1
Makalah I
Internet telah digunakan sebagai meida yang cukup handal untuk transmisi
data dengan batasan delay yang hampir atau bahkan tidak ada. Protokol TCP/IP
telah didesain untuk trafik jenis ini dan dapat bekerja dengan baik Meskipun
demikian, trafik multimedia yang telah dikompromikan dengan potensial
penggunaan trafik multicast, mempunyai karakteristik yang berbeda dan
pertimtaan yang lebih baik sehingga diperlukan penggunaan protocol yang
berbeda untuk mendukung pelayanannya. Misalnya : jika penerima harus
menunggu untuk transmisi ulang TCP, maka dimungkinkan akan ada waktu jeda
yang tidak dapat diterima, misalnya pada real-time data seperti audio, video atau
data-data lain yang sensitive terhadap delay.
Mekanisme kontrol TCP , Slow start, dapat menginterferensi data audio
dan video pada palyout rate. Ketika tidak ada diagram path yang tetap untuk aliran
melalui internet, maka tidak ada mekanisme yang dapat menjamin tersedianya
bandwith yang diperlukan untuk data multimedia antara pengirim dan penerima,
jadi kualitas dari layanan tidak dapat dijamin. Sebagai tambahan lagi TCP tidak
dapat mendukung timing informasi yang merupakan keperluan yang kritis utnuk
mendukung multimedia.
Aplikasi-aplikasi multimedia dapat menjadi awal dari kompleksitas TCP
dan digunakan didalam transport framework yang sederhana. Kebanyakan
algoritma playback tidak dapat mentolelir adanya kehilangan data yang lebih
banyak dari lengthy delay yang disebabkan oleh transmisi ulang dan juga tidak
dapat sebagai jaminan dalam pengantaran data secara sequensial. Beberapa
macam protocol telah dikembangkan untuk memperbaiki arsitekture internet dan
menigkatkan dukungan untuk aplikasi multimedia, seperti audio, video, dan
konfrensi interaktif multimedia. Protokol-rotokol yang dikembangkan tersebut
misalnya RTP, RTCP, RSVP dan RTSP. Protocol berorientasi real-time didesain
untuk dapat digunakan secara multicast atau unicast pada pelayanan jaringan.
2
Sejak beberapa aplikasi real-time dapat memelihara jaringan dan resource server
dengan menggunakan IP Multicast, Maka keperluan dan karakteristik khusus
harus dipertimbangkan dalam perancangan protocol. Seperti : scalability,
multicast routing, dan akomodasi pada penerima dengan jumlah banyak dan
heterogen.
Dengan mengikuti diskusi-diskusi tentang beberapa protocol yang
digunakan untuk aplikasi multimedia secara real-time, dapat dilihat bahwa
keandalan IP Multicast sangat dipertimbangkan. Keandalan pengantaran data
diperlukan oleh beberapa aplikasi real-time maupun aplikasi non-real-time. Pada
pelayanan unicast IP, deteksi dan koreksi kesalahan dalam layer TCP sangat
mendukung keandalannya. Untuk keandalan multicast, pendekatan baru dalam
tracking acknowledgment dan deteksi dan koreksi kesalahan telah diterapkan,
ketika sebuat IP multicast terkirim pada beribu-ribu penerima.
4 8 16 32 bits
3
RSVP header structure
Sebuah host penerima mengunakan RSVP untuk meminta sebuah QoS yang
spesifik dari jaringan untuk melakukan pengiriman straming bagian data dari
sumber data. Dasar dari RSVP reservation meminta spesifikasi untuk end-to-end
Qos yang dibutuhkan. (misalnya peak/average bandwitg dan delay bounds) dan
definisi dari set data paket untuk menerima Qos. RSVP berguna untk lingkunngan
dimana Qos reservation data didukung oleh kelokasi resource daripada
apenambahan resource. Untuk multicast, sebuah host mengirimkan pesan IGMP
untuk bergabung dalam sebuah group host dan kemudian megirimkan pesan
RSVP untuk mencadangkan resource selama mengirimkan data pada group
tersebut.
IGMP (Internet Group Management Protocol) digunakan oleh IP host untuk
melaporkan anggota group host-nya kepada beberapa mulcast router tetangga
secara cepat. IGMP merupakan bagian dari IP. IGMP harus diimplementasikan
oleh semua host yang besesuaian dengan spesifikasi level 2 dari IP multicast.
Pesan-pesan IGMP tercakup dalam datagram IP, dengan IP protokol nomer 2
(Compliant with IETF RFC1112, Aug 1989.)
4
Format dari Paket IGMP dapat ditunjukanan pada ilustrasi berikut ini
4 8 16 32 bits
Group address
5
Penggabungan IP Multicast dan RSVP request dapat dilihat pada ilustrasi berikut
ini
Source
RSVP request from Receiver 2
MR 3 MR 4
MR 2
Group Group
Group Member Member
Member (rcvr) MR 5 (rcvr)
(rcvr) 3 5
4
Group Group
Member Member
(rcvr) (rcvr)
1 2
6
Makalah II
7
ada pada jaringan, pengalamatan, aliran data, statistik, dan yang lebih spesial
adalah anomali pada jaringan. Dengan data-data ini maka seseorang tampa
pengetahuan yang mendalam tentang jaringan dapat melakukan monitoring
operasi jaringan, dengan mudah dapat mengidentifikasikan masalah yang terjadi
pada jaringandengan mudah menyelesaikan masalah sesuai dengan informasi
yang didapat.
Manajemen jarigan pada trafik multicat mempunyai beberapa persamaan
dengan trafik unicast, tapi bagaimanapun, trafik adalah trafik, pasti tetap akan ada
perbedaan. Dasar dari perbedaan ini adalah fakta yang sederhana bahwa trafik
multicast dapat ditujukan pada beberapa penerima. Dengan multicast, level dari
abstraksi pembawa menjadi sangat penting karena tambahan kompleksitas
berhubugan degan pengantaran paket pada beberapa penerima. Dalam
memanajemen atau memonitor koneksi antari dua use, multicast dimungkinkan
pada group yang sangat besar. Dan dalam memenejemen/memonitor link dalam
sebuah path, multicast dapat diorganisasikan dengan manajemen tree.
Pengamatan unjukkerja
Apakah ada kehilangan data yang berarti pada link jaringan ?
8
Apakahk ada beberapa link yang macet/padat pada saat trafik
multicast ?
Apakah ada router yang kekurangan resource (CPU atau Memory)
pada saat trafik multicast ?
Perencanaan kapasitas
Bagaimana komposisi unicast dan multicast pada jaringan ?
Bagaimana jumlah dan penggunaan trafik multicast ?
Apa yang menggunakan trafik multicast pada jaringan ?
Bagaimana penambahan biaya pelayanan multicast pada
penggunaan jaringan ?
Deteksi kesalahan
Adakan host penerima pada jaringan yang meneriman trafik
multicast yang diharapkan untuk menerima trafik ?
Apakah trafik multicst hanya untuk link jaringan yang diperlukan
untuk mencapai sebuah group penerima (apakah ada multicast black hole )
?
Apakah ada penerima pada group multicast yang tidak sama
dengan penerima yang lain ?
Isolasi Kesalahan
Pengguna X hanya menanggil dan tidak menerima trafik untuk
multicast group, Mengapa tidak ?
Pengguna Y hanya memanggil dan mengatakan bahwa trafik
diterima, tapi anggota group yang lain tida dapat melihat user Y adalah
sumber trafik, mengapat tidak ?
Mbone
Mbone (Multicast Backbone) merupakan infrastruktur jaringan internet yang
digunakan untuk menyalurkan multicast data pada pengguna internet. Mbone
merupakan jaringan virtual yang ditempatkan pada jaringan internet.
Pada saat ini banyak sekali peralatan yang dapat digunakan untuk manajemen
jaringan multicast dan Mbone. Beberapa peralatan yang dapat ditemukan di
WWW adalah
Mrinfo: menunjukkan informasi multicast tunnel dan router
9
Mtrace: melalukan trace untuk multicast path antara dua host .
RTPmon: menampilkan koleksi dari hilangnya pengiriman dari
pesan RTCP.
Mhealth: memonitor topologi tree dan statistic kehilangan data.
Multimon: memonitor trafik multicast pada LAN
Mlisten: menampilkan informasi anggota group mulitcast
10
Makalah III
Internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan komunikasi data
yang paling populer di planet ini. Pada lima tahun lalu, trafik telnet dan World
Wide Web merupakan jenis-jenis trafik dominan. Akan tetapi, bentuk layanan yang
ditawarkan Internet semakin beragam. Pengguna Internet mulai menggunakan
aplikasi-aplikasi pembunuh, seperti video conference, telemedicine, distance
learning, dan layanan-layanan lain yang banyak menghabiskan bandwidth.
Akan tetapi, teknologi Modem konvensional saat ini yang mempunyai
rate maksimum 56 kbps tentu saja tidak dapat mengakomodasi layanan-layanan
baru ini. Para pengguna Internet menginginkan kapasitas transfer data yang lebih
besar agar dapat menggunakan aplikasi-aplikasi Internet secara wajar. Oleh karena
itu, teknologi xDSL saat ini merupakan sebuah alternatif terbaik yang cocok
diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di subscriber lines.
11
Perbedaan pendapat di antara metode TCM dan EC untuk transmisi DSL
masih berlangsung hingga saat ini. Isu utama yang diperbandingkan yaitu tentang
rugi-rugi transmisi, echo level, kompatibilitas dengan sistem lain, dan
kompleksitas sistem. Secara garis besar, sistem TCM kelebihannya tidak
membutuhkan echo canceller, sebagai pemisah transmisi yang berbeda arahnya
yang terjadi pada suatu waktu. Tetapi dengan berkembangnya teknologi Very
Large Integrated Circuit (VLSI), maka untuk merealisasikan echo canceller
menjadi bisa lebih ekonomis. Sistem EC berpotensi lebih kompleks,
menggunakan 50 % bandwidth transmisi lebih sedikit daripada pesaingnya.
12
transmisinya berbeda antara saat downstream (dari jaringan ke pelanggan) dan
saat upstream (dari pelanggan ke jaringan). Kapasitas downstream lebih tinggi
daripada kapasitas upstream. Ada beberapa alasan mengenai transmisi datanya
yang asimetrik, antara lain karena kebutuhan kapasitas transmisinya, sifat saluran
transmisi, dan sisi aplikasinya.
Kebutuhan kapasitas yang tidak perlu sama dapat dilihat dari kebiasaan
yagn ada sampai saat ini, yaitu biasanya para pelanggan (misalnya pelanggan
layanan Internet) hanya memerlukan pengambilan data (download) dari penyedia
informasi. Jika informasi yang diambil tersebut berupa informasi multimedia (atau
apapun yang memiliki ukuran data yang relatif besar), seharusnya diperlukan
saluran transportasi dengan kapasitas yang besar untuk keperluan download
tersebut.
Di sisi lain, pelanggan jarang sekali melakukan pengiriman data ke
jaringan (upload). Jika dilakukan, biasanya hanya berupa data-data kontrol atau
permintaan pelayanan ke penyedia informasi. Data kontrol ini tidak lebih dari
sederetan karakter yang relatif pendek. Oleh karena itu, hanya diperlukan saluran
transmisi dengan kapasitas yagn terbatas. Ada kalanya pelanggan melakukan
upload ke jaringan dengan mengirimkan data-data yang cukup besar. Akan tetapi,
inipun relatif lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan download. Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan untuk download jauh
lebih besar daripada keperluan upload. Jika dipaksakan untuk mempunyai rate
yang sama, hal itu akan membuat bandwidth menjadi tidak efisien.
Jika dilihat dari media transmisinya, saluran-saluran transmisi yang ada
(saluran telepon) tidak disalurkan satu per satu ke setiap pelanggan (saluran
tunggal), melainkan beberapa saluran dijadikan satu dalam satu bundel saluran.
Biasanya dalam satu bundel terdapat 50 saluran. Dengan kondisi seperti ini,
interferensi antarsaluran akan sangat mungkin banyak terjadi. Bahkan, jika dalam
satu bundel yang sama terjadi transmisi data pada arah yang berlawanan, sinyal
yang dipancarkan pada satu sisi (sisi bundel kabel) yang memiliki level sinyal
yang masih tinggi akan mengganggu penerima pada sisi yang sama (sisi bundel
kabel yang sama dengan pemancar) dengan level sinyal pada penerima yang
lemah sekali. Kejadian ini disebut NEXT.
13
Akan tetapi, jika pada bundel yang sama tersebut sedang terjadi transmisi
sinyal pada arah yang sama dan level sinyal yang ada pada kedua saluran tersebut
bisa dianggap sama kuat, gangguan saluran juga dapat terjadi. Efek gangguannya
lebih kecil daripada NEXT. Kejadian ini disebut dengan FEXT.
Selain itu, jika pada saluran yang sama ingin dilakukan komunikasi full-
duplex, biasanya komunikasi dilakukan dengan mengirimkan kedua sinyal (sinyal
yang dikirimkan dan diterima) dengan memodulasikannya pada frekuensi
pembawa yang sama sehingga akan terjadi yagn disebut dengan echo (sinyal yang
sedang dipancarkan masuk ke bagian penerima kembali atau sinyal sinyal balik).
Echo biasanya dapat dihilangkan dengan rangkaian echo canceller yagn tidak
sederhana.
Dari sisi aplikasinya, dewasa ini hanya diperlukan aplikasi-aplikasi yang
dapat menyediakan informasi satu arah, misalnya video-on-demand, home
shopping, Internet access, remote LAN access, dan multimedia access. Oleh
karena itu, dari semua penjelasan di atas, tampaknya akan lebih mudah untuk
membangun sistem ADSL.
ada, kapasitas downstream yang umum untuk VDSL adalah 12,96 Mbps ( STS-
1
4
1; 4,5 kft), 25,82 Mbps ( STS-1; 4 kft), dan 51,84 Mbps (STS-1; 1 kft).
1
2
Untuk keperluan upstream, kapasitas tersedia antara 1,6 Mbps hingga 2,3
Mbps. Istilah VADSL banyak ditentang, terutama oleh T1E1.4, karena
menunjukkan sesuatu yang selalu tidak simetrik. Padahal, banyak yang
14
menginginkan suatu saat akan benar-benar simetrik. Oleh karena itu, nama VDSL
lebih disukai.
Dalam beberapa hal, VDSL lebih sederhana dibandingkan ADSL. Saluran
transmisi yang lebih pendek pada VDSL menyebabkan hambatan-hambatan pada
saluran yang mungkin terjadi pada saluran yang lebih panjang menjadi dapat
ditekan. Oleh karena itu, teknologi transceiver-nya dapat menjadi lebih sederhana
dan kapasitasnya akan 10 kali lebih tinggi. VDSL merupakan sasaran dari
arsitektur jaringan ATM. VDSL memungkinkan terminasi jaringan pasif dan dapat
digunakan pada lebih dari satu modem VDSL untuk digunakan pada saluran
pelanggan, sama halnya dengan sistem telepon analog biasa (POTS).
15
Makalah III
Internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan komunikasi data
yang paling populer di planet ini. Pada lima tahun lalu, trafik telnet dan World
Wide Web merupakan jenis-jenis trafik dominan. Akan tetapi, bentuk layanan yang
ditawarkan Internet semakin beragam. Pengguna Internet mulai menggunakan
aplikasi-aplikasi pembunuh, seperti video conference, telemedicine, distance
learning, dan layanan-layanan lain yang banyak menghabiskan bandwidth.
Akan tetapi, teknologi Modem konvensional saat ini yang mempunyai
rate maksimum 56 kbps tentu saja tidak dapat mengakomodasi layanan-layanan
baru ini. Para pengguna Internet menginginkan kapasitas transfer data yang lebih
besar agar dapat menggunakan aplikasi-aplikasi Internet secara wajar. Oleh karena
itu, teknologi xDSL saat ini merupakan sebuah alternatif terbaik yang cocok
diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di subscriber lines.
16
digunakan untuk mengakses jaringan. Saat ini, ATM adalah sistem yang
paling efisien.
Multiservice Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM)
DSLAM yang berada dalam lingkungan CO (central office) digunakan
sebagai dasar untuk solusi DSL. DSLAM berfungsi untuk
mengkonsentrasikan trafik data dari berbagai loop DSL yang kemudian
akan dikirimkan ke backbone network untuk dihubungkan lagi ke jaringan
lainnya. DSLAM dapatt mengirimkan layanan untuk aplikasi berbasis
paket, cell, dan circuit, seperti DSL ke 10Base-T, 100Base-T, T1/E1,
T3/E3, atau ATM.
DSL Transceiver Unit (ATU-R)
Unit ini digunakan pada sisi pemakai. Koneksi ATU-R biasanya 10base-T,
V.35, ATM-25, atau T1/E1. Alat multiport lain yang mendukung suara,
data, dan video juga memungkinkan. ATU-R tersedia dalam berbagai
konfigurasi. Selain sebagai modem DSL, ATU-R dapat juga digunakan
untuk bridging, routing, TDM multiplexing, dan ATM multiplexing.
POTS splitter
Divais ini ada pada CO dan pemakai yang memungkinkan loop digunakan
untuk transmisi data kecepatan tinggi dan digunakan juga untuk
komunikasi telepon. POTS splitter biasanya mempunyai 2 konfigurasi,
yaitu splitter tunggal untuk pengguna rumah dan mass splitter untuk CO.
Model Jaringan
Layanan kecepatan tinggi yang diperlukan oleh pelanggan sebenarnya
sudah banyak tersedia, antara lain :
Layanan IP/LAN, seperti akses Internet atau remote LAN
Layanan Frame Relay
Layanan N 64
Layanan ATM
Akan tetapi, layanan-layanan tersebut mempunyai biaya yang relatif lebih besar
daripada teknologi DSL. Dengan DSL, kinerja layanan yang lebih tinggi dapat
dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Akan tetapi, perlu adanya dukungan
17
terhadap layanan multiservice. Multiservice bukan berarti mendukung berbagai
line code seperti 2B1Q, CAP, atau DMT, melainkan kemampuan untuk
mendukung adanya layanan lain seperti Frame Relay, IP/LAN, N 64, dan ATM
pada platform DSLAM.
Model jaringan ini akan menjelaskan bahwa DSL dari segi logika dapat
mendukung multiple service. Dengan demikian, satu infrastruktur jaringan dapat
menyediakan berbagai jenis layanan.
Offic e
r rie r
T/E c a
Analo
g / ISD N
Office or
Home
High Speed
Data
Transport
to Inter-CO netw ork
System Tele phone
Switch
to homes
MDF
or offic es
Analo g or
ISDN
modem data
18
Untuk komunikasi kecepatan tinggi, topologi dari CO akan berubah. Pada
Modem analog, trafik data dapat dibawa melalui switch telepon, sedangkan pada
kecepatan yang lebih tinggi, switch akan diabaikan (bypass). Hal ini terjadi karena
switch telepon tidak didesain untuk komunikasi data kecepatan tinggi.
Saluran data kecepatan tinggi akan yang melalui local loop akan melewati
DACS (Digital Access and Cross Connect System), yaitu alat yang mengijinkan
saluran DSO untuk di-route dan dikonfigurasi secara manual, dan sistem
transmisi. DACS digunakan di seluruh jaringan sebagai basis transport dengan
teknologi Time Division Multiplexing (TDM).
Jadi, layanan data kecepatan rendah dapat dengan mudah diintegrasikan ke
jaringan POTS, sedangan layanan data kecepatan tinggi perlu dikonfigurasikan
sebuah jaringan dedicated yang mengabaikan switch.
Teknologi DSL jika diterapkan dalam local loop akan memungkinkan
terjadinya akses kecepatan tinggi tanpa repeater. Jika layanan DSL diterapkan,
data yang diterima CO akan mengabaikan telephone switch dan dimasukkan
langsung ke inter-CO. Selain itu, dapat ditunjukkan bahwa teknologi packet dan
cell multiplexing sebagai tambahan pada TDM yang diterapkan pada DSLAM
akan menghasilkan efisiensi bandwidth yang lebih tinggi.
19
Target Data Access
Netw ork Netw ork
ATU-R
D SL
Access Network
Servic e ATM, Frame Relay, or
CO CO
Provid er Network Router-based inter-CO
netw ork
D SL
POTS
Split er
D S LAM
Hig h Speed
Data
POTS split er
Transport
to In te r-CO network (if applic able)
System Telephone
Switc h
to homes
MDF
or offic es
Analog or
ISDN
modem data
20
Model Referensi Layanan DSL
Servic e Provid er Netw ork Wire Centr e Customer Premis es
Servic e
Network
ATU-C
Servic e Access
ATU-C ATU-R
Network Network
ATU-C
Servic e
Network
Backbone DSLAM
edge devic e Premises
dis tr ibution
Netw ork Servic e Provid er (NSP)
Network Access Provider (NAP) Service Unit (SU)
(In te rnet Service Provider, etc )
21
akses sebelum koneksi ke NSP. Pada NSP, digunakan suatu backbone untuk
membatasi NSP dan NAP.
Model referensi tersebut menyediakan akses ke jaringan yang independen
dan multiple sehingga kontrol akses dan keamanan sangat penting. Setiap layanan
jaringan harus dirancang agar dapat membentuk jaringan privat yang efektif dan
terpisah membentang melewati NAP hingga lokasi pemakai.
Salah satu contoh model penyediaan layanan pada platform DSL, yaitu
penyediaan layanan Frame Relay.
Servic e Provid er Netw ork Wir e Centr e Custo me
Frame Relay
Service
Service
Network
Provider 1
ATU-C
Access
ATU-C ATU-R
Network
DSLLin k
ATU-C
Frame Relay
Service
Service
Network
Provider 2
DSLAM Multi-
Backbone edge
with fr ame proto col
device (Frame
switc hing route r
Relay Switch)
22
Arsitektur Multiservice
Setiap layanan mempunyai karakteristik yang berbeda. Arsitektur dari
layanan multiservice ini mendukung berbagai layanan yang simultan dengan
hanya satu sistem yagn menggabungkan dan mengirimkan data ke jaringan yagn
berbeda.
Frame Relay
Service to servic e
Service DSLAM ATU-R
Network users
Provider 1
SL
- F/D
LAP
ATU-C
ATM Service Service
Provider Network
PPP/
DSL
Access
ATU-C ATU-R
Netw ork
In te rnet
Service
Service
Network
Provider ATU-C
ATM
D SL /
Multiservice
Voice ATU-R
Service DSLAM
Service
Network
Provider to servic e
DSLAM
users
Switc h
ATM adaptation
23