Anda di halaman 1dari 32

Engineering Physics For Environmental

Innovation 2016
DARI SAMPAH PLASTIK MENJADI
BBM RAMAH LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

TYAS NURLAIL PANCASARI /131410113


HANIFAH NISA ARMALID /131410169
RENDITA PUTRI ARDHYANI/ 131410105

SMA NEGERI 9 BANDUNG

BANDUNG
2016
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah swt.
yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.
beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga karya tulis ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Warya Zakarilya, M.Pd. selaku Kepala SMA
Negeri 9 Bandung.
2. Ibu Eni Sukaeni, M.Pd. selaku pembimbing dalam penulisan
lomba karya ilmiah ini.
3. Ibu Hj. Mulia Sari, S.Pd, M.Pfis selaku guru fisika yang
senantiasa menyuport penulis dalam lomba ini.
4. Guru-guru yang ada di SMAN 9 Bandung yang telah
memberikan dukungan bagi kami dalam perlombaan ini
5. Bapak Ade Setiawan, selaku orang tua penulis yang telah
memberitahu adanya perlombaan ini dan senantiasa menyuport
penulis.
6. Teman-teman penulis baik di SMA Negeri 9 Bandung,
ekstrakurikuler PRISMAN, maupun kelas XII-MIA 4 yang
telah menyuport kami.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini
yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.

iii
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat
pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Dengan segala
keterbatasan penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan karya ilmiah ini dan masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya.
Aamiin.

Bandung, Januari 2016

Penulis

iv
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
ABSTRAKSI ...vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Mengenal Plastik Lebih Jauh Dalam Kehidupan ...5
2.1.1. Plastik...............................................................................................5
2.1.2. Jenis-Jenis Plastik.....5
2.2. Seputar Sampah Plastik...6
2.2.1. Sampah Plastik.........................................................................................6
2.2.2. Pengolahan Sampah Plastik......7
2.2.3. Pirolisis 9
2.3. Pengujian Karakteristik Minyak Pirolisis .............11
2.3.1. Viskositas...................................11
2.3.2. Massa jenis.12
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian 14
3.1.1. Alat Peraga ............................................................................................14
3.2. Teknik Pengumpulan data.16
3.2.1. Diagram alur penelitian .16

v
3.2.2. Jadwal Penelitian ...17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil penelitian .....18
4.2 Analisa yang diperoleh dari penelitian ......................................................19
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...20
5.2. Saran .....21
DAFTAR PUSTAKA

vi
ABSTRAK

Sampah dan krisis energi merupakan dua masalah yang


sangat vital dan utama di kota-kota besar. Pertambahan penduduk
berbanding lurus dengan menumpuknya sampah di TPS dan TPA,
sedangkan ketersediaan energi berbanding terbalik dengan jumlah
penduduk. Maka dari itu, perlu ditemukan dan dicari energi
alternatif yang ramah lingkungan.

Sampah di TPS dan TPA kurang lebih meliputi 60%


organik, 15% plastik, 4% kertas, sisanya berupa: sampah kaca, dan
B3. Plastik merupakan sampah yang sulit terurai, dan
membutuhkan waktu puluhan tahun untuk terurai secara alami di
dalam tanah. Oleh sebab itu, plastik perlu didaur ulang
(recycle). Plastik banyak macamnya, tidak terlepas dari kehidupan
sehari-hari. Proses pemanfaatan sampah plastik terbagi menjadi
3(tiga) bagian, yakni: primer adalah dengan cara menggunakan
kembali (reuse), sekunder adalah mendaur ulang sampah dengan
cara mengolah kembali menjadi barang bermanfaat hanya
mengurangi kualitas dari yang aslinya dan juga mengurangi biaya
proses produksi, sedangkan tersier adalah mendaur ulang sampah
plastik menjadi energi atau BBM.

Tujuan utama penelitian dan penulisan ini adalah mencari


formula ideal dalam pemanfaatan limbah plastik terutama menjadi
energi alternatif. Selain itu, tercapainya tiga sasaran pokok dari
aspek lingkungan berupa terciptanya lingkungan yang bebas dari
sampah, bersih, asri ; kemudian aspek sosial berupa terbiasanya
masyarakat tertib dalam memberlakukan dan mengelola sampah
serta memanfaatkannya; dan yang ketiga aspek ekonomi berupa
memiliki nilai ekonomi sehingga mampu digunakan dalam

vii
masyarakat tidak lagi menggantungkan kebutuhan energi atau
BBM kepada pemerintah,tetapi sudah berswasembada energi,
sehingga masyarakat terutama di hulu (pedesaan) lebih bersiap
dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober hingga November


2015 di daerah Bandung Raya(Jawa Barat), dimulai dari TPS,
TPA, pemulung, pengepul ( Bandar rongsokan), hingga ke tempat
pengolahan limbah plastik. Baik skala home industry maupun skala
pabrik. Metode penelitian dilakukan dengan menyurvei langsung
ke lapangan dan mewawancarai, memberikan questioner kepada
pihak terkait atau pelaku industri plastik. Sehingga, tercipta
suatu hasil, seperti: sifat dan karakter plastik, bermacam-macam
plastik dan pemanfaatannya. Metode daur ulangnya dari mulai
limbah plastik menjadi biji plastik (pelet), prosesnya dimulai dari
perajangan menggunakan mesin rajang (potong); kemudian
pencucian; kemudian pengeringan; dan siap untuk diolah ke tahap
dua yakni :pengolahan menjadi biji plastik melalui proses

pemanasan (suhu 200-250 C); lalu tahap penyaringan menuju


proses pembentukan biji plastik setelah dipotong-potong
menjadi ukuran sekitar 1(satu) cm. Maka jadilah biji plastik (pelet)
yang siap dicetak untuk bahan polieyester, kemasan, benang, dll.

Eksperimen dilanjutkan dengan membuat suatu alat atau


prototype yang bisa mengonversi sampah plastik menjadi energi
atau BBM. Maka, terciptalah alat atau prototype yang didalamnya
terjadi proses pirolisis (thermal cracking) yakni proses
dekomposisi kimia bahan organik melalui pemanasan secara
anaerob. Proses kerjanya sampah-sampah plastik dimasukkan ke
dalam wadah yang memuat 5(lima) kg yang terbuat dari kaleng,
kemudian dipanaskan dengan suhu tinggi, gas di dalam kaleng dari

viii
sisa pembakaran dialirkan melalui pipa yang terbuat dari besi,
dalam pipa ini terjadi proses perekangan atau cracking. Kemudian
gas tersebut dikondensasikan menjadi cair, hasil kondensasi inilah
berupa bahan bakar yang setara dengan solar dan bensin ,
didapatkan pula dari hasil eksperimen ini, jenis-jenis plastik yang
ideal serta menghasilkan bahan bakar yang lebih banyak dari tipe
dan jenis plastik lainnya, yakni: jenis PET, berupa sampah plastik
kemasan minuman(seperti: aqua botol), dari hasil eksperimen
dari 1(satu) kg sampah plastik PET dihasilkan 900ml bahan bakar,
sedangkan dari sampah seperti kantong kresek (LDPE)
dihasilkan bahan bakar sedikit ,yakni sebanyak 500 ml.
Diharapkan prototype ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
banyak, sehingga sampah plastik tidak merajarela lagi, dan
dibuang secara sembarangan, sebaliknya menjadi bermanfaat bagi
kehidupan.

Kata Kunci : Pengelolaan Sampah Plastik, Prototype ,energi


ramah lingkungan.

ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat
sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak (BBM)
memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi
nasional. Komposisi konsumsi energi nasional saat ini adalah BBM :
52,50%; Gas : 19,04%; Batubara : 21,52%; Air :3,73%; Panas Bumi :
3,01%; dan Energi Baru : 0,2%. Kondisi demikian terjadi sebagai akibat
dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar minyak dalam upaya
memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi
Indonesia mengalami penurunan akibat adanya penurunan secara alamiah
dan semakin menipisnya cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah
kita dan tingginya harga minyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap
kemampuan anggaran pembangunan. Selama ini bahan bakar minyak di
Indonesia masih disubsidi oleh negara (melalui APBN), sehingga menjadi
beban yang sangat berat bagi pemerintah. Untuk mengurangi beban subsidi
tersebut pemerintah berusaha mengurangi ketergantungan kepada energi
bahan bakar minyak, dengan mencari dan mengembangkan sumber energi
lain yang murah dan mudah didapat.
Disisi lain, masalah yang sangat vital dan utama di kota-kota besar
yaitu masalah sampah. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah organik
dan sampah an organik. Sementara itu, contoh sampah an organik yaitu
plastik. Plastik adalah salah satu jenis polimer yang bahan dasarnya secara
umum adalah polipropilena (PP), polietilena (PE), polistirena (PS), poli
metil metakrilat (PMMA), high density polyethylene (HDPE) dan poli
vinilklorida (PVC). Plastik hingga saat ini masih merupakan bahan yang
banyak digunakan oleh kalangan industri maupun rumah. Penggunaan
plastik yang sangat tinggi memunculkan akibat terjadinya penumpukan

1
sampah plastik, dan sampah plastik merupakan sampah yang tidak mudah
diuraikan secara cepat oleh mikroorganisme.

Di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah


bagi lingkungan. Penyebabnya tak lain sifat plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan
ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian
dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik.
Namun, cara ini tidak terlalu efektif. Hanya sekitar 4% yang dapat didaur
ulang, sisanya menggunung di tempat penampungan sampah.
Sampah di TPS dan TPA kurang lebih meliputi 60% organik,
15% plastik, 4% kertas, sisanya berupa: sampah kaca, dan B3. Plastik
merupakan sampah yang sulit terurai, dan membutuhkan waktu puluhan
tahun untuk terurai secara alami di dalam tanah. Untuk mengatasi hal
tersebut alternatif yang sesuai adalah mengolah sampah plastik dengan
proses pirolisis. Pirolisis merupakan proses peruraian suatu bahan pada suhu
tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas.
Untuk mengetahui kualitas minyak pirolisis, maka diperlukan
berbagai macam pengujian diantaranya uji nilai kalor, uji performa kompor
berbahan bakar minyak pirolisis, uji komposisi kimia, uji viskositas, dan uji
massa jenis.

2
1.2. Perumusan Masalah
Cara mengubah sampah plastik menjadi BBM ramah lingkungan.
Pemafaatan sampah plastik secara umum dan mempelajari
karakteristik plastik pada umumnya,yakni: thermoplasma dan
thermoplastic,titik leleh dan masa jenis serta sifat kimia BBM.

1.3.Tujuan Penelitian

1. Mengantisipasi terjadinya krisis bahan bakar di Indonesia.


2. Untuk memanfaatkan sampah plastik yang biasanya dibuang
dan dibakar begitu saja tanpa mengetahui manfaat dari
plastik itu sendiri.
3. Menghitung keuntungan yang diperoleh bila limbah plastik
diolah menjadi bahan bakar.
4. Terciptanya alat/prototofe yang ideal dalam memanfaatkan
sampah plastic menjadi BBM.
5. Didapat tipe plastik yang paling ideal dalam pemanfaatnya
menjadi BBM.

1.4.Manfaat Penelitian

1. Memberikan solusi energi alternatif menjadi BBM ramah


lingkungan dengan menggunakan sampah plastik sebagai
sumber energi.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang
bagaimana proses mengolah sampah plastik agar bisa
menjadi bermanfaat.
3. Manfaat ekonomis,memberikan nilai tambah bagi
masyarakat sehingga tidak lagi menggantungkan kebutuhan
energi kepada pemerintah.
4. Manfaat social,memberikan nilai edukasi kepada masyarakat
dalam memberlakukan sampah plastic dalam kehidupan
sehari-hari,tidak lagi membuang sembarangan tetapi

3
memanfaatkannya dan lebih tertib dalam membuang
sampah.
5. Manfaat lingkungan,menciptakan lingkungan lebih
bersih,asri,terbebas dari sampah,sehingga tercipta
lingkungan yang tertib dalam mengelola sampah.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Mengenal Plastik Lebih Jauh Dalam Kehidupan


2.1.1. Plastik
Plastik adalah bahan pengemas yang mudah didapat dan sangat fleksibel
penggunaannya. Selain untuk mengemas langsung bahan makanan,
seringkali digunakan sebagai pelapis kertas. Plastik adalah salah satu bahan
yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV,
kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex
(pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Masing-
masing jenis plastik mempunyai tingkat bahaya yang berbeda tergantung
dan bahan kimia penyusunnya, jenis makanan yang dibungkus (asam,
berlemak ), lama kontak dan suhu makanan saat disimpan (Anonim, 2008).

2.1.2. Jenis-Jenis Plastik

5
B. Seputar Sampah Plastik
2.2.1. Sampah Plastik
Plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya.
Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi
terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan
suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu,
plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, dan biaya pembuatan
murah.
Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis
plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene
(HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan
sebagai botol plastic minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
Di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah
bagi lingkungan. Penyebabnya adalah sifat plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan
ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian
dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik.
Namun, cara ini tidak terlalu efektif.
Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di
tempat penampungan sampah. Mengolah sampah plastik kresek menjadi
kantong kresek lagi atau produk plastik lower grade lainnya merupakan
salah satu usaha untuk menanggulangi masalah sampah plastik.

Gambar Life-
cycle botol
plastik
(Macklin, B.
P., 2009)

6
2.2.2. Pengolahan Sampah Plastik
Setiap jenis plastik memiliki sistem pengolahan sendiri. Untuk plastik jenis
LDPE, HDPE,
PET, PVC, PS, dan PP Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam mendaur
ulang plastik, yaitu:
1. Bersihkan plastik dari kontaminer seperti kertas, ataupun tipe plastik yang
lain (biasanya berasal dari label plastik atau sisa isi yang masih melekat).
Untuk membersihkan bisa menggunakan cutter maupun dicuci sampai
benar-benar bersih dari kontaminer.
2. Pipihkan plastik (bila berongga seperti botol) dengan cara menginjaknya
atau menggunakan mesin pres.
3. Masukkan ke dalam mesin perajang plastik.
4. Pilah kembali serpihan plastik untuk membedakan tiap tipe plastik. Media
yang digunakan adalah air atau minyak goreng.
Berikut identifikasi yang dapat dilakukan untuk membantu membedakan
antar tipe plastik:
5. Plastik yang telah dibedakan tipenya (tenggelam dan mengapung),
dipisahkan
untuk diproses sesuai dengan tipenya.
Serpihan akan dimasukkan ke dalam mesin peleleh (melting). Temperatur
yang digunakan untuk masing-masing tipe plastik
Tabel 1 Media Pemilahan Plastik

Tabel 2 Temperatur Leleh Plastik

7
6. Setelah diproses pada mesin melting, hasil yang keluar berupa strand
yang kemudian
dipotong dengan menggunakan mesin pellet. Dan dihasilkan bijih plastik.
Sedangkan untuk Plastik Multilayer, diproses dengan pengecoran, berikut
keterangan proses pengolahan plastik jenis multilayer:
1. Cuci plastik multilayer dan bersihkan dari sisa kotoran yang masih
melekat. Misalkan untuk sachet sampo bersihkan dari sisa sampo yang
masih ada.
2. Keringkan dengan cara dijemur sampai kering.
3. Setelah kering, bakar plastik multilayer sampai semua kandungan plastik
leleh. Setelah kandungan plastik leleh, yang tersisa adalah kandungan
alumunium (logam).
4. Kandungan logam yang tersisa akan dilelehkan dengan menggunakan
tungku pemanas dengan temperatur 7000C untuk alumunium, 15000C untuk
besi, dan > 15000C untuk baja. Hasil lelehan logam dicetak lalu dinginkan.

8
2.2.3. Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi
tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada
pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi. Produk utama dari
pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Arang
yang terbentuk dapat digunakan untuk bahan bakar ataupun digunakan
sebagai karbon aktif. Sedangkan minyak yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai zat additif atau campuran dalam bahan bakar. Sedangkan gas yang
terbentuk dapat dibakar secara langsung (A.S Chaurasia., B.V Babu., 2005).
Pirolisis plastik yang pernah dilakukan oleh Purwanti adalah dari
100 gram kantung plastik yang diolah pada suhu 4000C dalam waktu dua
jam, diperoleh cairan mirip minyak bumi sekitar 75 gram (Purwanti Ani dan
Sumarni, 2008.). Adapun gas bakar yang didapat mencapai 116 ml per gram
plastik bekas. Adanya kelemahan sistem batch, maka dikembangkan sistem
"sinambung", dengan konstruksi agak berbeda. Pemanasan dilakukan
dengan listrik, dibantu dengan nyala gas hasil pirolisis, dan sistem
pendingin ditingkatkan. Pada proses ini, hasil cair yang diperoleh 79%-83%
dari berat plastik yang dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis, dengan panas
dari luar yang dapat dikurangi 10%-15%.
Berdasarkan analisa yang pernah dilakukan Lembaga Minyak dan
Gas Bumi (Lemigas), minyak dari plastik bekas ini memiliki sifat tidak
jenuh. Artinya, perbandingan antara karbon dan hidrogen tidak seimbang
sehingga ada mata rantai yang tidak terisi. Minyak berwarna kuning
kecokelatan, tetapi sudah bisa untuk bahan bakar kompor atau obor
(Purwanti Ani dan Sumarni, 2008). Minyak hasil pirolisis ini mudah
terbakar, mengeluarkan jelaga, dan baunya merangsang. Minyak pirolisis ini
dapat diolah lagi supaya mempunyai sifat jenuh dan stabil (Boy Macklin
Pareira, 2009).
Pranata, J.(2008) meneliti tentang minyak pirolisis dari plastik
polietilena, hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak pirolisis dari
plastik polietilena mempunyai densitas 939 kg/m3 atau lebih berat dari
minyak tanah. Minyak bakar ini mempunyai ignition point 30,4oC sehingga

9
sangat mudah dinyalakan. Komponen utama minyak pirolisis dari plastik
polietilena adalah styrene monomer yang kadarnya hampir 64%. Sedangkan
lebih dari 80% minyak pirolisis ini terdiri dari styrene. Karakteristik bahan
bakar sampah plastik khususnya plastik polietilena.
Skodars,G.,et al.(2006) telah melakukan penelitian mengenai
pengaruh temperatur dan waktu terhadap hasil char pada proses pirolisis,
dimana semakin tinggi temperatur setelah melewati temperatur puncak,
reaktifitas dari char akan menurun. Sedangkan komponen waktu tidak
terlalu berpengaruh terhadap terhadap reaktifitas dari char. Oleh karena itu
salah satu variasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah variasi suhu.

Tabel 2.4. Karakteristik Bahan Bakar dari Sampah Plastik Polietilena

Sumber : Pranata, J., 2008

10
2.3. Pengujian Karakteristik Minyak Pirolisis
2.3.1. Viskositas
Fluida yang mengalir melalui sebuah pipa dapat dipandang terdiri
atas lapisanlapisan tipis zat alir yang bergerak dengan laju berbedabeda
sebagai akibat adanya gaya kohesi maupun adhesi. Gesekan internal di
dalam fluida dinyatakan dengan besaran viskositas atau kekentalan dengan
satuan poise.
Viskositas juga bisa diartikan kemampuan suatu zat untuk mengalir
pada suatu media tertentu. Salah satu cara untuk mengukur besarnya nilai
viskositas zat cair adalah dengan menggunakan viskosimeter oswald. Cara
pengukuran dengan cara viskosimeter oswald adalah dengan cara
membandingkan dua jenis fluida yaitu aquadest dengan zat cair lainnya,
masing-masing dengan kekentalan a dan x, keduanya memiliki volume
yang sama dan mengalir melalui pipa yang ukurannya sama. Karena kedua
zat alir memiliki volume yang sama tetapi kekentalannya berbeda, maka
debit keduanya juga berbeda, misalkan Qa dan Qx.
Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk mengalirkan aquadest dan
zat cair tersebut dengan volume yang sama juga berbeda, misalkan ta dan tx.
Dengan demikian maka: Pada penilitian ini viskositas diukur hanya pada
kondisi kamar. dimana :
(2.1)

a = kekentalan air
x = kekentalan zat cair
ta = waktu alir zat cair
tx = waktu alir air
a = massa jenis air
x = massa jenis zat cair

11
Tabel 2.3. Viskositas beberapa fluida

2.3.2. Massa jenis

Massa jenis atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata suatu benda adalah total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis yang lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(http://www.en.wikipedia.orgs,2009).
Satuan SI massa jenis adalah kg/m3. Massa jenis berfungsi untuk
menentukan suatu zat karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Suatu zat berapapun massanya dan berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah:

.................................................................................... (2.2)
Dimana :
= massa jenis (kg/m3)
m = massa (kg)
V = volume (m3)
Massa jenis berbagai fluida dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini

12
Tabel 2.1. Massa jenis berbagai fluida

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tahapan Penelitian


3.1.1.Alat Peraga :
Skema Alat 1 :

Kondensor
alami (Es)
Pirolisis

2. Pipa

Perlu lagi Tiang Penyangga


1. Drum
penyulingan

Bahan-Bahan Alat Peraga:

1. Drum, harganya sekitar Rp 150.000


2. Pipa besi, harganya sekitar Rp 200.000
3. Biaya las, harganya sekitar Rp 100.000
Total dari pembuatan alat peraga tersebut adalah Rp 450.000

Proses pirolisis
1. Pertama-tama, masukkan plastik jenis PET atau LDPE ke dalam drum.
Kemudian dipanaskan sekitar 400oc.
2. Waktu dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya bahan drum tersebut.
3. Kondensasi menggunakan es atau bahan alami yang dimasukkan ke
dalam pipa atau saluran vertikal.
4. Setelah dikondensasi, plastik yang sudah menjadi gas berubah menjadi
cair yaitu bahan BBM yang belum disuling (masih menyatu).
5. Hasilnya, 50% bensin; 30% solar; 20% minyak tanah. Bahan plastik
yang bagus adalah dari PET karena menghasilkan BBM dari 1 kg
menjadi 1 liter, sedangkan LDPE (kantong kresek) hanya sekitar 0,5
liter dari 1 kg.

Unsur pemisahan ( Bensin, Solar, Minyak Tanah)

Faktor- faktor yang mempengaruhi :


14
- Tebal flat drum (Semakin tebal semakin lama untuk dipirolisis)
- Faktor jenis plastik, contohnya PET, LDPE(kantong kresek).
Skema alat 2 :
Menggunakan alat dari tabung gas 12kg, pipa besi, kondensor 3 buah,
selang, wadah hasil pirolisis(total bahan siap pake kira-kira Rp 1,5 Juta
rupiah) belum termasuk biodigester.
Memakai prinsip,yaitu berat jenis dan panjang rantai karbon(berat jenis
paling berat serta rantai karbon paling pendek menjadi minyak tanah,yang
tengah menjadi solar dan yang paling ringan serta rantai karbon paling
panjang menjadi bensin). Sehingga, dari total 9 Kg sampah plastic dari PET
dihasilkan: 4,5 liter bensin,2,7 liter solar dan 1,8 liter minyak tanah).

50%

25cm

30%

25cm

20%

25cm
V

TABUNG
GAS MINYAK

TANAH SOLAR BENSIN

BIODIGESTER

15
3.2. Teknik Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan disini berdasarkan survei ke lapangan,


kemudian berdasarkan literatur yang sudah ada lalu dikembangkan.

3.2.1. Diagram alur penelitian

Mulai

Survei dan Observasi ke


TPA,TPS, Bank Sampah.

Survei ke pelaku usaha


(Home Industri, Industri
Seni)

Rancangan Alat Tipe sederhana Analisa ->Hasil

Tipe Semi Modern

Kesimpulan
dan Saran

16
3.2.2. Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Bulan


1 2 3 4
1 Survei dan Identifikasi Masalah
2 Pembuatan Proposal
3 Alat Peraga
4 Uji Alat
5 Analisa Data
6 Penyusunan Laporan

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian

Plastik yang sebelumnya dibagi kedalam beberapa jenis, seperti PET


(polyethylene terephthalate); HDPE (high density polyethylene); PVC
(polyvinyl chloride); LDPE (low density polyethylene); PP (polypropylene);
dsb. Kemudian, dipilihlah dari beberapa plastik tersebut yang mudah untuk
didaur ulang dan olah kembali yaitu PET yang biasanya dipakai untuk
mengemas botol air mineral dan LDPE (kantong kresek). Jenis plastik
tersebut cocok untuk dilakukan pirolisis karna mudah untuk meleleh. Hasil
dari proses pirolisis yang dilakukan pada PET lebih banyak daripada LDPE
yaitu sebanyak 1 liter, sedangkan LDPE sebanyak 0,5 liter. Adapun, warna
plastik atau kresek yang lebih baik yaitu plastik yang berwarna bening,
karena faktor sablon atau pewarna juga mempengaruhi jumlah bahan bakar
yang dihasilkan dari pirolisis tersebut.

Adapun, Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi
tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Produk utama dari pirolisis
yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Setelah
dilakukan banyak penelitian mengenai pirolisis ini, ternyata masih ada
kelemahan. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian
tersebut tetapi dengan lebih baik lagi.
Persamaan pemanfaatan limbah plastik antara sekunder dan tersier,
yaitu sama-sama harus steril atau bersih dari benda asing, dan mengalami
proses pirolisis. Sedangkan, perbedaannya jika sekunder setelah pirolisis
mengalami kondensasi, tetapi dalam bentuk padat. Sedangkan, tersier
setelah mengalami kondensasi berubah menjadi cair berupa BBM.
Penulis mencoba melakukan pirolisis dengan menggunakan alat
yang sederhana, tetapi dengan prinsip yang lebih baik daripada sebelumnya.
Hasil daripada pirolisis tersebut berupa minyak tanah, solar, bensin. Hal
tersebut didasarkan pada teori kimia hidrokarbon untuk membuat minyak
bumi dengan memisahkannya berdasrkan tingkatan suhu tertentu. Di sini
juga sama, sebelum jadi bahan yang mirip minyak bumi sama seperti
penelitian sebelumnya harus dilakukan pemanasan dengan suhu yang tinggi
juga disertai dengan pendinginan oleh reaktor pendingin (saluran pipa yang

18
diisi oleh es). Pemanasan tersebut dilakukan dengan kompor yang terbuat
dari biodigester, agar terciptanya zero waste. Selain dari sampah an organik,
juga dari sampah organik yang ada dalam biodigester.

4.2. Analisa yang diperoleh dari penelitian


Analisa Ekonomi
- Harga bensin sekitar Rp 7.000/liter. Sedangkan, harga PET/ kg
dipasaran pengepul adalah Rp 2000/kg. Seperti kita ketahui, dari
hasil percobaan proses pirolisis dari 1 kg PET menghasilkan 1liter
BBM (0,5 liter bensin, 0,3 liter solar, dan 0,2 liter minyak tanah).
Jadi, ada keuntungan atau selisih harga sekitar Rp 5.000 dari harga
BBM dipasaran.
- Dari LDPE (kantong kresek) dihasilkan sekitar 0,5 liter dari 1 kg
sampah LDPE (kantong kresek) tersebut. Sedangkan, harga sampah
kantong kresek atau limbah kantong kresek di pengepul sekitar Rp
500. Jadi, dari percobaan pirolisis tersebut ada selisih Rp 3000
dibanding harga BBM dipasaran.
- Jadi, masyarakat bisa mengambil manfaatnya sebagai energi
alternatif juga sebagai pelaku usaha, terutama berusaha menghadapi
MEA.

Analisa Sosial :
- Perlakuan masyarakat terhadap sampah plastik akan lebih baik
disbanding sebelumnya, selain itu lebih tertib dalam membuang
sampah, terutama lebih memanfaatkan daripada sampah itu dibuang.

Analisa Lingkungan :
- Sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai di tanah. Oleh
karena itu, dengan dimanfaatkannya sampah plastik menjadi
bermanfaat lingkungan juga menjadi lebih bersih dan terjaga
disbanding sebelumnya.

19
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan semua data dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat


disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Cara pembuatan bahan bakar ramah lingkungan dengan
menggunakan proses pirolisis adalah jenis plastik PET yang
biasanya digunakan untuk kemasan air mineral, karena
mudah untuk dilelehkan sehingga cocok untuk dilakukan
pirolisis. Plastik tersebut dimasukkan ke dalam reactor
kemudian dipanaskan dengan suhu yang tinggi sampai proses
perekahan tersebut selesai. Uap yang dihasilkan dari proses
pirolisis tersebut diembukan sehingga terbentuk cairan yang
mirip seperti bensin. Namun, gas yang dihasilkan tidak dapat
ditampung oleh sistem, sehingga gas tersebut dikeluarkan
melalui saluran (pipa) dari 1 Kg dihasilkan 900 ml bahan
bakar atau mendekati 1 liter dengan komposisi 50%
bensin,30% solar dan 20% minyak tanah
2. Plastik jenis PET tersebut setelah dilakukan uji kerja pirolisis
menghasilkan zat cair yang mirip bensin, setelah dilakukan
pemisahan berdasarkan ketinggian/ jarak tertentu sehingga
suhu yang ada di dalam tiap wadah berbeda dan berat jenis
serta panjang rantai karbon. Pada gambar skema uji kerja
pirolisis sebelumnya, 50% bensin yang terbentuk ada pada
ketinggian 75cm, sedangkan solar pada ketinggian 50cm, dan
minyak tanah pada ketinggian 25cm.

20
3. Terdapat beberapa analisa dari penelitian tersebut, seperti
analisa ekonomi; analisa sosial; dan analisa lingkungan.
Hasil dari analisa ekonomi, percobaan pirolisis memiliki
keuntungan biaya yang lebih jika dibangkan harga BBM
dipasaran. Sedangkan, analisa sosial dan lingkungan juga
sama memiliki keuntungan terutama terciptanya lingkungan
yang bersih dan terjaga dari energi alternatif tersebut.

5.2. Saran

Adapun yang dapat menjadi saran untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Perlu dilakukan pengujian untuk plastik jenis lainnya.


2. Penelitian yang sudah dilakukan, semoga bisa menjadi manfaat bagi
semuanya, agar tercipta zero waste dan energi alternatif.

21
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, J., 2010, Uji sifat minyak pirolisis dan uji performasi Kompor
berbahan bakar minyak pirolisis dari Sampah plastik.

Besler, S., Williams, T.P. 1996, The influence of Temperature and


Heating. Journal of Analytical and Applied Pyrolysis. 89, 333-339.

Chaurasia, A.S., & Babu, B.V.,2004,Influence of product yield, Heating


Conditions and Converstion on Pyrolysis of Biomass Journal of Analytical
and Applied Pyrolysis. 87, 305-308.

Covey, G.H.,et al,. 2001, Turning Mixed Plastic Wastes Into a Useable
liquid Fuel, Department of Chemical Engineering, University of Melbourne,
Victoria, Australia.

http://www.en.wikipedia.orgs,2009

22

Anda mungkin juga menyukai