Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Naskah Publikasi
disusun oleh :
MUHAMMAD
2014
ABSTRAKSI
Perencanaan suatu struktur gedung harus direncanakan sesuai standar, kuat, dan
aman. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien memerlukan
suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan peraturan peraturan
perencanaan secara tepat dan benar. Oleh sebab itu dilakukan perencanaan gedung
kuliah 4 lantai ini dengan mengacu pada Tata Cara Perencanaan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Beban-beban yang ditinjau untuk
perencanaan mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.
Perencanaan struktur gedung kuliah 4 lantai ini meliputi perencanaan struktur atas
dan struktur bawah. Dalam perencanaan balok diperoleh harga momen, gaya
lintang dan gaya torsi tiap tiap lantai yang bervariasi. Dari harga yang berbeda
beda tersebut diambil harga harga yang maksimum dan dikelompokkan untuk
setiap lantainya dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan. Perencanaan
struktur atas menggunakan SAP2000 versi 14, sedangkan struktur bawah
direncanakan secara manual. Struktur atas meliputi perencanaan balok, kolom,
dan lantai gedung, sedangkan struktur bawah meliputi perencanaan pondasi
footplate. Jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman tanah keras, dan beberapa
hal yang menyangkut keadaan tanah erat kaitannya dengan jenis pondasi yang
dipilih. Pembebanan yang ditinjau untuk perencanaan elemen struktur adalah
beban mati, beban hidup.
Kata kunci: Struktur gedung, perencanaan, 4 lantai
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI
DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS
Muhammad
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. A. Yani Tromol Pabelan
Kartasura Tromol Pos 1 Surakarta 57102
e-mail : m4m3ts@yahoo.com
ABSTRACT (ABSTRAK)
Perencanaan suatu struktur gedung harus direncanakan sesuai standar, kuat, dan aman. Suatu struktur bangunan yang kokoh
dan kuat tapi juga efisien memerlukan suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan peraturan peraturan
perencanaan secara tepat dan benar. Oleh sebab itu dilakukan perencanaan gedung kuliah 5 lantai ini dengan mengacu pada
Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Beban-beban yang ditinjau untuk
perencanaan mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983. Perencanaan struktur gedung kuliah 5
lantai ini meliputi perencanaan struktur atas dan struktur bawah. Dalam perencanaan balok diperoleh harga momen, gaya
lintang dan gaya torsi tiap tiap lantai yang bervariasi. Dari harga yang berbeda beda tersebut diambil harga harga yang
maksimum dan dikelompokkan untuk setiap lantainya dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan. Perencanaan
struktur atas menggunakan SAP2000 versi 14, sedangkan struktur bawah direncanakan secara manual. Struktur atas
meliputi perencanaan balok, kolom, dan lantai gedung, sedangkan struktur bawah meliputi perencanaan pondasi footplate.
Jenis tanah, daya dukung tanah, kedalaman tanah keras, dan beberapa hal yang menyangkut keadaan tanah erat kaitannya
dengan jenis pondasi yang dipilih. Pembebanan yang ditinjau untuk perencanaan elemen struktur adalah beban mati, beban
hidup.
Kata kunci: Struktur gedung, perencanaan, 4 lantai
Hal ini berkaitan dengan denah dan bentuk struktur 3. Batasan-batasan di lingkungan sekelilingnya Hal
yang dipilih, ditinjau dari segi arsitektur. ini menyangkut lokasi proyek, pekerjaan pondasi
tidak boleh mengganggu atau membahayakan
2. Aspek fungsional bangunan dan lingkungan yang telah ada
disekitarnya.
Berkaitan dengan penggunaan ruang, yang biasanya
akan memepengaruhi penggunaan bentang dari 4. Waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan Suatu
elemen struktur yang digunakan. proyek pembangunan akan sangat memperhatikan
aspek waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan, karena
3. Aspek kekuatan dan stabilitas struktur hal ini sangat erat hubungannya dengan tujuan
pencapaian kondisi ekonomis dalam pembangunan.
Hal ini mencakup kemampuan struktur dalam
menerima beban-beban yang bekerja baik beban 3. LANDASAN TEORI
vertikal maupun beban lateral yang disebabkan oleh 3. a. Dasar Perencanaan
gempa serta kestabilan struktur dalam kedua alat Dalam merencanakan struktur suatu
tersebut. bangunan bertingkat, digunakan struktur yang
mampu mendukung beban mati, beban hidup, beban
4. Aspek ekonomi dan kemudahan pelaksanaan angin, beban gempa maupun beban khusus yang
Biasanya pada suatu gedung digunakan beberapa bekerja pada struktur bangunan tersebut.
macam sistem struktur. Oleh sebab itu faktor Beban-beban yang bekerja pada struktur
ekonomi dan kemudahan dalam pelaksanaan dihitung menurut Pedoman Perencanaan Pembebanan
pekerjaan merupakan factor yang mempengaruhi Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989.
sistem struktur yang akan dipilih.
3. b. Perencanaan Atap
5. Faktor kemampuan gedung dalam mengakomodasi a. Pembebanan
sistem layanan gedung. Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja
Pemilihan sistem struktur juga harus adalah :
mempertimbangkan kemampuan struktur dalam 1) Beban mati
mengakomodasi sistem pelayanan yang ada, yaitu 2) Beban hidup
menyangkut pekerjaan mekanikal dan elektrikal. 3) Beban air
Sistem struktur yang digunakan pada perencanaan b. Asumsi Perletakan
gedung struktur baja ini adalah Sistem Rangka 1) Tumpuan sebelah kiri adalah sendi.
Pemikul Momen Biasa (SRPMB) yang digabung 2) Tumpuan sebelah kanan adalah rol.
dengan Sistem Rangka Bresing Biasa (RBB) secara c. Analisa struktur menggunakan program SAP
bersama-sama memikul beban lateral yang terjadi. 2000.
d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03-
Sedangkan pemilihan jenis pondasi (sub structure) 1729-2002.
yang digunakan menurut Suyono (1984) didasarkan e. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda.
kepada beberapa pertimbangan, yaitu: 1) Batang tarik
Pmak
1. Keadaan tanah pondasi Ag perlu =
Fy
An perlu = 0,85.Ag
An = Ag-dt Dimana = 0,8
L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik
x Y Yp m
fy
x 0,85. f ' c
U 1
L Mn
Ae = U.An Rn
Cek kekuatan nominal : b.d 2
Kondisi leleh
Pn 0,9. Ag.Fy 1 2.m.Rn
= 1 1
Kondisi fraktur m fy
Pn 0,75. Ag .Fu
Pn P . ( aman ) 0,85.fc 600
b = ..
fy 2) 600
Batang
fy tekan
Periksa kelangsingan penampang : max = 0,75 . b
b 300
min < < maks tulangan tunggal
tw Fy
< min dipakai min = 0,0025
K .l Fy
c
r E As = ada . b . d
Apabila =
c 0,25 =1 3. d. Perencanaan Plat Lantai
1,43 a. Pembebanan :
0,25 < s < 1,2
1,6 - 0,67c 1) Beban mati
1,25.s
2
s 1,2 2) Beban hidup : 250 kg/m2
fy
Pn . Ag .Fcr Ag b. Asumsi Perletakan : jepit elastis dan jepit penuh
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
Pu d. Analisa tampang menggunakan SNI 03-2847-
1 . ( aman )
Pn 2002.
Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai
berikut :
3. c. Perencanaan Tangga
1) Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm
a. Pembebanan :
1) Beban mati 2) Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau 2h
2) Beban hidup : 300 kg/m2 Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
b. Asumsi Perletakan
1)Tumpuan bawah adalah jepit. Mu
2)Tumpuan tengah adalah sendi. Mn
3)Tumpuan atas adalah jepit.
c. Analisa struktur menggunakan program SAP 2000.
d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI 03- dimana, 0,80
2847-2002.
e. Perhitungan untuk penulangan tangga fy
m =
0,85 xf ' c
Mu Mn
Mn = Rn =
bxd 2
1 2.m.Rn Perhitungan tulangan geser :
= 1 1
m fy 0,60
Vu < Vc < 3 Vc
Vs perlu = Vu Vc
( Av. fy.d )
Vs ada =
s
( pakai Vs perlu )
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
6. KESIMPULAN DAN SARAN
6. a. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil penulis dari data data dan analisa perencanaan struktur yang
telah dibahas pada bab bab sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien memerlukan suatu perencanaan struktur
yang baik dengan menggunakan peraturan peraturan perencanaan secara tepat dan benar.
2. Pemodelan dan pembebanan sangat berpengaruh terhadap benar atau tidaknya hasil perhitungan yang
akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal tersebut mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir
walaupun perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.
3. Dalam perencanaan balok diperoleh harga momen, gaya lintang dan gaya torsi tiap tiap lantai yang
bervariasi. Dari harga yang berbeda beda tersebut diambil harga harga yang maksimum dan
dikelompokkan untuk setiap lantainya dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan.
4. Dalam perencanaan struktur bawah ( pondasi ) digunakan data tanah dari hasil tes sondir sebagai acuan
dalam analisa struktur struktur pondasinya agar diperoleh perencanaan yang kuat, aman dan efisien.
Selain itu dalam pemilihan tipe pondasi kita perlu memperhatikan faktor lingkungan disekitar lokasi
bangunan serta daya dukung tanahnya.
b.Saran
Penulis juga bermaksud memberikan saran yang berkaitan dengan perencanaan gedung kuliah
5 lantai kepada perencana struktur bangunan gedung khususnya rekan rekan mahasiswa teknik sipil :
1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan gedung hendaknnya didahului dengan studi kelayakan
agar pada perhitungan struktur nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik dari
segi mutu, biaya, maupun waktu.
2. Diperlukan suatu koordinasi yang baik antara arsitek dan insinyur sipil dalam merencanakan suatu
bangunan gedung agar hasil desain arsitek tidak menyulitkan insinyur sipil dalam aspek strukturnya.
Hal ini disebabkan perencanaan suatu struktur banguna gedung tidak hanya memandang aspek
strukturnya saja, tetapi juga aspek arsitekturalnya. Dengan adanya komunikasi yang baik anmtara
keduanya, diharapkan akan dihasilkan suatu struktur bangunan gedung yang memenuhi syarat syarat
keamanan struktur dan juga memiliki keindahan struktural.
3. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan peraturan dan pedoman
pedoman standar dalam perencanaan struktur, sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu
memenuh persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date ).
4. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan berpedoman pada faktor
kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi
ekonomisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1987, Pedoman Perencanaan Pembebanan Indonesia untuk Rumah dan Gedung
(PPPURG), 1987, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, (SNI 03-1729-
2002)Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Anonim, 2002, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002), Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Anonim, 2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI
03-1726-2002), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.