Anda di halaman 1dari 13

GELOMBANG KEJUT

( SHOCK WAVE )

1. Pengertian Gelombang Kejut

Gelombang kejut adalah gelombang dari sebuah aliran yang sangat cepat dikarenakan kenaikan
tekanan, temperature, dan densitas secara mendadak pada waktu bersamaan. Seperti gelombang pada
umumnya shock wave juga membawa energi dan dapat menyebar melalui medium padat,cair ataupun
gas.

Grafik hubungan antara tekanan gelombang kejut dengan waktu

Sumber : www.wikipedia.org

Dari grafik terlihat gelombang kejut terjadi secara mendadak dan cepat dalam waktu yang sangat
singkat lalu diikuti dengan pengembangan (tekanan berkurang) gelombang seiring bertambahnya
waktu.
Gelombang kejut terjadi diakibatkan karena kecepatan sumber bunyi lebih cepat dari pada kecepatan
bunyi itu sendiri. Suatu benda, misal pesawat terbang menembus udara dengan kecepatan beberapa
ratus km/jam. Kecepatan cukup rendah ini memungkinkan molekul-molekul udara tetap stabil ketika
harus menyibak memberi jalan pesawat tebang. Namun, ketika kecepatan pesawat menjadi sebanding
dengan kecepatan molekul-molekul, molekul-molekul tersebut tidak sempat menghindar dan
bertumpuk di tepi-tepi depan pesawat dan terdorong bersamanya.

Gambar gelombang subsonik (a) sumber bunyi diam (b) sumber bunyi bergerak ; (c) gelombang
kejut dengan kecepatan supersonic Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan
kejutan udara atau gelombang kejut, yang berwujud dentuman keras. Gelombang bunyi tersebut
memancar ke segala arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah
sana. Dentuman keras tersebut disebut dengan istilah Sonic Boom. Sonic Boom ini memiliki energi
yang cukup besar yang mampu memecahkan gelas kaca dan jendela.

2. Kecepatan Suara
Seperti yang kita tahu bahwa kecepatan suara tergantung dari renggangan dan kepaatan
materinya. Secara garis besar, dalam suatu medium (bukan hanya udara) kecepatan suara ditentukan
dengan persamaan :

Dimana : c = kecepatan suara dalam suatu medium ( m/s)


E = Modulus Young ( modulus elastisitas) ( N/m2)
= massa jenis medium ( kg/m3)
Persamaan (1) tersebut menunjukkan semakin tinggi kepadatan udara, maka semakin kecil kecepatan
suaranya. Suara akan merambat lebih cepat di udara hangat bila dibandingkan dengan udara dingin,
karena semakin tinggi tekanan, semakin tinggi pula kepadatan udara, dan hal ini biasanya terjadi
pada tempat yang bersuhu rendah atau tempat tinggi. karena itu dibutuhkan waktu yang lebih lama
untuk gelombang suara untuk mencapai suatu titik tertentu . Itu sebabnya pesawat supersonik
beroperasi paling baik di ketinggian sangat tinggi yang dingin, karena mereka tidak perlu melaju
terlalu kencang untuk melampaui kecepatan bunyi. Pada ketinggian 9 km di atas permukaan laut,
udara cukup dingin dan tipis sehingga kecepatan bunyi hanya 1100 km/jam.

3. Bilangan Mach
Perbandingan antara kecepatan sumber bunyi dengan kecepatan suara didefinisikan sebagai
bilangan Mach (M) yang ditujukan untuk memberikan parameter kecepatan suatu benda terhadap
kecepatan suara yang dilaluinya, dan dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : M = bilangan Mach


v = kecepatan benda ( m/s)
c = kecepatan suara dalam medium tertentu (m/s)
bila kita mengambil contoh dari penjelasan di atas, maka bila diasumsikan kecepatan pesawat tetap
dan kecepatan suara semakin kecil, maka bilangan Mach akan semakin besar sehingga
memungkinkan pesawat tersebut melaju dengan kecepatan supersonik lebih cepat daripada bila
bergerak pada ketinggian 2 km dengan kecepatan suara sebesar 1211 km.
Tabel harga kecepatan suara untuk atmosfer standar berdasarkan U.S. Standard Atmosphere,1962

Gambar cara menentukan bilangan Mach dengan metode Mach Angel


Sumber : www.adl.gatech.edu/classes/dci/hispd/dci09.html

Nilai Mach selain menggunakan persamaan (2), dapat ditentukan dengan mengilustrasikan
gelombang kejut yang terjadi pada suatu medium yang diperlihatkan pada gambar di atas. Dengan
mengambil setengan kerucut mach (Mach Cone), akan tampak sebuah segitiga siku-siku. Sumber
bunyi bergerak pada titik awal (A) sampai titik B. Gelombang kejut (warna pink) dilukiskan dengan
lingkaran yang menyinggung selimut kerucut. Dengan menarik garis dari titik pusat lingkaran sampai
garis singgung selimut kerucut didapat jari-jari lingkaran yang saling tegak lurus dengan garis
selimut kerucut (OA) yang besarnya sama dengan jarak tempuh kecepatan suara (a*t) di udara. dan
jarak AB merupakan jarak tempuh sumber bunyi (u*t). Dengan asumsi pada persamaan (2) bahwa c
= a dan v = u, maka didapat :

sehingga disimpulkan :

Dan M disebut dengan Mach Angel.


Dengan adanya Mach number, kecepatan dibagi menjadi empat wilayah yakni:

Subsonik (Mach < 1,0)

Berasal dari kata (sub = dibawah) dan (sonic= kecepatan suara ), yang berarti kecepatan sumber
bunyi dibawah kecepatan suara. Sebagai contoh pada gambar (a) dimana udara disekeliling pesawat
memiliki kerapatan yang bervariasi disebabkan tekanan yang bervariasi pula yang terdapat
disekeliling pesawat. Hal ini membuat aliran udara yang memiliki tekanan yang lebih rendah dipaksa
terbelah dan terlempar ke atas dan kebawah badan pesawat. molekul udara masih sempat bergerak
sehingga sedikit terjadi penumpukan molekul-molekul udara. Hingga mencapai tekanan maksimum
aliran udara lambat laun akan menyatu kembali seiring dengan turunnya tekanan pada sekeliling
pesawat. Sehingga udara mengalir seperti awal kembali.

Sonik (Mach = 1.0)

Sebuah benda seperti pesawat terbang, misalnya, menghasilkan bunyi. Ketika bunyi benda itu
mencapai atau melebihi kecepatan bunyi, benda tersebut berhasil menyusul kebisingannya sendiri.
Suara/bunyi tidak lain adalah serangkaian pemampatan dan pemuaian udara (gelombang
longitudinal). Jika molekul-molekul udara berkeliaran dengan kecepatan tertentu, maka ada batas
terhadap seberapa cepat udara dapat dimampatkan dan dimuaikan, karena molekul-molekul tidak
dapat dimampatkan dan dimuaikan lebih cepat daripada gerak masing-masing terhadap yang lain. Itu
sebabnya kecepatan molekul-molekul udara memberi batas terhadap seberapa cepat bunyi boleh
melaluinya. Batas tersebut disebut dengan istilah sound Barrier seperti yang terlihat pada gambar
(b). Istilah sound barrier bukan menujukkan sebuah rintangan dalam arti fisik tetapi lebih
menekankan bahwa kecepatan bunyi menghadirkan rintangan terhadap pengembangan suatu benda
lebih cepat. Dengan kata lain perintang sesungguhnya ditimbulkan oleh kecepatan bunyi sendiri.

Transonik ( 0,8 < Mach < 1.3)

Transonik merupakan peralihan dari kecepatan subsonic menuju kecepatan supersonic. Ada dua
keadaan kecepatan transonic terjadi, yaitu :

Kecepatan Transonik M 1 yang muncul disekitar benda. Sebagai contoh dalam pesawat, transonic
ini terjadi diatas sayap pesawat terbang. Aliran supersonic akan kembali menjadi aliran subsonic
apabila terjadi dalam normal shock, yaitu dimana gelombang kejut terjadi dalam arah tegak lurus
arah aliran. Seperti yang titunjukkan pada gambar (a).

Kecepatan Transonik (M 1).

Saat kecepatan benda mencapai atau melewati kecepatan suara ( M=1), maka normal shock terbentuk
pada ujung sayap sebagai weak oblique shock. Pad bagian depan terbentuk sound barrier dimana
aliran subsonic sedikit terjadi pada bagian depan benda ataau sayap pesawat.

Supersonik (Mach > 1.0)

Pada kecepatan supersonic, gelombang kejut mulai terbentuk. Seperti yang dijelaskan sebelumnya
molekul-molekul tersebut tidak sempat menghindar dan bertumpuk di tepi-tepi depan pesawat dan
terdorong bersamanya. Penumpukan udara bertekanan secara cepat ini menghasilkan kejutan udara
atau gelombang kejut, yang berwujud sonic boom. Gelombang bunyi tersebut memancar ke segala
arah dan dapat terdengar sebagai sebuah ledakan oleh orang-orang dibawah sana.
Terlihat pada gambar, gelombang bunyi dari kiri ke kanan melontarkan gelombang yang semakin
membesar, oleh sebab itu sound barrier menyesuaikan dengan besar kecilnya gelombang bunyi
sehingga Gelombang bunyi yang memancar tersebut tetap dibatasi oleh sound barrier, dikarenakan
untuk membatasi seberapa cepat rambat bunyi boleh melaluinya. Oleh sebab itu, bentuk gelombang
kejut yang terjadi adalah berbentuk kerucut.
Hypersonik (mach > 5.0)
Perubahan fisik pada aliran udara baik disosiasi molekul ataupun ionisasi terjadi pada kecepatan yang
cukup berbeda. Biasanya, efek kombinasi tersebut sangat terlihat saat suatu benda mencapai M = 5.
hypersonik ini ditandai dengan semakin kecilnya sudut mach yang terbentuk.

4. APLIKASI GELOMBANG KEJUT


4.1 PROSES PEMBENTUKAN BERENERGI TINGGI
Proses pembentukan berenergi tinggi ( high energy rate forming HERF), mencakup beberapa proses
berkecepatan tinggi dan bertekanan sangat tinggi. HERF atau pembentukan berkecepatan tinggi
meliputi proses pemberian energi dengan kecepatan tinggi pada benda kerja, dengan demikian
ukuran peralatan dapat di perkecil.
Pembentukan dengan Ledakan Berbagai cara penerapan energi dengan kecepatan tinggi telah di
kembangkan, seperti pada gambar 15. Pembentukan ledakan dapat melepaskan energi dengan laju
tinggi dan tekanan gas serta laju peledakan dapat diatur dengan cermat. Bahan peledak berkekuatan
rendah ataupun tinggi dapat di gunakan dalam berbagai proses. Dengan bahan peledak berkekuatan
rendah atau sistem patron, gas yang mengembang terkurung dan dapat mencapai kekuatan 700 Mpa.
Sedangkan yang berkekuatan tinggi yang meledak dengan cepat dapat mencapai tekanan 20 kali
lebih besar. Peledakan yang terjadi di udara atau cairan akan menimbulkan gelombang kejut yang
merambat dalam media antara bahan peledak dengan benda kerja. Selain dengan peledakan, tekanan
gas yang tinggi dapat dihasilkan dengan ekspansi gas cair, eksplosi campuran gas hidrogen
oksigen, letupan muatan dan pelepasan gas bertekanan.
Gambar 15 C dan D menampilkan metoda pemuaian gas. Pada C gas menekan benda kerja dan
memaksanya mengikuti bentuk cetakan. Pada D gas menekan piston yang kemudian menekan karet
yang menekan bahan tebuk kecetakan dan proses ini berlangsung sangat cepat.
Pipa berdidinding tipis dapat dibentuk dengan peledakan dengan menggunakan serbuk yang meletup.
Gas yang mengembang terperangkap dalam pipa memaksa pipa mengikuti bentuk cetakan.

2 MENGHANCURKAN BATU GINJAL DARI LUAR TUBUH


Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Sesuai dengan namanya, Extracorporeal berarti di luar tubuh, sedangkan Lithotripsy berarti
penghancuran batu, secara harfiah ESWL memiliki arti penghancuran batu (ginjal) dengan
menggunakan gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh. Dalam terapi ini,
ribuan gelombang kejut ditembakkan ke arah batu ginjal sampai hancur dengan ukuran serpihannya
cukup kecil sehingga dapat dikeluarkan secara alamiah dengan urinasi. Ilustrasi sederhana teknik
ESWL dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Penampang interior ginjal A) Sebelum penembakan, B) Gelombang kejut yang
difokuskan pada batu ginjal, C) Tembakan dihentikan hingga serpihan batu cukup kecil untuk dapat
dibuang secara natural bersama air seni

Saat ini ada 3 jenis pembangkit shock wave yang digunakan dalam ESWL: electrohydraulic,
piezoelectric, dan electromagnetic generator. Masing-masing memiliki cara kerja yang berbeda,
namun ketiganya menggunakan air sebagai medium untuk merambatkan shock wave yang
dihasilkan. Electrohydraulic generator menggunakan spark gap untuk membuat ledakan di dalam
air. Ledakan ini kemudian menghasilkan shock wave. Sedangkan piezoelectric generator,
memanfaatkan piezoelectric efek pada kristal. Sedangkan electromagnetic generator, menggunakan
gaya elektromagnetik untuk mengakselerasi membran metal secara tiba-tiba dalam air untuk
menghasilkan shock wave. Dari 3 jenis generator di atas, electrohydraulic lithotripter merupakan
lithotripter yang paling banyak digunakan saat ini. Diagram skematik dari lithotripter ini dapat dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram skematik lithotripter

Dari hasil observasi pada proses ESWL, ditemukan bahwa pada awalnya batu ginjal yang ditembak
dengan shock waves pecah menjadi dua atau beberapa fragment besar. Selanjutnya dengan
bertambahnya jumlah tembakan, fragment tersebut pecah kembali dan hancur. Umumnya diperlukan
sekitar 1000 sampai 5000 tembakan sampai serpihan -serpihan batu ginjal tersebut cukup kecil untuk
dapat dikeluarkan dengan proses urinasi. Proses hancurnya batu ginjal diprediksi merupakan hasil
kombinasi dari efek langsung maupun tidak langsung dari shock waves. Untuk dapat menjelaskan
proses hancurnya batu ginjal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui profil dari shock wave yang
dihasilkan di titik fokus penembakan.
Secara umum, shock wave ditandai dan diawali oleh high positive pressure (compressive wave)
dengan durasi singkat sekitar satu mikrodetik, kemudian diikuti oleh negative pressure (tensile wave)
dengan durasi sekitar tiga mikrodetik.

Gambar 3. Shock wave profile, diukur pada titik fokus penembakan


High positive pressure di dalam batu ginjal akan mengalami refraksi dan refleksi, dan akhirnya
membangkitkan tensile dan shear stress di dalam batu ginjal.

Selanjutnya retak akan terjadi dan merambat hingga menyebabkan batu pecah menjadi dua atau
beberapa fragment besar. Pada saat yang sama, tingginya compression stress dapat menyebabkan
erosi pada permukaan batu ginjal. Proses di atas dikatakan sebagai efek langsung dari shock wave.
Sedangkan negative pressure akan mengakibatkan munculnya cavitation bubbles pada fluida di
sekitar batu ginjal dan ini dikatakan sebagai efek tidak langsung dari shock wave. Cavitation bubbles
ini kemudian akan collapse menghujam permukaan batu ginjal dan menyebabkan erosi. Ilustrasi dari
proses ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Ilustrasi efek langsung dan tidak langsung dari shock wave pada batu ginjal
4.3 DETONASI
Detonasi adalah proses kimia-fisika (proses pembakaran) yang mempunyai kecepatan reaksi sangat
tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun
ekspansi gaya yang sangat besar pula.
Proses terjadninya detonasi diawali kecepatan reaksi yang sangat tinggi(3000 7500 m/s) tersebut
menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock
compression wave) dan proses pembebasan energi berakhir dengan ekspansi hasil reaksinya. Karena
detonasi merupakan proses pembakaran maka detonation sendiri adalah salah satu cabang ilmu dari
pembakaran. Pembakaran itu sendiri didefinisikan sebagai suatu urutan reaksi kimia antara suatu
bahan bakar dan suatu oksidan disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam
bentuk pendar atau api.
Adapun 3 syarat yang harus dipenuhi (syarat utama),yaitu:
1. Bahan bakar
2. Oksidizer
3. Sumber kalor
Pembakaran diklasifikasikan sebagai berikut :
-Bahan bakarnya (gas, padat, cair, hybrid),
-Cara bercampurnya bahan bakar (premix, difusi),
-Tingkat olakan dari apinya (laminar, turbulance),
-Kecepatan rambat pembakarannya (deflagrasi,detonasi)
Adapun ciri ciri dari detonasi dengan deflagrasi dijlaskan pada tabel berikut :

Detonasi tidak sama dengan knocking, begitu pun juga dengan explosion tidak sama dengan detonasi
hanya persamannya baik detonasi maupun exploison sama-sama melepas kalor dengan cepat.. Secara
singkat perbedaan dari knocking, detonasi dan exploison dijelaskan pada tabel berikut :
Pesawat Terbang dengan Roket
Pesawat Terbang merupakan salah satu teknologi yang menerapkan teori mekanika fluida
domana untuk pertama kalinya ditemukan oleh wright bersaudara pada tahun 1903. Kini, semakin
berkembangnya teknologi, semakin berkembang pula teknologi untuk mengembangkan pesawat,
Salah satunya pesawat tempur yang melebihi kecepatan suara, sebuah pesawat yang memiliki
kemampuan supersonik seperti pesawat tempur F-16, MiG-29, MiG 25 atau Rafale.
Prinsipnya, Pesawat Terbang menggunakan prinsip aerodinamika dimana didalamnya
berlaku hukum bernoulli maupun Newton. Kemampuan terbang pesawat ditentukan oleh sayap yang
memberikan gaya angkat dan engine yang memberikan gaya dorong. Maka dari itu, pesawat didesain
dan diharuskan memiliki bobot yang ringan sehingga gaya berat yang bekerja kecil. Pesawat terbang
dapat terangkat dikarenakan kelajuan udara yang melewati sayap pesawat itu sendiri.

Dari gambar dapat dijelaskan pada bagaian atas sayap, sedikit mencembung dari pada bagian bawah.
Hal ini bertujuan agar aliran udara yang melewati bagian atas lebih rapat, sehingga kecepatan
nantinya juga lebih tinggi daripada bagian bawah. Ini sesuai dengan perumusan bernoulli :

semakin luas luasan penampang maka tekanan yang dihasilkan semakin besar dan kecepatan
berkurang, begitu juga sebaliknya. dapat disimpulkan, bagian atas dari penampang sayap memiliki
luasan yang lebih besar daripada bagian bawah, hal ini menyebabkan tekanan bagian atas (P2) lebih
kecil dari bagian bawah(P1). Selisih tekanan ini menghasilkan gaya angkat yang dapat dirumuskan

Dari perumusan diatas, bisa kita menarik kesimpulan, suatu pesawat dapat terangkat apabila
gaya angkat lebih besar daripada gaya berat pesawat, dimana semakin tinggi kecepatan

pesawat maka makin cepat pula kecepatan udara sehingga semakin besar yang
menyebabkan gaya angkat juga semakin besar. Hal inilah yang menyebabkan kenapa pesawat
membutuhkan udara agar dapat terangkat. Desain Pesawat pun sangat mempengaruhi
kelajuan suatu pesawat. misalnya pesawat komersial seperti pesawat garuda. pesawat ini
didesain sedemikian rupa sehingga penumpang merasakan kenyamanan saat pesawat sedang
terbang. baik itu dari desain hidung pesawat , sayap, sampai mesin yang menggerakkan
pesawat. biasanya untuk pesawat komersial saat ini, digunakan mesin turbo jet. Hidung
pesawat dirancang sedemikian rupa agar hambatan udara yang mengenai pesawat cukup
besar sehingga dapat mengurangi laju pesawat. Berbeda halnya dengan pesawat tempur F -
16, perancangan hidung pesawat dibuat lebih pipih yang bertujuan untuk mengurangi gaya
hambatan udara sehingga kecepatan yang dihasilkan lebih tinggi ketimbang pesawat
komersial. Pesawat ini bisa melebihi kecepatan suara hal terpenting pada pesawat adalah foil,
dimana berfungsi untuk mempermudah melakukan manuver. di bagian sayap terdapat aileron
dan rudder di bagian sayap belakang yang mempunyai fungsi yang sama.
Berbeda halnya dengan roket. Roket yang terangkat ke atas karena aksi-reaksi antara gas
yang disemburkan roket dengan roket itu sendiri. Roket menyemburkan gas ke belakang (ke
bawah), sebagai reaksinya gas mendorong roket ke atas. Jadi roket tetap dapat terangkat ke
atas meskipun tidak ada udara, sedang pesawat memerlukan udara untuk dapat terbang. pada
dasarnya, mesin roket adalah mesin reaksi. prinsip dasar mesin roket adalah hukum newton
yang mengatakan bahwa untuk setiap aksi yang sama pasti ada reaksi yang mana bekerja
berlawanan. Mesin roket ini memerlukan bahan bakar padat atau cair, seperti bahan bakar
cair Booster/penguat pesawat ulang-alik dan mesin utamanya yang digunakan untuk
melepaskan diri dari gravitasi bumi. Reaksi kimia dimulai di ruang bakar dengan bahan bakar
(dengan udara atau oksigen bila di ruang angkasa) dan gas panas yang dihasilkan mengalir
dengan tekanan tinggi keluar melalui nozzle yang menuju ke arah belakang roket. Tekanan
gas yang menyembur keluar inilah yang menghasilkan gaya dorong bagi roket sehingga roket
dapat bergerak maju atau ke atas.

Anda mungkin juga menyukai