akan mengarahkan pada penggunaan sumber daya manusia yang
tidak efisien. Dalam teori ini menentang diskriminsi didasarkan pada pandangan
bahwa produktivitas dari suatu masyarakat akan optimal jika pekerjaan tersebut sesuai
dengan kemampuannya sehingga diskriminasi pencari kerja berdasarkan ras, jenis
kelamin, agama, atau karakteristik lain yang tidak relevan dengan pekerjaan adalah
tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip utilitarisme. Akan tetapi teori ini
mendapat pertentangan, karena jika argumen utilitarime tersebut benar , kesejahteraan
masyarakat akan meningkat sepanjang pekerjaan tersebut sesuai dengan kualifikasi
yang berkaitan dengan pekerjaan. Akan tetapi kesejahteraan masyarakat yang
diperoleh berdasarkan faktor lain seperti kebutuhan. Selain itu, diskriminasi yang
berkenaan dengan jenis kelamin, ada kalanya memberikan manfaat yang lebih kepada
perusahaan,seperti rumah tangga yang akan lebih efisien jika dikerjakan oleh
perempuan, sedangkan laki-laki lebih disosialkan kekarakteristik pencari penghasilan.
Kaum utilitarism akan menanggapi kritik tersebut bahwa menggunakan
faktor-faktro selain kualifikasi perkerjaan tidak akan menghasilkan yang lebih jika
dibandingkan dengan yang menggunakan kualifikasi.

2. Deontologi (Right)

Diskriminasi telah melanggar hak asasi manusia. Terdapat 2 hal yang dilanggar,
yaitu:
a. diskriminasi didasarkan pada keyakinan bahwa suatu kelompok dianggap lebih
rendah dibandingkan kelompok lain.contohnya orang orang berkulit hitam atau
kaum perempuan yang dianggap tidak kompeten;

b. diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi social


dan ekonomi yang rendah. Contohnya kaum perempuan dan minoritas yang memiliki
peluang kerja terbatas dan gaji yang kecil.

Dari kedua hal yang dilanggar ini menbuktikan bahwa hak untuk diperlakukan
sebagai individu yang merdeka dan sederajat.

3. Teori keadilan (Justice)


Dalam teori ini dikemukakan bahwa diskriminasi bertentangan dengan keadilan
distributif, yakni seperti yang disampaikan leh John Rawls , salah satu prinsip
keadilan yang paling penting adalah prinsip kesamaan kah untuk memperoleh
kesempatan, sehingga ketidakadilan social dan ekonomi seharusnya diatur sedemikian
rupa sehingga dapat menyalurkan pekerjaan -pekerjaan terbuka bagi semua orang.
Diskriminasi yang cenderung melakukan perbedaan orang dengan cara yang berbeda
dengan orang lain tanpa alasan yang tepat telah melanggar prinsip tersebut.

Terdapat 2 pendekatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melawan


diskriminasi ditempat kerja, yaitu:
1. affirmative action law , suatu program yang didesain untuk memastikan porsi
minoritas match dengan porsi yang ada di perusahaan. perlakuan preferensial khusus
(dapat dengan menhiring kaum minoritas atau wanita untuk menempati posisi yang
dianggap stereotip oleh mayoritas) sebagai bentuk kompensasi atas kerugian yang
mereka alami dimasa lalu dan mengintepretasikan perlakuan preferensial sebagai
sarana guna mencapai tujuaan social, seperti keadialan yang merata (instrumental);
2. diversity management program, suatu program yang didesain untuk mengajarkan
karyawan untuk menerima perbedaan perbedaan yang ada disekitarnya.
Diversity management program terdiri atas dua, yaitu:
a. awareness based diversity training;
b. skill based diversity training, dengan cara:
- cross cultural understanding: memahami cultural negara lain;
- intercultural communication: belajar untuk memahamin halangan yang muncul
dalam komunikasi secara verbal maupun non verbal;
facilitation skill: latihan untuk membantu orang lain meminimalkan
kesalahpahaman yang muncul dari perbedaan budaya;
- flexibility and adaptability: latihan untuk menghadapi suatu perbedaan saat sedang
bertransaksi.
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Diskriminasi didalam perusahaan dapat menyebabkan kecemburuan sosial

2. Diskriminasi dapat menyebabkan persaingan yang tidak sehat antar

karyawan

3. Diskriminasi dapat membuat pegawai bekerja tidak optimal bahkan keluar

dari pekerjaan

4.2 Saran

1. Perusahaan harus memperlakukan semua karyawannya dengan adil


V. DAFTAR PUSTAKA

1. http://riosetiawan06.blogspot.co.id/2015/04/kewajiban-karyawan-dan-
perusahaan.html

Anda mungkin juga menyukai