Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELATIHAN
AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)
(CONSTRUCTION MANAGEMENT)
2007
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya Bakuan Kompetensi untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, hidro mekanik pekerjaan
sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan
inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9
(sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi
Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu
jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan
yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda
Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan
Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul
kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus,
yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja
yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iii
MODUL CMB-12
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim
Management)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... vi
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. vii
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vi
MODUL CMB-12
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim
Management)
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Membantu mengidentifikasi klim
2. Membantu mencegah klim / sengketa.
3. Membantu proses penghitungan klim
4. Membantu melakukan penyelesaian klim / sengketa
PANDUAN PEMBELAJARAN
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan
1 CMB 01 Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety &
Health Management)
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project
2 CMB 02
Environmental Management).
Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project
3 CMB 03
Financing Management)
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project
4 CMB 04
Scope Management).
Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time
5 CMB 05
Management).
Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
6 CMB 06
Management).
Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality
7 CMB 07
Management)
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek
8 CMB 08
(Project HR Management)
9 CMB 09 Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vii
MODUL CMB-12
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim
Management)
Communication Management)
C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Mengikuti penjelasan TIU
Menjelaskan tujuan dan TIK dengan tekun dan OHT
instruksional umum(TIU) dan aktif LCD
Tujuan instruksional khusus Mengikuti penjelasan
(TIK) maksud dan tujuan
Menjelaskan maksud dan menerapkan sistem
tujuan menerapkan sistem manajemen klim.
manajemen klim Mengikuti penjelasan
Menjelaskan pengertian pengertian menerapkan
menerapkan sistem sistem manajemen klim.
manajemen klim. Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.
Waktu : 5 menit
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii
MODUL CMB-12
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim
Management)
Waktu : 60 menit
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Modul CMB-12: Sistem Manajemen Klim Proyek (Claim Management)
mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda
Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-1
MODUL CMB-12 BAB I
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim Pendahuluan
Management)
Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi
ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian
sebagai berikut:
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul/ title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-3
MODUL CMB-12 BAB I
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim Pendahuluan
Management)
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/ keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-4
MODUL CMB-12 BAB I
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim Pendahuluan
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-5
MODUL CMB-12 BAB I
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim Pendahuluan
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-6
MODUL CMB-12 BAB I
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim Pendahuluan
Management)
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I-7
MODUL CMB-12 BAB II
Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim Identifikasi dan Perhitungan Klim
Management)
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PERHITUNGAN KLIM
2.1. UMUM
Klim bisa dilihat dari 2 (dua) perpektif yaitu Satu pihak mengajukan tuntutan
(klim) dilain pihak mencegah/menolak klim.
Identifikasi meliputi tidak hanya tafsiran persyaratan kontrak tetapi juga dokumen
yang menjelaskan adanya kegiatan ekstra yang harus dilakukan oleh kontrak.
Berbagai kondisi-kondisi dan terminologi yang berlaku untuk pekerjaan yang arus
dilaksanakan, terutama terminologi yang berkenaan dengan perubahan, kondisi-
kondisi yang diubah, jadwal persiapan dan submittal, dan perhatian yang akan
diberikan.
Suatu uraian tertulis dari pekerjaan yang dipercayakan menjadi tambahan pada
kontrak, dimana dan kapan ditempatkannya. Suatu pernyataan mengapa hal ini
belum termasuk didalam cakupan kontrak dan menurut klausul kontrak hal ini
mendukung persengketaan.
Suatu catatan dari ketika pekerjaan tambah yang diklim dimulai, diakhiri atau
ketika diperkirakan untuk berakhir. Klim perpanjangan waktu yang diakibatkan
oleh keterlambatan pekerjaan dalam kaitan dengan peristiwa seperti cuaca yang
tidak biasa, terbentur atau paksaan masalah lain di luar kendali kontraktor
mungkin sah sementara mereka tidak boleh mengkompensasikan. Kontrak dan
keputusan hukum setempat sering menetapkan pernyataan adalah kompensasi.
Hal ini sering bermanfaat dalam mencapai suatu konsensus sepanjang lebih dari
satu orang bahwa kegiatan yang dipertanyakan memiliki status klim. Dalam
beberapa kasus dari klim yang lebih penting atau lebih besar, nasehat hukum
mungkin dicari untuk menambah dukungan lebih lanjut demi kebenaran dari
klaim itu.
2.2.2.3 Dokumentasi
Salah satu faktor penting didalam proses klim adalah kebutuhan akan
dokumentasi yang baik dan mendukung. Hal ini bisa mengambil dengan format
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 2
MODUL CMB-12 BAB II
Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim Identifikasi dan Perhitungan Klim
Management)
foto atau video dari pekerjaan yang dipertanyakan, relevan dengan kontrak dan
gambar, pernyataan yang relevan dari orang yang terlibat atau berhubungan
dengan pekerjaan yang diklim. Sebagai tambahan, waktu dan hari dari pekerjaan
yang dilaksanakan harus dicatat. Hal ini sangat membantu secara terbuka
terhadap suatu anggaran biaya yang baru untuk memenuhi pekerjaan yang
diklim, agar supaya terlihat jelas pemisahan dari kontrak pekerjaan lainnya.
2.2.3.2 Dokumentasi
Kegiatan sudah ditinjau ulang dan sudah ada keputusan untuk dilakukan klim,
langkah berikutnya adalah menghitung (biasanya) kompensasi atau penambahan
waktu pelaksanaan kontrak.
Adanya extra pekerjaan atau kerugian dari para pihak pada kerangka waktu dan
biaya umumnya yang menjadi alasan timbulnya klim.
Dan biasanya kegiatan klim akibat dampak tidak langsung dari aspeks lain.
Dalam peristiwa itu terjadi, hal ini timbul tambahan dampak pada
keseimbangan kontrak pekerjaan yang disebabkan oleh kegiatan yang diklaim.
Dampak ini harus diperlakukan secara seksama dan data dikumpulkan sebagai
kegiatannya yang diklim.
Volume pekerjaan yang diklim dalam bentuk terminologi Meter kubik beton
atau tanah, beratnya besi, panjangnya pipa dengan meter panjang dan
pekerjaan listrik, dan lainya. Ketika timbul tidak ada kesesuaian, yang pertama
kali dilakukan adalah mencari untuk kesepakatan dengan melibatkan volume
pekerjaan.
Sering menolong untuk bisa melihat kasus sebelumnya yang akan bertindak
untuk mendukung klim dalam situasi yang lebih rumit di mana kontrak tidak
menghasilkan suatu solusi. Kasus seperti itu boleh memberi bimbingan seperti
apa yang bisa atau tidak boleh masuk dalam klim atau bagaimana klim
mungkin dievaluasi. Di U.S. sebagai contoh, suatu keputusan pengadilan/
biasanya dikenal sebagai rumusan Eichleay prinsip untuk menentukan
alokasi dari ongkos exploitasi macam macam kepastian tentang klaim.
Cara yang tidak biasa dari pendekatan schedule, dampak dari perubahan
dan klim adalah membandingkan Rencana " yang telah dijadwalkan dengan
yang telah dicapai/dibangun, schedule mendukung perpanjangan waktu
yang diminta tidak hanya untuk kegiatan yang diklim tetapi juga untuk dampak
keseimbangan proyek. Analisis schedule dengan bantuan dari program
komputer yang canggih dapat membantu, tetapi juga bisa membuat analisis
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 4
MODUL CMB-12 BAB II
Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim Identifikasi dan Perhitungan Klim
Management)
yang sangat rumit. Faktor keputusan yang terakhir adalah dampak adanya jalur
kritis dan dapat menjadi sulit untuk memisahkannya oleh karena semua faktor
yang lain dan sangat mempengaruhi jadwal konstruksi.
Biaya atau kerusakan sebagai hasil aktivitas yang diklim dengan dukungan
yang penuh dari penggunaan faktor di kalkulasi. Juga biaya, ketika
mendapatkan persetujuan efek dari aktivitas yang diklim pada aspek yang
lain dari proyek konstruksi dihitung dengan cara yang sama sebagai biaya
langsung.
2.3.3.3 Dokumentasi
RANGKUMAN
Klim sebelum diajukan, harus memenuhi syarat dari hasil identifikasi klim yang diproses
melalui input/ masukan : (a) Cakupan Kontrak, (b) Kondisi Kontrak, (c) Uraian Pekerjaan
Tambah yang diklim, (d) Uraian tentang permintaan Waktu
Dan kemudian diproses menggunakan Teknik dan Cara : (a) Kondisi /Terminologi
Kontrak, (b) Kebijakan Pakar, (c) Dokumentasi, dan akan menghasilkan keluaran/output :
(a) Pernyataan Klim, (b) Dokumentasi.
Dari hasil identifikasi klim kemudian di hitung besarnya klim dengan proses
masukan/intput untuk perhitungan klim : (a) Pernyataan Klim, (b) Pekerjaan yang
dipengaruhi oleh kegiatan Klim. Kemudian diproses dengan menggunakan Teknik dan
cara untuk perhitungan klim adalah (a) Pengukuran Kuantitas , (b) Perkiraan Biaya, (c)
Hukum Kontrak, (d) Schedule Analysis. Kemudian akan menghasilkan output/ keluaran
dari perhitungan klim adalah : (a) Biaya Langsung atau tidak langsung , (b)
Perpanjangan Waktu, (c) Dokumentasi.
Rangkuman pada Bab ini masih berlanjut bagaimana melakukan pencegahan dan
menyelesaikan klim atau sengketa pada bab berikutnya.
LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI
Soal :
Elemen Kompetensi/KUK Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/
No.
(Kriteria Unjuk Kerja) Penilaian Mandiri
1. Berperan dalam
mengidentifikasi Klim
BAB III
PENCEGAHAN DAN PENYELESAIAN KLIM/SENGKETA
3.1. UMUM
Cara yang paling baik dalam mencegah klim/ sengketa adalah penekanan pada
bagaimana mencegah timbulnya klim/ sengketa.
Dengan kesempurnaan lingkup kerja (scope), alokasi risiko dalam kontrak dan
pelaksanaan pekerjaan yang baik, hal ini tidak akan menimbulkan klim.
Klim dapat diperkecil oleh penggunaan dari suatu rencana manajemen risiko yang
mengalokasikan risiko antara para pihak atas dasar para pihak dapat
mengendalikan risiko.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 1
MODUL CMB-12 BAB III
Sistem Manajemen Klim (Claim Management) Pencegahan dan Penyelesaian Klim/Sengketa
Cakupan/lingkup kontrak dan spesifikasi harus ditulis dengan jelas dan terang.
3.2.2.2 Schedulle
3.2.2.5 Kemitraan
Proyek proyek menggunakan teknik yang relatif baru tentang kemitraan (proyek
khusus), mempunyai suatu peningkatkan peluang untuk menghindari klim oleh
karena dedikasi timbal balik dari para pihak dan lebih baik persyaratan
komunikasi yang menjadi bagian dari teknik ini.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 2
MODUL CMB-12 BAB III
Sistem Manajemen Klim (Claim Management) Pencegahan dan Penyelesaian Klim/Sengketa
Beberapa proyek, pada umumnya yang lebih besar, menetapkan suatu Badan
Peninjauan Ulang Persengketaan (DRB) terutama sekali dari proyek dengan hasil
yang baik. Badan ini bertindak semacam Badan Arbitrasi (BANI) yang akan
menyelesaikan timbulnya perselisihan apapun sepanjang proyek sedemikian rupa
sehingga potensi klim diubah menjadi amandemen atau ditiadakan untuk alasan
yang dapat diterima sebelum proyek diakhiri.
Salah satu cara yang terbaik dari mengurangi potensi klim adalah untuk pihak lain
mengenali suatu perubahan yang telah terjadi. Kecenderungan untuk gagal dalam
melakukan ini atau adu argumentasi disetiap ada potensi perubahan adalah suatu
faktor yang utama dalam mengabadikan klim. Kedua belah pihak perlu untuk
bersikap yang realistis.
3.2.2.9 Dokumentasi
Potensi Klim untuk ganti-rugi atau permintaan perpanjangan waktu atau kedua-
duanya, yang mendapatkan persetujuan, diubah menjadi amandemen dan klim
tidak terlihat.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 3
MODUL CMB-12 BAB III
Sistem Manajemen Klim (Claim Management) Pencegahan dan Penyelesaian Klim/Sengketa
Menggunakan teknik dan peralatan pada Schedule di atas tidak ada perdebatan
dalam permintaan untuk perubahan (klim) pada akhir proyek. Tidak ada yang
timbul atau jika mereka mempunyai, mereka telah membuang perubahan itu
atau membatalkannya.
Jika hal ini terjadi mulailah dengan proses satu demi satu (step by step) dalam
menyelesaikannya.
Penyelesaian yang memakan waktu lama akan merugikan para pihak yang
bersengketa.
Proses mulai dari negosiasi yang kemungkinan lebih dari satu level, sebelum
melangkah ke penyelesaian arbitratisi dan litigasi hal ini tergantung kontrak dan
perkembangan tuntutan dunia konstruksi.
3.3.2.1 Negosiasi
Selalu langkah pertama dan yang paling baik adalah melakukan penyelesaian.
Kadang-Kadang negosiasi perlu untuk diangkat ke suatu tingkat yang lebih tinggi
tetapi hal ini masih dalam berusaha diantara para pihak untuk menemukan suatu
solusi yang hampir seimbang.
3.3.2.3 Pengadilan
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 4
MODUL CMB-12 BAB III
Sistem Manajemen Klim (Claim Management) Pencegahan dan Penyelesaian Klim/Sengketa
Ini adalah hasil ketika semua percobaan dari awal atau usaha mengalami jalan
buntu. Penuntutan perkara konstruksi biasanya kompleks untuk suatu dewan juri
dalam memahami dan sering juga memakan waktu yang lama menyajikannya. Ini
adalah pengadilan terakhir" dan memakan biaya yang mahal karena melibatkan
perusahaan/institusi. Para Pihak didalam proses pengadilan benar-benar ingin
pasti bahwa hal ini adalah satu-satunya cara persengketaan dapat diselesaikan.
Ketika melalui negosiasi menemui jalan buntu hal ini akan bijaksana dari para
pihak untuk memperkirakan biaya dalam membawa perselisian. Melalui Mediasi
adalah mahal (tetapi dapat hemat biaya) dan beberapa kasus arbitrase dapat
melalui pendekatan biaya dari proses pengadilan, dalam kaitan dengan jumlah
penemuan yang dilibatkan. Suatu perkiraan dari biaya-biaya ini dapat membantu
dalam memutuskan betapa pentingnya dalam mengusahakan suatu klim.
Seperti yang dijelaskan pada salah satu cara dan teknik dalam mengatasi klim
Dalam keadaan dimana kontrak tidak bisa tertutup oleh karena suatu perselisihan
yang menunggu keputusan, penyelesaian (menyangkut) perselisihan itu membuka
peluang kontrak untuk tertutup.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 5
MODUL CMB-12 BAB III
Sistem Manajemen Klim (Claim Management) Pencegahan dan Penyelesaian Klim/Sengketa
RANGKUMAN
Dengan kesempurnaan lingkup kerja (scope), alokasi risiko dalam kontrak dan
pelaksanaan pekerjaan yang baik, hal ini tidak akan menimbulkan klim
Proses dalam pencegahan Klim adalah melalui Masukan dari : (a) Rencana Proyek, (b)
Terminologi Kontrak, (c) Rencana Manajemen Risiko. Kemudian diproses dengan teknik
dan cara (a) Kejelasan dari Bahasa , (b) Schedule, (c) Peninjauan Ulang Keterbangunan,
(d) Prosedur Permintaan Informasi (RFI) , (e) Kemitraan, (f) Proses Prakualifikasi, (g)
Badan Peninjauan Ulang Persengketaan (DRB), (h) Mengenali Perubahan Bersama, (i)
Dokumentasi. Dan akan menghasilkan output /keluaran dari mencegah klim adalah : (a)
Dan Keluaran dari Pencegahan Klim adalah (b) Perubahan Perubahan, (c) Tidak ada Klim
Kemudian bagaimana menyelesaikan Klim/Sengketa dimana penyelesaian memakan
waktu lama dan akan merugikan para pihak yang bersengketa.
Proses mulai dari negosiasi yang kemungkinan lebih dari satu level, sebelum melangkah
ke penyelesaian arbitration dan litigation hal ini tergantung kontrak dan perkembangan
tuntutan dunia konstruksi.
Proses melalui input/masukan didalam Penyelesaian Klim yaitu (a) Pernyataan Klim, (b)
Perhitungan Klim, (c) Kontrak. Kemudian dengan menggunakan teknik dan cara untuk
menyelesaikan klim/sengketa adalah : (a) Negosiasi, (b) Alternatif Penyelesaian
Sengketa (ADR), (c) Pengadilan, (d) Perkiraan Biaya Penyelesaian Sengketa.
Dan output /keluarannya yaitu : (a) Klim Diselesaikan, (b) Kontrak ditutup.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 6
MODUL CMB-12 BAB III
Sistem Manajemen Klim (Claim Management) Pencegahan dan Penyelesaian Klim/Sengketa
PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI
3.2 Hasil pencegahan klim / 3.2.1 Apa yang akan terjadi bila
sengketa disepakati para kontraktor tidak menerapkan
pihak manajemen risiko?
3.2.2 Apa yang timbul bila klim tidak
mendapatkan kesepakatan dari
para pihak?
3.2.3 Apa yang timbul bila klim
mendapatkan kesepakatan dari
para pihak?
4. Membantu melakukan
penyelesaian klim / sengketa
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) III - 7
MODUL CMB-12 Daftar Pustaka
Sistem Manajemen Klaim Proyek ( Project Claim
Management)
DAFTAR PUSTAKA
Keppres No. 80 tahun 2003, tentang : Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan
Jasa Pemerintah
PMI, A Guide to the Project Management Body of Knowledge, Third Edition. 2004
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) DP-1