A. Pengertian
Metode proyektif yang paling dikenal dan digunakan secara luas dalam melihat kepribadian
seseorang adalah tes Rorschach. Dalam tes ini, klien diperlihatkan sepuluh kartu dengan bentuk
ambigu hasil dari cipratan tinta yang hampir simetris. Lima kartu berwarna hitam, putih dan abu-abu
yang berbayang, sedangkan lima kartu lainnya memiliki warna. Kebanyakan ahli setuju bahwa tes
Rorschach ini merupakan teknik psikodiagnostik yang signifikan dan sensitif. Tes ini mengevaluasi
emosi-emosi yang dialami klien dalam hidupnya, tingkat intelektual dan membantu menjelaskan
komponen-komponen kepribadian seseorang.
Ada tiga kategori penting dalam memberikan skor pada tes ini, yaitu lokasi yang menunjukkan
pada bagian mana respon dilihat oleh klien dalam kartu, determinan yang menunjukkan bagaimana
respon tersebut dilihat, dan konten yang menunjukkan apa yang dilihat klien dalam kartu.
Para psikolog ahli yang sudah berpengalaman dalam tes ini, menemukan bahwa respon yang
diberikan klien, baik anak-anak maupun dewasa, mengindikasikan beberapa tipe dari gangguan
kepribadian dengan karakteristik respon tertentu. Misalnya pada gangguan psikotik dan skizofrenia
lainnya, ditemukan bahwa respon yang diberikan seringkali ganjil dan aneh, kualitas bentuk biasanya
lemah, dan ada ketidaksesuaian antara yang dilihat klien dengan stimulus sebenarnya dalam kartu.
Klien-klien ini biasanya memfokuskan seluruh perhatian mereka pada detail-detail sementara
komponen-komponen utama diabaikan. Terkadang mereka juga terlalu melibatkan emosi mereka pada
kartu-kartu dan mempersonalisasikan persepsi mereka dalam cara tertentu sehingga mereka tidak
mampu membedakan antara diri mereka dan kartu Rorschach.
Dalam beberapa kasus diagnostik dimana terdapat gangguan psikologis seperti gangguan
pikiran yang signifikan, penggunaan tes Rorschach sangat disarankan. Tidaklah sulit dalam
mengadministrasi maupun menskor tes ini, namun dalam menginterpretasi dibutuhkan psikolog yang
handal dan berpengalaman.
TES KEPRIBADIAN
Instrumen untuk mengukur ciri ciri emosi, motivasi, antar pribadi dan sikap yang dibedakan
dengan kemampuan. Tujuan umum dari tes ini untuk menyediakan data tentang kognisi dan
kepribadian, seperti motivasi, kecenderungan dalam memberikan respon, operasional kognitif.
Jumlah tes kepribadian yang ada mencapai ratusan. Yang paling banyak adalah inventori
kepribadian dan teknik teknik proyektif.
Ciri utama dari teknik proyektif adalah pada penilaianya atas tugas yang relatif tidak terstruktur,
yaitu tugas yang memungkinkan variasi yang hampir tidak terbatas dari respon respon yang mungkin.
Umumnya instrument proyektif juga mempresentasikan prosedur testing yang disembunyikan, sejauh
peserta tes jarang menyadari jenis interpretasi psikologis yang akan dibuat atas respon respon
mereka.
Teknik proyektif biasanya dipandang oleh pendukungnya sebagai teknik yang amaat efektif
dalam menyingkapkan aspek tertutup, laten dan tidak sadar dari kepribadian.
Semakin tidak tersruktur suatu tes, semakin sensitif tes itu terhadap materi yang terselubung.
Ini muncul dari asumsi bahwa semakin tidak terstruktur atau semakin ambigu suatu stimuli, semakin
kecil kemungkinannya untuk membangkitkan reaksi defensif pada responden.
B. Penyajian tes
Penyajian tes akan mempengaruhi hasil tes penyajian yang salah akan menyebabkan subjek
menjawab salah tanpa disadarinya, yang sebetulnya apabila tes disajikan dengan benar subjek dapat
memberikan respon yang tepat. Oleh karena itu tester harus berhati-hati dan seteliti mungkin dalam
menyajikan tes ini, agar sesuai dengan prosedur standar yang sudah ditentukan.
1. Bercak tinta Rorshach
Rorshach telah berhasil membuat satu seri kartu bercak tinta yang terdiri dari sepuluh kartu dan
sudah distandarisasi, kartu2 tersebut dapat digunakan sebagai alat asesmen kepribadian seseorang.
Bercak-bercak itu sekarang telah dicetak diatas kertas tebal berwarna putih sebagai dasarnya, kartu
berukuran 24 cm dan lebar 17 cm. 10 kartu tersebut dikelompokan menjadi dua yaitu:
- kartu achromatic kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu, yaitu kartu I,
IV,V,VI dan VII.
- kartu chromatic kelompok kartu kromatik mempunyai aneka warna lain, missal merah, biru, hijau dsb.
Yaitu kartu II, III,VIII, IX,dan X.
2. Persiapan tes
Validasi tes sangat dipengaruhi oleh penyajian tes. Oleh karena itu secara penyajian dan kesiapan
untuk tes harus betul betul diperhatikan:
a. kesiapan tester dan testi, baik fisik maupun psikis
b. suasana lingkungan fisik, dan social
c. pengaturan tempat duduk tester dan testi
d. alat-alat yang dibutuhkan
Dalam melaksanakan testing the limits ini tester sudah boleh memberikan pertanyaan pertanyaan
yang sifatnya langsung dan sugestif. Meskipun demikian sebaiknya dimulai dengan pertanyaan yang
umum lebih dahulu, kalau tidak dapat baru pertanyaan yang langsung atau spesifik.
Rasional
Rasional bagai mana subjek mempersepsikan gambar percikan tinta yang relatif tak berstruktur
diasumsikan mencerminkan dunia pribadi subjek. Yang meliputi pikiran perasaan dan lain-lain hal yang
ada pada diri subjek.
Interprestasi
Tes Rorshach didasarkan atas apa yang dilihar subjek pada masing-masing gambar percikan
tinta itu dan dibagian mana. Selanjutnya apa yang menyebabkan dia mempersepsikan percikan tinta
itu, yakni bentuk warna bayangan dan sebagainya.
Administrasi
Rorschach adalah tes proyektif individu, dikelola dengan struktur minimal. Ada metode standar
pengadministrasian ujian, tetapi sebagai aturan umum, pemeriksa harus mengungkapkan sesedikit
mungkin tentang respons seperti apa yang diharapkan. Orang yang cemas atau dibuat tidak nyaman
dengan situasi yang tidak terstruktur sering mengajukan pertanyaan, tetapi pemeriksa harus berhati-
hati untuk tidak memberikan petunjuk yang mungkin menunjukkan sifat jawaban yang diharapkan.
( "Rorschach administrasi")
Kurangnya struktur atau arah yang jelas berkaitan dengan tuntutan dan harapan adalah fitur
utama dari semua tes proyektif, dimana idenya adalah untuk memberikan ambiguitas sebanyak
mungkin, sehingga tanggapan seseorang hanya mencerminkan orang. Jika pemeriksa tidak sengaja
memberikan terlalu banyak pedoman, tanggapan yang diberikan mungkin hanya mencerminkan
kecenderungan seseorang untuk memberikan respons yang diinginkan secara sosial atau untuk
berfungsi sebagaimana diharapkan. Administrasi yang tidak semestinya yang menyediakan terlalu
banyak struktur membatalkan hasilnya. ( "Rorschach administrasi")
C. Skoring
Skoring dalam tes RO didasarkan pada jawaban atas respon subjek terhadap bercak-bercak
tinta yang diberikan. Klopfer dan Davidson (1962) mendefinisikan responses (jawaban) dalam tes RO
sebagai suatu ide yang jelas dan berdiri sendiri (independent) yang diberikan pada sebagian atau
keseluruhan bercak.
Tujuan Skoring
1. Untuk mengelompokan bahan dari hasil tes RO ke dalam aspek-aspek tertentu, agar dapat
diinterpretasikan.
2. Untuk merubah jawaban yang masih bersifat kualitatif menjadi kuantitatif.
3. Sebagai sarana komunikasi antara ahli satu dengan yang lain.
Pada Prinsipnya skoring yang dimaksud disini adalah merupakan suatu proses pengelompokan
jawaban subjek ke dalam 5 kategori skoring ;
1. Location, yaitu pada bagian mana subjek konsepnya itu dalam bercak.
2. Determinant, yaitu bagaimana konsep itu dilihat subjek, atau aspek apa yang digunakan subjek
untuk memberikan jawabannya itu.
3. Content, yaitu apa isi jawaban subjek tersebut.
4. Popular- Original, yaitu apakah jawaban subjek itu merupakan konsep yang sering dilihat
orang lain ataukah tidak?
5. Form Level Rating (FLR), yaitu bagaimana ketepatan konsep tersebut dengan bercaknya serta
bagaimana kualitasnya.
Dalam pelaksanaan skoring location , determinat, content, dan popular dibagi menjadi
dua, yaitu : skor utama (main score) dan skor tambahan(additional score).
Yang dimaksud dengan skor utama adalah skor untuk semua jawaban utama(main responses).
Jawaban utama adalah jawaban yang diberikan pada tahap(performance proper), sedangkan
yang dimaksukan dalam skor tambahan(additional score) adalah skor dari :
1. Jawaban tambahan (additional responses), jawaban yang muncul pada saat proses inquiry,
atau analogy.
2. Jawaban yang muncul pada waktu performance proper tapi ditolak pada waktuinquiry.
3. Jawaban yang menpunyai elaborasicukup baik, yang selain mempunyai skor utama juga
mempunyai skor tambahan.
Skoring Location
Ada 5 kategori :
1. Whole bilamana subjek menggunakan seluruh bercak sebagai dasar untuk memberikan
jawabannya.
2. Large Usual Detail bilamana subjek menggunakan bagian yang besar dari bercak yang sudah
biasa digunakan oleh orang lain.
3. Small Usual Detail bilamana penggunaan bercak yamg relatif kecil, tapi mudah dilihat dengan
adanya color, shading atau space.
4. Un-usual Detail, jawaban yang bukan merupakan jawaban whole(W), tidak ada dalam
daftar large atau small usual detail, serta bukan jawaban space.
5. White Space, apabila subjek membalikan penggunaan figure dan ground,sehingga bagian
putih justru dijadikan sebagai landasan untuk memberi hambatan.
Skoring Determinant
Diklasifikasikan menjadi tiga macam :
1. Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk pasti. Misalnya : kelelawar, harimau,
pesawat terbang, dll.
2. Semi Definite, yaitu konsep jawaban yang mempunyai bentuk kurang pasti. Misalnya : awan
mendung, asap pabrik, dll.
3. In-Definite, yaitu konsep jawaban yang sama sekali tidak mempunyai bentuk yang pasti atau
bentuknya abstrak. Misalnya : kabut, perasaan kacau balau, suatu kegelapan.
Skoring Content
1. H atau human figure, yaitu manusia secara utuh dan nyata
2. (H) atau human like, yaitu manusia dalam lukisan, patung, karikatur, atau bentuk-bentuk mitos
yang jauh dari realitas.
3. Hd atau human detail, yaitu bagian tubuh manusia yang hidup secara nyata.
4. (Hd) atau human detail like, yaitu bagian tubuh manusia dalam lukisan, patung, karikatur atau
bentuk-bentuk mitologis.
5. AH atau animal human, yaitu mahkluk yang badannya sebagian manusia sebagia binatang.
6. H-Obj atau human objek, yaitu objek-objek yang sangat dekat dengan manusia.
7. H-At atau human anatomi, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan anatomi manusia,
kecuali organ seks.
8. Sex, yaitu organ-organ seksual atau yang berhubungan dengan aktivitas seksual.
9. A atau animal, yaitu hewan secara utuhdan nyata.
10. (A) atau animal like, yaitu hewan-hewan dalam lukisan, gambar, karikatur, atau hewan
mitologi yang bertingkah laku seperti manusia.
11. Ad atau animal detail, yaitu bagian tubuh binatang yang nyata.
12. (Ad) atau animal detail like, yaitu bagian tubuh binatang dalam lukisan, karikatur, atau yang
jauh dari realitas.
13. A-At atau animal anatomi, yaitu konsep-konsep yang berhubungan dengan anatomi hewan.
14. A-obj atau animal object, yaitu objek yang berasal dari binatang atau yang berhubungan
dengan tubuh binatang.
15. Food, yaitu bagian hewan, bagian tumbuhan yang bisa dimakan (bukan tergolong dalam A-
Obj atau Plant).
16. N atau nature, yaitu konsep alami, pemandangan alam.
17. Geo atau geographical, yaitu konsep-konsep geografis, peta, pulau, danau.
18. PI atau Plant, yaitu macam tanam, atau bagian dari tanaman.
19. Bot atau botany, yaitu tanaman atau bagian tanaman yang dilihat sebagai gambar botani.
20. dLL,,
Skoring P-O
a. Popular, jika jawaban tersebut sering muncul atau diberikan oleh banyak subjek pada suatu
lokasi tertetu.
b. Orogonal, jawaban pada satu bagian bercak tertentu yang hanya muncul sekali diantara seratus
jawaban,
Skoring FLR
Adapun mutu jawaban subjek ditentukan oleh tiga hal :
a. Ketepatan (keakurasia)
b. Kekhususan (spesifikai)
c. Pengorganisasian (orgnisasi)
Michigan Picture Story Test (MPST)
Tes ini hampir sama dengan kedua tes diatas dan terdiri dari material yang menggambarkan anak-
anak dalam hubungannya dengan orang tua, polisi, dan figur otoriter lainnya, juga teman-teman. Tes
ini sangat bermanfaat dalam melihat struktur dari sikap anak-anak terhadap orang dewasa dan
teman-teman sekaligus mengevaluasi masalah yang mungkin timbul.
Daftar pustaka:
- Aiken, Lewis. Gary Groth. 2009. Pengetesan Dan Pemeriksaan Psikologi.
Indeks. Jakarta.
- Markam, Suprapti. Pengantar Psikodiagnostik. Perfecta. Jakarta.
- Subandi M.A., Wulan Ratna.2004. Tes Rorschach Administrasi Dan
Skoring. Fakultas Psikologi Unifersitas Gadjah Mada. Yogyakarta.