Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Gangguan Bipolar

Adalah salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan
suasana hati secara fluktuatif dan drastis, seperti 2 kutub (bi-polar) berlawanan, yaitu positif
yang berupa rasa bahagia (hipomania / mania) dan negatif berupa rasa sedih (perilaku depresi)
yang berlebihan.

Kutub positif (perilaku hipomania / mania), adalah kondisi pikiran, perasaan, dan tingkah laku
yang menunjukkan ekspresi kegembiraan berlebihan. Misalnya merasa banyak ide, paling
pintar, menggampangkan permasalahan, tingkah laku terlalu gembira, dan terlihat menonjol.
Pada tingkat perilaku hipomania, orang dengan bipolar masih dapat mengendalikan diri,
sementara mereka yang berperilaku mania sudah tidak dapat mengendalikan diri.

Sementara itu kutub negatif (perilaku depresi), adalah kondisi pikiran yang negatif, putus asa,
dan tidak ada ide. Orang dengan depresi diliputi perasaan sedih, tidak bersemangat yang
berlebihan, cenderung bertingkah laku pendiam, pemalas, dan tidak mau bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bahkan terkadang pada tingkat depresi yang sangat tinggi, timbul perasaan
ingin bunuh diri.

Pada gangguan bipolar, ada juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara
bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat berenerjik, di saat bersamaan dirinya
juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan
periode campuran.

B. Mengidentifikasi Gejala-Gejala Bipolar

1. Tanda-tanda mania. Selama periode mania, umumnya terlihat perasaan euforia. Periode
mania berlangsung beberapa jam dan bertahan selama beberapa hari atau minggu. Mayo
Clinic menjelaskan tanda-tanda mania sebagai berikut:

Memiliki perasaan sangat bahagia, bahkan dalam beberapa kasus penderita merasa tak
terkalahkan. Hal ini sering disertai dengan perasaan bahwa penderita memiliki kekuatan
khusus atau menyerupai Tuhan.
Memiliki pikiran yang mudah melompat dari satu topik ke topik lainnya sehingga sulit bagi
penderita untuk berkonsentrasi pada satu hal tertentu.
Berbicara dengan begitu cepat sehingga orang lain tidak dapat memahami yang ia
katakan, merasa gelisah dan tidak tenang.
Mampu begadang atau hanya membutuhkan tidur selama beberapa jam, tetapi tidak
merasa lelah pada esok harinya.
Dalam beberapa kasus tertentu, penderita dapat mengalami delusi dan halusinasi
serta penglihatan-penglihatan tertentu (misalnya percaya telah mendengar suara
Tuhan atau malaikat).

2. Gejala-gejala bipolar. Bagi mereka yang mengalaminya, periode depresi biasanya lebih
lama dan lebih sering muncul daripada periode mania. Perhatikan gejala-gejala:
Tidak mampu untuk mengalami kesenangan atau sukacita.
Umumnya penderita juga merasa putus asa, tidak berharga dan merasa bersalah.
Tidur lebih lama daripada biasanya dan merasa lelah sepanjang waktu.
Berat badan naik dan memiliki perubahan nafsu makan.
Berpikir tentang kematian dan bunuh diri.

3. Tanda-tanda hipomania. Hipomania adalah suasana hati yang tidak normal dan terus
menerus meningkat. Tahap ini berlangsung selama empat hari. Hipomania berbeda dari mania
karena biasanya kurang parah. Perhatikan tanda-tandanya seperti:
Mudah marah.
Berbicara dengan tekanan (berbicara dengan cepat dan intens).
Selalu tidak fokus.
Agitasi psikomotor, seperti menggoyang-goyangkan kaki / mengetuk-ngetuk jari / tidak bisa
duduk tenang.
Dengan hipomania, penderitanya mungkin tidak memiliki masalah dalam kehidupan sosial
atau pekerjaan. Kondisi ini biasanya tidak memerlukan rawat inap.
Penderita hipomania mungkin merasa gembira, dan memiliki nafsu makan / dorongan seks
yang meningkat. Namun, ia akan masih bisa bekerja dan mengelola tugas-tugas biasa tanpa
banyak pengaruh yang negatif.

4. Pahami fitur campuran. Dalam beberapa kasus, penderita bisa mengalami mania dan
depresi pada waktu bersamaan. Penderita ini mengalami depresi, mudah tersinggung,
memiliki pikiran berlomba, merasa cemas, dan mengalami insomnia secara bersamaan.
Mania dan hipomania bisa dikatakan memenuhi syarat fitur campuran apabila
menampilkan tiga gejala depresi atau lebih.
Sebagai contoh, penderita mengalami tiga gejala depresi yaitu perasaan tidak berharga,
kehilangan minat melakukan kegiatan, dan terpikir berulang-berulang tentang kematian.

C. Macam-Macam Bipolar

1. Bipolar Tipe I. Bentuk bipolar yang paling umum dan ditandai dengan perilaku mania-
depresif. Penderita yang dapat dikategorikan mengalami gangguan ini adalah penderita
yang telah melalui setidaknya satu periode mania atau campuran. Penderita ini juga
mungkin mengalami periode depresi.
Penderita bipolar I biasanya mengalami kegembiraan yang berujung pada
tindakan berbahaya.
Bentuk gangguan ini sering kali mengganggu kehidupan kerja dan hubungan
sosial penderita.
Mereka yang terkena dampak bipolar I lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri,
dengan tingkat bunuh diri 10-15%.
Penderita bipolar I juga berisiko tinggi memiliki masalah penyalahgunaan zat.
Ada hubungan antara bipolar I dan hipertiroidisme, sehingga penderita dianjurkan
untuk pergi ke dokter.

2. Bipolar Tipe II. Pada gangguan jenis ini, mania tidak terlalu intens, tetapi
depresinya sangat mendalam. Penderita terkadang mengalami versi hipomania
yang teredam, tetapi hal yang mendasarinya biasanya depresi.
Bagi penderita bipolar II, periode mania dapat ditunjukkan dengan rasa cemas,
mudah marah / memiliki pikiran berlomba.
Sama seperti bipolar I, pada bipolar II terdapat risiko tinggi untuk bunuh diri,
hipertiroidisme, dan penyalahgunaan zat.
Bipolar II cenderung lebih umum terjadi pada wanita daripada pria.

D. Contoh Kasus Bipolar


1. Ludwig van Beethoven (Komposer)

Ludwig van Beethoven, adalah seorang komposer yang sangat berbakat dengan keterbatasan
pendengaran. Selain itu, ia ternyata juga memiliki gangguan bipolar.
Semakin tua, penyakitnya ini mulai mempengaruhi dirinya hingga ia sering berpikir untuk bunuh
diri. Ia juga melewati masa emosional pesimis, yang memiliki dampak negatif pada
pekerjaannya. Ada degradasi dalam sikap serta penampilan pribadinya (gejala depresi yang
disebabkan oleh gangguan bipolar), yang menyebabkan dia memiliki hubungan yang tidak baik
karena argumen tidak stabil dan delusi.

2. Elvis Presley (Bintang Rock)

Salah satu legenda musik dunia ini memiliki perilaku destruktif dan abusinive yang merupakan
karakter dari gangguan bipolar. Unsur lain kehidupan Elvis, yang juga bertepatan dengan
definisi gangguan bipolar adalah kehidupan seks yang sangat aktif.
Banyak psikolog menempatkan depresi kronis Elvis, penyalahgunaan narkoba, dan gangguan
makannya ke dalam kategori gangguan kepribadian.
3. Ted Turner (Miliarder)

Miliarder Amerika mogul media, pendiri CNN, dan mantan pemilik MLB Atlanta Braves dan
Atlanta Hawks NBA dikatakan telah menderita gangguan bipolar. Ted diketahui telah menderita
depresi sepanjang hidup dewasanya.
Pertempuran pertamanya dengan depresi adalah ketika ia menangkap ayahnya berselingkuh
dengan istri dokter. Dia menderita depresi lainnya saat pernikahannya gagal. Sekarang, ia
mengambil pil lithium untuk mengelola depresi dalam dirinya.

4. Vincent Van Gogh (Pelukis)

Pelukis terkenal asal Belanda ini menciptakan lebih dari 2000 karya seni. Namun, hidupnya
ditandai oleh serangkaian penyakit fisik dan psikologis. Van Gogh mengalami depresi dan
emosi bipolar, yaitu situasi yang membuat dirinya untuk bersikap memusuhi dan agresif sekali
waktu. Selain itu, Van Gogh juga mengalami lesi otak dan epilepsi.

5. Demi Lovato (Penyanyi)

Awalnya, tak ada seorang pun tahu alasan Demi Lovato mendadak menjalani rehabilitasi pada
tahun 2012. Hingga akhirnya, dia bicara pada publik bahwa dirinya mengalami bipolar dan
bulimia sekaligus. Tahun 2014, dia kembali mengalami gangguan yang sama, namun dia
berhasil mengendalikannya tanpa rehabilitasi.
"Aku mengobatinya dengan obat-obatan. Tak semua orang melakukannya, tapi untukku cara
tersebut ampuh. Hal-hal yang ampuh untukku adalah berobat, berbicara pada orang-orang,
jujur dan bersyukur," ungkap Demi.

6. Amy Winehouse (Penyayi)

Wanita yang satu ini dikenal karena kehidupannya yang bisa dibilang penuh gejolak. Hal ini
beralasan mengingat dia memang didiagnosa mengalami bipolar. Namun nyatanya, kegagalan
rumah tangga, penyalahgunaan obat terlarang, dan kecanduan alkohol tak membuatnya gagal
bermusik. Hingga akhirnya, dia ditemukan meninggal dunia di rumahnya pada Juli 2011 akibat
keracunan alkohol.

E. Diagnosis Gangguan Bipolar


Dalam mendiagnosis gangguan bipolar, psikiater akan mencoba mengumpulkan keterangan,
baik dari pasien langsung maupun dari keluarga. Psikiater akan bertanya seputar gejala,
riwayat kesehatan pasien, dan riwayat kesehatan keluarganya. Misalnya apakah ada anggota
keluarga pasien yang mengidap kondisi sama. Selain itu, dokter mungkin melakukan tes darah
dan tes urin untuk memastikan gejala yang ada bukan disebabkan oleh penyakit lain.

F. Pembahasan Solusi

Bipolar bukanlah suatu penyakit, melainkan ciri dari seseorang, sehingga tidak dapat
disembuhkan namun dapat dikontrol. Penderita diharapkan dapat mengendalikan mood swing
yang berlebihan dengan cara rutin minum obat. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari
terjadinya kemungkinan terburuk, misalnya bunuh diri akibat depresi yang terlalu dalam.
a. Tips untuk menghadapi penderita bipolar:

Understand / Mengerti: Cari tahu fakta-fakta mengenai bipolar, mengapa dapat terjadi, dan
bagaimana cara menghadapinya. Dengan demikian diharapkan orang di sekeliling akan
mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan apabila muncul gejala-gejala tersebut.
Accept / Menerima: Setelah mengerti apa itu bipolar, orang-orang di sekitarnya akan mudah
menerima jika salah satu keluarga / kerabatnya memiliki gangguan tersebut.
Adapt / Beradaptasi: Beradaptasilah dengan keadaan bipolar, karena penderita tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

b. Tips untuk penderita Bipolar:

Mencari dukungan dari keluarga dan teman dekat.


Jangan malu untuk mengakui kondisi bipolar kepada lingkungan terdekat agar mendapat
dukungan yang positif.
Minum obat tepat waktu.
Bipolar memerlukan bantuan obat-obatan. Minum obat tepat waktu sesuai jadwal yang
ditentukan oleh psikiater dapat menghindari terjadinya relapse (kambuh). Ketahui efek
samping obat-obatan tersebut agar reaksinya dapat dikontrol.
Konsultasi maupun terapi dengan psikiater dan psikolog.
Bipolar merupakan gangguan mood. Konsultasi dan terapi dengan psikolog / psikiater
diharapkan membantu mengelola mood dengan lebih baik.
Mempertahankan kehidupan sosial.
Orang dengan gangguan bipolar umumnya bermasalah dalam kehidupan sosial, namun ia
harus berusaha untuk menjadikan lingkungan sosialnya sebagai salah satu sarana yang
dapat membantu kondisi mood. Lakukan hal-hal yang disenangi seperti hobi, olahraga,
maupun kegiatan sosial untuk tetap terhubung dengan lingkungan. Hal ini dapat membantu
untuk fokus terhadap hal lain yang lebih positif di luar diri sendiri.
Kenali dan waspadai faktor pemicu.
Tekanan / stres, kehidupan sosial yang tidak seimbang, kurang tidur, atau perubahan
terhadap rutinitas dapat menjadi pemicu terjadinya relapse. Waspadai faktor pemicu, seperti
memulai pekerjaan atau rutinitas baru, perpisahan, pertengkaran rumah tangga, dsb.
Lakukan gaya hidup sehat.
Jauhi alkohol dan obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi kondisi mood ke arah
yang lebih negatif. Olaharaga teratur dan mengonsumsi makanan sehat akan membantu
menjaga keseimbangan kondisi mood.
Tidak menyerah.
Diperlukan sikap tidak mudah menyerah dan tetap berpikiran positif untuk menghadapi
kondisi bipolar disorder.
Tugas Psikologi
Bipolar

Nama: Ayu Suwarningsih


Kelas: A
NIM: 2015-11-020

Anda mungkin juga menyukai