Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

PELATIHAN KERJA PADA INDUSTRI (PKPI)

ANALISIS K3 DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN


TRANSFORMATOR
PT PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH AREA
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK
150KV MEDARI

Disusun Oleh :
PANJI LAKSONO

No.Mahasiswa : 14.1041.017
Jurusan : Teknik Elektro
Konsentrasi : Ketenagaan
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : Strata-1

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA


MASYARAKAT (LPPM)
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017

i
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS K3 DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN


TRANSFORMATOR
PT PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH AREA
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV
MEDARI
Pelatihan Kerja Pada Industri (PKPI) merupakan salah satu syarat wajib untuk
memenuhi kurikulum Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Industri, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta
Yogyakarta , 10 September 2017

Disusun Oleh :
PANJI LAKSONO

No.Mahasiswa : 141041041
Jurusan : Teknik Elektro

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Ketua Dosen Pembimbing


Jurusan Teknik Elektro

Sigit Priyambodo, S.T., M.T Denny Hardiyanto,S.T.,M.Eng


Mengetahui,
NIK : 96.0967.521.E NIK : 16.0489.766.E
Kepala
Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat

Dr.Ir. Sudarsono, M.T


NIK : 83.1058.207.E

ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

ANALISIS K3 DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN


TRANSFORMATOR
PT PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH AREA
PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV
MEDARI

Pelatihan Kerja Pada Industri (PKPI) merupakan salah satu syarat wajib untuk
memenuhi kurikulum Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Industri, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta
Yogyakarta , 10 September 2017

Disusun Oleh :
PANJI LAKSONO
No.Mahasiswa : 14.1041.017
Jurusan : Teknik Elektro

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Asisten Manajer SPV


HASET BC Yogyakarta JARGI WATES

MARTINUS SUPRAPMAN AGUS SANTOSO


Mengetahui,

Manager
PLN APP Salatiga

ANDHY DHARMA SETYAWAN

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan laporan Pelatihan
Kerja Pada Industri (PKPI) yang penulis beri judul ANALISIS K3 DALAM
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN TRANSFORMATOR PT PLN
(PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH AREA PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV MEDARI.

Pelatihan Kerja Pada Industri ini penulis laksanakan selama kurang lebih dua
bulan terhitung tanggal 17 Juli 2017 sampai 15 September 2017. Pelatihan Kerja Pada
Industri ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi
persyaratan Akademik di Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta. Kegiatan ini dapat menjadi media pembelajaran bagi penulis untuk dapat
menerapkan ilmunya dibangku perkuliahan.

Selama proses pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada Industri, tidak lupa penulis
sampaikan penghargaan dan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan dalam melaksanakan Pelatihan Kerja Pada Industri dan menyusun laporan ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T. Selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto selaku Dekan Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta.

3. Bapak Sigit Priyambodo, S.T., M.T. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro, Institut
Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta.

4. Denny Hardiyanto,S.T.,M.Eng selaku Dosen Pembimbing Pelatihan Kerja Pada


Industri, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta.

iv
v

5. Bapak Andhy Dharma Setyawan selaku Manajer PLN APP Salatiga yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan Pelatihan Kerja Pada Industri di APP
Salatiga.

6. Bapak Agus Santoso selaku pembimbing lapangan Pelatihan Kerja Pada Industri
yang senantiasa memberikan pengarahan tentang teknis pelaksanaan Pelatihan
Kerja Pada Industri.

7. Seluruh Staff dan karyawan PT. PLN (PERSERO) Transmisi Jawa Bagian Tengah
Area Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150 KV Medari atas kesediaan
dan kerja samanya selama pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada Industri.

8. Kepada kedua orang tua saya yang telah membesarkan dan memberikan dukungan
kuat dalam melaksankan Pelatihan Kerja Pada Industri ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa yang melaksanakan Pelatihan Kerja Pada Industri yang


juga merupakan teman sekelompok selama pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada
Industri.

10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi
Akprind Yogyakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam
penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan sudah barang tentu
masih banyak kekurangannya baik segi teknik, penyajian dan bahasa. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
dimasa yang akan datang. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 19 Agustus 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ................................................................. iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat Pelatihan Kerja Pada Industri ........................................... 1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada Industri ........................ 2
1.5 Batasan Masalah ............................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................ 3
2.1 Profil Perusahaan PT PLN (Persero) TRANSMISI BAGIAN TENGAH APP
Salatiga ......................................................................................................................... 3
2.2 Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 4
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................................... 5
2.4 Wilayah Kerja .................................................................................................... 7
2.5 Jumlah Aset di PT PLN (Persero) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH
APP Salatiga ................................................................................................................. 7
2.6 Program Unggulan PT PLN (Persero) TRANSMISI JAWA BAGIAN
TENGAH APP Salatiga ............................................................................................... 8
BAB III LANDASAN TEORI ....................................................................................... 12
3.1 Pengertian PMT (Pemutus Tenaga) ................................................................. 12
3.2 Klasifikasi PMT ............................................................................................... 12
3.2.1. Berdasarkan Besar / Kelas Tegangan (Um) ............................................. 12
3.2.2. Berdasarkan Jumlah Mekanik Penggerak / Tripping Coil........................ 13
3.2.3. Berdasarkan Media Isolasi ....................................................................... 15
3.2.4. Berdasarkan Proses Pemadaman Busur Api Listrik Diruang Pemutus .... 15
3.3 Komponen dan Fungsi ..................................................................................... 16
3.3.1. Penghantar Arus Listrik (electrical current carrying) ............................... 16
3.3.2. Electrical Insulation .................................................................................. 18
3.3.3. Media Pemadam Busur Api...................................................................... 19

vi
vii

3.3.4. Sistem Penggerak ..................................................................................... 23


3.3.5. Control / Auxiliary Circuit ....................................................................... 27
3.3.6. Struktur Mekanik.......................................................................................... 27
3.3.6.1. Struktur Besi / Baja atau Beton ............................................................. 27
3.3.6.2. Pondasi .................................................................................................. 28
3.3.7. Sistem Pentanahan / Grounding ................................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................................. 31
4.1 Penggunaan PMT Pada Gardu Induk ............................................................... 31
4.1.1. Pengertian PMT ........................................................................................ 31
4.1.2. Fungsi Dari PMT ...................................................................................... 31
4.2 Jenis PMT Yang Digunakan Pada Gardu Induk .............................................. 31
4.3 Pemeliharaan PMT .......................................................................................... 35
4.3.1. In Service / Visual Inspection................................................................... 36
4.3.2. In Service Measurement / On Line Montoring ......................................... 37
4.3.3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check ............................. 37
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 44
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 44
5.2 Saran ................................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 46
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................... 5


Gambar 2. 2 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga ................... 7

Gambar 3. 1 Macam macam PMT ................................................................................. 12


Gambar 3. 2 PMT Single Pole ........................................................................................ 13
Gambar 3. 3 PMT Three Pole......................................................................................... 14
Gambar 3. 4 Interuping Chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus listrik ........... 15
Gambar 3. 5 Interrupter .................................................................................................. 17
Gambar 3. 6 Terminal Utama ......................................................................................... 18
Gambar 3. 7 Bagian Electrical Insulation ....................................................................... 19
Gambar 3. 9 PMT Satu Katup Dengan Gas SF6 ............................................................ 20
Gambar 3. 10 PMT Bulk Oil .......................................................................................... 21
Gambar 3. 11 PMT Udara Hembus / Air Blast .............................................................. 21
Gambar 3. 12 Ruang Kontak Utama (Breaking Chamber) Pada PMT Vacuum ............ 22
Gambar 3. 13 PMT dengan Hampa Udara (Vacuum) .................................................... 22
Gambar 3. 14 Sistem Pegas Gulung (Scroll) .................................................................. 23
Gambar 3. 15 Sistem Pegas Pilin (Helical) .................................................................... 23
Gambar 3. 16 Skematik Diagram Sistem Hidrolik ......................................................... 24
Gambar 3. 17 Diagram Mekanisme Operasi PMT SF6 Dynamic .................................. 25
Gambar 3. 18 PMT SF6 Dynamic .................................................................................. 25
Gambar 3. 19 Skematik PMT SF6 Dynamic .................................................................. 26
Gambar 3. 20 Lemari Mekanik / Kontrol ....................................................................... 27
Gambar 3. 21 Struktur Mekanik ..................................................................................... 28
Gambar 3. 22 Struktur Besi / Baja .................................................................................. 28
Gambar 3. 23 Diagram Pondasi...................................................................................... 29
Gambar 3. 24 Grounding ................................................................................................ 29

Gambar 4. 1 PMT (Pemutus Tenaga) ............................................................................. 31


Gambar 4. 2 Name Plate PMT Single Pole Gardu Induk Wates .................................... 32
Gambar 4. 3 PMT Single Pole Gardu Induk Wates ....................................................... 32

viii
ix

Gambar 4. 4 PMT Three Pole......................................................................................... 33


Gambar 4. 5 Name Plate PMT Three Pole Gardu Induk Wates ..................................... 34
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Jumlah Aset PT PLN (Persero) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH


APP Salatiga ..................................................................................................................... 8

Tabel 4. 1 Pemeliharaan In Service / Visual Inspection ................................................. 36


Tabel 4. 2 Pengukuran Tahanan Isolasi .......................................................................... 38
Tabel 4. 3 Pengukuran Tahanan Kontak ........................................................................ 40
Tabel 4. 4 PENGUKURAN KESEREMPAKAN KONTAK (BREAKER ANALYZER)
........................................................................................................................................ 41
Tabel 4. 5 PENGUKURAN GROUNDING/ PENTANAHAN ..................................... 42

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gardu Induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang
merupakan pusat beban yang diambil dari saluran transmisi yang secara spesifik
berfungsi untuk mentransformasi tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
tinggi lainnya atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah, juga untuk
pengukuran dan pengawasan operasi serta pengaturan dari pengamanan di sistem
tenaga listrik.
Salah satu peralatan utama yang terdapat di Gardu Induk adalah transformator.
Pemeliharaan dan pengoperasian yang tidak benar terhadap transformator akan
memperpendek umur transformator dan akan menimbulkan gangguan-gangguan pada
saat beroperasi sehingga kontinuitas penyaluran menjadi tidak lancar.

1.2 Rumusan Masalah


Agar tercapainya rumusan masalah yang diharapkan, penulis menetapkan
rumusan masalah dalam penyusunan laporan PKPI (Pelatihan Kerja Pada Industri) :
Mempelajari jenis dan bagian-bagian transformator yang terdapat di GI 150 kV
Medari. Untuk mempersempit masalah, maka hanya dibahas mengenai pemeliharaan
pada transformator.

1.3 Tujuan dan Manfaat Pelatihan Kerja Pada Industri


Tujuan :
Sebagai syarat dalam menyusun tugas akhir yang ada pada jurusan
Teknik Elektro S-1. Fakultas Teknologi Industri. Institut Sains &
Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Untuk memperdalam pengalaman serta wawasan sesuai bidang yang
dipraktekkan.
Untuk mendapatkan gambaran sebenarnya yang sebelumnya hanya bisa
dibayangkan secara teoti saja.

1
2

Manfaat :
a. PKPI ini dapat memberikan ilmu pengetahuan serta dapat terjun langsung
ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya.
b. Sebagai sarana untuk mengetahui sistem kerja dan peraturan di
perusahaan.
c. Merupakan sarana latihan kerja sebagai bekal dalam mempersiapkan diri
untuk terjun di dunia kerja.
d. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan,
menganalisa dan menyimpulkan suatu permasalahan teknik.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada Industri


Adapun tempat dan waktu pelaksanaan pelatihan kerja pada industri adalah :
Waktu : 17 Juli 2017 15 September 2017 (2 bulan)
Tempat : PT PLN (Persero) TRANS-JBT Area Pelaksanaan Pemeliharaan
Salatiga Gardu Induk 150 KV Medari
Alamat : Caturharjo, Sleman, Sleman, D.I. Yogyakarta, Indonesia.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan PT PLN (Persero) TRANSMISI BAGIAN TENGAH APP


Salatiga

Sejarah Singkat Perusahaan


PT PLN (Persero) APP Salatiga merupakan salah satu unit dari PT PLN (Persero)
P3B JB yang sekarang berubah menjadi Transmisi Jawa Bagian Tengah dimana
dibentuk berdasarkan SK Direktur No. 1466.K/DIR/2011 tanggal 13 Desember 2011.
Proses Bisnis APP Salatiga adalah Pelaksana Pemeliharaan. Tugas utama PT PLN
(Persero) APP Salatiga adalah mengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik di
wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta selatan secara unggul, andal,
terpercaya.

Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi yang tepat bagi perusahaan memiliki peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan keberhasilan usaha yang dijalankan dan berguna untuk
kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Lokasi PT. PLN (Persero) TRANS-JBT
APP Salatiga sendiri berlokasi di Jl. Diponegoro No. 149 Salatiga.

Tugas Utama dan Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APP Salatiga


Tugas utama PT PLN (Persero) APP Salatiga adalah mengelola transmisi dan
transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta selatan
secara unggul, andal, terpecaya. Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APP Salatiga
adalah meliputi 3 (tiga) daerah atau Base Camp yaitu Base Camp Salatiga,
Yogyakarta dan Surakarta dengan jumlah gardu induk yang dikelola sebanyak 31
(tiga puluh satu), dimana terdapat 62 Trafo IBT Dan Trafo Distribusi (3638 MVA)
serta panjang transmisi 2101,702 kms .

3
4

Tata Nilai Perusahaan


Tata Nilai organisasi yang dianut oleh TRANS-JBT adalah: beretika, saling
percaya, peduli, sadar biaya, kerjasama, terbuka, integritas, pembelajar, kesesuaian
perkataan dan perbuatan, serta selalu berikhtiar untuk menjadi lebih baik.

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Visi Perusahaan
Menjadi unit pengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik yang Unggul,
Andal dan Terpercaya berkelas dunia.

Misi Perusahaan
Misi PT PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga adalah :

1. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara


efisien, andal, dan akrab lingkungan.
2. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil.
5

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Perusahaan

PT PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga dipimpin oleh seorang Manager


yang membawahi lima Asisten Manager, yaitu :
1. Asisten Manager Enjiniring
2. Asisten Manager Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset BC Salatiga
3. Asisten Manager Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset BC Surakarta
4. Asisten Manager Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset BC Yogyakarta
5. Asisten Manager Administrasi dan Umum

PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga juga membawahi tiga puluh
satu gardu induk yaitu :
1. Gardu Induk Bawen
2. Gardu Induk Jelok
6

3. Gardu Induk Beringin


4. Gardu Induk Secang
5. Gardu Induk Sanggrahan
6. Gardu Induk Temanggung
7. Gardu Induk Mojosongo
8. Gardu Induk Banyudono
9. Gardu Induk Pedan
10. GITET Pedan
11. Gardu Induk Wonogiri
12. Gardu Induk Wonosari
13. Gardu Induk Solobaru
14. Gardu Induk Sragen
15. Gardu Induk Masaran
16. Gardu Induk Nguntoronadi
17. Gardu Induk Jajar
18. Gardu Induk Mangkunegaran
19. Gardu Induk Palur
20. Gardu Induk Gondangrejo
21. Gardu Induk Purworejo
22. Gardu Induk Wates
23. Gardu Induk Godean
24. Gardu Induk Medari
25. Gardu Induk Kentungan
26. Gardu Induk Gejayan
27. Gardu Induk Bantul
28. Gardu Induk Wirobrajan
29. Gardu Induk Semanu
30. Gardu Induk Wadas Lintang
31. Gardu Induk Klaten
Sedangkan tiap Gardu Induk dipimpin oleh Supervisor.
7

2.4 Wilayah Kerja

Gambar 2. 2 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga


Wilayah kerja PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga adalah Salatiga,
Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam mengelola transmisi dan
transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta selatan PT.
PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga selalu mengadakan hubungan komunikasi
dengan Gardu Induk di tiap daerah, APJ, APD dan APB sehingga hal apapun dapat
diminimalisasi kekurangannya.
Berdasarkan operasi dan pemeliharaan system penyaluran, PT. PLN (Persero)
TRANS-JBT App Salatiga dibagi dalam 3 Bascampe, yaitu : BC Salatiga, BC
Surakarta, dan BC Yogyakarta. Berdasarkan pelayanan ke Distribusi.

2.5 Jumlah Aset di PT PLN (Persero) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH


APP Salatiga
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola dan pemeliharaan, APP
Salatiga memiliki aset yang terpasang dan tersebar di seluruh wilayah Salatiga,
Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah aset yang dimiliki APP Salatiga s.d tahun 2012
adalah Rp 3,935 Triliun. Jumlah Gardu Induk yang dikelola APP Salatiga saat ini
8

berjumlah 31 unit, baik GIS maupun GI Konvensional baik di Grid 500 kV maupun
150 Kv
Tabel 2. 1 Jumlah Aset PT PLN (Persero) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH APP
Salatiga

2.6 Strategi PLN APP Salatiga Untuk Mencapai Operational Of Excellent 2017
1. Technical System
Yaitu konfigurasi dan optimalisasi aset aset dan sumber daya untuk
menciptakan nilai dan meminimalisir kerugian.
2. Management Infrastucture
Struktur, Sistem dan Proses untuk mendukung Technical System
3. Mindsets, Capabilities dan Leadership
Cara para pegawai berpikir, merasakan dan bertindak dalam lingkungan
kerja.
4. Availability
Availability adalah kesiapan sistem transmisi dan trafo daya untuk
menyalurkan energi listrik ke konsumen
Faktor pengaruh:
Keterbatasan kemampuan sistem transmisi dan trafo
Gangguan pada sistem transmisi dan trafo
Menurunnya fleksibilitas operasi
Pelaksanaan pemeliharaan yang tidak tepat waktu.

5. Recovery Time
Recovery time adalah waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan peralatan
atau sistem saat terjadi gangguan permanen/temporer
6. Realibility
9

Reliability menunjukkan kesiapan sistem proteksi dalam pendukung


peralatan utama.
Langkah-langkah:
Scanning & Rekomisioning sistem proteksi
Meningkatkan pelaksanaan O&M sesuai dengan procedure base
yang mengacu pada SE Direksi, SOP, IK, kesepakatan hasil Forum
Engineering, Standar Internasional
Melaksanakan penggantian peralatan yang unjuk kerjanya tidak
sesuai standar
Meningkatkan quality control peralatan baru yang akan masuk ke
sistem
Penggantian Kabel Power 20 kV
7. Efisiensi
Efisiensi wajib dilakukan tanpa mengorbankan keandalan sistem dan
peralatan
8. Peduli dan Ramah Lingkungan
PLN APP Salatiga mempunyai wilayah kerja yang cukup luas. Sebagian
besar aset APP Salatiga berada di luar ruangan GI atau di lingkungan
masyarakat.
Strategi:
Menciptakan sistem pelaporan komplain.
Memetakan kerawanan sosial.
Koordinasi dengan Pemda dan Aparat setempat
9. Produktivitas Pegawai
Pegawai yang produktif merupakan unsur penting dalam mencapai,
memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.
10. Implementasi SMK3
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.
10

2.7 Program Unggulan PT PLN (Persero) TRANSMISI JAWA BAGIAN


TENGAH APP Salatiga
Milestone APP Salatiga merupakan rangkuman program unggulan APP Salatiga
menuju visi 2017 yang diturunkan secara periodik. Milestone ini akan menunjukkan
program APP Salatiga yang menjadi prioritas di setiap periode dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan kepada pelanggan

1. Manajemen Aset
1. Manajemen Aset
Manajemen Aset (Asset Management/AM) merupakan bagian dari program
Metamorfosa yang sedang dikembangkan PLN Pusat. Penjabaran AM tersebut
bertujuan untuk mencapai efektivitas pembiayaan investasi (cost effectiveness of
investment) dan memaksimalkan keuntungan jangka panjang
2. Pembentukan Tim Verifikasi Operasi Sistem Penyaluran
Sehubungan dengan terjadinya gangguan pada system penyaluran di
wilayah kerja APP Salatiga, maka perlu dilakukan verifikasi gangguan operasi
system dengan tujuan untuk mengetahui penyebab gangguan.
3. Remapping SDM
Remapping SDM merupakan langkah yang dilakukan manajemen untuk
mengoptimalkan fungsi SDM untuk mencapai target dan tujuan perusahaan
4. Code Of Conduct & Good Corporate Government
Code of conduct (tata nilai) adalah kaidahkaidah yang menjadi landasan
bagi kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Perjalanan mewujudkan Visi
melalui Misi menuntut perilaku tertentu dari para pegawai APP Salatiga. Perilaku
yang diharapkan dari setiap pegawai diwujudkan melalui core values yang perlu
dijunjung tinggi oleh setiap anggota organisasi.

5. Penyempurnaan proses bisnis


Proses bisnis merupakan sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diselesaikan baik secara berturut atau paralel oleh manusia atau
sistem baik diluar ataupun didalam organisasi, juga merupakan sebuah abstraksi
yang menggambarkan cara orangorang atau pihakpihak saling berinteraksi di
11

dalam sistem, untuk menangani permintaan bisnis yang dijelaskan dalam cara
tertentu.
6. SMK3
Bertujuan menciptakan suatu sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja/ pegawai,
kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang aman (Safe), efisien dan produktif.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Pengertian Transformator


Transformator merupakan suatu alat magnetoelektrik yang sederhana, andal,
dan efisien untuk mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat
yang lain. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi
yang berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer, dan kumparan
sekunder. Pada umumnya transformator terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
1. Inti/teras/kern.
2. Gulungan primer, dihubungkan dengan sumber listrik.
3. Gulungan sekunder, dihubungkan dengan beban.

Gambar 3. 1 Bagian-bagian Transformator


4. Klasifikasi PMT

Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain
berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan
proses pemadaman busur api jenis gas SF6.
3.2.1. Berdasarkan Besar / Kelas Tegangan (Um)

PMT dapat dibedakan menjadi :


PMT tegangan rendah (Low Voltage)
Dengan range tegangan 0.1 s/d 1 kV ( SPLN 1.1995 - 3.3 ).
PMT tegangan menengah (Medium Voltage)
Dengan range tegangan 1 s/d 35 kV ( SPLN 1.1995 3.4 ).

12
13

PMT tegangan tinggi (High Voltage)


Dengan range tegangan 35 s/d 245 kV ( SPLN 1.1995 3.5 ).
PMT tegangan extra tinggi (Extra High Voltage)
Dengan range tegangan lebih besar dari 245 kVAC ( SPLN 1.1995 3.6 ).
3.2.2. Berdasarkan Jumlah Mekanik Penggerak / Tripping Coil

PMT dapat dibedakan menjadi :

PMT Single Pole

PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole,


umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose
satu fasa.

5
7

4
3

2 8

1 9
Gambar 3. 2 PMT Single Pole

Keterangan :
1. Pondasi
2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5. Ruang pemutus
6. Terminal Utama atas
7. Terminal Utama bawah
8. Lemari control lokal
14

9. Pentanahan/Gorunding

PMT Three Pole

PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik,
umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV
untuk distribusi.

7
4

3
8

9
1
Gambar 3. 3 PMT Three Pole
Keterangan :
1. Pondasi
2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5. Ruang pemutus
6. Terminal Utama atas
7. Terminal Utama bawah
8. Lemari control lokal
9. Pentanahan/Gorunding
15

3.2.3. Berdasarkan Media Isolasi

Jenis PMT dapat dibedakan menjadi :

PMT Gas SF6


PMT Minyak
PMT Udara Hembus (Air Blast)
PMT Hampa Udara (Vacuum)
3.2.4. Berdasarkan Proses Pemadaman Busur Api Listrik Diruang Pemutus

PMT SF6 dapat dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu :

PMT Jenis Tekanan Tunggal (single pressure type)


PMT Jenis Tekanan Ganda (double pressure type)
PMT Jenis Tekanan Tunggal

PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama terjadi proses
pemisahan kontak kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke
dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya
saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga
hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api.

1 2
4 Vt Vp 5

Gambar 3. 4 Interuping Chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus listrik

Keterangan :
1. Fixed contacts rod (Rod Kontak diam)
16

2. Valve ( katup )
3. Main contacts (Kontak Utama)
4. Insulating Nozle
5. The Moving Contact suport
Vt. Themal Pressure
Vp.The Compression of the Volume
PMT Jenis Tekanan Ganda
PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan
sistim tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas
SF6 dari sistim tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah.
Gas pada sistim tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistim tekanan
tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi.

5. Komponen dan Fungsi

Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki beberapa
komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan berdasarkan Failure Modes
Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut :
1. Penghantar arus listrik (electrical current carrying)
2. Sistem isolasi (electrical insulation)
3. Media pemadam busur api
4. Mekanik penggerak
5. Control / Auxilary circuit
6. Struktur mekanik
7. Sistem pentanahan (grounding)

3.3.1. Penghantar Arus Listrik (electrical current carrying)

Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk


menghantarkan / mengalirkan arus listrik. Penghantar arus listrik pada PMT terdiri
dari beberapa bagian antara lain :
17

3.3.1.1. Interrupter

Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak PMT.


Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan langsung dalam
proses penutupan atau pemutusan arus, yaitu:

Kontak bergerak / moving contact


Kontak tetap / fixed contact
Kontak arcing / arcing contact

Gambar 3. 5 Interrupter
3.3.1.2. Aksesoris Dari Interrupter (jika ada)

Terdiri dari : Gambar 3. 6 Interrupter


- Resistor
Resistor / tahanan dipasang paralel dengan unit pemutus utama (bekerja hanya
pada saat terjadinya penutupan kontak PMT) dan berfungsi untuk :
o Mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul (restriking voltage)
o Mengurangi arus pukulan (chopping current) pada waktu pemutusan
o Meredam tegangan lebih karena mengoperasikan PMT tanpa beban pada
penghantar panjang
- Kapasitor
Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utama dan unit pemutus
pembantu yang berfungsi untuk :
18

o Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage distribution ) yang sama


pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan ( breaking
capacity ) pada setiap celah adalah sama besarnya.
o Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan mengurangi
frekuensi kerja.

3.3.1.3. Terminal Utama

Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara PMT dengan
konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.

Gambar 3. 7 Terminal Utama

3.3.2. Electrical Insulation

Berfungsi sebagai isolasi bagian yang bertegangan dengan yang tidak


bertegangan serta antara bagian yang bertegangan.

Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator, yaitu
:
3.3.2.1. Isolator Ruang Pemutus (Interrupting Chamber)
19

Gambar 3. 8 Bagian Electrical Insulation

Merupakan interrupting chamber Terletak pada nomor (1)


3.3.2.2. Isolator Support /Penyangga

Gambar 3. 9 Bagian Electrical Insulation

Merupakan Isolator Support / Penyangga Terletak pada nomor (2)

3.3.3. Media Pemadam Busur Api

Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT
bekerja membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam busur api, PMT
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
3.3.3.1. Pemadaman Api Dengan Gas SF6

Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul pada
waktu memutus arus listrik.
20

Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring
dengan pertambahan tekanan.

Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type),
dimana selama operasi membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan
ke dalam suatu tabung/silinder yang menempel pada kontak bergerak.
Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang
mematikan busur api.

Keterangan :
1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).
2. Pemutus (interupter).
3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator
porcelen).
4. Batang penggerak berisolasi
Gambar 3. glassKatup
10 PMT Satu Fibre (FibreGas
Dengan Glass
SF6 Insulating
Operating Rod).
5. Penyambung diantara no.4 dan no.12
6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
9. Torak tetap (fixed piston).
21

10. Kontak tetap (fixed contact).


3.3.3.2. Pemadam Busur Api Dengan Oil / Minyak

Menggunakan minyak isolasi sebagai media pemadam busur api yang


timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup.

Jenis PMT dengan minyak ini dapat dibedakan menjadi :

PMT menggunakan banyak minyak (bulk oil)


PMT menggunakan sedikit minyak (small oil)

PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan
ekstra tinggi 425 kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus
pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.

Gambar 3. 11 PMT Bulk Oil


3.3.3.3. Pemadam Busur Api Dengan Udara Hembus / Air Blast

PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT
Udara Hembus (Air Blast).
Gambar 3. 12 PMT Udara Hembus / Air Blast
22

3.3.3.4. Pemadam Busur Api Dengan Ruang Hampa Udara (Vacuum)

Ruang hampa udara mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength)


yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang baik. Saat ini, PMT jenis
vacuum umumnya digunakan untuk tegangan menengah (24kV).

Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm
setiap kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi,
digunakan PMT jenis ini dengan dihubungkan secara serie.

Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain
porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak
dapat dipelihara dan umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan
ketegangan dielektrikum yang tinggi maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip
kecil.

1.Plat-plat penahan bukan


bahan magnet
2.Rumah pemutus dari
bahan berisolasi
3.Pelindung dari embun uap
4.Kontak bergerak
5.Kontak tetap
6.Penghembus dari bahan
logam
7.Tutup alat penghembus
8.Ujung kontak

9.Plat-plat penahan bukan


Gambar 3. 13 Ruang Kontak Utama (Breaking Chamber) Padamagnet
bahan PMT Vacuum
10. Rumah pemutus dari
bahan berisolasi
11. Pelindung dari embun
uap
12. Kontak bergerak
13. Kontak tetap
14. Penghembus dari
bahan logam
15. Tutup alat
penghembus
16. Ujung kontak
Gambar 3. 14 PMT dengan Hampa Udara (Vacuum)
23

3.3.4. Sistem Penggerak

Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk operasi


pemutusan atau penutupan PMT.

Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain :


3.3.4.1. Penggerak Pegas (Spring Drive)

Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring) terdiri dari 2


macam, yaitu :

Pegas pilin ( helical spring )


PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber tenaga penggerak
yang di tarik atau di regangkan oleh motor melalui rantai.

Pegas gulung ( scroll spring )


PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga penggerak yang
di putar oleh motor melalui roda gigi.

Gambar 3. 16 Sistem Pegas Pilin (Helical)

Gambar 3. 15 Sistem Pegas Gulung (Scroll)


24

3.3.4.2. Penggerak Hidrolik

Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan dari beberapa


komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang dirangkai sedemikian rupa
sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.

Skematik diagram Hidrolik dan Elektrik

Skematik diagram sistem hydraulic dan elektrik berikut, merupakan


skematik sederhana untuk memudahkan pemahaman cara kerja sistem hydraulic
dan keterkaitannya dengan sistem elektrik.

Gambar 3. 17 Skematik Diagram Sistem Hidrolik


3.3.4.3. Penggerak Pneumatic

Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan dari


beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai penggerak untuk membuka
dan menutup PMT.
25

3.3.4.4. SF6 Gas Dynamic

PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda
selain sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media
penggerak.

Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing masing merupakan unit
komplit dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan
oleh gas SF6 masing masing pole dalam cycle tertutup.

Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya perbedaan


tekanan gas SF6 antara :

o Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu.


o Volume dalam enclosure mekanik penggerak

Gambar 3. 18 Diagram Mekanisme Operasi PMT SF6 Dynamic

Gambar 3. 19 PMT SF6 Dynamic


26

Gambar 3. 20 Skematik PMT SF6 Dynamic


Keterangan :
1. HV terminal
2. Fixed arcing contact
3. Nozzle
4. Moving main contact
5. Upper porcelain insulator
6. Insulating rod
7. Opening valve group
8. Closing valve group
9. Auxiliary contacts
10. Compressor
11. Gas filling valve
12. Plug-in electric connector
13. Density switch
14. Spring toggle device
15. Double effect piston
16. Filter
17. Lower porcelain insulator
18. Moving arcing contact
19. Fixed main contact
27

20. Molecular sieves


21. Coils

A. High pressure volume


B. Low pressure volume

3.3.5. Control / Auxiliary Circuit


Terdiri dari :
3.3.5.1. Lemari Mekanik / Kontrol
Berfungsi untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan sebagai tempat
secondary equipment.
3.3.5.2. Terminal dan Wiring Control
Sebagai terminal wiring kontrol PMT serta memberikan trigger pada
mekanik penggerak untuk operasi PMT.

Gambar 3. 21 Lemari Mekanik / Kontrol


3.3.6. Struktur Mekanik
Terdiri dari struktur besi/beton serta pondasi sebagai dudukan struktur peralatan
Pemutus (PMT).
3.3.6.1. Struktur Besi / Baja atau Beton
Adalah rangkaian besi / baja atau beton yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga bentuk dan ukuran disesuaikan dengan kebutuhan peralatan yang akan
dipasang.
28

Berfungsi sebagai penyangga peralatan / dudukan PMT yang bahannya terbuat


dari besi / baja atau beton.
3.3.6.2. Pondasi
Adalah bagian dari suatu sistem rekayasa teknik yang mempunyai fungsi
untuk memikul beban luar yang bekerja dan beratnya sendiri yang pada akhirnya
didistribusikan dan disebarkan pada lapisan tanah dan batuan yang berada
dibawahnya untuk distabilisasi.
Sebagai dudukan struktur peralatan PMT, terbuat dari beton.

Struktur
baja / besi

Pondasi

Struktur
beton

Gambar 3. 22 Struktur Mekanik

Gambar 3. 23 Struktur Besi / Baja


29

Gambar 3. 24 Diagram Pondasi


3.3.7. Sistem Pentanahan / Grounding

Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem


pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai
sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir dll.

Fungsi pentanahan peralatan listrik adalah untuk menghindari bahaya tegangan


sentuh bila terjadi gangguan atau kegagalan isolasi pada peralatan / instalasi
dan pengaman terhadap peralatan.

Kawat

grounding

Gambar 3. 25 Grounding
30
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Penggunaan PMT Pada Gardu Induk


Alat yang pertama yang dioperasikan untuk pembebasan tegangan pada saat terjadi
manuver dan untuk penormalan (pemberian) tegangan PMT dioperasikan terakhir ,
hal ini dilakukan untuk keamanan peralatan Gardu Induk

4.1.1. Pengertian PMT


Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20
disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan
peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan
memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan
(dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi
abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit / hubung singkat.
4.1.2. Fungsi Dari PMT
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi
arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatan lain.

Gambar 4. 1 PMT (Pemutus Tenaga)


4.2 Jenis PMT Yang Digunakan Pada Gardu Induk
Pada Gardu Induk Wates menggunakan 2 jenis PMT yaitu Single Pole , Three
Pole yang memiliki fungsi sebagai berikut :

31
32

PMT Single Pole

PMT type ini mempunyai mekanik penggerak pada masing-masing pole,


umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bisa reclose
satu fasa.

Gambar 4. 3 PMT Single Pole Gardu Induk Wates

Gambar 4. 2 Name Plate PMT Single Pole Gardu Induk Wates


Data Teknik :
Merk : ABB
Type : EDF SV 3-1, 1 phase drive
Date : 1988
Rtd Voltage : 170 kV
Impulse withstand Voltage : 750 kV
Power Freq. Withstand volt. :325 kV
Rtd Freq : 50 Hz
Rtd Normal current : 3150 A
Rtd SC breaking current : 31,5 kA
33

Rtd SC duration :3s


Rtd press. of SF6 (20oC) : 700 kPa
Wheight SF6 filling : 8,0 kg
Wheight including SF6 : 1800kg
Control voltage : 110 VDC
Operating mechanism : 220V
Sistem Penggerak :
Closing : Spring
Opening : Hydraulic : 450 Bar

Tekanan Gas SF.6 :


Nom press (20oC) : 700 kPa.
Sinyal Replenishm SF6 : 630 kPa
Open Blocked SF6 : 610 kPa

PMT Three Pole

PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik,
umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV
untuk distribusi.

Gambar 4. 4 PMT Three Pole


34

Gambar 4. 5 Name Plate PMT Three Pole Gardu Induk Wates

Data Teknik PMT Three Pole :


PMT 150 kV Alstom (Untuk Trafo.1-30MVA)
Merk : Alstom
Type : S170 F1
Date : 2000
Rtd Voltage : 170 kV
Rtd Lightning withstand voltge :750 kV
Rtd Freq : 50 Hz
Rtd Normal current : 3150 A
Rtd SC breaking current : 40 kA
Rtd SC duration :3s
Rtd press. of SF6 (20oC) : 0,68 MPa
Wheight SF6 filling : 15 kg
Wheight : 1630kg
Control voltage : 110 VDC
Operating mechanism : 230V
Sistem Penggerak : Spring

Tekanan Gas SF.6 :


Nom press (20oC) : 0,68 Mpa
35

Refilling of SF6 : 0,6 Mpa


General lock out of SF6 : 0,55 Mpa

PMT 150 kV Alstom (Untuk Trafo.2-60MVA)

Merk : ALSTOM
Type : GL313 F1/4031P
Year : 2014
Serial Number : 14 313 0060 27
Rated voltage : 170 KV
Rated lighting impulse withstand voltage : 750 kV
Rated frequency : 50 Hz
Rated current : 3150 A
Rated duration of short circuit :3s
Rated SF6 gas :
pressure (at 20c, 1013 Hpa) 0.64 Mpa

Standart No IEC62271-100-2001
Mass of SF6 Gass : 15 kg
Mass of circuit breaker : 1752 kg
Year manufacture 2014
Classification M2
4.3 Pemeliharaan PMT

Berdasarkan fungsinya dan kondisi peralatan bertegangan atau tidak, jenis


pemeliharaan pada Pemutus dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. In Service / Visual Inspection


2. In Service Measurement / On Line Montoring
3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check
4. Overhaul
36

4.3.1. In Service / Visual Inspection


In Service Inspection adalah inspeksi/pemeriksaan terhadap peralatan yang
dilaksanakan dalam keadaan peralatan beroperasi/bertegangan (on-line), dengan
menggunakan 5 panca indera (five senses) dan metering secara sederhana, dengan
pelaksanaan periode tertentu (Harian, Mingguan, Bulanan, Tahunan).
Tabel 4. 1 Pemeliharaan In Service / Visual Inspection
Peralatan yang bisa
No Kondisi Awal Kondisi Akhir Simpulan
diperikasa
Pentanahan (Grounding)
1 Kawat Pentanahan Baik Baik Normal
Terminal pentanahan Baik Baik Normal
Lemari/Box Kontrol
Baut-baut wiring kontrol
Kencang Kencang Normal
& proteksi
Kebersihan Kotor Bersih Normal
2
Heater Normal Normal Normal
Sumber tegangan
Normal Normal Normal
AC/DC
Lubang binatang Tidak ada Tidak ada Normal
Bodi & Isolator
Kebersihan Kotor Bersih Normal
Bagian bodi yang lecet
Tidak ada Tidak ada Normal
3 /berkarat
Bagian bushing yang
Tidak ada Tidak ada Normal
retak
Mekanik penggerak Kotor Bersih Normal
Mekanik penggerak
Mekanik penggerak Normal Normal Normal
4 Mur baut Kencang Kencang Normal
Pelumas pada roda gigi
Baik Baik Normal
& pegas transmisi
37

Pengungkit /lengan
Normal Normal Normal
penggerak
Minyak (khusus jenis LOC)
Level minyak - - -
5
Kondisi minyak (warna) - - -
Kebocoran / rembes - - -
Percobaan ON /OFF PMT
Posisi ON Normal Normal Normal
6
Posisi OFF Normal Normal Normal
Indikasi posisi ON /OFF Normal Normal Normal

4.3.2. In Service Measurement / On Line Montoring


Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan
peralatan bertegangan (On Line).
Pengukuran dan/atau pemantauan yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui/memonitor kondisi peralatan dengan menggunakan alat ukur yang
advanced (seperti Thermal Image thermovision) yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
Thermal Image thermovision Berfungsi untuk mengukur suhu peralatan di Gardu
Induk , titik sambungan kabel, sehingga dapat memantau suhu pada peralatan
tersebut
4.3.3. Shutdown Measurement / Shutdown Function Check
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan
peralatan tidak bertegangan (Off Line).
Pengukuran dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan dengan
menggunakan alat ukur sederhana serta advanced yang dilakukan oleh petugas
pemeliharaan.
Macam macam pengukuran/pengujian :
o Pengujian/pengukuran pada interrupter :
Pengukuran Tahanan isolasi
Pengukuran Tahanan kontak
Keserempakan kontak (breaker analyzer)
o Pengukuran Grounding/ pentanahan
38

4.3.3.1. Pengukuran Tahanan Isolasi


Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses pengukuran
dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil
(nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi
tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun antara terminal
masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang
sama.
Prinsip kerja
Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi PMT adalah untuk mengetahui besar
(nilai) kebocoran arus (leakage current) yang terjadi antara bagian yang
bertegangan I/P terminal terhadap tanah .
Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik tegangan tinggi
memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu salah satu cara menyakinkan
bahwa PMT cukup aman diberikan tegangan adalah dengan mengukur tahanan
isolasinya. Sehingga menegetahui batas aman tahanan isolasinya yang telah
ditetapkan
Tabel 4. 2 Pengukuran Tahanan Isolasi
DATA PENGUKURAN TAHANAN ISOLASI
PMT bay Bantul
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah 353 G >1000 G >1000 G 1KV/1M
PMT OFF
Atas-Tanah PMT 103 G 95 G 175 G
OFF
Bawah-Tanah >1000 G 791 G 136 G
PMT OFF
Fasa-Tanah PMT
ON
PMT bay Purworejo
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
39

Atas-Bawah 110 G 120 G 115 G 1KV/1M


PMT OFF
Atas-Tanah PMT 90 G 93 G 63 G
OFF
Bawah-Tanah 25 G 17 G 20 G
PMT OFF
Fasa-Tanah PMT >1000 G >1000 G >1000 G
ON
PMT Trafo 1
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah >1000 G >1000 G >1000 G 1KV/1M
PMT OFF
Atas-Tanah PMT 784 G 629 G 731 G
OFF
Bawah-Tanah 441 G 337 G 377 G
PMT OFF
Fasa-Tanah PMT 288 G 210 G 272 G
ON
Dari tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker
) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan sesuai ketentuan P3B
O&M PMT/SK 114/DIR/2010, yakni 1 kV = 1 M.
4.3.3.2. Pengukuran Tahanan kontak
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan.
Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor
bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa
hambatan yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu
hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas
dan menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan
kontaknya tinggi.
Sambungan antara konduktor dengan PMT atau peralatan lain merupakan
tahanan kontak yang syarat tahanannya memenuhi kaidah Hukum Ohm sebagai
berikut :
E=I.R
40

Jika didapat kondisi tahanan kontak sebesar 1 Ohm dan arus yang mengalir
adalah 100 Amp maka ruginya adalah :
W = I2 . R
W = 10.000 watts
Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada
tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Amperemeter.
Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu
jalur terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar,
tetapi masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak
dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi
pemeliharaan tahanan kontak sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi
syarat nilai tahanan kontak.
Tabel 4. 3 Pengukuran Tahanan Kontak
DATA PENGUKURAN TAHANAN KONTAK
PMT bay Bantul
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah PMT 32.2 u 30,4 u 30 u R<100
ON
PMT bay Purworejo
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah PMT 32 u 33 u 31 u R<100
ON
PMT Trafo 1
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah PMT 34,5 u 34,7 u 31,3 u R<100
ON

Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker
) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan sesuai ketentuan P3B
O&M PMT/SK 114/DIR/2010, yakni R<100 .
41

4.3.3.3. Keserempakan kontak (breaker analyzer)


Tujuan dari pengujian keserempakan PMT adalah untuk mengetahui waktu
kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT pada saat
menutup ataupun membuka .
Berdasarkan cara kerja penggerak, maka PMT dapat dibedakan atas jenis three
pole (penggerak PMT tiga fasa) dan single pole (penggerak PMT satu fasa).
Untuk T/L Bay biasanya PMT menggunakan jenis single pole dengan maksud
PMT tersebut dapat trip satu fasa apabila terjadi gangguan satu fasa ke tanah dan
dapat reclose satu fasa yang biasa disebut SPAR (Single Pole Auto Reclose).
Namun apabila gangguan pada penghantar fasa fasa maupun tiga fasa maka
PMT tersebut harus trip 3 fasa secara serempak. Apabila PMT tidak trip secara
serempak akan menyebabkan gangguan, untuk itu biasanya terakhir ada sistem
proteksi namanya pole discrepancy relai yang memberikan order trip kepada
ketiga PMT pahasa R,S,T.
Hal yang sama juga untuk proses menutup PMT maka yang tipe single pole
ataupun three pole harus menutup secara serentak pada fasa R,S,T, kalau tidak
maka dapat menjadi suatu gangguan didalam system tenaga listrik dan
menyebabkan system proteksi bekerja.
Pada waktu PMT trip akibat terjadi suatu gangguan pada system tenaga listrik
diharapkan PMT bekerja dengan cepat sehingga clearing time yang diharapkan
sesuai standard SPLN No 52-1 1983 untuk system 70 KV = 150 milli detik dan
SPLN No 52-1 1984 untuk system 150 kV = 120 milli detik, dan final draft
Grid Code 2002 untuk system 500 kV = 90 milli detik dapat terpenuhi.
Tabel 4. 4 PENGUKURAN KESEREMPAKAN KONTAK (BREAKER ANALYZER)
DATA PENGUKURAN KESEREMPAKAN KONTAK (BREAKER
ANALYZER)

PMT bay Bantul


Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
OPEN 27,1 mS 25,1 mS 24,7 mS 120 milli-second
42

CLOSE 46,4 mS 47,9 mS 50,7 mS

PMT bay Purworejo


Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
OPEN 22,35 mS 25,05 mS 24,25 mS 120 milli-second

CLOSE 46,45 mS 51,25 mS 52,05 mS

PMT Trafo 1
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
OPEN 36,2 mS 36,5 mS 36,5 mS 120 milli-second

CLOSE 39,8 mS 39,6 mS 39,7 mS

Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)
layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar SPLN
No 52-1 1984. Yaitu untuk system 150 kV = 120 milli detik
4.3.3.4. PENGUKURAN GROUNDING/ PENTANAHAN
Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah
dengan suatu pentanahan yang ada di Gardu Induk di mana sistem penatanahan
tersebut dibuat didalam tanah dengan struktur bentuk mesh. Nilai tahanan
Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat
ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering tanah cadas,
kapur, dsb tahananan tanahnya cukup tinggi nilainya jika dibanding dengan
kondisi tanah yang basah. Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin
baik.
Tabel 4. 5 PENGUKURAN GROUNDING/ PENTANAHAN
DATA PENGUKURAN GROUNDING/ PENTANAHAN
PMT bay Bantul
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Tahanan 0,4 0,4 0,4 R< 1
Pentanahan
43

PMT bay Purworejo


Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Tahanan 0,2 0,2 0,2 R< 1
Pentanahan
PMT Trafo 1
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Tahanan 0,3 0,3 0,3 R< 1
Pentanahan

Dari tabel 4.5 bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) layak digunakan
karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar pengujian Standart IEEE
std 80 : 2000 (guide for safety in ac substation grounding), yakni besarnya nilai
tahanan pentanahan untuk switchgear adalah 1 ohm.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelatihan kerja pada industri (PKPI) yang
telah laksanakan PT PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH
AREA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV
WATES adalah sebagai berikut :
1. Alat yang pertama yang dioperasikan untuk pembebasan tegangan pada
saat terjadi manuver dan untuk penormalan (pemberian) tegangan
pemutus tenaga (PMT) dioperasikan terakhir , hal ini dilakukan untuk
keamanan peralatan Gardu Induk
2. Pemeliharaan Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) adalah proses kegiatan
yang dilakukan terhadap Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) sehingga
didalam operasinya Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) dapat memenuhi
fungsi yang dikehendaki secara terus menerus sesuai karakteristiknya.
3. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa monitoring dan dilakukan oleh
petugas operator setiap hari untuk Gardu Induk.
4. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa pemeriksaan, pengukuran dan
pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun.
5. Pemutus Tenaga (PMT) yang digunakan di Bay Penghantar dan Bay
Trafo ,Bay Kopel berbeda jenis yaitu
Bay Penghantar menggunakan PMT jenis Single Pole
karena PMT ini bisa reclose (Penutup Balik Otomatis /
PBO) satu fasa, peralatan ini dapat merasakan arus
gangguan dan dapat memerintah operasi buka tutup agar
gangguan yang terjadi disalah satu fasanya agar dapat
segera dibebaskan
Bay Trafo & Bay Kopel menggunakan PMT jenis Three
Pole mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa,
guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di

44
45

lengkapi dengan kopel mekanik sehingga PMT jenis Three


Pole bekerja secara serempak / bersamaan
5.2 Saran
1. Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) yang menggunakan media gas SF6 harus selalu
dilakukan monitoring tekanan gas SF6 untuk keandalan dalam bekerja.
2. Mekanik Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) harus selalu dibersihkan agar tidak
terjadi korosi akibat kelembapan udara.
3. Pengecekan alarm harus dilakukan setiap hari agar dapat dipastikan peringatan
gangguan berfungsi saat terjadi gangguan.:
4. Pengecekan Lemari mekanik / kontrol harus dilakukan setiap hari untuk
menghindari gangguan dari binatang liar yang masuk dalam lemari mekanik yang
dapat menyebabkan gangguan pada pemutus tenaga (PMT)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan Pemutus Tenaga, PT PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali.
Tobing, Bonggas L. 2003, Peralatan Tegangan Tinggi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

46

Anda mungkin juga menyukai