Anda di halaman 1dari 5

SURAT KEPUTUSAN

DIREKTUR RSU Dr. FERDINAND LUMBANTOBING SIBOLGA


Nomor : 445 / /VIII/2016

TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN MAKANAN DAN TERAPI GIZI
RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND LUMBANTOBING SIBOLGA
TAHUN 2016

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND LUMBANTOBING


SIBOLGA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas, efesiensi dan kelancaran


pelaksanaan tugas serta untuk meningkatkan mutu pelayanan gizi, maka di
pandang perlu menetapkan Kebijakan Pelayanan Makanan dan Terapi Gizi
Rumah Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga,

b. bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a tersebut diatas, maka


dipandang perlu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor : 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


2. Undang-Undang RI Nomor : 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : 129/MENKES/SK/VII/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.
6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor
23/KEP/M.Pan/4/2001 tentang Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka
Kreditnya.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor : 248/MENKES/PER/III/2008 tanggal
11 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Dr.
Ferdinand Lumbantobing Sibolga.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 26 tahun 2013 tentang
Penyelenggaran Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 78 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi Rumah Sakit
10. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor : HK. 00. 06.
3.4.1819 tahun 2009 tentang Pembentukan Tim Terapi Gizi di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND
LUMBANTOBING SIBOLGA TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
MAKANAN DAN TERAPI GIZI RUMAH SAKIT UMUM Dr. FERDINAND
LUMBANTOBING SIBOLGA.

Kesatu : Instalasi Gizi RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing Sibolga adalah Satuan Kerja
Non Struktural yang mempunyai tugas menyelenggarakan makanan bagi pasien,
pelayanan gizi di ruang rawat inap, penyuluhan dan konsultasi gizi serta
penelitian dan pengembangan gizi terapan.

Kedua : Kegiatan Pelayanan Makanan dan Terapi Gizi meliputi perencanaan,


penyelenggaraan makanan bagi pasien, pelayanan gizi di ruang rawat inap,
penyuluhan dan konsultasi gizi serta penelitian dan pengembangan gizi terapan,
dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan membuat tata kerja dan
pengendalian serta menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
baik dengan satuan kerja lain dilingkungan RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing
Sibolga maupun dengan institusi lain diluar RSU Dr. Ferdinand Lumbantobing
Sibolga.
Ketiga : Kebijakan Pelayanan Makanan dan Terapi Gizi tersebut diatas pada butir kedua
meliputi :
1. Instalasi Gizi merupakan satuan kerja fungsional yang menyediakan fasilitas
dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan makanan dan terapi gizi rumah
sakit termasuk asuhan gizi / pelayanan gizi klinik bagi pasien, karyawan dan
masyarakat mengacu pada SM MK3 ( Sistem Manajemen Mutu Kesehatan
Keselamatan Kerja) dengan cara :
a. Melakukan perencanaan, pengolahan dan distribusi bagi pasien maupun
karyawan.
b. Melakukan kegiatan asuhan gizi / terapi gizi berkolaborasi dengan para
tenaga kesehatan lainnya.
c. Melakukan kegiatan edukasi gizi, konsultasi gizi dan penyuluhan gizi
d. Melakukan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

2. Semua pasien baru baik pasien dewasa maupun anak dilakukan skrining/
penapisan gizi awal oleh perawat ruangan dan penetapan order diet awal
(preskripsi diet awal) oleh dokter DPJP.

3. Pasien yang beresiko malnutrisi selanjutnya dilakukan skrinning gizi


lanjutan.

4. Pasien dengan hasil skrining gizi lanjutan beresiko rendah, skrining gizinya
diulangi setiap 7 hari.

5. Pasien dengan hasil skrining gizi lanjutan beresiko menengah, dilakukan


monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada peningkatan, lanjutkan
pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari.
6. Pasien dengan hasil skrining gizi lanjutan beresiko tinggi, bekerjasama
dengan Tim Terapi Gizi dan mengupayakan peningkatan asupan gizi pasien
serta memberikan makanan sesuai dengan daya terima, monitoring asupan
makanan setiap hari dan mengulangi skrining setiap 7 hari.

7. Pasien yang tidak beresiko tetapi dengan kondisi khusus maka dilakukan
proses asuhan gizi terstandar (kondisi khusus yang dimaksud adalah pasien
dengan kelainan metabolik; hemodialisis; anak; geriatrik; kanker dengan
kemoterapi/ radiasi; luka bakar; pasien dengan penurunan imunitas; sakit
kritis dan sebagainya).

8. Pasien yang tidak beresiko malnutrisi dan tidak dengan kondisi khusus
dilakukan evaluasi oleh dietesien.

9. Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor dan dievaluasi serta dicatat
dalam kolom terintegrasi di rekam medis.

10. Pilihan variasi makanan disesuaikan dengan status gizi dan kondisi pasien.

11. Jika keluarga menyediakan makanan dari luar rumah sakit, mereka
diberikan edukasi mengenai bahan makanan yang tidak boleh, dibatasi dan
boleh dimakan sesuai diet pasien.

12. Proses penyiapan, penyimpanan bahan makanan dan distribusi makanan


mengacu pada pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mengurangi
resiko kontaminasi dan kerusakan.

13. Makanan didistribusikan kepada pasien pada waktu yang telah ditetapkan,
makan pagi pk. 06.30- 07.30 WITA, selingan pagi pk. 10.00 WITA, makan
siang pk. 11.30-12.30 WITA, selingan sore pk. 15.00-15.30 WITA, makan
malam pk. 17.00-18.00 WITA.

14. Pendidikan gizi pada pasien dan keluarga dilakukan secara


perorangan/keluarga dengan memberikan edukasi dan konsultasi gizi.

15. Penanganan keluhan pasien yang dilaporkan secara langsung maupun tidak
langsung kepada dokter, perawat, petugas gizi melalui telpon maupun pada
saat pertemuan/rapat ditangani secara profesional dengan mengutamakan
kepuasaan pelanggan.

16. Semua petugas gizi yang terpapar langsung dengan makanan menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) yang meliputi : tutup kepala, celemek, sepatu,
masker dan sarung tangan jika langsung memegang makanan yang sudah
matang/siap saji.
17. Pengontrolan mekanik terhadap peralatan, penggunaan peralatan, pencucian
peralatan masak dan peralatan makan serta kebersihan lingkungan kerja
dilakukan sesuai ketentuan untuk meminimalisasi resiko infeksi.

18. Pemeriksaan air, makanan matang, usap alat makan dan usap tangan
penjamah makanan dilakukan 3 bulan dan rectal swab dilakukan setiap 6
bulan.

19. Pest control dan serangga dilakukan setiap 6 bulan sekali.

20. Pencegahan dan pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja dengan


mengikuti prosedur kerja dengan benar dan mengikuti rambu-rambu yang
ada.

21. Penyusunan anggaran belanja instalasi gizi dibuat berdasarkan jumlah


pasien yang mendapat makan, standar porsi, biaya makan berdasarkan kelas
perawatan dan jumlah hari dalam setahun.

22. Pengembangan karyawan instalasi gizi dilakukan dengan membuat


perencanaan pendidikan dan pelatihan berkoordinasi dengan bagian Sumber
Daya Manusia (SDM) RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado.

23. Program mutu pelayanan gizi dilaksanakan dengan melakukan monitoring


dan evaluasi terhadap kegiatan Instalasi Gizi secara berkala.

24. Mahasiswa yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan(PKL) di Instalasi


Gizi mengikuti prosedur yang berlaku di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado.

25. Tata hubungan kerja dengan unit kerja lain sesuai dengan kebutuhan.

Keempat : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka
akan ditinjau kembali untuk diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di : Manado
PadaTanggal : 22 April 2015

Direktur Utama
Dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS
NIP. 19640520 199103 1003

Anda mungkin juga menyukai