Anda di halaman 1dari 10

A.

Pendahuluan
Rembrandt Harmenszoon Van Rijn merupakan seorang seniman
barok Belanda, dikenal salah satu pelukis besar di dunia. Rembrandt
pada saat itu masih tergolong pada zaman pramodren dimana karya
pada masa itu bentuk mengikuti makna. Rembrandt melukis dengan
menggunakan teknik yang dikenal dengan teknik memanipulasi ekpos
cahaya terhadap bentuk sehingga memberi efek tertentu didalam
lukisan. Studi tentang Rembrandt di sekolah teologi, disebut-sebut
sebagai tokoh utama aliran luminisme. Luminisme disesuikan dengan
bahasa latin lumen, artinya cahaya, sinar. Rembrandt merupakan
empu abad ke-17 yang dikagumi mulai dari etsa dan drawing, potret-
potret asli tokoh tertentu, sampai potret-potret imaginer. Dengan
teknik memanipulasi ekspos cahaya yang digunakan Rembrandt
dalam melukis membuat karyanya memiliki efek cahaya yang unik.
Efek cahaya yang unik disini, setiap bentuk yang hadir dalam lukisan
Rembrandt memiliki jatuh cahaya yang berbeda-beda. Jatuh cahaya
yang berbeda-beda maksudnya setiap bentuk representasi manusia
memiliki jatuh cahaya masing-masing. Hal tersebut membuat penulis
tertarik untuk menganalisis kandungan estetika pada karya yang
berjudul Night Watch.

Analisis estetika terhadap karya seni bertujuan untuk melihat


nilai-nilai yang terkandung didalam sebuah karya tersebut. Banyak
teori yang dapat digunakan dalam analisis estetika ini, dalam
menghindari kesalahhan dalam penulisan, penulis menggunakan teori
estetika A. A. M. Jdelantik yaitu ; wujud, bobot dan tampilan.

Dalam buku teori estetika A. A. M. Jdelantik membahas tiga


aspek dasar kesenian, tapi penulis membatasi aspek dasar teori
estetika A. A. M. Jdelantik berupa wujud dan bobot yang dipakai dalam
analisis ini yaitu ;

wujud, untuk menghindari kesalah pahaman perlu diuraikan.


Istilah wujud mempunyai arti yang lebih luas dari pada rupa yang
lazim dipakai dalam kata seni rupa. Atau semisal dalam kalimat batu
itu mempunyai rupa seperti burung. Wujud dalam sebuah karya seni di
analisis dengan unsur-unsur rupa, prinsip rupa. Dari analisis
mengunakan unsur-unsur rupa dan prinsip rupa maka muncullah
dinamika atau kualitas dari karya tersebut baik itu kuat, lemah,
sedang. terciptanya dinamika, berdasarkan analisis unsur-unsur rupa
maka munculah suasana tertentu yang sesuai dengan suasana atau
kesan yang telah direncanakan pada konsep gagasan. Apakah itu
suram, kesedihan, girang, keputus asaan dan lain-lain.

Bobot atau isi dari benda atau peristiwa kesenian bukan hanya
dilihat belaka tetapi juga meliputi apa yang bisa dirasakan atau
dihayati sebagai makna dari wujud kesenian itu.
B. Pembahasan

Night Watch adalah judul karya Rembrandt yang dibuat pada


tahun 1642 dengan ukuran karya 363 cm x 437 cm mengunakan
teknik memanipulasi ekpos cahaya.

Gambar karya Rembrandt


Judul : Night Watch
Teknik, ukuran, tahun : menipulasi ekpos cahaya, 363 cm x 437 cm,tahun
1642
sumber
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/28/The_Nightwatch_b
y_Rembrandt.jpg

Dalam karya Night Watch dominan menghadirkan bentuk figure


manusia, figure manusia itu menggambarkan sekelompok serdadu
berbagai fose dengan kostum seorang prajurit lengkap dengan senjata.
Pada bagian depan nampak dua orang yang berpakaian berbeda
dengan yang lainnya seperti seorang komandan perang. Dibagian
tengah-tengah serdadu ada seorang anak perempuan yang memakai
gaun dengan ekpresi wajah ketakutan dan di sebelah kanan terlihat
seorang serdadu sedang memukul gendang dan seekor anjing kecil
warna abu-abu sedang melirik serdadu memukul gendang.
Background karya ini melihatkan sebuah gerbang kerajaan di
malam hari yang gelap tanpa cahaya, didinding gerbang terlihat
tumpukan tombak serdadu yang disandarkan kediding gerbang yang
terlihat samar-samar. Sementara seorang seradadu di belakang anak
perempuan sedang mengibarkan sebuah bendera. Pada pinggir
sebelah kiri karya ada seorang raja dengan raut wajah sedang kusud
menuju kearah kerumunan parjurit. Pada karya ini Rembrandt
dominan menggunakan coklat muda dan coklat tua ada beberapa
orang pada pakaian diberi warna merah, secara keseluruhan
warnanya pun terlihat kotor serta pencahayaan tehadap bentuk pada
lukisan dating cahayanya berbeda-beda.
Secara unsur yang membangun karya ini dapat dilihat berbagai
garis membentuk dinamika yang ingin diungkapkan oleh Rembrandt
dalam karyanya Night Watch. Garis merupakan gabungan antara satu
titik dengan titik lain, dalam karya Rembrandt dapat kita lihat garis
lengkung, zig-zak, semu, dan garis lurus, namun yang mendominan
banyak menggunakan garis lengkung. Garis lengkung dapat kita lihat
pada topi-topi, graferi baju, dan bentuk-bentuk tertentu dari figure
manusia yang dilukis, sedangkan dibentuk lain garis lengkung
didalam karya terlihat tajam sebagai mana dapat dilihat pada bentuk
gendang, topi dan beberapa pakaian para serdadu. Garis lengkung
yang terlihat tajam ini dapat diinterprestasi suatu bentuk semangat
yang begitu keras dari sebuah perjuangan mereka dalam
mempertahankan suatu keamanan dalam menjalankan tugas.
Pada senjata-senjata serdadu membentuk garis lurus yang
tajam dan garis zig-zak ditali yang mengikat gendang sementara garis
semu dibeberapa senjata seperti ujing pistol yang membentuk silender,
seperti kita melihat sebuah bola garis yang muncul berupa garis
kontur dari bentuk itu sendiri, sebenarnya garis tersebut tidak ada
dikarenakan ada perbedaan ruang positif dan negative yang
mengelilingi bentuk. Garis fertikal dalam karya dapat dilihat dari
bentuk representasi tombak-tombak yang berada dibelakang
komplotan serdadu menafsirkan suatu bentuk ketaatan seorang
prajurit perang terhadap raja yang memimpin mereka dan mereka
berani mempertaruhkan nyawa dalam menjaga keamanan kerajaan
dan masyarakat dalam kawasan kerajaan dari bentuk bahaya yang
mengancam keamanan dalam artian lain hubungan antara pemimpin
dan bawahan dan tombak yang dipegang seorang prajurit pada bagian
depan membentuk pola garis horizontal yang mana seorang prajurit di
medan perang saling menjaga atau melindunggi antar sesama atau
dalam bentuk hubungan antar sesama manusia.
Semua karya seni memiliki form atau bentuk. Bentuk itu bisa
berupa realistic atau abstrak, representasional atau non
representasional, dibuat secara cermat dengan persiapan yang matang
atau spontan ekpresif (M. Dwimarianto, 2006: 74).
Pada karya Night wacht ini bentuk-bentuk yang hadir figure-
figur manusia dan senjata. Dari sekian banyak bentuk representasi
manusia bisa dikatakan seluruh figure yang dihadirkan dalam lukisan
representasi dari serdadu laki-laki, namun didalamnya bukan hanya
bentuk serdadu laki-laki malahan ada sosok figure seorang wanita
dengan raut wajah kaget atau ketakutan dan sosok seorang raja yang
menuju kearah para prajurit dengan membawa sebuah tombak dengan
ekpresi wajah sedang cemas. Bila dicermati secara teliti figure-figur
manusia yang dihadirkan Rembrandt dalam lukisannya bila dikaji
berdasarkan ilmu anatomi manusia tidak mencapai porsi anatomi
manusia dewasa bisa dirasakan bentuk anatomi seorang prajurit yang
berdiri dipaling depan. Bentuk-bentuk figure pada lukisan bisa kita
tafsirkan suatu kelalaian dari sekelompok serdadu yang sedang
berjaga tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh kerajaan
atau tidak menjalankannya secara normal seperti biasanya. Efek
tersebut merambas kepada keamanan terhadap kerajaan dimana
dalam lukisan terlihat seorang putri kerajaan yang sedang dalam
bahaya sementara para penjaga malah keasikan dengan bercengkrama
satu sama lain bisa dirasakan dari mimic wajah mereka dalam lukisan
dan mereka seakan-akan berpesta dalam keadaan yang lagi terancam
dengan memainkan gendang bahkan tidak memperhatikan tanda dari
seekor anjing yang lagi menggonggong kearah pemain gendang sebagai
tanda kepada para penjaga untuk cepat bertindak mengamankan
kerajaan yang sedang dalam bahaya.
Dikarya Night Wacth terlihat kelihaian seorang Rembrandt
meletakkan jatuhnya cahaya terhadap bentuk dengan arah cahaya
yang berbeda-beda dan pembentukan graferi kain yang begitu
sempurna. Bisa diinterprestasi bahwa kebaikan ataupun kejahatan
bisa datang dari mana saja dan tidak mengenal arah.
Penggunaan warna dalam karya ini cendrung lebih kepada
warna coklat muda dan coklat tua yang terlihat kotor dan warna-warna
gelab, kusam dan suram. Disini dapat dilihat keinginan Rembrandt
menghadirkan warna kulit manusia. Penggunaan warna kulit manusia
yang kelihatan kotor dapat kita tafsirkan bahwa dalam suatu kerajaan
atau pemerintahan tidaklah secemerlang yang kita lihat diluar. Dari
analisis formal menghadirkan dinamika sedang dan suasana keadaan
politik kerajaan yang lagi kacaw.
berdasarkan analisis formal, dinamika dan suasana bisa kita
menilai makna apa yang ingin disampaikan oleh Rembrandt dalam
lukisannya. Dalam keseniaan tidak ada suatu cerita yang tidak
mengandung bobot, yakni ide atau gagasan yang perlu disampaikan
kepada penikmatnya. Bagai mana pun sederhana ceritanya tentu ada
bobotnya. Pada umumnya bukan cerita semata yang dipentingkan
tetapi bobot, makna dari cerita itu (A. A. Jdelantik, 2001: 52).
Makna harus secara aktif dibaca dan ditafsirkan. Makna
yang diambil sebagai pemirsa, pembaca, audien tidak pernah secara
pasti seperti makna yang sebenarnya dimaksudkan oleh sipembaca,
sipenulis, sipelukisnya atau yang dihasilkan oleh pemirsa-pemirsa
lain, dan karena diharuskan memasuki bahasa dalam upaya
mengatakan sesuatu yang bermakna, padahal dalam bahasa itu telah
terkandung segala macam makna yang telah ada sebelumnya, yang
tersimpan dari era-era sebelumnya, maka kita tidak akan pernah bisa
sepenuhnya membersihkan makna-makna lain yang mungkin saja
bisa merusak atau memodifikasi hal-hal yang hendak dikatakan (M.
Dwimarianto, 2006: 114).
Karya Night wacht ini membentuk drama dalam suatu kerajaan
yang dihadirkan oleh Rembrandt dalam lukisannya dimana seorang
Rembrandt memandang suatu pemerintahan dan peristiwa dramatis,
gejolak politik dan agama. Dalam analisis diatas dapat kita lihat
Rembrandt begitu memperhatikan peristiwa pada saat itu dimana
hidup dalam kerjaan yang penuh dengan penjagaan, gairah, cinta dan
kebahagiaan, serta kesenangan yang tiada tara. Namun gejolak politik
pada saat itu membuat kehidupan dalam kerajaan pada dasarnya
kacaw balau seperti yang digambarkan Rembrandt seorang putri
kerajaan yang penuh dengan penjagaan masih juga mendapat
ancaman dari pihak luar serta kehidupan dalam kerajaan tidaklah
seenak yang dibayangkan.
C. Penutup
a. Kesimpulan
Dari unsur-unsur rupa yang membangun karya Night Wacht
Rembrandt, terlihat kerumitan dari teknik yang digunakan dalam
menggarap lukisan ini yaitu teknik memanipulasi ekspos cahaya
dimana pada karya dapat kita lihat cahaya yang jatuh terhadap bentuk
berbeda-beda.
Berdasarkan analisis unsur rupa di atas Rembrandt begitu
memperhatikan peristiwa, gejolak, politik dalam kehidupan pada saat
itu.
b. Saran
Banyak hal yang menarik dari karya Rembrandt yang berjudul
Night Wacht untuk diteliti lebih lanjud seperti konsep dalam berkarya,
ide dan gagasan Rembrandt dalam berkarya adalah sebuah kajian
yang lebih menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Daftar Pustaka
1. M. Dwimarianto, Quantum Seni, Dahara Prize, Semarang, 2006.
2. Jakop Sumardjo, Estetika Paradoks, Sunan Ambu Press, STSI
Bandung, 2006.
3. Yapi Tambayong, 123 Ayat Tentang Seni, Nuansa Cendekia,
Bandung, 2012.
Sumber Lain
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/28/The_Nightw
atch_by_Rembrandt.jpg
Analisis Estetika Tehadap Lukisan Bejudul Night
Watch
Karya Rembrandt

Oleh :

Ziyat Iswandi

07272010

JURUSAN SENI MURNI


INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG
2013

Anda mungkin juga menyukai