Anda di halaman 1dari 13

METODE USHUL FIQIH HASAN HANAFI

Moh Sholehuddin
Kementrian Agama Sidoarjo
Email: m.sholehuddin@yahoo.com

Abstrak
Ushul Fiqh reconstruction is one of Hassan Hanafi renewal projects branch. To him, ushul
Fiqh is revealed science that means something which is revealed from Allah to human
beings. It is a science which is sent down-oriented for human beings goodness. Ushul fiqh
which is constructed by Hasan Hanafi is different from the previous works on ushul fiqh in
four aspects. First, object of discussion is put systematically from mashadir arbaan to adillah
syariyyah the ahkam syariyah. Second, there are orientation and tendency to give wider
space for human beings duty and potential in understanding and implementing Gods
revelation in real life. Third, hasan hanafis work gives idioms articulating humanbeings
potential as the practice of second conclusion. Fourth, the work is also deductive explaining
general theories and free from mentioning law examples as description for understanding
theories towards text content.
Rekonstruksi ushul fiqih adalah salah satu cabang dari proyek pembaruan tradisi Hasan
Hanafi. Baginya, ushul fiqih adalah ilmu tanzil yaitu sesuatu yang berasal dari Allah
untuk manusia. Ilmu yang berorientasi ke bawah, kepada mashlahah manusia. Ushul fiqih
yang dicoba oleh Hasan Hanafi untuk direkonstruksi minimal tampak perbedaannya
dengan ushul fiqih karya para ushuli terdahulu pada empat aspek. Pertama, resistematisasi
objek pembahasan. Dimulai dari mashadir arbaan, lalu adillah syariyyah kemudian
ahkam syariyah. Kedua, adanya orientasi dan kecenderungan memberi ruang lebar bagi
pentransparanan bagi tugas dan potensi manusia dalam menjemput misi wahyu dan
pengimplementasiannya dalam kehidupan manusia yang riil. Ketiga, memberikan idiom-
idiom (redaksi, tabir) yang mengartikulasikan potensi kemanusiaan sebagai tindak lanjut
dari kesimpulan nomor dua di atas. Keempat, bersifat deduktif, menjelaskan teori-teori
yang bersifat general dan sepi dari penyebutan contoh-contoh hukum sebagai deskripsi
bagi teori-teori pemahaman terhadap isi teks

Kata Kunci: Turats, Tajdid, Ushul Fiqih, Mashlahah

Kajian Islam mengalami kemandegan sa silam tersebut, masa keemasan Islam,


serius. Itulah kekhawatiran juga keprihatinan terjadi perkembangan ilmu yang sangat di
yang dirasakan oleh banyak ulama dan cen namis. Tumbuh berbagai macam disiplin
dekiawan muslim. Kemandegan kajian Is ilmu. Dalam satu disiplin ilmu terjadi pro
lam berarti kemandegan ilmu-ilmu Islam, ses dialektika, kritik, sintesis bahkan de
padahal karakter ilmu adalah dinamis, te konstruksi sehingga muncul teori baru.
rus mengalami perkembangan. Sangat ber Contohnya adalah munculnya karya-karya
beda dengan yang terjadi di era kerajaan filosofis dalam Islam yang ditulis oleh al-
Abbasiyah pada abad 8- 11 M silam. Di ma Kindi dan al-Farabi yang menjadi bahan

165
166 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 3 Nomor 2, Desember 2011, hlm. 164-176

kajian dan kritik al-Ghazali sehingga lahir 19 M hingga saat ini belum pernah ada
karya Tahafut al-Falasifah (Kerancauan Para karya penting yang ditulis orang Indonesia
Filosof).1 Karya al-Ghazali tersebut sangat baik di bidang fiqih maupun ushul fiqih.
populer dan mempengaruhi pandangan hi Ada geliat yang cukup menarik di bidang
dup kaum muslim saat itu. Beberapa puluh tafsir. Sekurang-kurangnya ada dua tafsir
tahun pasca wafatnya al-Ghazali (1111 penting yang ditulis oleh ulama Indonesia
M), karya al-Ghazali tersebut dikritisi oleh yaitu tafsir al-Azhar Hamka dan al-Mishbah
Ibn Rusyd melalui kitabnya yang berjudul Quraish Shihab.3
Tahafut al-Tahafut. Karya filsafat Ibnu Rusyd Mendinamisir perkembangan ilmu itu
tersebut sengaja dikarang untuk menolak penting, bukan untuk gagah-gagahan,
karya al-Ghazali. Bahkan Ibnu Rusyd ke mencari sisi kontrofersial atau untuk men
mudian menulis satu kitab khusus yang peroleh popularitas. Ada motivasi yang lebih
menjelaskan tentang relasi harmonis antara luhur dari semua itu yaitu motivasi agar
syariah dengan filsafat yaitu Fash al-Maqal fi ilmu-ilmu yang diformulasikan itu mampu
Hukmi ma bayna al-Hikmah wa al-Syariat min memberi kontribusi, manfaat dan maslahah
al-Ittishal.2 bagi kehidupan manusia. Hidup itu dinamis,
Hasan Hanafi, cendekiawan muslim selalu berubah dari waktu ke waktu. Islam
asal Mesir yang mencurahkan waktu dan dan ilmu-ilmu yang terkait dengannya; ilmu
tenaganya untuk mengkaji Islam dengan aqidah (teologi), ilmu syariah dan akhlaq
pendekatan dan teori sosial modern dari harus mampu memecahkan problematika
Perancis, mengatakan bahwa mayoritas mutakhir kehidupan manusia.
kajian Islam dewasa ini pada faktanya Ketika kehidupan duniawi manusia secara
merupakan repetisi (tikrar) terhadap hasil global dihadapkan pada problem demokrasi,
kajian ulama atau cendekiawan terdahulu. hak asasi manusia, dan hukum internasional,
Penukilan terhadap isi literatur-literatur maka ajaran Islam harus mampu memberi
terdahulu tanpa ada kritik, pengembangan jawaban yang benar dan membawa maslahah
atau penolakan. Penulisan kitab matan, syarah terhadap tiga problematika modern itu.
atau hasyiyah, pada satu sisi, bermanfaat Karena itulah, kemudian tampil antara lain
untuk penyederhanaan ilmu bagi pelajar Abdullah Ahmed an-Naim yang menelaah
pemula dan menengah. Pada sisi lain, ulang konsep ajaran Islam, terutama bidang
berakibat negatif yaitu menciptakan repitisi- ulum al-Quran yaitu konsep tentang nasakh-
repetisi, tidak mendorong lahirnya kreatifitas mansukh, ayat Makkiyah-Madaniyah dan
dan orisinilitas gagasan. bidang fiqih untuk merespon zaman dengan
Ulil Abshar Abdallah, cendekiawan muda cerdas sehingga umat Islam mampu hidup
Indonesia, mengatakan, kemandegan kajian dengan saleh, maju dan modern.4 Ajaran
Islam di Indonesia hampir merata di semua Islam meskipun terhimpun dalam dua aspek
cabang ilmu pengetahuan. Cabang-cabang seperti pendapat Mahmod Syaltut yaitu
keilmuan ortodoks yang mestinya menjadi aqidah dan syariah saja, atau tiga aspek yaitu
kajian unggulan pun tidak mengalami iman, Islam dan ihksan seperti kandungan
perkembangan yang signifikan. Kajian hadis itu sangat universal. Di sisi lain,
fiqih, ushul fiqih, atau tafsir juga tidak ada kehidupan manusia itu sangat kompleks,
terobosan yang penting baik di pesantren melibatkan politik, sosial, ekonomi, dan
maupun di perguruan tinggi. Setelah ge budaya.
nerasi al-Imam Nawawi Banten dari abad 3
Ulil Abshar Abdalla. Kenapa Kajian Islam Mandeg?
1
Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam .( www.islamlib.com. (Diakses 30 Mei 2006).
(Bandung: Bulan Bintang, 1984), h. 25-39 4
Abdullah Ahmed an-Naim, Toward an Islamic
2
Teks asli Fash al-Maqal fi Hukmi ma bayna al-Hikmat Reformation: Civil Liberties, Human Right and International
al-Syariat min al-Ittishal dapat dilihat dalam Averroes, Law (New York: Syracuse University Press, 1946), h.
Le Livre Du Discours Decisif (Paris: Flammarion, 1996) 47-48, 52-56.
Moh Sholehuddin, Metode Ushul Fiqih Hasan Hanafi | 167

Menjaga orisinilitas dan pengembangan Seputar Biografi dan Karya-Karya


ajaran Islam yang meliputi tiga aspek di Intelektual 6
atas dalam kehidupan manusia, dalam ke
Hassan Hanafi adalah guru besar pada
hidupan zaman yang terus berkembang
fakultas filsafat Universitas Kairo. Ia lahir
sehingga kehidupan manusia itu tetap Isla
pada 13 Februari 1935 di Kairo, di dekat
mi, makmur, modern dan penuh manfaat
Benteng Salahuddin, daerah perkampungan
di zamannya, adalah tugas yang dlarury
al-Azhar. Kota ini merupakan tempat
(mendesak).
bertemunya para mahasiswa muslim dari
Hasan Hanafi adalah sosok cendekiawan seluruh dunia yang ingin belajar, terutama di
muslim yang telah memberi contoh yang baik Universitas al-Azhar. Meskipun lingkungan
kepada kita. Dia adalah cendekiawan multi sosialnya dapat dikatakan tidak terlalu
dimensi. Dia menyamudera dalam teologi mendukung, tradisi keilmuan berkembang di
dan aktualisasi nilai-nilai teologi dalam sana sejak lama. Secara historis dan kultural,
kehidupan modern. Itu semua ditulis oleh kota Mesir memang telah dipengaruhi
Hasan Hanafi dalam kitab monumentalnya peradaban-peradaban besar sejak masa
berjudul Min al-Aqidah ila al-Tsurah yang Firaun, Romawi, Bizantium, Arab, Mamluk
terbit dalam lima volume berbahasa Arab. dan Turki, bahkan sampai dengan Eropa
Dalam bidang kalam, Hasan Hanafi moderen. Hal ini menunjukkan bahwa
memaparkan filsafat Timur dan Barat, dan Mesir, terutama kota Kairo, mempunyai arti
hikmah apa yang dapat diambil umat Islam penting bagi perkembangan awal tradisi
dari dua filsafat itu demi kemajuan hidup. Hal keilmuan Hassan Hanafi.
itu dipaparkan Hasan Hanafi dalam falsafah Masa kecil Hanafi berhadapan dengan
al-Hadlarah: Min al-Naql ila al-Ibda. Dalam kenyataan-kenyataan hidup di bawah
bidang tasawwuf, Hasan Hanafi menulis penjajahan dan dominasi pengaruh bangsa
al-Manhaj al-Shufi: Min al-Fana ila al-Baqa, asing. Kenyataan itu membangkitkan sikap
untuk konsep tasawwuf dan revitalisasinya patriotik dan nasionalismenya, sehingga
bagi kemajuan hidup manusia. Khusus pada tidak heran meskipun masih berusia 13
bidang hukum, terutama ushul fiqih, Hasan tahun ia telah mendaftarkan diri untuk
Hanafi menulis al-Manhaj al-Ushuli: Min al- menjadi sukarelawan perang melawan Israel
Nash ila al-Waqi, satu kitab besar tentang pada tahun 1948. la ditolak oleh Pemuda
ushul fiqih tetapi terdiri atas dua volume. Muslimin karena dianggap usianya masih
Pertama, bersub judul Takwin al-Nash, dan terlalu muda. Di samping itu ia juga dianggap
kedua bersub judul Binyat al-Nash.5 bukan berasal dari kelompok Pemuda Mus
Berpijak pada keterangan-keterangan di limin. Ia kecewa dan segera menyadari bah
atas, maka tulisan ini akan memperkenalkan wa di Mesir saat itu telah terjadi problem
kepada para pembaca tentang upaya-upaya persatuan dan perpecahan.
intelektual Hasan Hanafi dalam memahami Ketika masih duduk di bangku SMA,
dan menata ulang ushul fiqih agar ilmu tepatnya pada tahun 1951, Hanafi me
tersebut, diharapkan lebih berperan dalam nyaksikan sendiri bagaimana tentara Inggris
memberi kontribusi bagi kemajuan hidup membantai para syuhada di Terusan Suez.
umat di era sekarang dan selanjutnya. Bersama-sama dengan para mahasiswa ia
mengabdikan diri untuk membantu gerakan
revolusi yang telah dimulai pada akhir
tahun 1940-an hingga revolusi itu meletus
6
Semua informasi tentang biografi dan karya
intelektual Hasan Hanafi diambil dari Ridwan Ahmad
5
Hasan Hanafi, al-Turats wa al-Tajdid (Beirut: al- Hasan . Pemikiran Hasan Hanafi : Studi Historis
Muassasah al-Jamiah li al-Dirasat wa al-Nasyr wa al- Kritis Gagasan Reaktualisasi Tradisi Keilmuan. (http://
tawzi, 1992), h. 176-178 en.wikipedia.org/wiki/Hasan_Hanafi, 1997).
168 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 3 Nomor 2, Desember 2011, hlm. 164-176

pada tahun 1952. Atas saran anggota- caan-bacaan atau karya-karya orientalis. Ia
anggota Pemuda Muslimin, pada tahun ini sempat belajar pada seorang reformis Katolik,
pula ia tertarik untuk memasuki organisasi Jean Gitton; tentang metodologi berpikir,
Ikhwanul Muslimin. Akan tetapi, di tubuh pembaharuan, dan sejarah filsafat. Ia belajar
Ikhwan-pun terjadi perdebatan yang sama fenomenologi dari Paul Ricouer, analisis ke
dengan apa yang terjadi di Pemuda Muslimin. sadaran dari Husserl, dan bimbingan penu
Kemudian Hanafi kembali disarankan oleh lisan tentang pembaharuan Ushul Fikih dari
para anggota Ikhwan untuk bergabung Profesor Masinion. Semangat Hanafi untuk
dalam organisasi Mesir Muda. Ternyata mengembangkan tulisan-tulisannya tentang
keadaan di dalam tubuh Mesir Muda sama pembaharuan pemikiran Islam semakin
dengan kedua organisasi sebelumnya. Hal tinggi sejak ia pulang dari Perancis pada
ini mengakibatkan ketidakpuasan Ha tahun 1966. Akan tetapi, kekalahan Mesir
nafi atas cara berpikir kalangan muda Is dalam perang melawan Israel tahun 1967
lam yang terkotak-kotak. Kekecewaan telah mengubah niatnya itu. la kemudian
ini menyebabkan ia memutuskan beralih ikut serta dengan rakyat berjuang dan mem
konsentrasi untuk mendalami pemikiran- bangun kembali semangat nasionalisme
pemikiran keagamaan, revolusi, dan peru mereka. Pada sisi lain, untuk menunjang
bahan sosial. Ini juga yang menyebabkan perjuangannya itu, Hanafi juga mulai me
ia lebih tertarik pada pemikiran-pemikiran manfaatkan pengetahuan-pengetahuan aka
Sayyid Qutb, seperti tentang prinsip-prinsip demis yang telah ia peroleh dengan me
keadilan sosial dalam Islam. manfaatkan media massa sebagai corong
Sejak tahun 1952 sampai dengan 1956 perjuangannya. Ia menulis banyak artikel
Hanafi belajar di Universitas Kairo untuk untuk menanggapi masalah-masalah aktual
mendalami bidang filsafat. Di dalam periode dan melacak faktor kelemahan umat Islam.
ini ia merasakan situasi yang paling buruk Di waktu-waktu luangnya, Hanafi me
di Mesir. Pada tahun 1954 misalnya, terjadi ngajar di Universitas Kairo dan beberapa
pertentangan keras antara Ikhwan dengan universitas di luar negeri. Ia sempat menjadi
gerakan revolusi. Hanafi berada pada pi profesor tamu di Perancis (1969) dan Belgia
hak Muhammad Najib yang berhadapan (1970). Kemudian antara tahun 1971 sampai
dengan Nasser, karena baginya Najib me 1975 ia mengajar di Universitas Temple,
miliki komitmen dan visi keislaman yang Amerika Serikat. Kepergiannya ke Amerika,
jelas. Kejadian-kejadian yang ia alami pa sesungguhnya berawal dari adanya keberatan
da masa ini, terutama yang ia hadapi di pemerintah terhadap aktivitasnya di Mesir,
kampus, membuatnya bangkit menjadi se sehingga ia diberikan dua pilihan apakah
orang pemikir, pembaharu, dan reformis. ia akan tetap meneruskan aktivitasnya itu
Keprihatinan yang muncul saat itu adalah atau pergi ke Amerika Serikat. Pada ke
mengapa umat Islam selalu dapat dikalahkan, nyataannya, aktivitasnya yang baru di Ame
dan konflik internal terus terjadi. rika memberinya kesempatan untuk banyak
Tahun-tahun berikutnya, Hanafi berke menulis tentang dialog antaragama dengan
sempatan untuk belajar di Universitas Sor revolusi. Baru setelah kembali dari Amerika
borne; Perancis, pada tahun 1956 sampai ia mulai menulis tentang pembaruan pe
1966. Di sini ia memperoleh lingkungan mikiran Islam. Ia kemudian memulai pe
yang kondusif untuk mencari jawaban atas nulisan buku al-Turats wa al-Tajdid. Karya
persoalan-persoalan mendasar yang sedang ini, saat itu, belum sempat ia selesaikan
dihadapi oleh negerinya dan sekaligus me karena ia dihadapkan pada gerakan anti-
rumuskan jawaban-jawabannya. Di Perancis pemerintah Anwar Sadat yang pro-barat dan
inilah ia dilatih untuk berpikir secara meto berkolaborasi dengan Israel. la terpaksa ha
dologis melalui kuliah-kuliah maupun ba rus terlibat untuk membantu menjernihkan
Moh Sholehuddin, Metode Ushul Fiqih Hasan Hanafi | 169

situasi melalui ulisan-tulisannya yang ber dari tahun-tahun 1980-an sampai dengan
langsung antara tahun 1976 hingga 1981. Tu 1990-an.
lisan-tulisannya itulah yang kemudian ter Pada awal dasawarsa 1960-an pemikiran
susun menjadi buku al- Din wa aI- Tsaurah. Hanafi dipengaruhi oleh faham-faham
Sementara itu, dari tahun 1980 sampai 1983, ia dominan yang berkembang di Mesir, yaitu
menjadi profesor tamu di Universitas Tokyo, nasionalistik-sosialistik populistik yang juga
tahun 1985 di Emirat Arab. Ia pun diminta dirumuskan sebagai ideologi Pan Arabisme,
untuk merancang berdirinya Universitas Fes dan oleh situasi nasional yang kurang
ketika ia mengajar di sana pada tahun-tahun menguntungkan setelah kekalahan Mesir
1983-1984. Hanafi berkali-kali mengunjungi dalam perang melawan Israel pada tahun
negara-negara Belanda, Swedia, Portugal, 1967. Pada awal dasawarsa ini pula (1956-
Spanyol, Perancis, Jepang, India, Indonesia, 1966), sebagaimana telah dikemukakan, Ha
Sudan, Saudi Arabia dan sebagainya antara nafi sedang berada dalam masa-masa belajar
tahun 1980-1987. Pengalaman pertemuannya di Perancis. Di Perancis inilah, Hanafi lebih
dengan para pemikir besar di negara-negara banyak lagi menekuni bidang-bidang filsafat
tersebut telah menambah wawasannya dan ilmu sosial dalam kaitannya dengan
untuk semakin tajam memahami persoalan- hasrat dan usahanya untuk melakukan re
persoalan yang dihadapi oleh dunia Islam. konstruksi pemikiran Islam.
Maka, dari pengalaman hidup yang ia Untuk tujuan rekonstruksi itu, selama
peroleh sejak masih remaja membuat ia berada di Perancis ia mengadakan penelitian
memiliki perhatian yang begitu besar ter tentang, terutama, metode interpretasi se
hadap persoalan umat Islam. Karena itu, bagai upaya pembaharuan bidang ushul
meskipun tidak secara sepenuhnya me fikih (teori hukum Islam, Islamic legal theory)
ngabdikan diri untuk sebuah pergerakan dan tentang fenomenologi sebagai metode
tertentu, ia pun banyak terlibat langsung untuk memahami agama dalam konteks rea
dalam kegiatan-kegiatan pergerakan-per litas kontemporer. Penelitian itu sekaligus
gerakan yang ada di Mesir. Sedangkan pe merupakan upayanya untuk meraih gelar
ngalamannya dalam bidang akademis dan doktor pada Universitas Sorbonne (Perancis),
intelektual, baik secara formal maupun tidak, dan ia berhasil menulis disertasi yang
dan pertemuannya dengan para pemikir berjudul Essai sur la Methode d Exegese (Esai
besar dunia semakin mempertajam analisis tentang Metode Penafsiran). Karya setebal
dan pemikirannya sehingga mendorong has 900 halaman itu memperoleh penghargaan
ratnya untuk terus menulis dan mengem sebagai karya iliniah terbaik di Mesir pada
bangkan pemikiran-pemikiran baru untuk tahun 1961. Dalam karyanya itu jelas Hanafi
membantu menyelesaikan persoalan-per berupaya menghadapkan ilmu ushul fikih
solan besar umat Islam. pada mazhab filsafat fenomenologi Edmund
Husserl.
Perkembangan Pemikiran dan Karya-
Pada fase awal pemikirannya itu, tulisan-
Karyanya
tulisan Hanafi masih bersifat ilmiah murni.
Untuk memudahkan uraian pada bagian Baru pada akhir dasawarsa itu ia mulai
ini, kita dapat mengklasifikasikan karya- berbicara tentang keharusan Islam untuk
karya Hanafi dalam tiga periode, seperti mengembangkan wawasan kehidupan yang
halnya yang dilakukan oleh beberapa penulis progresif dan berdimensi pembebasan
yang telah lebih dulu mengkaji pemikiran (taharrur, liberation). Ia mensyaratkan fung
tokoh ini: Periode pertama berlangsung pada si pembebasan jika memang itu yang di
tahun-tahun 1960-an, periode kedua pada inginkan Islam agar dapat membawa ma
tahun-tahun 1970-an, dan periode ketiga syarakat pada kebebasan dan keadilan,
170 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 3 Nomor 2, Desember 2011, hlm. 164-176

khususnya keadilan sosial, sebagai ukuran aspek kehidupan. Kedua pendekatan inilah
utamanya. Struktur yang populistik yang nantinya melahirkan dua pokok pe
adalah manifestasi kehidupannya dan mikiran baru yang tertuang dalam dua
kebulatan kerangka pemikiran sebagai resep buah karyanya, yaitu al-Turats wa al-Tajdid
utamanya. Hanafi sampai pada kesimpulan (Tradisi dan Pembaruan), dan al-Istighrab
bahwa Islam sebaiknya berfungsi orientatif (Oksidentalisme).
bagi ideologi populistik yang ada. Pada periode ini, yaitu antara tahun-tahun
Pada akhir periode ini, dan berlanjut 1971-1975, Hanafi juga menganalisis sebab-
hingga awal periode 1970-an, Hanafi juga sebab ketegangan antara berbagai kelompok
memberikan perhatian utamanya untuk kepentingan di Mesir, terutama antara
mencari penyebab kekalahan umat Islam kekuatan Islam radikal dengan pemerintah.
dalam perang melawan Israel tahun 1967. Pada saat yang sama situasi politik Mesir
Oleh karena itu, tulisan-tulisannya lebih mengalami ketidakstabilan yang ditandai
bersifat populis. Di awal periode 1970- dengan beberapa peristiwa penting yang
an, ia banyak menulis artikel di berbagai berkaitan dengan sikap Anwar Sadat yang
media massa, seperti al Katib, al-Adab, al- pro-Barat dan memberikan kelonggaran pa
Fikr al-Muashir, dan Mimbar al-Islam. Pada da Israel, hingga ia terbunuh pada Oktober
tahun 1976, tulisan-tulisan itu diterbitkan 1981. Keadaan itu membawa Hanafi pada
sebagai sebuah buku dengan judul Qadhaya pemikiran bahwa seorang ilmuan juga ha
Muashirah fi Fikrina al-Muashir. Buku ini rus mempunyai tanggung jawab politik ter
memberikan deskripsi tentang realitas hadap nasib bangsanya. Untuk itulah ke
dunia Arab saat itu, analisis tentang tugas mudian ia menulis al-Din wa al-Tsaurah fi
para pemikir dalam menanggapi problema Mishr 1952-1981. Karya ini terdiri dari 8 jilid
umat, dan tentang pentingnya pembaruan yang merupakan himpunan berbagai artikel
pemikiran Islam untuk menghidupkan yang ditulis antara tahun 1976 sampai 1981
kembali khazanah tradisional Islam. dan diterbitkan pertama kali pada tahun
Kemudian, pada tahun 1977, kembali ia 1987. Karya itu berisi pembicaraan dan
menerbitkan Qadhaya Mu `ashirat fi al Fikr analisis tentang kebudayaan nasional dan
al-Gharb. Buku kedua ini mendiskusikan hubungannya dengan agama, hubungan
pemikiran para sarjana Barat untuk melihat antara agama dengan perkembangan na
bagaimana mereka memahami persoalan sionalisme, tentang gagasan mengenai ge
masyarakatnya dan kemudian mengadakan rakan Kiri Keagamaan yang membahas
pembaruan. gerakan-gerakan keagamaan kontemporer,
Beberapa pemikir Barat yang ia singgung fundamentalisme Islam, serta Kiri Islam
itu antara lain Spinoza, Voltaire, Kant, dan Integritas Nasional. Dalam analisisnya
Hegel, Unamuno, Karl Jaspers, Karl Marx, Hanafi menemukan bahwa salah satu pe
Marx Weber, Edmund Husserl, dan Herbert nyebab utama konflik berkepanjangan di
Marcuse. Kedua buku itu secara keseluruhan Mesir adalah tarik-menarik antara ideologi
merangkum dua pokok pendekatan Islam barat dan ideologi sosialisme. Ia
analisis yang berkaitan dengan sebab- juga memberikan bukti-bukti penyebab
sebab kekalahan umat Islam; memahami munculnya berbagai tragedi politik dan
posisi umat lslam sendiri yang lemah, dan menganalisis penyebab munculnya radi
memahami posisi Barat yang superior. kalisme Islam.
Untuk yang pertama penekanan diberikan Karya-karya lain yang ia tulis pada periode
pada upaya pemberdayaan umat, terutama ini adalah Religious Dialogue and Revolution
dari segi pola pikirnya, dan bagi yang kedua dan Dirasat al-Islamiyyah. Buku pertama
ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana berisi pikiran-pikiran yang ditulisnya an
menekan superioritas Barat dalam segala tara tahun 1972-1976 ketika ia berada di
Moh Sholehuddin, Metode Ushul Fiqih Hasan Hanafi | 171

Amerika Serikat, dan terbit pertama kali penting dari buku ini adalah gagasan re
pada tahun 1977. Pada bagian pertama bu konstruksi ilmu kalam. Pertama-tama ia
ku ini ia merekomendasikan metode her mencoba menjelaskan seluruh karya dan
meneutika sebagai metode dialog antara aliran ilmu kalam, baik dari sisi kemunculan
Islam, Kristen, dan Yahudi. Sedangkan ba nya, aspek isi dan metodologi maupun per
gian kedua secara khusus membicarakan kembangannya. Lalu ia melakukan analisis
hubungan antara agama dengan revolusi, untuk melihat kelebihan dan kekurangannya,
dan lagi-lagi ia menawarkan fenomenologi terutama relevansinya dengan konteks mo
sebagai metode untuk menyikapi dan me dernitas. Salah satu kesimpulannya adalah
nafsirkan realitas umat Islam. Sementara bahwa pemikiran kalam klasik masih sangat
itu Dirasat Islamiyyah, yang ditulis sejak ta teoretis, elitis dan statis secara konsepsional.
hun 1978 dan terbit tahun 1981, memuat Ia merekomendasikan sebuah teologi atau
deskripsi dan analisis pembaruan terhadap ilmu kalam yang antroposentris, populis,
ilmu-ilmu keislaman klasik, seperti ushul dan transformatif.
fikih, ilmu-ilmu ushuluddin, dan filsafat. Selanjutnya, pada tahun-tahun 1985-
Dimulai dengan pendekatan historis untuk 1987, Hanafi menulis banyak artikel yang
melihat perkembangannya, Hanafi berbicara ia presentasikan dalam berbagai seminar di
tentang upaya rekonstruksi atas ilmu-ilmu beberapa negara, seperti Amerika Serikat,
tersebut untuk disesuaikan dengari realitas Perancis, Belanda, Timor Tengah, Jepang,
kontemporer. termasuk Indonesia. Kumpulan tulisan
Periode selanjutnya, yaitu dasawarsa itu kemudian disusun menjadi sebuah bu
1980-an sampai dengan awal 1990-an, dila ku yang berjudul Religion, Ideology, and De
tarbelakangi oleh kondisi politik yang rela velopment yang terbit pada tahun 1993.
tif lebih stabil ketimbang masa-masa sebe Beberapa artikel lainnya juga tersusun men
lumnya. Dalam periode ini, Hanafi mulai jadi buku dan diberi judul Islam in the Modern
menulis al-Turats wa al-Tajdid yang terbit World (2 jilid). Selain berisi kajian-kajian
pertama kali tahun 1980. Buku ini me agama dan filsafat, dalam karya-karyanya
rupakan landasan teoritis yang memuat yang terakhir pemikiran Hanafi juga berisi
dasar-dasar ide pembaharuan dan langkah- kajian-kajian ilmu sosial, seperti ekonomi
langkahnya. Kemudian, ia menulis al- Yasar dan teknologi. Fokus pemikiran Hanafi pada
al-lslamiy (kiri Islam), sebuah tulisan yang karya karya terakhir ini lebih tertuju pada
lebih merupakan sebuah manifesto politik upaya untuk meletakkan posisi agama serta
yang berbau ideologis, sebagaimana telah fungsinya dalam pembangunan di negara-
saya kemukakan secara singkat di atas. negara dunia ketiga.
Jika kiri Islam baru merupakan pokok- Pada perkembangan selanjutnya, Hana
pokok pikiran yang belum memberikan fi tidak lagi berbicara tentang ideologi ter
rincian dari program pembaruannya, buku tentu melainkan tentang paradigma baru
Min Al-Aqidah ila Al-Tsaurah (5 jilid), yang yang sesuai dengan ajaran Islam sendiri
ditulisnya selama hampir sepuluh tahun dan maupun kebutuhan hakiki kaum muslimin.
baru terbit pada tahun 1988. Buku ini memuat Sublimasi pemikiran dalam diri Hanafi ini
uraian terperinci tentang pokok-pokok pem antara lain didorong oleh maraknya wacana
baruan yang ia canangkan dan termuat da nasionalisme-pragmatik Anwar Sadat yang
lam kedua karyanya yang terdahulu. Oleh menggeser popularitas paham sosialisme
karena itu, bukan tanpa alasan jika buku ini Nasser di Mesir pada dasawarsa 1970-an. Pa
dikatakan sebagai karya Hanafi yang paling radigma baru ini ia kembangkan sejak paroh
monumental. kedua dasawarsa 1980-an hingga sekarang.
Satu bagian pokok bahasan yang sangat Pandangan universalistik ini di satu si
172 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 3 Nomor 2, Desember 2011, hlm. 164-176

si ditopang oleh upaya pengintegrasian cemerlang di masa mendatang. al-Turats


wawasan keislaman dari kehidupan kaum wa al-Tajdid adalah slogan untuk al-ashalah
muslimin ke dalam upaya penegakan marta (mempertahankan otensitas) sekaligus
bat manusia melalui pencapaian otonomi in pada saat yang sama meraih kemodernan
dividual bagi warga masyarakat; penegakan (al-hadatsah). Cita-cita itu belum terwujud
kedaulatan hukum, penghargaan pada HAM, secara sempurna. Pembaruan terhadap
dan penguatan (empowerment) bagi kekuatan turats penting dilakukan sebab perang di era
massa rakyat jelata. Pada sisi lain, paradigma sekarang bukan hanya perang militer. Perang
universalistik yang diinginkan Hanafi harus sesungguhnya adalah perang pemikiran,
dimulai dari pengembangan epistemologi kebudayaan dan ekonomi. Kekalahan juga
ilmu pengetahuan baru. Orang Islam, menu demikian; tidak hanya kekalahan militer,
rut Hanafi, tidak butuh hanya sekadar me melainkan kekalahan intelektualitas (pemi
nerima dan mengambil alih paradigma ilmu kiran). Ancaman kita bukan hanya berupa
pengetahuan modern Barat yang bertumpu hilangnya wilayah perbatasan negara, tetapi
pada materialisme, melainkan juga harus juga ancaman akan hilangnya semangat
mengikis habis penolakan mereka terhadap hidup dan berjuang7
peradaban ilmu pengetahuan Arab. Seleksi Untuk melaksanakan proyek al-turats
dan dialog konstruktif dengan peradaban wa al-tajdid diperlukan tiga langkah yang
barat itu dibutuhkan untuk mengenal dunia saling berurutan. Pertama, umat Islam ha
barat dengan setepat-tepatnya. Dan upaya rus mengetahui posisi dirinya ketika ia
pengenalan itu sebagai unit kajian ilmiah, berhadapan dengan tradisi atau khazanah
berbentuk ajakan kepada ilmu-ilmu ke- intelektual klasik miliknya sendiri. Kedua,
baratan (al-Istighrab, oksidentalisme) seba umat Islam harus mengetahui posisinya
gai imbangan bagi ilmu-ilmu ketimuran ketika berhadapan dengan tradisi (khaza
(al-Istisyraq, orientalisme). Oksidentalisme nah intelektual) Barat (Eropa). Ketiga, pe
dimaksudkan untuk mengetahui peradaban nguasaan dan ketepatan dalam melakukan
Barat sebagaimana adanya, sehingga dari interpretasi (nadhriyat al-tafsir).
pendekatan ini akan muncul kemampuan
Untuk menyukseskan pelaksanaan lang
mengembangkan kebijakan yang diperlukan
kah pertama, Hasan Hanafi menulis tujuh
kaum muslimin dalam ukuran jangka
kitab sebagai panduan dan pemberi arah
panjang. Dengan pandangan ini Hassan
akan diorientasikan kemana kajian islam
Hanafi memberikan harapan Islam untuk
kita?. Dalam bidang teologi (ushul al-din),
menjadi mitra bagi peradaban-peradaban
ia menulis Min al-Aqidah ila al-Tsawrah8
lain dalam penciptaan peradaban dunia baru
sebanyak lima jilid tebal. Dalam bidang
dan universal.
filsafat, ia menulis Min al-Naql ila al-Ibda.
Dalam bidang metodologi ushul fiqih, ia
Proyek al-Turats wa al-Tajdid
menulis Min al-Nash ila al-Waqi. Dalam
Pemikiran Hasan Hanafi tentang ilmu bidang tasawwuf, ia menulis Min al-Fana ila
ushul fiqih tidak lepas dari tema besar al-Baqa. Dalam ilmu-ilmu naqli selain kalam,
perjuangan pembaruan ilmu-ilmu Islam tasawwuf, filsafat, dan ushul fiqih, seperti
yang dia canangkan. Tema besar pembaruan ulumul Quran, hadis, tafsir, sejarah dan fi
tersebut populer dengan sebutan proyek al- qih, ia menulis Min al-Aql ila al-Naql. Dalam
turats wa al-tajdid (tradisi dan pembaruan). 7
Hasan Hanafi, al-Turats wa al-Tajdid, h. 176
Tujuan yang hendak dibidik dari proyek 8
Hasan Hanafi, Min al-Aqidah ila al-Tsawrah (Beirut:
Dar al-Tanwir, 1988). Volume I membahas tentang al-
tersebut adalah: 1) mencari solusi metodologi muqaddimah al-nadhriyah. Volume kedua tentang
(manhaj) kajian terhadap turats (tradisi) Islam al-Insan al-Kamil; al-tawhid. Volume ketiga tentang
klasik, dan 2) memerankan turats secara al-Insan al-Kamil: al-adl.Volume keempat tentang al-
Tarikh al-Amm, dan volume kelima tentang al-Tarikh
optimal untuk membangun kehidupan yang al-Muayyan.
Moh Sholehuddin, Metode Ushul Fiqih Hasan Hanafi | 173

bidang ilmu alam dan eksakta, ia menulis Untuk mensukseskan langkah ketiga ini,
al-Wahy wa al-Aql wa al-Tabiiyah. Dalam bi Hasan Hanafi menulia tiga literature yaitu al-
dang ilmu jiwa, sosial, politik, geografi dan Ahd al Qadim, al-Ahd al-Jadid dan al-Minhaj.9
bahasa serta sastra, Hanafi menulis al-Insan Dari peta proyek yang diusung oleh Hasan
wa al-Tarikh. Hanafi di atas dapat kita ketahui bahwa il
Setelah sukses menata ulang dan me mu ushul fiqih yang akan diperkenalkan
rekonstruksi diri, maka umat Islam perlu dalam tulisan ini adalah secuil dari bidang
melakukan langkah tindak lanjut pemba garap pembaharuan Hasan Hanafi. Juga
ruan, yaitu memahami posisi umat Islam tampak kepada kita bahwa Hasan Hanafi
di hadapan kekuatan tradisi (khazanah in adalah intelektual multidisiplin ilmu penge
telektual) bangsa-bangsa Eropa. Langka tahuan. Ia ingin menjadi seperti para ulama
kedua ini adalah langkah yang wajar. Juga multidisipliner kebanggaan Islam di masa
tidak perlu diributkan sebab sebenarnya lalu seperti al-Ghazali, Ibnu Taymiyah, Ibnu
langkah ini pernah dilakukan umat Islam era Hazm dan Ibnu Sina. Al-Ghazali bukanlah
dinasti Abbasiyah. Sebelum Islam mencapai seorang ahli kalam saja, filosof saja. Ahli us
masa keemasannnya di era Abbassiyah, ter hul fiqih saja atau ahli kalam saja. Al-Gha
lebih dahulu Islam berhadapan dengan ke zali adalah mutakkalim, sufi, ushuli dan
budayaan Yunani. Sekarang berbeda yang filosuf. Ibnu Sina adalah filosof dan tabib se
dihadapi yaitu bangsa Eropa. kaligus.10
Sebagai arah dan orientasi dalam langkah
kedua ini, Hasan Hanafi menulis enam buku. Rekonstruksi Ilmu Ushul Fiqih
Pertama, Ashr Aba al-Kanais: Mashadir al- Ada dua alasan yang menyebabkan Ha
Way al-Uruby (Masa Para Tokoh Gereja: san Hanafi menulis ushul fiqih yang dari tu
Sumber Kesadaran Eropa), kedua, ia menulis lisannya itu tampak upaya kerasnya untuk
al-Ashr al-Madrasiy: Mashadir al-Way al-Uruby, melakukan rekonstruksi terhadap ilmu us
(Masa Skolastik: Sumber Kesadaran Eropa). hul fiqih (iadat bina ilm ushul fiqh). Alasan
Ketiga, al-Ishlah al-Diny wa Ashr al-Nahdlah: pertama adalah alasan keprihatinan atas
Nihayat al-Way al-Uruby (Reformasi Agama persepsi sejarah11 dan yang kedua adalah
di Masa Kebangkitan: Puncak Kesadaran karena ingin lebih mentransparankan dan
Eropa). Karya-karya tentang Eropa di atas memprioritaskan manusia dalam berperan
diulas untuk memberi informasi kepada kita menyambut misi wahyu dalam realitas
tentang sumber kekuatan dan kebangkitan kehidupannya di dunia sehingga tercipta
Eropa agar diambil secara selektif oleh mashlahah yang universal.12
umat Islam untuk meraih kebangkitan yang Terkait alasan pertama, Hasan Hanafi sa
dahulu pernah hilang dari tangan mereka. ngat tidak setuju bila ada orientalis yang ber
Jika langkah pertama dan kedua telah persepsi bahwa filsafat Islam secara otentik-
ditempuh maka langkah ketiga yaitu na 9
Hasan Hanafi, al-Turats wa al-Tajdid, h. 180-185
dhriyat al-tafsir (teori-teori interpretasi) se 10
Hasan Hanafi, al-Turats wa al-Tajdid, h.173
bagai langkah puncak. Langkah ketiga ini 11
Data yang disajikan tentang alasan pertama
adalah titik finish yang hendak dicapai oleh (keprihatinan Hasan Hanafi terhadap mispersepsi
orientalis atas filsafat Islam dalam makalah ini dapat
proyek al-turats wa al-tajdid adalah upaya dibaca dalam Hasan Hanafi, Min al-Nash ila al-Waqi Juz
untuk merekonstruksi peradaban Islam de I: Takwin al-Nash (Cairo: Markaz al-Kitab li al-Nasyr,
2004), h. 6-9.
ngan berpijak kepada semangat wahyu dan 12
Alasan kedua, keprihatinan Hasan Hanafi tentang
cara-cara menginterpretasikannya. Wahyu kurang transparan dan kurang menjadikan manusia
diinterpretasikan sehingga memberi kon sebagai subjek utama kajian ilmu naqli-rasional
Islam klasik dapat dibaca dalam bab limadza Ghaba
tribusi bagi munculnya ilmu-ilmu kema Mabhas al-Insan fi Turatsina al-Qadim dalam Hasan
nusiaan universal (al-ilm al-insani al-syamil). Hanafi, Dirasat Islamiyah (Cairo: Maktabat al-Anjla al-
Mishriyah,1981), hal. 393- 415.
174 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 3 Nomor 2, Desember 2011, hlm. 164-176

itu tidak ada. Filsafat Islam hanyalah foto motivasi untuk melakukan hal yang serupa
copi dari filsafat Yunani, yang ada dalam kepada ilmu ushul fikih.
filsafat Islam hanyalah terjemahan, ringkasan Oleh karena itu, ia menulis rekonstruksi
dan komentar terhadap filsafat Yunani. ilmu ushul fiqih dengan karyanya yaitu Min
Tokoh yang menginspirasi Hasan Hanafi al-Nash ila al-Waqi. Karya ushul fiqih Hasan
untuk menolak persepsi orientalis tersebut Hanafi ini terdiri atas dua jilid. Min al-Nash ila
adalah al-Syeikh Mustofa Abd al-Razzaq al-Waqi jilid pertama bersub judul Takwin al-
dan muridnya yaitu Syami al-Nasysyar. Nash berisi tentang kumpulan literatur ushul
Mustafa Abd al-Razzaq, murid Muhammad fiqih para ulama ushul fiqih dari berbagai
Abduh, menulis karya yang sangat populer madzhab. Min al-Nash ila al-Waqi jilid dua
yaitu al-Tamhid li Tarikh al-Falsafah fi al-Is bersub judul Binyat al-Nash13 berisi teori-teori
lam (Pengantar Sejarah Filsafat Islam). ushul fiqih sesuai pemikiran Hasan Hanafi
Karya itu ditulis untuk menolak pandangan seperti pembahasan tentang al-Quran,
orientalis tentang tidak adanya orisinalitas sunnah, ijma, qiyas, teori-teori penafsiran
dalam filsafat Islam. Dengan bukunya itu, terhadap lafadz, dan makna redaksi wahyu
Mustafa Abd al-Razzaq ingin menandaskan seperti teori majaz, hakikat, mujmal, mutlaq,
bahwa umat Islam mampu berfilsafat sen am-khash, nasakh-mansukh, dan tentang ahkam
diri. Hasilnya adalah berupa ilmu ushul fi syariyah.
qih. Filsafat Islam yang otentik adalah ilmu Judul Min al-Nash ila al-Waqi ditulis untuk
ushul fiqih. Karya Mustafa Abd al-Razzaq mengekspresikan maksud penulisnya, yaitu;
kemudian dielaborasi oleh Syami al-Na teks atau huruf, terutama teks wahyu harus
sysyar. Sang murid menulis kitab berjudul bertransformasi mendatangkan mashlahah
Manahij al-Bahs Inda Mufakkir al-Islam wa yang dinamis seiring perkembangan zaman
Naqd al-Muslimin li Manthiq al-Aristhathilisi dan wilayah. Kata al-nash berari teks, se
(Metodologi Pembahasan Pemikir Islam dan dangkan kata al-waqi berarti mashlahah.
Kritik Mereka terhadap Logika Aristoteles). Diharapkan dengan karya ini ahli fiqih men
Bersamaan dengan terbitnya dua kitab itu jadi piawai ber-istidlal, mengunggulkan
muncul gerakan reformasi modern (harakah mashlahah ammah dalam proses tasyri-
al-ishlah al-hadits) pasca diresmikannya kon untuk mengalahkan tekstualitas wahyu.
sentrasi filsafat di Universitas al-Mishriyah, Memprioritaskan realitas daripada nash.
gerakan berjalan lancar dan semakin man Dengan karya di atas, Hasan Hanafi juga
tap. Akibatnya, di perguruan tinggi pada ingin menepis persepsi bahwa tasyri dalam
konsentrasi filsafat dimasukkan ushul fiqih Islam itu hanya fiqih tekstualis, bengis, me
sebagai mata kuliah resmi. Kajian Islam ngorbankan mashlahah atau yang dikenal
rasional klasik yang awalnya adalah kalam, dalam syariat Islam hanya hukum bunuh,
tasawwuf dan filsafat bertambah satu yaitu rajam, jilid, potong tangan, salib dan hukum-
ushul fiqih. Karya al-Syatibi seperti al-Mu hukum yang berada di luar batas kemampuan
wafaqat fi Ushul al-Syariah diajarkan. manusia.
Hasan Hanafi yang sebelumnya sudah Bagi Hanafi, ilmu ushul fiqih ilmu
berupaya keras melakukan rekonstruksi ter tentang cara meng-istimbath hukum-hukum
hadap tiga keilmuan wahyu-rasional (naq syariat Islam dari dalil-dalil ijmali dalam
liyah-aqliyah) seperti rekonstruksi ilmu us wahyu, bukan dalil tafshili yang menjadi
huluddin melalui karyanya Min al-Aqidah garapan fiqih- merupakan ilmu tanzil; ilmu
ila al-Tsawrah lima jilid, rekonstruksi ilmu yang berasal dari Allah yang ada di atas
hikmah melalui karyanya yaitu Min al-Naql diturunkan kepada manusia yang ada di
ila al-Ibda, dan rekonstruksi ilmu tasawwuf 13
Hasan Hanafi, Min al-Nash ila al-Waqi Juz II :
melalui karyanya Min al-Fana ila al-Baqa ter Binyat al-Nash (Cairo: Markaz al-Kitab li al-Nasyr,
2004)
Moh Sholehuddin, Metode Ushul Fiqih Hasan Hanafi | 175

bawah. Ilmu ushul fiqih adalah ilmu yang yang serangkaian dengannya. Hasan Hanafi
berorientasi ke bawah (manusia). Dari Allah menolak sistematika pembahasan seperti itu
untuk mashlahah manusia. Berbeda dengan karena tidak tepat dan tidak sinkron secara
ilmu tasawwuf yang menjadi ilmu tawil, fungsi. Adapun yang tepat dan sinkron
dari bawah (manusia) menuju ke atas (Allah). menurutnya adalah; a) al-adillah al-syariyyah
Dengan demikian, ilmu tasawuf berorientasi (yang berupa wahyu Quran dan sunnah)
ke atas, kembalinya manusia kepada Tu lebih utama untuk diletakkan di posisi
han.14 awal atau sebagai titik start. b) pembahasan
Untuk pertama kali, ilmu ini diciptakan tentang cara-cara istidlal diletakkan pada
oleh al-Imam al-Syafii (204 H) melalui kitab posisi tengah. c) pembahasan tentang hukum-
yang ditulisnya yaitu al-Risalah. Kemudian hukum syara diletakkan di posisi terakhir
muncul beberapa ulama klasik yang menulis atau finish. Dalil-dalil wahyu adalah bahan
tentang ushul fiqih dari berbagai madzhab atau sumber produksi hukum. Cara-cara
seperti Abu Hasan al-Bahsri (430 H) yang istidlal ibarat cara, kiat, tips, dan metodologi
menulis al-Mutamad fi Ushul al-Fiqh. Al- untuk berproduksi. Sedangkan al-ahkam al-
Juwayni (478 H) menulis dua kitab yaitu al- syariyah adalah seperti hasil produksi.
Burhan dan al-Waraqat. Al-Ghazali (505 H) Kedua, kecenderungan dan orientasi.
menulis al-Mustashfa. Ibnu al-Qayyim (751 Umumnya literatur ushul fiqih dalam me
H) menulis Ilam al-Muwaqiin. Al-Syathibi ngartikulasikan meaning dalam pembahasan
(790 H) menulis al-Muwafaqat fi Ushul al- nya diletakkan berada di balik posisi Tuhan
Syariah, dipamungkasi oleh al-Syawkani sehingga posisi manusia tidak menjadi
(1255 H) dengan kitab Irsyad al-Fukhul. posisi kunci atau tidak transparan. Hal
Setelah itu, muncul karangan tentang ushul yang demikian itu ingin diubah oleh Hasan
fiqih pada tema-temanya yang spesifik Hanafi. Ia ingin lebih mentransparankan dan
seperti tentang ijma saja seperti karya Ibnu memprioritaskan manusia dalam berperan
Taymiyah berjudul Naqd Maratib al-Ijma, menyambut misi wahyu dalam realitas
dan tentang Qiyas seperti karya Ibnu al- kehidupannya. Itu dilakukan sebagai kon
Qayyim berjudul al-Qiyas fi al-Syari al-Islami. sekwensi dari kritik tajamnya atas turats
Kemudian, muncul karyakarya tentang klasik dalam subpembahasannya dalam
ushul fiqih yang bercorak akademis di Dirasat Islamiyah yaitu sub pembahasan
berbagai perguruan tinggi seperti yang telah Limadza Ghaba Mabhas al-Insan fi Turatsina al-
ditulis Hasan Hanafi dalam bahasa Prancis Qadim?
pada 1965 M/1385 H yaitu Les Methodes de la Ketiga, sarat ungkapan potensi manusia.
Comprehension, Elm Usul al-Fiqh diterbitkan Akibat dari kecenderungan dan orientasi
di Kairo tahun 1965. pada nomor dua di atas, maka ushul fiqih
Ushul Fiqih Hasan Hanafi berbeda de Hasan Hanafi sarat dengan ideom-ideom
ngan literatur-literatur ushul fiqih pada potensi kemanusiaan. Ketika membahas al-
umumnya seperti ushul fiqih al-Ghazali, mashadir al-arbaah untuk syariat (Quran,
Wahbah al-Zuhayli dan Abd al-Wahhab sunnah, ijma, ijtihad/qiyas), Hasan Hanafi
Khallaf. Titik perbedaan itu minimal terlihat menyebut empat mashadir tersebut dengan
pada tiga isi berikut ini: Pertama, urutan ungkapan al-syuur al-tarikhi15 (sense keseja
tema pembahasan. Pembahasan ushul fiqih rahan). Fakta yang menjamin bahwa nash-
pada umumnya dimulai dari empat poin; nash wahyu itu terjaga orisinalitas dan va
(1) tentang hukum-hukum syara baik yang liditasnya dalam sejarah hidup manusia.
wadhiy maupun taklifiy. (2) tentang al-adillah Ketika mencantumkan pembahasan tentang
al-syariyah. (3) tentang cara-cara ber-istidlal, al-Quran pada pasal pertama, Hanafi menu
dan (4) tentang ijtihad, taqlid dan persoalan liskan kata al-tajribah al-Insaniyah al-ammah/
14
Hanafi, Dirasat Islamiyah, hal 103 15
Hanafi, Dirasat..,h. 69
176 | de Jure, Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 3 Nomor 2, Desember 2011, hlm. 164-176

eksperimen kemanusiaan yang universal di Hasan Hanafi sangat konsentrasi dengan


atas kata al-kitab.16 Al-Sunnah diungkapkan proyek pembaharuan tradisi (turats) Islam
dengan istilah al-tajribah al-namudzajiyyah yang dikemasnya dalam slogan al-turats
(eksperimen percontohan)17. Ijma diung wa al-tajdid. Dalam mengimplementasikan
kapkan dengan istilah al-tajribiyyah al-mu al-turats wa al-tajdid ditempuh tiga langkah
sytarakah (eksperimen komunal)18, dan umum yaitu 1) Menelaah tradisi klasik kita
ijtihad atau qiyas diungkapkan dengan is untuk mencari bagaimana kita bersikap
tilah al-tajribiyyah al-fardiyah (eksperimen dan berposisi terhadap tradisi klasik ki
individual)19. Pembahasan tentang cara ber- ta (mawqifuna min al-turats al-qadim), 2) me
istidlal dan content redaksi wahyu yang nelaah tradisi Barat untuk mengetahui ba
dieksplorasi seperti pembahasan tentang gaimana kita bersikap dan berposisi dalam
lafad, makna, dan illat diungkapkan de tradisi Barat tersebut (mawqifuna min al-turats
ngan istilah al-syuur al-taammuliy (sense al-gharby, dan 3) melakukan interpretasi-in
perenungan). Sedangkan pembahasan ten terpretasi (nadhriyyat al-tafsir).
tang macam-macam hukum (wadli-taklifi) Rekonstruksi ushul fiqih adalah salah satu
diungkapkan dengan istilah al-syuur al- cabang dari proyek pembaharuan tradisi
amaliy (sense praktis, sisi praktis dalam Hasan Hanafi. Baginya, ushul fiqih adalah
hukum).204). Bersifat deduktif. Dalam Min ilmu tanzil; yaitu sesuatu yang berasal dari
al-Nash ila al-Waqi sangat sepi dijumpai Allah untuk manusia. Ilmu yang berorientasi
adanya contoh-contoh hukum seperti ketika ke bawah, kepada mashlahah manusia.
membahas tentang am-khash, hakikat-majaz,
Ushul fiqih yang dicoba oleh Hasan Hanafi
nasakh-mansukh, hukum taklifi seperti
untuk direkonstruksi minimal tampak per
wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram
bedaannya dengan ushul fiqih karya para
tanpa menyebutkan contoh. Tampaknya
ushuli terdahulu pada empat aspek: Pertama,
Hasan Hanafi ingin menjadikan teori ushul
resistematisasi objek pembahasan. Dimulai
fiqih-nya sebagai teori yang bersifat deduktif,
dari al-mashadir al-arbaah, lalu al-adillah al-
yang berisi teori-teori umum saja.
syariyyah kemudian al-ahkam al-syariyah.
Tiga urutan tersebut sistematis dan secara
Kesimpulan
fungsional saling menunjang. Kedua, adanya
Kajian Islam, termasuk ushul fiqih di orientasi dan kecenderungan memberi
dalamnya, tengah mengalami kemandegan ruang lebar bagi pentransparanan bagi tugas
di beberapa cabang keilmuannya. Mun dan potensi manusia dalam menjemput
culnya tokoh-tokoh yang mencoba memberi misi wahyu dan pengimplementasiannya
sentuhan baru dalam paradigma dan dalam kehidupan manusia yang riil. Ketiga,
metodologi untuk mengembangakan secara memberikan idiom-idiom (redaksi, tabir)
ilmiah dan bertanggung jawab kajian Islam yang mengartikulasikan potensi kemanusiaan
itu perlu diapresiasi. Cendekiawan seperti sebagai tindak lanjut dari kesimpulan nomor
Hasan Hanafi, Muhammad Abed al-Jabiri, dua di atas. Keempat, bersifat deduktif, men
M. Quraish Shihab dan Hamka adalah contoh jelaskan teori-teori yang bersifat general dan
dari orang yang mencoba memberi sentuhan sepi dari penyebutan contoh-contoh hukum
baru tersebut. sebagai deskripsi bagi teori-teori pemahaman
16
Hanafi, Min al-Nash ila al-Waqi, h. 99 terhadap isi teks seperti contoh nash yang
17
Ibid. 139
18
Ibid, 191 termansukh, tersepesialisasikan (tahshish)
19
Ibid. 215 dan lain-lain.
20
Hanafi, Dirasat.., h.78 dan 94
Moh Sholehuddin, Metode Ushul Fiqih Hasan Hanafi | 177

DAFTAR PUSTAKA

Abdalla, Ulil Abshar. 2006. Kenapa Kajian Juz I : Takwin al-Nash. Cairo: Markaz
Islam Mandeg? (www.islamlib.com. al-Kitab li al-Nasyr.
Diakses 30 Mei 2006). Hanafi, Hasan. 2004. Min al-Nash ila al-Waqi
An-Naim, Abdullah Ahmed. 1946. Toward Juz II: Binyat al-Nash. Cairo: Markaz
an Islamic Reformation: Civil Liberties, al-Kitab li al-Nasyr.
Human Right and International Law.
Hanafi, Hasan. 1988. Min al-Aqidah ila al-
New York: Syracuse University Press.
Tsawrah. Beirut: Dar al-Tanwir.
Averroes. 1996. Le Livre Du Discours Decisif .
Madjid, Nurcholish. t.t. Khazanah Intelektual
Paris: Flammarion
Islam. Bandung: Bulan Bintang.
Hanafi, Hasan. 1992. Al-Turats wa al-Tajdid.
Beirut: al-Muassasah al-Jamiah li al- Hasan, Ridwan Ahmad. Pemikiran
Dirasat wa al-Nasyr wa al-Tawzi. Hasan Hanafi: Studi Historis
Hanafi, Hasan. t.t. Dirasat Islamiyah. Cairo: Kritis Gagasan Reaktualisasi Tradisi
Maktabat al-Injla al-Mishriyah Keilmuan. (http://en.wikipedia.org/
Hanafi, Hasan. 2004. Min al-Nash ila al-Waqi wiki/Hasan_Hanafi, 1997).

Anda mungkin juga menyukai