Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK & ELEKTRONIKA

PEMAKAIAN ALAT UKUR

Disusun Oleh

Nama : Nur Halim


Kelas : 5B Produksi
NIM : 1215010058

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2017
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

PRAKTIK LISTRIK DAN ELEKTRONIKA


SUBYEK : PEMAKAIAN ALAT UKUR
Nama : Nur Halim NIM/Kelas : 1215010058/5B PRO No. Percobaan : 1

1. TUJUAN
Setelah selesai percobaan, praktikan :
- Dapat menggunakan alat ukur dengan benar
- Dapat menentukan tahanan dalam dari voltmeter dan ampermeter
- Dapat menentukan batas ukur dari alat ukur
- Dapat menentukan perluasan alat ukur

2. PENDAHULUAN
Ampermeter : adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya arus
listrik dari suatu rangkaian. Di dalam ampermeter tersebut terdapat tahanan
dalam yang telah dirancang nilainya sekecil mungkin. Sedangkan idealnya
adalah nol. Simbol Ampermeter :

Voltmeter : adalah suatu alat ukur untuk mengukur besarnya beda potensial atau tegangan
listrik dari suatu rangkaian. Berbeda dengan yanq dirancanq pada alat ukur
ampermeter, voltmeter dirancanq mempunyai tahanan dalam yanq besar
Idealnya adalah tak terhingga.
Simbol Voltmeter :
V

Ohmmeter : Adalah suatu alat ukur untuk mengetahui besarnya resistansi suatu komponen,
resistor atau suatu rangkaian listrik. Ohmmeter digunakan langsung untuk
mengukur, maka rangkaian tidak boleh dalam keadaan bertegangan.
Simbol Ohmmeter :

Multimeter : Sesuai dengan namanya biasanya dapat digunakan sebagai ampermeter,


voltmeter ataupun Ohmmeter. Dengan memindahkan rotary switch/selector
switch yang ada pada alat tersebut kita dapat menentukan multimeter akan
dipakai sebagai ampermeter, voltmeter atau Ohmmeter. Pada multimeter batas
ukur dari tegangan dan arus telah ditentukan sebelumnya. Untuk mengukur
arus yang lebih besar dari batas ukur multimeter tersebut, pada multimeter
dipasang tahanan yang paralel dengan multimeter. Besarnya tahanan tersebut
akan dibahas kemudian. Demikian juga bila multimeter tersebut digunakan
untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari batas kemampuan multimeter,
tahanan seri perlu dipasang pada multimeter dan akan dibahas nanti.

Menentukan tahanan shunt :


Im = batas ukur pada multimeter = 10 A. I = besarnya arus yang akan diukur = 15A. Tahanan
dalam (Rm) = 0,01
Maka besarnya tahanan paralel Rsh yang harus dipasang adalah : 0,02

Menentukan tahanan seri :


Misalnya arus yang dibolehkan mengalir
melalui multimeter = 10 mA. Besarnya
tegangan yang akan diukur = 220 Volt.
Tahanan dalam Rm = 500 .
Batas ukur multimeter adalah 5 volt
Untuk itu besarnya tahanan seri RS yang
diperlukan adalah = 21.500 atau 21,5 k
3. DAFTAR PERALATAN
No Nama Alat No. Inventaris Jumlah
1 Power supply dc 1 buah
2 Multimeter 3 buah
3 Proto board 1 buah
4 Saklar 1 buah
5 Resistor 1 buah
6 Kabel penghubung Secukupnya

4. LANGKAH KERJA
1. Buatlah rangkaian yang pertama seperti gambar di bawah ini :

S
A

PS
V
R= 47 / 5n
R= 150 /5w

2. On-kan power supply dan atur tegangan menjadi 1 V.


3. Catat besarnya arus yang melalui tahanan tesebut. Catat juga besarnya tegangan pada
ampermeter untuk mengetahui nilai tahanan dalam dari ampermeter.
Variasikan besar tegangan menjadi 2 V, 4 V, 8 V.
Catat data yang diperoleh pada tabel 1.
4. Kemudian ganti tahanan pada rangkaian tersebut menjadi R=150 /5W
On-kan power supply dan atur tegangan menjadi 1 V.
Ukur besarnya tegangan dan arus yang terbaca pada voltmeter dan ampermeter.
Variasikan besar tegangan menjadi 2 V, 4 V, 8 V.
Catat datanya sesuai dengan langkah 3.
Catat datanya pada tabel 2.
5. Selanjutnya buatlah rangkaian yang kedua seperti gambar di bawah ini :

PS
V1
R1= IK2 V2
R= 150 /5w

6. On kan power supply dengan atur tegangan pada 8 volt, baca dan catat penunjukan V1
dan V2 pada tabel 3.
7. Selanjutnya buatlah rangkaian yang ketiga seperti gambar di bawah ini :

8. On kan power supply dengan atur tegangan pada 8 volt


9. Dengan menambahkan 2 tahanan seri (R2 + R3 = 100 k + 220 k ) pada V1 , baca dan
catat penunjukan kedua voltmeter tersebut pada Tabel 4. Variasikan tegangan pada 10 V
dan 15 V.
10. Setelah selesai percobaan, rapihkan dan kembalikan peralatan.
5. PENYAJIAN DATA

Tabel 1. Rbeban = 47 /5w

Tahanan dalam
Tegangan Tegangan di Arus
ammeter
No sumber ammemeter melalui R Keterangan
(perhitungan)
(V) (V) (mA)
( )

1 1 0,21 15,7 13,375 Batas ukur = 25 mA ; 0,25 V


2 2 0,24 35 7,428 Batas ukur = 0,25 A ; 0,25 V
3 4 0,33 75 4,400 Batas ukur = 0,25 A ; 2,5 V
4 8 0,61 145 4,206 Batas ukur = 0,25 A ; 2,5 V

Tabel 2. Rbeban = 150 /5w

Tahanan dalam
Tegangan Tegangan di Arus
ammeter
No sumber ammemeter melalui R Keterangan
(perhitungan)
(V) (V) (mA)
( )
1 1 0,08 5,58 14,336 Batas ukur = 25 mA ; 0,25 V
2 2 0,15 11,6 12,931 Batas ukur = 25 mA ; 0,25 V
3 4 0,23 23,8 9,663 Batas ukur = 25 mA ; 0,25 V
4 8 0,32 49 6,530 Batas ukur = 0,25 A ; 2,5 V
Tabel 3. Paralel

Tegangan sumber
No V1 (V) V2 (V) Keterangan
(V)

1 8 8 7,8 Batas ukur 10 V

Seri
Tegangan sumber
No V1 (V) V2 (V) Keterangan
(V)

1 8 3,2 7,9 Batas ukur 10V


2 10 4 9,6 Batas ukur 10V
3 15 11 14,5 Batas ukur 50V

6. ANALISA DATA

Menghitung tahanan dalam (Rd) pada rangkaian 2 dan 3 :

(,,)
= = ,

,
= =
,
(,)
= = ,


= =
,
(,)
= = ,


= =
,
+
10V = = 217,5

7. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan :

1) Pada rangkaian pertama, semakin besar tegangan sumber, maka semakin besar pula
tegangan dan arus yang terbaca pada multimeter.

2) Pada percobaan kedua, rangkaian dipasang secara parallel tanpa dipasang resistor,
didapatkan bahwa tegangan sumber (Vs) akan sama dengan tegangan satu (V1) dan
tegangan dua (V2). Apabila terdapat perbedaan antara Vs dengan V1 dan V2,
penyebabnya dari alat ukur itu sendiri yang belum dikalibrasi, serta perbedaan merek
dan type alat ukur yang digunakan.
Vs = V1 = V2

3) Pada percobaan ketiga, rangkaian dipasang secara seri dan dipasang resistor pada V1
dan di dapatkan hasil bahwa V1 lebih kecil dari V2, sedangkan V2 sama dengan Vs.

V1 < V2 ; Vs = V2

4) Berdasarkan percobaan dan perhitungan tahanan dalam (Rd) pada percobaan ketiga,
dengan batas ukur 50 V, didapatkan hasil nilai tahanan dalam (Rd) dengan variasi
tegangan sumber 8 V, 10 V, dan 15 V hasilnya sama. Sedangkan nilai tahanan dalam
dengan batas ukur 10 V didapatkan hasil tahanan dalam sebesar 1/5 dari tahanan
dalam dengan batas ukur 50 V.

Anda mungkin juga menyukai