Anda di halaman 1dari 3

Senge mencatat tujuh penyakit yang menghambat pembelajaran (learning

disabilities) yaitu:
a. I am my position : kebiasaan melihat masalah dari sudut kepentingan sendiri
ketimbang keseluruhan kepentingan didalam satu sistem. Semua boleh berubah,
kecuali posisiku. Perilaku melihat masalah dari sudut pandang sendiri; tidak melihat
kepentingan menyeluruh yang lebih besar.
b. The enemy is out there: kebiasaan melihat kesalahan pada pihak lain, diluar diri
sendiri, sebagai kambing hitam.
c. The illusion of taking charge: kebiasaan sibuk bekerja tanpa mencari akar sebab dari
masalah untuk memecahkan pada skala yang lebih luas.
d. The fixation on events: kebiasaan melihat masalah pada peristiwa masa kini saja,
ketimbang pada sebabnya yang berada jauh di belakang, dan dampaknya ke masa
depan yang panjang.
e. The parable of the boiled frog: kebiasaan menyesuaikan diri dengan sebab-sebab
masalah yang kecil hingga sebab-sebab tersebut menumpuk, membesar, dan
melumpuhkan kemampuan diri untuk mengatasinya.
f. The delusion of learning from experience: kebiasaan untuk hanya belajar dari
pengalaman sendiri, bukan dari pengalaman pihak yang terkena dampak sesuatu
keputusan.
g. The myth oh the management team: kebiasaan membentuk kelompok kerja untuk
menangani sesuatu masalah dimana para anggotanya secara sempit hanya
memperhatikan kepentingan diri dan satuan organisasinya, bukan kepentingan
keseluruhan organisasi yang menjangkau jauh kemasa depan.
Peter Senge (1995) mengemukakan definisi organisasi belajar sebagai suatu
disiplin untuk mengembangkan potensi kapabilitas individu dalam organisasi yang
dikenal dengan The Fifth Dicipline yang telah diterjemahkan oleh Adiarni (1996)
yang dikenal dengan Disiplin Kelima, sebagai berikut:

a. Berpikir Sistem (Systems Thinking)


Setiap usaha manusia, termasuk bisnis, merupakan sistem karena senantiasa
merupakan bagian dari jalinan tindakan atau peristiwa yang saling berhubungan,
meskipun hubungan itu tidak selalu tampak. Oleh karena itu organisasi harus
mampu melihat pola perubahan secara keseluruhan, dengan cara berpikir bahwa
segala usaha manusia saling berkaitan, saling mempengaruhi dan membentuk
sinergi.
b. Penguasaan Pribadi (Personal Mastery)
Penguasaan pribadi ini merupakan suatu disiplin yang antara lain menunjukan
kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi,
memfokuskan enerji, mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas secara
obyektif. Kenyataan menunjukkan bahwa seseorang memasuki suatu organisasi
dengan penuh semangat, tetapi setelah merasa mapan dalam organisasi itu lalu
kehilangan semangatnya. Oleh karena itu, disiplin ini sangat penting artinya bahkan
menjadi landasan untuk organisasi belajar.
c. Pola Mental (Mental Models)
Setiap orang mempunyai pola mental tentang bagaimana ia memandang dunia
di sekitarnya dan bertindak atas dasar asumsi atau generalisasi dari apa yang
dilihatnya itu. Seringkali seseorang tidak menyadari pola mental yang
mempengaruhi pikiran dan tindakannya tersebut. Oleh karena itu setiap orang perlu
berpikir secara reflektif dan senantiasa memperbaiki gambaran internalnya
mengenai dunia sekitarnya, dan atas dasar itu bertindak dan mengambil keputusan
yang sesuai.
d. Visi Bersama (Shared Vision)
Organisasi yang berhasil berusaha mempersatukan orang-orang berdasarkan
identitas yang sama dan perasaan senasib. Hal ini perlu dijabarkan dalam suatu visi
yang dimiliki bersama. Visi bersama ini bukan sekedar rumusan keinginan suatu
organisasi melainkan sesuatu yang merupakan keinginan bersama. Visi bersama
adalah komitmen dan tekad dari semua orang dalam organisasi, bukan sekedar
kepatuhan terhadap pimpinan.
e. Belajar Beregu (Team Learning)
Dalam suatu regu atau tim telah terbukti bahwa regu dapat belajar dengan
menampilkan hasil jauh lebih berarti daripada jumlah penampilan perorangan
masing-masing anggotanya. Belajar beregu diawali dengan dialog yang
memungkinkan regu itu menemukan jati dirinya. Dengan dialog ini berlangsung
kegiatan belajar untuk memahami pola interaksi dan peran masing-masing anggota
dalam regu. Belajar beregu merupakan unsur penting, karena regu bukan
perorangan merupakan unit belajar utama dalam organisasi.
Peter M. Senge. (1990). The Fifth Discipline. Doubleday

Organisms and organizations are susceptible to the following learning disabilities:

1. I am my position with this disability, individual units in the organization focus too
closely on their own positions and responsibilities, thus missing out on bigger pictures
and inter-unity.
2. The enemy is out there the disability enables us to find an external agent to blame
(no one can catch a ball in that darned field, the customers betrayed us)
3. The illusion of taking charge when reactivity is mistaken as proactivity
4. The fixation on events when conversations and media are dominated by short-
term events, leading to event explanations (instead of pattern explanations that
describe longer-term events)
5. The parable of the boiled frog where we do not see gradual changes, much like a
frog in a pot will relax into drowsiness as its water is slowly heated
6. The delusion of learning from experience because some effects are beyond the
current limits our awareness (e.g., effects in time, non-linear effects), we do not
experience many of the effects of our actions
7. The myth of the management team with this disability, management protects itself
from the threat of appearing uncertain or ignorant in the face of collective inquiry,
resulting in skilled incompetence (people who are incredibly proficient at keeping
themselves from learning)

Anda mungkin juga menyukai