Disusun Oleh :
PANJI LAKSONO
No.Mahasiswa : 14.1041.017
Jurusan : Teknik Elektro
Konsentrasi : Ketenagaan
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : Strata-1
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
PANJI LAKSONO
No.Mahasiswa : 141041041
Jurusan : Teknik Elektro
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Pelatihan Kerja Pada Industri (PKPI) merupakan salah satu syarat wajib untuk
memenuhi kurikulum Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Industri, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta
Yogyakarta , 10 September 2017
Disusun Oleh :
PANJI LAKSONO
No.Mahasiswa : 14.1041.017
Jurusan : Teknik Elektro
Manager
PLN APP Salatiga
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan laporan Pelatihan
Kerja Pada Industri (PKPI) yang penulis beri judul ANALISIS K3 DALAM
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN TRANSFORMATOR PT PLN
(PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH AREA PELAKSANAAN
PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV MEDARI.
Pelatihan Kerja Pada Industri ini penulis laksanakan selama kurang lebih dua
bulan terhitung tanggal 17 Juli 2017 sampai 15 September 2017. Pelatihan Kerja Pada
Industri ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi
persyaratan Akademik di Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta. Kegiatan ini dapat menjadi media pembelajaran bagi penulis untuk dapat
menerapkan ilmunya dibangku perkuliahan.
Selama proses pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada Industri, tidak lupa penulis
sampaikan penghargaan dan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan dalam melaksanakan Pelatihan Kerja Pada Industri dan menyusun laporan ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Amir Hamzah, M.T. Selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto selaku Dekan Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta.
3. Bapak Sigit Priyambodo, S.T., M.T. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro, Institut
Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta.
iv
v
5. Bapak Andhy Dharma Setyawan selaku Manajer PLN APP Salatiga yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan Pelatihan Kerja Pada Industri di APP
Salatiga.
6. Bapak Agus Santoso selaku pembimbing lapangan Pelatihan Kerja Pada Industri
yang senantiasa memberikan pengarahan tentang teknis pelaksanaan Pelatihan
Kerja Pada Industri.
7. Seluruh Staff dan karyawan PT. PLN (PERSERO) Transmisi Jawa Bagian Tengah
Area Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150 KV Medari atas kesediaan
dan kerja samanya selama pelaksanaan Pelatihan Kerja Pada Industri.
8. Kepada kedua orang tua saya yang telah membesarkan dan memberikan dukungan
kuat dalam melaksankan Pelatihan Kerja Pada Industri ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi
Akprind Yogyakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam
penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan sudah barang tentu
masih banyak kekurangannya baik segi teknik, penyajian dan bahasa. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
dimasa yang akan datang. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
vi
vii
viii
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Manfaat :
a. PKPI ini dapat memberikan ilmu pengetahuan serta dapat terjun langsung
ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya.
b. Sebagai sarana untuk mengetahui sistem kerja dan peraturan di
perusahaan.
c. Merupakan sarana latihan kerja sebagai bekal dalam mempersiapkan diri
untuk terjun di dunia kerja.
d. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan,
menganalisa dan menyimpulkan suatu permasalahan teknik.
Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi yang tepat bagi perusahaan memiliki peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan keberhasilan usaha yang dijalankan dan berguna untuk
kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Lokasi PT. PLN (Persero) TRANS-JBT
APP Salatiga sendiri berlokasi di Jl. Diponegoro No. 149 Salatiga.
3
4
Misi Perusahaan
Misi PT PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga adalah :
PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga juga membawahi tiga puluh
satu gardu induk yaitu :
1. Gardu Induk Bawen
2. Gardu Induk Jelok
6
berjumlah 31 unit, baik GIS maupun GI Konvensional baik di Grid 500 kV maupun
150 Kv
Tabel 2. 1 Jumlah Aset PT PLN (Persero) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH APP
Salatiga
2.6 Strategi PLN APP Salatiga Untuk Mencapai Operational Of Excellent 2017
1. Technical System
Yaitu konfigurasi dan optimalisasi aset aset dan sumber daya untuk
menciptakan nilai dan meminimalisir kerugian.
2. Management Infrastucture
Struktur, Sistem dan Proses untuk mendukung Technical System
3. Mindsets, Capabilities dan Leadership
Cara para pegawai berpikir, merasakan dan bertindak dalam lingkungan
kerja.
4. Availability
Availability adalah kesiapan sistem transmisi dan trafo daya untuk
menyalurkan energi listrik ke konsumen
Faktor pengaruh:
Keterbatasan kemampuan sistem transmisi dan trafo
Gangguan pada sistem transmisi dan trafo
Menurunnya fleksibilitas operasi
Pelaksanaan pemeliharaan yang tidak tepat waktu.
5. Recovery Time
Recovery time adalah waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan peralatan
atau sistem saat terjadi gangguan permanen/temporer
6. Realibility
9
1. Manajemen Aset
1. Manajemen Aset
Manajemen Aset (Asset Management/AM) merupakan bagian dari program
Metamorfosa yang sedang dikembangkan PLN Pusat. Penjabaran AM tersebut
bertujuan untuk mencapai efektivitas pembiayaan investasi (cost effectiveness of
investment) dan memaksimalkan keuntungan jangka panjang
2. Pembentukan Tim Verifikasi Operasi Sistem Penyaluran
Sehubungan dengan terjadinya gangguan pada system penyaluran di
wilayah kerja APP Salatiga, maka perlu dilakukan verifikasi gangguan operasi
system dengan tujuan untuk mengetahui penyebab gangguan.
3. Remapping SDM
Remapping SDM merupakan langkah yang dilakukan manajemen untuk
mengoptimalkan fungsi SDM untuk mencapai target dan tujuan perusahaan
4. Code Of Conduct & Good Corporate Government
Code of conduct (tata nilai) adalah kaidahkaidah yang menjadi landasan
bagi kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Perjalanan mewujudkan Visi
melalui Misi menuntut perilaku tertentu dari para pegawai APP Salatiga. Perilaku
yang diharapkan dari setiap pegawai diwujudkan melalui core values yang perlu
dijunjung tinggi oleh setiap anggota organisasi.
dalam sistem, untuk menangani permintaan bisnis yang dijelaskan dalam cara
tertentu.
6. SMK3
Bertujuan menciptakan suatu sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja/ pegawai,
kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang aman (Safe), efisien dan produktif.
BAB III
LANDASAN TEORI
Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain
berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan
proses pemadaman busur api jenis gas SF6.
3.2.1. Berdasarkan Besar / Kelas Tegangan (Um)
12
13
5
7
4
3
2 8
1 9
Gambar 3. 2 PMT Single Pole
Keterangan :
1. Pondasi
2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5. Ruang pemutus
6. Terminal Utama atas
7. Terminal Utama bawah
8. Lemari control lokal
14
9. Pentanahan/Gorunding
PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik,
umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV
untuk distribusi.
7
4
3
8
9
1
Gambar 3. 3 PMT Three Pole
Keterangan :
1. Pondasi
2. Kerangka (Struckture)
3. Mekanik penggerak
4. Isolator suport.
5. Ruang pemutus
6. Terminal Utama atas
7. Terminal Utama bawah
8. Lemari control lokal
9. Pentanahan/Gorunding
15
PMT terisi gas SF6 dengan tekanan kira-kira 5 Kg / cm2, selama terjadi proses
pemisahan kontak kontak, gas SF6 ditekan (fenomena thermal overpressure) ke
dalam suatu tabung/cylinder yang menempel pada kontak bergerak selanjutnya
saat terjadi pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle yang menimbulkan tenaga
hembus/tiupan dan tiupan ini yang memadamkan busur api.
1 2
4 Vt Vp 5
Gambar 3. 4 Interuping Chamber PMT SF6 saat proses pemutusan arus listrik
Keterangan :
1. Fixed contacts rod (Rod Kontak diam)
16
2. Valve ( katup )
3. Main contacts (Kontak Utama)
4. Insulating Nozle
5. The Moving Contact suport
Vt. Themal Pressure
Vp.The Compression of the Volume
PMT Jenis Tekanan Ganda
PMT terisi gas SF6 dengan sistim tekanan tinggi kira-kira 12 Kg / cm2 dan
sistim tekanan rendah kira-kira 2 Kg / cm2, pada waktu pemutusan busur api gas
SF6 dari sistim tekanan tinggi dialirkan melalui nozzle ke sistim tekanan rendah.
Gas pada sistim tekanan rendah kemudian dipompakan kembali ke sistim tekanan
tinggi, saat ini PMT SF6 tipe ini sudah tidak diproduksi lagi.
Sistem Pemutus (PMT) terdiri dari beberapa sub-sistem yang memiliki beberapa
komponen. Pembagian komponen dan fungsi dilakukan berdasarkan Failure Modes
Effects Analysis (FMEA), sebagai berikut :
1. Penghantar arus listrik (electrical current carrying)
2. Sistem isolasi (electrical insulation)
3. Media pemadam busur api
4. Mekanik penggerak
5. Control / Auxilary circuit
6. Struktur mekanik
7. Sistem pentanahan (grounding)
3.3.1.1. Interrupter
Gambar 3. 5 Interrupter
3.3.1.2. Aksesoris Dari Interrupter (jika ada)
Bagian dari PMT yang merupakan titik sambungan / koneksi antara PMT dengan
konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar.
Pada Pemutus (PMT) terdiri dari 2 (dua) bagian isolasi yang berupa isolator, yaitu
:
3.3.2.1. Isolator Ruang Pemutus (Interrupting Chamber)
19
Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat PMT
bekerja membuka atau menutup. Berdasarkan media pemadam busur api, PMT
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain :
3.3.3.1. Pemadaman Api Dengan Gas SF6
Menggunakan gas SF6 sebagai media pemadam busur api yang timbul pada
waktu memutus arus listrik.
20
Sebagai isolasi, gas SF6 mempunyai kekuatan dielektrik yang lebih tinggi
dibandingkan dengan udara dan kekuatan dielektrik ini bertambah seiring
dengan pertambahan tekanan.
Umumnya PMT jenis ini merupakan tipe tekanan tunggal (single pressure type),
dimana selama operasi membuka atau menutup PMT, gas SF6 ditekan
ke dalam suatu tabung/silinder yang menempel pada kontak bergerak.
Pada waktu pemutusan, gas SF6 ditekan melalui nozzle dan tiupan ini yang
mematikan busur api.
Keterangan :
1. Mekanisme penggerak (operating mechanism).
2. Pemutus (interupter).
3. Isolator penyangga dari porselen rongga (hollow support insulator
porcelen).
4. Batang penggerak berisolasi
Gambar 3. glassKatup
10 PMT Satu Fibre (FibreGas
Dengan Glass
SF6 Insulating
Operating Rod).
5. Penyambung diantara no.4 dan no.12
6. Terminal-terminal.
7. Saringan (filters).
8. Silinder bergerak (movable cylinder).
9. Torak tetap (fixed piston).
21
PMT jenis ini digunakan mulai dari tegangan menengah 6 kV sampai tegangan
ekstra tinggi 425 kV dengan arus nominal 400 A sampai 1250 A dengan arus
pemutusan simetris 12 kA sampai 50 kA.
PMT ini menggunakan udara sebagai media pemadam busur api dengan
menghembuskan udara ke ruang pemutus. PMT ini disebut juga sebagai PMT
Udara Hembus (Air Blast).
Gambar 3. 12 PMT Udara Hembus / Air Blast
22
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm
setiap kenaikan tegangan 3 kV. Untuk pemutus vacuum tegangan tinggi,
digunakan PMT jenis ini dengan dihubungkan secara serie.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain
porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak
dapat dipelihara dan umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan
ketegangan dielektrikum yang tinggi maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip
kecil.
PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang berfungsi ganda
selain sebagai pemadam tekanan gas juga dimanfaatkan sebagai media
penggerak.
Setiap PMT terdiri dari 3 identik pole, dimana masing masing merupakan unit
komplit dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan
oleh gas SF6 masing masing pole dalam cycle tertutup.
Struktur
baja / besi
Pondasi
Struktur
beton
Kawat
grounding
Gambar 3. 25 Grounding
30
BAB IV
PEMBAHASAN
31
32
PMT jenis ini mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa, guna
menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di lengkapi dengan kopel mekanik,
umumnya PMT jenis ini di pasang pada bay trafo dan bay kopel serta PMT 20 kV
untuk distribusi.
Merk : ALSTOM
Type : GL313 F1/4031P
Year : 2014
Serial Number : 14 313 0060 27
Rated voltage : 170 KV
Rated lighting impulse withstand voltage : 750 kV
Rated frequency : 50 Hz
Rated current : 3150 A
Rated duration of short circuit :3s
Rated SF6 gas :
pressure (at 20c, 1013 Hpa) 0.64 Mpa
Standart No IEC62271-100-2001
Mass of SF6 Gass : 15 kg
Mass of circuit breaker : 1752 kg
Year manufacture 2014
Classification M2
4.3 Pemeliharaan PMT
Pengungkit /lengan
Normal Normal Normal
penggerak
Minyak (khusus jenis LOC)
Level minyak - - -
5
Kondisi minyak (warna) - - -
Kebocoran / rembes - - -
Percobaan ON /OFF PMT
Posisi ON Normal Normal Normal
6
Posisi OFF Normal Normal Normal
Indikasi posisi ON /OFF Normal Normal Normal
Jika didapat kondisi tahanan kontak sebesar 1 Ohm dan arus yang mengalir
adalah 100 Amp maka ruginya adalah :
W = I2 . R
W = 10.000 watts
Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada
tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Amperemeter.
Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu
jalur terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar,
tetapi masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak
dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin. Jadi
pemeliharaan tahanan kontak sangat diperlukan sehingga nilainya memenuhi
syarat nilai tahanan kontak.
Tabel 4. 3 Pengukuran Tahanan Kontak
DATA PENGUKURAN TAHANAN KONTAK
PMT bay Bantul
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah PMT 32.2 u 30,4 u 30 u R<100
ON
PMT bay Purworejo
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah PMT 32 u 33 u 31 u R<100
ON
PMT Trafo 1
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Atas-Bawah PMT 34,5 u 34,7 u 31,3 u R<100
ON
Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker
) layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan sesuai ketentuan P3B
O&M PMT/SK 114/DIR/2010, yakni R<100 .
41
PMT Trafo 1
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
OPEN 36,2 mS 36,5 mS 36,5 mS 120 milli-second
Dari tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)
layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar SPLN
No 52-1 1984. Yaitu untuk system 150 kV = 120 milli detik
4.3.3.4. PENGUKURAN GROUNDING/ PENTANAHAN
Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik yang dihubungkan ke tanah
dengan suatu pentanahan yang ada di Gardu Induk di mana sistem penatanahan
tersebut dibuat didalam tanah dengan struktur bentuk mesh. Nilai tahanan
Pentanahan di Gardu Induk bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat
ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering tanah cadas,
kapur, dsb tahananan tanahnya cukup tinggi nilainya jika dibanding dengan
kondisi tanah yang basah. Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin
baik.
Tabel 4. 5 PENGUKURAN GROUNDING/ PENTANAHAN
DATA PENGUKURAN GROUNDING/ PENTANAHAN
PMT bay Bantul
Titik Ukur Fasa R Fasa S Fasa T Standart
Tahanan 0,4 0,4 0,4 R< 1
Pentanahan
43
Dari tabel 4.5 bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) layak digunakan
karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar pengujian Standart IEEE
std 80 : 2000 (guide for safety in ac substation grounding), yakni besarnya nilai
tahanan pentanahan untuk switchgear adalah 1 ohm.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelatihan kerja pada industri (PKPI) yang
telah laksanakan PT PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH
AREA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV
WATES adalah sebagai berikut :
1. Alat yang pertama yang dioperasikan untuk pembebasan tegangan pada
saat terjadi manuver dan untuk penormalan (pemberian) tegangan
pemutus tenaga (PMT) dioperasikan terakhir , hal ini dilakukan untuk
keamanan peralatan Gardu Induk
2. Pemeliharaan Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) adalah proses kegiatan
yang dilakukan terhadap Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) sehingga
didalam operasinya Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) dapat memenuhi
fungsi yang dikehendaki secara terus menerus sesuai karakteristiknya.
3. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa monitoring dan dilakukan oleh
petugas operator setiap hari untuk Gardu Induk.
4. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa pemeriksaan, pengukuran dan
pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun.
5. Pemutus Tenaga (PMT) yang digunakan di Bay Penghantar dan Bay
Trafo ,Bay Kopel berbeda jenis yaitu
Bay Penghantar menggunakan PMT jenis Single Pole
karena PMT ini bisa reclose (Penutup Balik Otomatis /
PBO) satu fasa, peralatan ini dapat merasakan arus
gangguan dan dapat memerintah operasi buka tutup agar
gangguan yang terjadi disalah satu fasanya agar dapat
segera dibebaskan
Bay Trafo & Bay Kopel menggunakan PMT jenis Three
Pole mempunyai satu mekanik penggerak untuk tiga fasa,
guna menghubungkan fasa satu dengan fasa lainnya di
44
45
Anonim, 2010, Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan Pemutus Tenaga, PT PLN (Persero)
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali.
Tobing, Bonggas L. 2003, Peralatan Tegangan Tinggi, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
46