Anda di halaman 1dari 1

Hukum asal rujuk adalah mubah, bahkan Nabi saw menganjurkan untuk rujuk demi kemaslahatan.

Namun dalam pembagianya terbagi menjadi 4 yaitu:

1. Haram, apabila rujuk merugikan pihak istri, seperti keadaannya akan lebih menderita dari
sebelumnya.

2. Makruh, jika cerai lebih bermanfaat bagi kedunya.

3. Sunnah, apabila diketahui bahwa rujuk lebih bermanfaat dibanding meneruskan perceraian.

4. Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu jika salah seorang ditalak sebelum waktu
gilirannya disempurnakan.

MACAM-MACAM RUJUK

Rujuk dapat dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Rujuk untuk talak 1 dan 2 (talak rajiy)

Dalam suatu hadist disebutkan : dari Ibnu Umar r.a. waktu itu ia ditanya oleh seseorang, ia
berkata, Adapun engkau yang telah menceraikan ( istri) baru sekali atau dua kali, maka
sesungguhnya Rasulullah SAW telah menyuruhku merujuk istriku kembali (H.R. Muslim)

Karena besarnya hikmah yang terkandung dalam ikatan perkawinan, maka bila seorang suami
telah menceraikan istrinya, ia telah diperintahkan oleh Allah SWT agar merujukinya kembali.

2. Rujuk untuk talak 3 (talak bain)

Hukum rujuk pada talak bain sama dengan pernikahan baru, yaitu tentang persyaratan adanya
mahar, wali, dan persetujuan. Hanya saja jumhur berpendapat bahwa utuk perkawinan ini tidak
dipertimbangkan berakhirnya masa iddah.

3. Talak tebus dinamakan juga bain sugra dalam talak ini suami tidak sah rujuk lagi, tetapi boleh
menikah kembali, baik dalam iddah maupun sesudah iddah-nya.

Anda mungkin juga menyukai