Innovation 2016
DARI SAMPAH PLASTIK MENJADI
BBM RAMAH LINGKUNGAN
Disusun Oleh :
BANDUNG
2016
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat Allah swt.
yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.
beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga karya tulis ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Warya Zakarilya, M.Pd. selaku Kepala SMA
Negeri 9 Bandung.
2. Ibu Eni Sukaeni, M.Pd. selaku pembimbing dalam penulisan
lomba karya ilmiah ini.
3. Ibu Hj. Mulia Sari, S.Pd, M.Pfis selaku guru fisika yang
senantiasa menyuport penulis dalam lomba ini.
4. Guru-guru yang ada di SMAN 9 Bandung yang telah
memberikan dukungan bagi kami dalam perlombaan ini
5. Bapak Ade Setiawan, selaku orang tua penulis yang telah
memberitahu adanya perlombaan ini dan senantiasa menyuport
penulis.
6. Teman-teman penulis baik di SMA Negeri 9 Bandung,
ekstrakurikuler PRISMAN, maupun kelas XII-MIA 4 yang
telah menyuport kami.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini
yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.
iii
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat
pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Dengan segala
keterbatasan penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan karya ilmiah ini dan masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian pada umumnya.
Aamiin.
Penulis
iv
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
ABSTRAKSI ...vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3
v
3.2.2. Jadwal Penelitian ...17
vi
ABSTRAK
vii
masyarakat tidak lagi menggantungkan kebutuhan energi atau
BBM kepada pemerintah,tetapi sudah berswasembada energi,
sehingga masyarakat terutama di hulu (pedesaan) lebih bersiap
dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
viii
sisa pembakaran dialirkan melalui pipa yang terbuat dari besi,
dalam pipa ini terjadi proses perekangan atau cracking. Kemudian
gas tersebut dikondensasikan menjadi cair, hasil kondensasi inilah
berupa bahan bakar yang setara dengan solar dan bensin ,
didapatkan pula dari hasil eksperimen ini, jenis-jenis plastik yang
ideal serta menghasilkan bahan bakar yang lebih banyak dari tipe
dan jenis plastik lainnya, yakni: jenis PET, berupa sampah plastik
kemasan minuman(seperti: aqua botol), dari hasil eksperimen
dari 1(satu) kg sampah plastik PET dihasilkan 900ml bahan bakar,
sedangkan dari sampah seperti kantong kresek (LDPE)
dihasilkan bahan bakar sedikit ,yakni sebanyak 500 ml.
Diharapkan prototype ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
banyak, sehingga sampah plastik tidak merajarela lagi, dan
dibuang secara sembarangan, sebaliknya menjadi bermanfaat bagi
kehidupan.
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan dasar manusia, yang terus meningkat
sejalan dengan tingkat kehidupannya. Bahan bakar minyak (BBM)
memegang posisi yang sangat dominan dalam pemenuhan kebutuhan energi
nasional. Komposisi konsumsi energi nasional saat ini adalah BBM :
52,50%; Gas : 19,04%; Batubara : 21,52%; Air :3,73%; Panas Bumi :
3,01%; dan Energi Baru : 0,2%. Kondisi demikian terjadi sebagai akibat
dari kebijakan subsidi masa lalu terhadap bahan bakar minyak dalam upaya
memacu percepatan pertumbuhan ekonomi.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa produksi minyak bumi
Indonesia mengalami penurunan akibat adanya penurunan secara alamiah
dan semakin menipisnya cadangan. Menurunnya produksi minyak mentah
kita dan tingginya harga minyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap
kemampuan anggaran pembangunan. Selama ini bahan bakar minyak di
Indonesia masih disubsidi oleh negara (melalui APBN), sehingga menjadi
beban yang sangat berat bagi pemerintah. Untuk mengurangi beban subsidi
tersebut pemerintah berusaha mengurangi ketergantungan kepada energi
bahan bakar minyak, dengan mencari dan mengembangkan sumber energi
lain yang murah dan mudah didapat.
Disisi lain, masalah yang sangat vital dan utama di kota-kota besar
yaitu masalah sampah. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu sampah organik
dan sampah an organik. Sementara itu, contoh sampah an organik yaitu
plastik. Plastik adalah salah satu jenis polimer yang bahan dasarnya secara
umum adalah polipropilena (PP), polietilena (PE), polistirena (PS), poli
metil metakrilat (PMMA), high density polyethylene (HDPE) dan poli
vinilklorida (PVC). Plastik hingga saat ini masih merupakan bahan yang
banyak digunakan oleh kalangan industri maupun rumah. Penggunaan
plastik yang sangat tinggi memunculkan akibat terjadinya penumpukan
1
sampah plastik, dan sampah plastik merupakan sampah yang tidak mudah
diuraikan secara cepat oleh mikroorganisme.
2
1.2. Perumusan Masalah
Cara mengubah sampah plastik menjadi BBM ramah lingkungan.
Pemafaatan sampah plastik secara umum dan mempelajari
karakteristik plastik pada umumnya,yakni: thermoplasma dan
thermoplastic,titik leleh dan masa jenis serta sifat kimia BBM.
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Manfaat Penelitian
3
memanfaatkannya dan lebih tertib dalam membuang
sampah.
5. Manfaat lingkungan,menciptakan lingkungan lebih
bersih,asri,terbebas dari sampah,sehingga tercipta
lingkungan yang tertib dalam mengelola sampah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
B. Seputar Sampah Plastik
2.2.1. Sampah Plastik
Plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya.
Secara umum, plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi
terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi, ketahanan
suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu,
plastik juga ringan, mudah dalam perancangan, dan biaya pembuatan
murah.
Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis
plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene
(HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan
sebagai botol plastic minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
Di balik segala kelebihannya, limbah plastik menimbulkan masalah
bagi lingkungan. Penyebabnya adalah sifat plastik yang tidak dapat
diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasinya, para pakar lingkungan dan
ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian
dan tindakan. Salah satunya dengan cara mendaur ulang limbah plastik.
Namun, cara ini tidak terlalu efektif.
Hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang, sisanya menggunung di
tempat penampungan sampah. Mengolah sampah plastik kresek menjadi
kantong kresek lagi atau produk plastik lower grade lainnya merupakan
salah satu usaha untuk menanggulangi masalah sampah plastik.
Gambar Life-
cycle botol
plastik
(Macklin, B.
P., 2009)
6
2.2.2. Pengolahan Sampah Plastik
Setiap jenis plastik memiliki sistem pengolahan sendiri. Untuk plastik jenis
LDPE, HDPE,
PET, PVC, PS, dan PP Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam mendaur
ulang plastik, yaitu:
1. Bersihkan plastik dari kontaminer seperti kertas, ataupun tipe plastik yang
lain (biasanya berasal dari label plastik atau sisa isi yang masih melekat).
Untuk membersihkan bisa menggunakan cutter maupun dicuci sampai
benar-benar bersih dari kontaminer.
2. Pipihkan plastik (bila berongga seperti botol) dengan cara menginjaknya
atau menggunakan mesin pres.
3. Masukkan ke dalam mesin perajang plastik.
4. Pilah kembali serpihan plastik untuk membedakan tiap tipe plastik. Media
yang digunakan adalah air atau minyak goreng.
Berikut identifikasi yang dapat dilakukan untuk membantu membedakan
antar tipe plastik:
5. Plastik yang telah dibedakan tipenya (tenggelam dan mengapung),
dipisahkan
untuk diproses sesuai dengan tipenya.
Serpihan akan dimasukkan ke dalam mesin peleleh (melting). Temperatur
yang digunakan untuk masing-masing tipe plastik
Tabel 1 Media Pemilahan Plastik
7
6. Setelah diproses pada mesin melting, hasil yang keluar berupa strand
yang kemudian
dipotong dengan menggunakan mesin pellet. Dan dihasilkan bijih plastik.
Sedangkan untuk Plastik Multilayer, diproses dengan pengecoran, berikut
keterangan proses pengolahan plastik jenis multilayer:
1. Cuci plastik multilayer dan bersihkan dari sisa kotoran yang masih
melekat. Misalkan untuk sachet sampo bersihkan dari sisa sampo yang
masih ada.
2. Keringkan dengan cara dijemur sampai kering.
3. Setelah kering, bakar plastik multilayer sampai semua kandungan plastik
leleh. Setelah kandungan plastik leleh, yang tersisa adalah kandungan
alumunium (logam).
4. Kandungan logam yang tersisa akan dilelehkan dengan menggunakan
tungku pemanas dengan temperatur 7000C untuk alumunium, 15000C untuk
besi, dan > 15000C untuk baja. Hasil lelehan logam dicetak lalu dinginkan.
8
2.2.3. Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi
tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada
pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi. Produk utama dari
pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Arang
yang terbentuk dapat digunakan untuk bahan bakar ataupun digunakan
sebagai karbon aktif. Sedangkan minyak yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai zat additif atau campuran dalam bahan bakar. Sedangkan gas yang
terbentuk dapat dibakar secara langsung (A.S Chaurasia., B.V Babu., 2005).
Pirolisis plastik yang pernah dilakukan oleh Purwanti adalah dari
100 gram kantung plastik yang diolah pada suhu 4000C dalam waktu dua
jam, diperoleh cairan mirip minyak bumi sekitar 75 gram (Purwanti Ani dan
Sumarni, 2008.). Adapun gas bakar yang didapat mencapai 116 ml per gram
plastik bekas. Adanya kelemahan sistem batch, maka dikembangkan sistem
"sinambung", dengan konstruksi agak berbeda. Pemanasan dilakukan
dengan listrik, dibantu dengan nyala gas hasil pirolisis, dan sistem
pendingin ditingkatkan. Pada proses ini, hasil cair yang diperoleh 79%-83%
dari berat plastik yang dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis, dengan panas
dari luar yang dapat dikurangi 10%-15%.
Berdasarkan analisa yang pernah dilakukan Lembaga Minyak dan
Gas Bumi (Lemigas), minyak dari plastik bekas ini memiliki sifat tidak
jenuh. Artinya, perbandingan antara karbon dan hidrogen tidak seimbang
sehingga ada mata rantai yang tidak terisi. Minyak berwarna kuning
kecokelatan, tetapi sudah bisa untuk bahan bakar kompor atau obor
(Purwanti Ani dan Sumarni, 2008). Minyak hasil pirolisis ini mudah
terbakar, mengeluarkan jelaga, dan baunya merangsang. Minyak pirolisis ini
dapat diolah lagi supaya mempunyai sifat jenuh dan stabil (Boy Macklin
Pareira, 2009).
Pranata, J.(2008) meneliti tentang minyak pirolisis dari plastik
polietilena, hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak pirolisis dari
plastik polietilena mempunyai densitas 939 kg/m3 atau lebih berat dari
minyak tanah. Minyak bakar ini mempunyai ignition point 30,4oC sehingga
9
sangat mudah dinyalakan. Komponen utama minyak pirolisis dari plastik
polietilena adalah styrene monomer yang kadarnya hampir 64%. Sedangkan
lebih dari 80% minyak pirolisis ini terdiri dari styrene. Karakteristik bahan
bakar sampah plastik khususnya plastik polietilena.
Skodars,G.,et al.(2006) telah melakukan penelitian mengenai
pengaruh temperatur dan waktu terhadap hasil char pada proses pirolisis,
dimana semakin tinggi temperatur setelah melewati temperatur puncak,
reaktifitas dari char akan menurun. Sedangkan komponen waktu tidak
terlalu berpengaruh terhadap terhadap reaktifitas dari char. Oleh karena itu
salah satu variasi pada penelitian yang akan dilakukan adalah variasi suhu.
10
2.3. Pengujian Karakteristik Minyak Pirolisis
2.3.1. Viskositas
Fluida yang mengalir melalui sebuah pipa dapat dipandang terdiri
atas lapisanlapisan tipis zat alir yang bergerak dengan laju berbedabeda
sebagai akibat adanya gaya kohesi maupun adhesi. Gesekan internal di
dalam fluida dinyatakan dengan besaran viskositas atau kekentalan dengan
satuan poise.
Viskositas juga bisa diartikan kemampuan suatu zat untuk mengalir
pada suatu media tertentu. Salah satu cara untuk mengukur besarnya nilai
viskositas zat cair adalah dengan menggunakan viskosimeter oswald. Cara
pengukuran dengan cara viskosimeter oswald adalah dengan cara
membandingkan dua jenis fluida yaitu aquadest dengan zat cair lainnya,
masing-masing dengan kekentalan a dan x, keduanya memiliki volume
yang sama dan mengalir melalui pipa yang ukurannya sama. Karena kedua
zat alir memiliki volume yang sama tetapi kekentalannya berbeda, maka
debit keduanya juga berbeda, misalkan Qa dan Qx.
Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk mengalirkan aquadest dan
zat cair tersebut dengan volume yang sama juga berbeda, misalkan ta dan tx.
Dengan demikian maka: Pada penilitian ini viskositas diukur hanya pada
kondisi kamar. dimana :
(2.1)
a = kekentalan air
x = kekentalan zat cair
ta = waktu alir zat cair
tx = waktu alir air
a = massa jenis air
x = massa jenis zat cair
11
Tabel 2.3. Viskositas beberapa fluida
Massa jenis atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan
volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata suatu benda adalah total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis yang lebih tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(http://www.en.wikipedia.orgs,2009).
Satuan SI massa jenis adalah kg/m3. Massa jenis berfungsi untuk
menentukan suatu zat karena setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Suatu zat berapapun massanya dan berapapun volumenya akan memiliki
massa jenis yang sama. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah:
.................................................................................... (2.2)
Dimana :
= massa jenis (kg/m3)
m = massa (kg)
V = volume (m3)
Massa jenis berbagai fluida dapat dilihat pada tabel 2.4 berikut ini
12
Tabel 2.1. Massa jenis berbagai fluida
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Kondensor
alami (Es)
Pirolisis
2. Pipa
Proses pirolisis
1. Pertama-tama, masukkan plastik jenis PET atau LDPE ke dalam drum.
Kemudian dipanaskan sekitar 400oc.
2. Waktu dipengaruhi oleh tebal atau tipisnya bahan drum tersebut.
3. Kondensasi menggunakan es atau bahan alami yang dimasukkan ke
dalam pipa atau saluran vertikal.
4. Setelah dikondensasi, plastik yang sudah menjadi gas berubah menjadi
cair yaitu bahan BBM yang belum disuling (masih menyatu).
5. Hasilnya, 50% bensin; 30% solar; 20% minyak tanah. Bahan plastik
yang bagus adalah dari PET karena menghasilkan BBM dari 1 kg
menjadi 1 liter, sedangkan LDPE (kantong kresek) hanya sekitar 0,5
liter dari 1 kg.
50%
25cm
30%
25cm
20%
25cm
V
TABUNG
GAS MINYAK
BIODIGESTER
15
3.2. Teknik Pengumpulan data
Mulai
Kesimpulan
dan Saran
16
3.2.2. Jadwal Penelitian
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian
Adapun, Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi
tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Produk utama dari pirolisis
yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Setelah
dilakukan banyak penelitian mengenai pirolisis ini, ternyata masih ada
kelemahan. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian
tersebut tetapi dengan lebih baik lagi.
Persamaan pemanfaatan limbah plastik antara sekunder dan tersier,
yaitu sama-sama harus steril atau bersih dari benda asing, dan mengalami
proses pirolisis. Sedangkan, perbedaannya jika sekunder setelah pirolisis
mengalami kondensasi, tetapi dalam bentuk padat. Sedangkan, tersier
setelah mengalami kondensasi berubah menjadi cair berupa BBM.
Penulis mencoba melakukan pirolisis dengan menggunakan alat
yang sederhana, tetapi dengan prinsip yang lebih baik daripada sebelumnya.
Hasil daripada pirolisis tersebut berupa minyak tanah, solar, bensin. Hal
tersebut didasarkan pada teori kimia hidrokarbon untuk membuat minyak
bumi dengan memisahkannya berdasrkan tingkatan suhu tertentu. Di sini
juga sama, sebelum jadi bahan yang mirip minyak bumi sama seperti
penelitian sebelumnya harus dilakukan pemanasan dengan suhu yang tinggi
juga disertai dengan pendinginan oleh reaktor pendingin (saluran pipa yang
18
diisi oleh es). Pemanasan tersebut dilakukan dengan kompor yang terbuat
dari biodigester, agar terciptanya zero waste. Selain dari sampah an organik,
juga dari sampah organik yang ada dalam biodigester.
Analisa Sosial :
- Perlakuan masyarakat terhadap sampah plastik akan lebih baik
disbanding sebelumnya, selain itu lebih tertib dalam membuang
sampah, terutama lebih memanfaatkan daripada sampah itu dibuang.
Analisa Lingkungan :
- Sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai di tanah. Oleh
karena itu, dengan dimanfaatkannya sampah plastik menjadi
bermanfaat lingkungan juga menjadi lebih bersih dan terjaga
disbanding sebelumnya.
19
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
20
3. Terdapat beberapa analisa dari penelitian tersebut, seperti
analisa ekonomi; analisa sosial; dan analisa lingkungan.
Hasil dari analisa ekonomi, percobaan pirolisis memiliki
keuntungan biaya yang lebih jika dibangkan harga BBM
dipasaran. Sedangkan, analisa sosial dan lingkungan juga
sama memiliki keuntungan terutama terciptanya lingkungan
yang bersih dan terjaga dari energi alternatif tersebut.
5.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, J., 2010, Uji sifat minyak pirolisis dan uji performasi Kompor
berbahan bakar minyak pirolisis dari Sampah plastik.
Covey, G.H.,et al,. 2001, Turning Mixed Plastic Wastes Into a Useable
liquid Fuel, Department of Chemical Engineering, University of Melbourne,
Victoria, Australia.
http://www.en.wikipedia.orgs,2009
22