Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebuah negara yang sedang berkembang dalam segala bidang, baik dalam
bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan sebagainya. Untuk menunjang perkembangan ter-
sebut, energi listrik adalah salah satu yang memegang peranan penting. Oleh karena itu,
kebutuhan akan energi listrik cenderung meningkat setiap tahunnya.
Energi listrik dalam kehidupan modern peranannya sangat penting untuk keperluan
penerangan, transportasi/komunikasi, indrustri dan rumah tangga. Dengan adanya perkem-
bangan pembangunan, pertambahan jumlah penduduk, dan kenaikan taraf hidup masyara-
kat kearah yang lebih baik, maka kebutuhan akan energi listrik juga bertambah.
Kenaikan kebutuhan listrik tentunya diimbangi dengan pertambahan pembangunan
Pembangkit-Pembangkit Listrik, Saluran Transmisi (SUTT/SUTET), Gardu Induk, Salu-
ran Distribusi, hingga dapat dikonsumsi oleh konsumen dan tidak lupa aspek keadalan dan
keamanan perlu jugga di perhatikan.
PT. PLN (persero) Unit Pengatur Beban Sumatera Unit Pelayanan Transmisi Palem-
bang merupakan unit kerja PT. PLN (Persero) yang bertanggung jawab atas keadalan dan
ketersediaan sarana instalasi sistem transmisi tegangan tingi dan pengelolaan aktivitas EDP
guna menjamin pencapaian terget kinerja yang ditetapkan oleh manajemen P3B Sumatera.,
dalam bidang pelaksana, pengkoordinir dan pengawas dalam proses penyaluran dan
pengaturan energi listrik dari pembangkit/saluran transmisi (SUTT/SUTET) hingga ke
saluran distribusi sekunder (SUTM). Proses penyaluran energi listrik ini berkaitan dengan
jaringan transmisi dan gardu induk di dalamnya sebagai penunjang utama keandalan suatu
sistem tenaga listrik.
Hal-hal tersebut membuat penulis untuk mengetahui lebih jauh tentang-proses-pros-
esnya, lingkup pekerjaan, dan sekaligus menjadi latar belakang penulis untuk mengadakan
kerja praktek di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan melaksanakan kerja praktek di PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Unit Pelaksana Gardu Induk Purworejo adalah :
1. Membandingkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama di
bangku kuliah dengan praktek yang terjadi di lapangan.

2. Memberikan bekal pengalaman praktek, sehingga teori yang didapatkan dapat dit-
erapkan di lapangan.

3. Mempelajari dan mengetahui berbagi macam proses yang terjadi dalam penerapan
bidang listrik, khususnya di PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), Gardu Induk
Purworejo.

4. Memenuhi prasyarat sks wajib sesuai kurikulum yang di berlakukan di


Universitas Tidar Magelang.

5. Untuk memperdalam pengalaman/ wawasan sesuai dengan bidang yang dipraktek-


kan serta untuk melatih kemampuan berfikir mengungkapkan pendapat dan me-
nyusun suatu laporan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis hanya menjelaskan


tentang Induk Purworejo.

1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Adapun tempat dan waktu pelaksanaan Kerja Praktek adalah :

Tempat : PT. PLN Gardu Induk 150 KV Purworejo

Waktu : 24 Juli s/d 2 Agustus 2017

1.5 Metode Penulisan

Penulisan laporan kerja praktek ini menggunakan metode-metode sebagai


berikut :
1. Metode Wawancara
Metode ini dilaksanakan melalui tanya jawab secara langsung melalui narasum-
ber yang menguasai dibidangnya masing-masing untuk mencari data-data yang
diperlukan tentang PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)
2. Metode Literatur

Metode pengumpulan bahan ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku


kuliah, panduan manual Perusahaan Listrik Negara dan berbagai sumber lainnya.
3. Metode Tinjauan Lapangan

Metode tinjauan lapangan dilakukan agar penulis bisa memahami secara praktek
mengenai proses pengamanan dan kontrol pada transformator.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulis membuat suatu sistematika penulisan


yang terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab terdapat uraian-uraian sebagai
berikut :

Bab I PENDAHULUAN
Berisikan tentang Latar Belakang, Tujuan Kerja Praktek, Pembatasan Ma-
salah, Metodelogi Penulisan, serta Sistematika Penulisan.

Bab II TINJAUAN UMUM


Berisikan tentang gambaran umum PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero), Gardu Induk Purworejo.

Bab III TINJAUAN PUSTAKA


Berisikan tentang pengertian, klasifikasi, pemilihan jenis garduk induk, dan
sistem hubung rangkaian gardu induk serta peralatan dan perlengkapan yang
terdapat di dalamnya seperti Transformotor Tenaga, PT (Trafo Tegangan),
CT (Trafo Arus), Pemisah dan lain-lain.

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Berisikan tentang fungsi proteksi Transformator, relai proteksi arus lebih
pada penyulang yang disuplai trafo tenaga.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN


Berisikan kesimpulan dan saran yang berdasarkan analisa penulis.

BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. PLN (PERSERO)

Perusahaan listrik di indonesia dirintis oleh perusahaan perusahaan swasta Belanda, yaitu
oleh pabrik perusahaan kelistrikan untuk umum yang mempunyai nilaikeuntungan, maka berdirilah pe-
rusahaan swasta milik Belanda seperti:
1. NV. ANIEW
2. NV. GEBEO
3. NV. OGEM
4. Dan perusahaan listrik yang bersifat lokal lainnya.
Jawatan tenaga membawahi perusahaan negara untuk pembangkit tenaga
listrik (PANUPATEL) dan di perluas membawahi juga perusahaan negara untuk distribusitenaga listrik
(PANUDITEL). Pada tahun 1952, berdasarkan keputusan presidenNO.163 tanggal 3 oktober 1953 ten-
tang nasionalisme perusahaan listrik milik bangsaBelanda yaitu: jika konsei perusahaan telah berakhir,
maka beberapa perusahaanswasta tersebut di ambil alih dan di gabungkan jawatan kerja tenaga. Jawatan
tenaga kerja di ubah menjadi perusahaan listrik negara melalui surat Menteri pekerjaanumum dan tenaga
NO.P.25/45/17 tanggal 23 September 1958, Sedangkan P3LG di bubarkan pada tahun 1959, setelah de-
wan direkturmembentuk Perusahaan Listrik Negara (D. D. PLN ) terbentuk berdasarkan undang undang
dan peraturan pemerintah tersebut menteri pekerjaan umum dan tenaga pada saat ini menertibkan surat
keputusan :
Menteri PU. T. Nomor : ment 16/Mei 1961 yang arah nya sebagai berikut :
1. BPU adalah Suatu badan perusahaan negara yang di serahi tugas untuk menguasai dan men-
gurus perusahaan listrik negara dan tugas yang terbentuk badan hukum.
2. Organisasi BPU-PLN di pimpin oleh direksi.
3. Di daerah di bentuk daerah exploitasi yang terdiri dari:
a. Sepuluh (10) daerah exploitasi umum (pembangkit dandistribusi)
b. SDS dua (2) daerah exploitasi khusus distribusi listrik
c. Satu (1) daerah exploitasi khusus pembangkit listrik
d. Tiga belas (13) PLN exploitasi proyek proyek kelistrikan
4. Daerah exploitasi khusus pembangkit di bagi lebih lanjut menjadi cabang dan ranting.
5. Daerah exploitasi pembangkit di bagi lebih lanjut menjadi sector

Dalam kabinet pembangunan satu ,ditjen gatrik,PLN dan lembaga lembagamasalah kelem-
bagaan (LMK) di alihkan ke departemen PUTI, LMK di tetapkandalam pengelolaan PLN melalui pera-
turan menteri PUTL NO.8/PRT/1970.
Tahun 1972 PLN di tetapkan sebagai perusahaan umum melalui peraturanpemerintah NO.18
pemerintah juga memberikan tugas-tugas di bidang kelistrikan kepada PLN untuk Mengatur, Membina,
Mengawasi, dan melaksanakanperencanaan umum di bidang kelistrikan nasional di samping tugas tugas
perusahaan.
Terlihat bahwa tugas tugas pemerintah yang semula di pakai oleh PLN (secarabertahap di kem-
balikan ke departemen), sehingga PLN dapat lebih memuaskanfungsinya sebagai perusahaan.
Berdasarkan undang undang dan peraturan pemerintah yang semula di pakaioleh PLN merupa-
kan salah satu pemegang kekuasaan usaha kelistrikan, berhubungandengan itu maka agar di dalam
pelaksanaan operasional sebagai pemegang kuasatenaga kelistrikan sesuai dengan makna di atas,
pemerintah republik indonesiamenetapkan peraturan pemerintah indonesia NO.17 tahun 1990 tentang pe-
rusahaanumum (PERUM) listrik negara. Peraturan ini merupakan dasar hukum pengelolaanperusahaan
umum listrik negara sebagai pemegang tenaga kuasa usahaketenagalistrikan berdasarkan peraturan
pemerintah NO.23 tahun 1994 status PLN diubah dari PERUM menjadi persero atau dengan PT. PLN
(persero).
2.2 Visi dan Misi PT. PLN (PERSERO)

Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang, Unggul dan Ter-
percaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

Misi

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

Menjadika tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan


masyarakat.

Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan perekonomian.

Menjakankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkuangan.

2.3 Profil Perusahaan PT. PLN (Persero) APP SALATIGA

PT. PLN (Persero) APP Salatiga merupakan salah satu unit dari PT. PLN (Persero)

P3B Jawa Bali dimana dibentuk berdasarkan SK Direktur No.1466.K/DIR/2011

tanggal 13 Desember 2011.

Proses Bisnis APP Salatiga adalah Pelaksana Pemeliharaan. Tugas utama PT. PLN

(Persero) APP Salatiga adalah mengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik di wilayah

sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta secara unggul, andal, terpercaya.


Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) APP Salatiga adalah meliputi 3 (tiga) daerah atau

Basecamp yaitu Basecamp Salatiga, Yogyakarta dan Surakarta dengan jumlah gardu in-

duk yang dikelola sebanyak 31 (tiga puluh satu), dimana terdapat 62 Trafo IBT Dan Trafo

Distribusi (3638 MVA) serta panjang transmisi 2101,702 kms .

Jumlah aset di APP Salatiga Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola dan

pemeliharaan, APP Salatiga memiliki aset yang terpasang dan tersebar di seluruh wilayah

Salatiga, Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah aset yang dimiliki APP Salatiga s.d tahun 2012

adalah Rp 3,935 Triliun. Jumlah Gardu Induk yang dikelola APP Salatiga saat ini ber-

jumlah 31 unit, baik GIS maupun GI Konvensional baik di Grid 500 KV maupun 150

KV.

2.4 Tugas Utama dan Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APP Salatiga

Tugas utama PT PLN (Persero) APP Salatiga adalah mengelola transmisi dan
transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta selatan secara
unggul, andal, terpecaya. Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APP Salatiga adalah meliputi
3 (tiga) daerah atau Base Camp yaitu Base Camp Salatiga, Yogyakarta dan Surakarta
dengan jumlah gardu induk yang dikelola sebanyak 31 (tiga puluh satu), dimana terdapat
62 Trafo IBT Dan Trafo Distribusi (3638 MVA) serta panjang transmisi 2101,702 kms .

2.5 Tata Nilai Perusahaan

Tata Nilai organisasi yang dianut oleh TRANS-JBT adalah: beretika, saling
percaya, peduli, sadar biaya, kerjasama, terbuka, integritas, pembelajar, kesesuaian per-
kataan dan perbuatan, serta selalu berikhtiar untuk menjadi lebih baik.

2.6 Visi dan Misi PT PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga


Visi Perusahaan

Menjadi unit pengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik yang Unggul, Andal
dan Terpercaya berkelas dunia.

Misi Perusahaan

1. Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara


efisien, andal, dan akrab lingkungan;
2. Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil;

2.7 Struktur Organisasi Perusahaan

Manager
Staff
Asisten Ahli
Manager Asisten Manager Asisten Manager
Asisten
Asisten Pengelolaan Pengelolaan dan Pengelolaan dan
Manager
Manager dan Pemeliharaan Pemeliharaan
Administrasi
Enginiring Pemeliharaan Aset BC Aset BC
dan Umum
SPV Aset BC Surakarta Yogyakarta
SPV SPV
Lingkungan Salatiga
SPV Har SPV Har SPV Har Administr
Jaringan Jaringan Pelaksana
dan K2 Jaringan atsi &
SPV Pengadaan
SDM
SPV
Pengelolaan SPV Har
SPV Har Gardu Induk SPV Har Anggaran
Data Gardu Induk &
Gardu Induk
SPV Har Akuntans
Proteksi & SPV Har
SPV Har i
SPV
Meter Proteksi &
Proteksi dan Meter Logistik &
Meter SPV Jargi Umum
SPV Jargi
GITET Pedan Purworejo
SPV Jargi
Bawen SPV Jargi
Wonogiri SPV Jargi
SPV Jargi Wates
Jelok & SPV Jargi
Wonosari & SPV Jargi
Beringin Godean &
Solobaru
SPV Jargi Medari
Secang & SPV Jargi
Sragen & SPV Jargi
Sanggrahan Ketungan &
Masaran
Gejayan
SPV Jargi SPV Jargi
SPV Jargi
Temanggung Nguntoronadi
Bantul
SPV Jargi &Wirobrajan
SPV Jargi Jajar & SPV Jargi
Mojosongo & Mangkuneran Semanu
Banyudono SPV Jargi
Palur & SPV Jargi
Gondangrejo Wadaslintang
SPV jargi
Klaten
PT PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga dipimpin oleh seorang Manager yang
membawahi lima Asisten Manager, yaitu :
1. Asisten Manager Enginering
2. Asisten Manager Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset BC Salatiga
3. Asisten Manager Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset BC Surakarta
4. Asisten Manager Pengelolaan dan Pemeliharaan Aset BC Yogyakarta
5. Asisten Manager Administrasi dan Keuangan

PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga juga membawahi tiga puluh satu
gardu induk yaitu :
1. Gardu Induk Bawen
2. Gardu Induk Jelok
3. Gardu Induk Beringin
4. Gardu Induk Secang
5. Gardu Induk Sanggrahan
6. Gardu Induk Temanggung
7. Gardu Induk Mojosongo
8. Gardu Induk Banyudono
9. Gardu Induk Pedan
10. GITET Pedan
11. Gardu Induk Wonogiri
12. Gardu Induk Wonosari
13. Gardu Induk Solobaru
14. Gardu Induk Sragen
15. Gardu Induk Masaran
16. Gardu Induk Nguntoronadi
17. Gardu Induk Jajar
18. Gardu Induk Mangkunegaran
19. Gardu Induk Palur
20. Gardu Induk Gondangrejo
21. Gardu Induk Purworejo
22. Gardu Induk Wates
23. Gardu Induk Godean
24. Gardu Induk Medari
25. Gardu Induk Kentungan
26. Gardu Induk Gejayan
27. Gardu Induk Bantul
28. Gardu Induk Wirobrajan
29. Gardu Induk Semanu
30. Gardu Induk Wadas Lintang
31. Gardu Induk Klaten

Sedangkan tiap Gardu Induk dipimpin oleh Supervisor.

2.8 Wilayah Kerja

Wilayah kerja PT. PLN (Persero) TRANS-JBT App Salatiga adalah Salatiga, Sura-
karta dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam mengelola transmisi dan transaksi tenaga
listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta, Surakarta selatan PT. PLN (Persero)
TRANS-JBT App Salatiga selalu mengadakan hubungan komunikasi dengan Gardu Induk
di tiap daerah, APJ, APD dan APB sehingga hal apapun dapat diminimalisasi keku-
rangannya.
Berdasarkan operasi dan pemeliharaan system penyaluran, PT. PLN (Persero)
TRANS-JBT App Salatiga dibagi dalam 3 Bascampe, yaitu : BC Salatiga, BC Surakarta,
dan BC Yogyakarta. Berdasarkan pelayanan ke Distribusi.

2.9 Strategi PLN APP Salatiga Untuk Mencapai Operational Of Excellent 2017

1. Technical System

Yaitu konfigurasi dan optimalisasi aset aset dan sumber daya untuk
menciptakan nilai dan meminimalisir kerugian.

2. Management Infrastucture

Struktur, Sistem dan Proses untuk mendukung Technical System

3. Mindsets, Capabilities dan Leadership

Cara para pegawai berpikir, merasakan dan bertindak dalam lingkungan


kerja.

4. Availability

Availability adalah kesiapan sistem transmisi dan trafo daya untuk


menyalurkan energi listrik ke konsumen
Faktor pengaruh:
Keterbatasan kemampuan sistem transmisi dan trafo

Gangguan pada sistem transmisi dan trafo

Menurunnya fleksibilitas operasi


Pelaksanaan pemeliharaan yang tidak tepat waktu.

5. Recovery Time

Recovery time adalah waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan peralatan


atau sistem saat terjadi gangguan permanen/temporer

6. Realibility

Reliability menunjukkan kesiapan sistem proteksi dalam pendukung


peralatan utama.
Langkah-langkah:
Scanning & Rekomisioning sistem proteksi

Meningkatkan pelaksanaan O&M sesuai dengan procedure base


yang mengacu pada SE Direksi, SOP, IK, kesepakatan hasil Forum
Engineering, Standar Internasional

Melaksanakan penggantian peralatan yang unjuk kerjanya tidak


sesuai standar

Meningkatkan quality control peralatan baru yang akan masuk ke


sistem

Penggantian Kabel Power 20 kV

7. Efisiensi

Efisiensi wajib dilakukan tanpa mengorbankan keandalan sistem dan


peralatan

8. Peduli dan Ramah Lingkungan


PLN APP Salatiga mempunyai wilayah kerja yang cukup luas. Sebagian
besar aset APP Salatiga berada di luar ruangan GI atau di lingkungan masyara-
kat.
Strategi:
Menciptakan sistem pelaporan komplain

Memetakan kerawanan sosial

Koordinasi dengan Pemda dan Aparat setempat

9. Produktivitas Pegawai

Pegawai yang produktif merupakan unsur penting dalam mencapai, mem-


perbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.

10. Implementasi SMK3

SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang


meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 GARDU INDUK

Gardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan dari
transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui sistem
kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya gardu induk
bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik menjadit-
enaga listrik menjadi tegangan tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegan-
gan menengah atau tegangan distribusi.
Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (trans-
misi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub
sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu
induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem
penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya me-
lalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan menengah.

3.2 Fungsi Gardu Induk

Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau
merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi).

Fungsi gardu induk secara umum :

a. Mentransformasikan daya listrik :


1. Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).
2. Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV)
3. Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 Kv 70Kv/20)

b. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari system tenaga listrik.
c. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi
dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan me-
lalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.

d. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal
dengan istilah SCADA.

e. Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan ter-
tentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu induk lain.

3.3. Klasifikasi Gardu Induk

Gardu induk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam menurut dari segi fungsi,
segi pemasangan, dll. Berikut adalah jenis-jenis dari Gardu Induk :

3.3.1 Gardu induk (substations) berdasarkan dari pemasangan peralatan

a. Gardu Induk Pasang Luar (out door substation)

Gardu induk jenis pasangan luar terdiri dari peralatan tegangan tinggi pasangan luar.
Pasangan luar yang dimaksud adalah diluar gedung atau bangunan. Walaupun ada be-
berapa peralatan yang lain berada di dalam gedung, seperti peralatan panel kontrol,
meja penghubung (switch board) dan baterai.Gardu Induk jenis ini ini memerlukan
tanah yang begitu luas namun biaya kontruksinya lebih murah dan pendinginannya mu-
rah.

b. Gardu Induk Pasangan Dalam (indoor door substation)

Disebut Gardu induk pasangan dalam karena sebagian besar peralatannya berada da-
lam suatu bangunan. Peralatan ini sepertihalnya pada gardu induk pasangan luar. Dari
transformator utama, rangkaian switchgear dan panel kontrol serta batere
semuanya. Jenis pasangan dalam ini dipakai untuk menjaga keselarasan dengan daerrah
sekitarnya dan untuk menghindari bahaya kebakaran dan gangguan suara.
c. Gardu Induk Semi-Pasangan Luar (semi-out door substation)

Sebagian peralatan tegangan tingginya terpasang di dalam gedung dan yang lainnya
dipasang diluar dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan. Karena
konstruksi yang berimbang antara pasangan dalam dengan pasangan luar inilah tipe
gardu induk ini disebut juga gardu induk semi pasangan dalam.

d. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah (underground substation)

Sesuai dengan namanya, gardu induk pasangan bawah tanahhampir semua peralatanya
terpasang dalam bangunan bawah tanah. Hanya alat pendinginan biasanya berada diatas
tanah, dan peralatan-peralatan yang tidak memungkinkan untuk ditempatkan di
bangunan bawah tanah. Gardu induk jenis ini umumnya berada dipusat kota, karena
tanah yang tidak memadai.

3.3.2. Gardu induk (substations) berdasarkan dari tegangan

Dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :

a. Gardu induk transmisi

Yaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi untuk kemudian menya-
lurkannya ke daerah beban (industri, kota, dan sebagainya). Gardu induk transmisi yang
ada di PLN adalah tegangan tinggi 150 KV dan tegangan tinggi 30 KV.

b. Gardu induk distribusi

Yaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk transmisi dengan
menurunkan tegangannya melalui transformator tenaga menjadi tegangan menengah
(20 KV, 12 KV atau 6 KV) untuk kemudian tegangan tersebut diturunkan kembali men-
jadi tegangan rendah (127/220 V atau 220/380 V) sesuai dengan kebutuhan.
3.3.3. Gardu induk (substations) berdasarkan dari fungsinya

Dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :


a. Gardu Induk Penaik Tegangan

Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan
pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di
lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit
listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan
efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.

b. Gardu Induk Penurun Tegangan

Merupakan gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan
tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distri-
busi. Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah
pelanggan (beban) dilayani.

c. Gardu Induk Pengatur Tegangan

Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Ka-
rena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi
yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor,
sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.

d. Gardu Induk Pengatur Beban

Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang
pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator
dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator berubah
menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.

e. Gardu Induk Distribusi

Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distri-
busi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
3.3.4. Gardu induk (substations) berdasarkan dari isolasi

Dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :

a. Gardu induk dengan isolasi udara

Merupakan gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegan-
gan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa gardu
induk konvensional memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

b. Gardu induk yang menggunakan isolasi gas SF 6

Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegan-
gan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang berte-
gangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated
Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit.

3.3.5. Gardu induk (substations) berdasarkan dari sistem rel/ busbar

Dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :

a. Gardu induk sistem ring busbar.

Merupakan gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini,
semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan mem-
bentuk ring (cincin).

b. Gardu induk sistem single busbar.

Merupakan gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu
dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem
transmisi.
c. Gardu induk sistem double busbar.

Merupakan gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem
double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khu-
susnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini
pada umumnya yang banyak digunakan.

d. Gardu induk sistem satu setengah (on half) busbar.

Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk
jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang
berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat
mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan system (manuver sys-
tem). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara
deret (seri).

3.4. Peralatan dan Kelengkapan Gardu Induk

Gardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa per-
lengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan
distribusi primer. Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan
sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan. , Secara
umum perlatan dan perlengkapan pokok yang ada di Gardu Induk terdiri dari :

3.4.1. Transformator Daya

Transformator daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke tegangan menengah (200 KV)
atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
Gambar 3.1. Trafo GI 150 KV Purworejo

Merk : ABB
Type : SDOR 30000/170
No seri : 12185945
Year : 1989
Standart : IEC.76-1976
Freq : 50 Hz
Type Cooling : ONAN
Temp rise winding : 65K
Temp rise oil : 60K
Rated power : 30MVA
Rated Voltage / Current :
HV : 150kV / 115 A
LV : 22kV / 787 A
Gambar 3.2. Trafo GI 150 KV Purworejo

Merk : UNINDO
No seri : p060le673
Tahun buat : 2011
Tahun operasi : 2012
Kapasitas : 60 mva
Tahun produksi : 2011
Rated voltage : 150/20/10 kv
Rated current : 230.9/1732.1/666.7 a
Pendingin : ONAN/ONAF
Impedansi :12.5%

3.4.2. Transformator Arus

Trafo arus disebut juga current transformer (CT) berfungsi untuk menurunkan arus
besar pada tegangan tinggi menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pen-
gukuran dan pengaman. Menurut tipe kontruksinya :

a. Tipe Cincin (ring/window tipe)


b. Tipe Tangki Minyak
c. Tipe cor-coran Cast Resin (mounded cast resin tipe)

Gambar 3.3. TRAFO ARUS (CT) Bantul

MERK : ABB
TYPE : IMGD 170 AY
No.Seri : - 8149572
- 8149603
- 8149587
Tahun : 2003
Inominal : 1000 A
Ratio : 1000/1 A
Burden : 30 VA
Gambar 3.4. TRAFO ARUS Wates

MERK : ALSTHOM
TYPE : IH 170
NO.SERI : K91941
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
RASIO : 600/1 A
CORE BURDEN : 20 VA, 30 VA
KELAS : 0.5 / 5P20
Gambar 3.5. TRAFO ARUS Kebumen

MERK : ALSTHOM
TYPE : IH 170
NO.SERI : K91941
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
RASIO : 600/1 A
CORE BURDEN : 20 VA, 30 VA
KELAS : 0.5 / 5P20
Gambar 3.6. TRAFO ARUS (CT) Wadaslintang I

MERK : ABB
TYPE : IMBD 170 A2
NO.SERI : 77544 01 /02/ 28
Rated Voltage : 170 kV
Tahun Buat : 1989
Tahun operasi : 03-07-2013
RASIO : 600/1 A
CORE BURDEN : 20 VA, 30 VA
KELAS : 0.5 / 5P20
Gambar 3.7. TRAFO ARUS Wadaslintang II

MERK : BBC
TYPE : TMBR F170
NO SERI : HU 328373
HU 328372
HU 328371
TAHUN : 1973
I NOMINAL : 720 A MAX
RASIO : 600/1 A
BURDEN : 20 VA. 20VA.
CLASS : 0.5
Gambar 3.8. TRAFO ARUS Kopel

MERK : EMEK
TYPE : AT.2 - 70
No. Seri : - 02CD792
- 02CD793
- 02CD794
Tahun : 2002
I nominal : 2000-1000A
Ratio : 1000/1A
Burden : 30 VA
Class :2
Gambar 3.9. TRAFO ARUS Trafo I

CT 150KV TRAFO 1
MERK : ALSTHOM
TYPE : IH 170
NO.SERI : K91961
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
RASIO : 600/1 A
CORE BURDEN : 20 VA, 30 VA
KELAS : 0.5 / 5P20
Gambar 3.10. TRAFO ARUS Trafo II

CT 150 KV TRAFO 2
MERK : ARTECHE
TYPE : TA 170
No.Seri : - 12003122/1
- 12003122/2
- 12003122/3
Tahun : 2012
Inominal : 150 A -300 A
Ratio : 150-300/1 A
Burden : 10 VA
CLASS : 5P, PX, 0.5

3.4.3 Transformator Tegangan

Trafo tegangan disebut juga potensial transformator adalah trafo yang berfungsi
menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah, untuk sumber
tegangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi. Fungsi trafo tegangan (potensial transformer) :

1. Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrik menjadi


besaran tegangan untuk system pengukuran atau proteksi.
2. Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaian primer.
3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi
sekunder.

Gambar 3.11 TRAFO TEGANGAN bay Bantul

Ratio : 150.000/V3100/V3
MERK : ABB
TYPE : CPA 170
NO.SERI : - 8646194
- 8646193
- 8646192
Tahun : 2003
Burden : 100 VA
Class : 0.5
Gambar 3.12. TRAFO TEGANGAN (PT) Gombong

TYPE : CPA 170


NO.SERI : - 8646194
- 8646193
- 8646192
Tahun : 2003
Burden : 100 VA
Class : 0.5
Ratio : 150.000/V3100/V3 A
Gambar 3.12. TRAFO TEGANGAN (PT) Wates

MERK : ALSTHOM
TYPE : UHC 170
NO.SERI : 90965
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
RASIO : 600/1 A
CORE BURDEN : 50 VA
KELAS : 0.5
Gambar 3.13. TRAFO TEGANGAN (PT) Kebumen

TYPE : UHC 170


NO.SERI : 90965
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
RASIO : 600/1 A
CORE BURDEN : 50 VA
KELAS : 0.5

Gambar 3.14. TRAFO TEGANGAN Wadaslintang I

MERK : ALSTHOM
TYPE : UHC 170
NO.SERI : 90965
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
RASIO : 600/1 A
CORE BURDEN : 50 VA
KELAS : 0.5

Gambar 3.15. TRAFO TEGANGAN Wadaslintang II

MERK : PASSON VILLA


TYPE : C2VT
NO SERI : 97063
97065
97062
TAHUN : 1998
KAPASITAS : 100 A
BURDEN : 100 VA.
CLASS : 3.5
Gambar 3.16. TRAFO TEGANGAN (PT) Kopel

MERK : HAEFELY TRENCH


TYPE : NO TE VF 161 A
NO.SERI : - 038653601 ( R )
- 038653602 ( S )
- 038653603 ( T )
Rated Voltage Factor 1.5 Un 30 S
Primary : 150000/V3
Maximum total Burden : 200 VA
Class : 0.5
Tahun : 2003
Gambar 3.17. TRAFO TEGANGAN (PT) 20 KV TRAFO 1

MERK : WANDLER
TYPE :UVE 20-16
NO.SERI :8459170
8459168
8459169
Rated Voltage : 22KV
Buatan : JERMAN
RASIO :223KV / 1003V

Gambar 3.18. TRAFO TEGANGAN (PT) 20 KV TRAFO 2

MERK : MERLIN GERIN


TYPE :RTF300F
NO.SERI :9432086
9432077
9432089
Rated Voltage :20KV
RASIO :203KV / 1003V

3.4.4 Aresster

Berfungsi sebagai alat untuk melindungi isolasi atau mengamankan instalasi (peralatan
listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau
tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian, alat ini
bersifat sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus
kilat sistem pentanahan sehingga akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tid-
akmerusak isolasi peralatan listrik.

Gambar 3.19. Lightning Arrester bay Bantul

MERK : ABB
TYPE : EXCOUNT
Tahun : 2003
Kapasitas : 10 kA
No.Seri : - 75070083
- 75070084
- 75070082

Gambar 3.20. Lightning Arrester bay Gombong

MERK : ABB
TYPE : EXCOUNT
No.Seri : - 75070083
- 75070084
- 75070082
Tahun : 2003
Kapasitas : 10 kA
Gambar 3.21. Lightning Arrester bay Wates

MERK : BBC
TYPE : HMP 144
NO.SERI :-
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 10 kA

Gambar 3.22 Lightning Arrester bay Wadaslintang I

MERK : BBC
TYPE : HMP 144
NO.SERI : HAT128518
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 10 kA

Gambar 3.23. Lightning Arrester bay Wadaslintang II

MERK : EMP MBA


TYPE : SC12
NO SERI : L 98825
L 98826
L 98827
TAHUN : 1994
KAPASITAS : 10 KA
Gambar 3.24. Lightning Arrester bay Trafo I

MERK : BBC
TYPE : HMP 144
NO.SERI : HAT1934167
Rated Voltage : 170 kV
Tahun : 1984
KAPASITAS : 10 kA

Gambar 3.25. Lightning Arrester bay Trafo II

MERK : OHIO BRASS


BUATAN : AMERIKA SERIKAT
TYPE : PH 3170GV132
NO SERI : T-62300
T-62219
T-61309
TAHUN BUAT : 2015
TAHUN OPERASI : 04/01/2016
KAPASITAS : 63 KA

3.4.5 Wave Trap

Wavetrap adalah peralatan yang dipasang pada saluran transmisi yang berfungsi untuk
memblockir /meredam frekuensi tinggi yang ditimbulkan oleh peralatan komunikasi (PLC)
agar tidak masuk ke peralatan Gardu Induk dan melewatkan frekuensi 50 HZ.

Gambar 2.26. WAVE TRAP bay Wates


Gambar 2.27. WAVE TRAP bay Kebumen

Gambar 2.28. WAVE TRAP bay Wadaslintang I


Gambar 2.29. WAVE TRAP bay Wadaslintang II

Gambar 2.30. WAVE TRAP bay Gombong


Gambar 3.31. WAVE TRAP Bantul

2.4.6 Saklar Pemisah (PMS)

Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain
yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak ber-
beban. Oleh karena itu pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik
dalam keadaan berbeban. Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan dalam dan pasangan
luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual, motor, pneumatic atau angin dan hi-
drolis.
Gambar 3.32. PMS BUS 1 Bantul

Voltage : 170 KV
MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 A, B, C
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA

Gambar 3.33. PMS BUS 2 Bantul

Voltage : 170 KV
MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 A, B, C
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
Gambar 3.34. PMS LINE Bantul

Voltage : 170 KV
MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100+E
NO SERIE : 2130101738-1A,B,C
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 KA
Gambar 3.35. PMS BUS 1 Gombong

MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 a, b, c
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV
Gambar 3.36. PMS BUS 2 Gombong

MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 a, b, c
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV

Gambar 3.37. PMS LINE Gombong

MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100+E
NO SERIE : 2130101738-1a,b,c
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV
Gambar 3.38. PMS BUS 1 Wates

MERK : BBC
TYPE : SEF 170
NO.SERI : 2512232
RATED VOLTAGE : 170 kV
TAHUN : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
Gambar 3.39. PMS BUS 2 Wates

MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 a, b, c
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV

Gambar 3.40. PMS LINE Wates

MERK : BBC
TYPE : SEF 170
NO.SERI : GP 2512231
RATED VOLTAGE : 170 kV
TAHUN : 1985
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
Gambar 3.41. PMS BUS 1 Kebumen

MERK : BBC
TYPE : SEF 170
NO.SERI : 2512232
RATED VOLTAGE : 170 kV
TAHUN : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA

Gambar 3.42. PMS BUS 2 Kebumen


MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 a, b, c
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV

Gambar 3.43. PMS LINE Kebumen

MERK : BBC
TYPE : SEF 170
NO.SERI : GP 2512231
RATED VOLTAGE : 170 kV
TAHUN : 1985
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
Gambar 3.44. PMS BUS 1 Wadaslintang I

MERK : BBC
TYPE : SEF 170
NO.SERI : GP 2512232
RATED VOLTAGE : 170 kV
TAHUN : 1985
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA

Gambar 3.45. PMS BUS 2 Wadaslintang I


MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 a, b, c
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV

Gambar 3.47. PMS LINE Wadaslintang I

MERK : BBC
TYPE : SEF 170
NO.SERI : GP 2512231
RATED VOLTAGE : 170 kV
TAHUN : 1985
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
Gambar 3.48. PMS BUS 1 Wadaslintang II

MERK : GEC ALSTHOM


TYPE : S2DAT
NO SERI : 7440a
7446b
7439c
TAHUN : 1994
I NOMINAL : 2000 A
KAPASITAS : 1250 A
Gambar 3.49. PMS BUS 2 Wadaslintang II

MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 A, B, C
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV
Gambar 3.50. PMS LINE Wadaslintang II

MERK : GEC ALSTHOM


TYPE : S2DA
NO SERI : 7457c
7455a
7457b
TAHUN : 1994
I NOMINAL : 2000 A
KAPASITAS : 1250 A
Gambar 3.51. PMS BUS 1 Kopel

MERK : COELME
TYPE : SDC
NO.SERI : - 26012/2
- 26012/1
- 26012/3
TAHUN : 2002
I NOMINAL : 2000A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV
Gambar 3.52. PMS BUS 2 Kopel

MERK : COELME
TYPE : SDC
NO.SERI : - 26012/2
- 26012/1
- 26012/3
TAHUN : 2002
I NOMINAL : 2000A
KAPASITAS : 40 kA
VOLTAGE : 170 kV

Gambar 3.53. PMS BUS 1 Trafo I

MERK : BBC
TYPE : SEF 170
NO.SERI : GP 2512232
RATED VOLTAGE : 170 kV
TAHUN : 1984
KAPASITAS : 1250 A/ 25 kA
Gambar 3.54. PMS BUS 2 Trafo I

MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
No.Seri : 2130101737 19 a, b, c
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 KA
VOLTAGE : 170 KV
Gambar 3.55. PMS BUS 1 Trafo II

MERK : COELME
TYPE : SDC
NO.SERI : - 8432/3
- 8432/2
- 8432/1
TAHUN : 1994
I NOMINAL : 2000A
KAPASITAS : 40 KA
VOLTAGE : 170 KV

Gambar 3.56. PMS BUS 2 Trafo II

MERK : ABB
TYPE : SGF 170N-100
NO.SERI : 2130101737 19 A, B, C
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 1600 A
KAPASITAS : 40 KA
VOLTAGE : 170 KV

2.4.7 Pemutus Tenaga

Pemutus tenaga (PMT) adalah peralatan atau saklar untuk menghubungkan atau
memutuskan suatu rangkaian/jaringan listrik sesuai dengan ratingnya. PMT memutuskan hub-
ungan daya listrik bila terjadi gangguaan, baik dalam keadaan berbeban maupun tidak berbeban
dan proses ini di lakukan dengan cepat. Pada waktu menghubungkan atau memutus beban,
akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena
itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara
dan gas SF6.

Gambar 3.57. PMT 150 kV bay Bantul

MERK : ABB
TYPE : LTB 170 D1/B
NO.SERI : 8665695
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 3150 A
BREAKING : 40 KA
GAS PRESURE SF 6 :
TEK GAS SF6 : 0.70 MPA
ALARM : 0.62 MPA
TRIP : 0.60 MPA
SISTIM PENGGERAK : PEGAS

Gambar 3.58. PMT 150 kV bay Gombong

MERK : ABB
TYPE : LTB 170 D1/B
NO.SERI : 8665695
TAHUN : 2003
I NOMINAL : 3150 A
BREAKING : 40 KA
GAS PRESURE SF 6 :
TEK GAS SF6 : 0.70 MPA
ALARM : 0.62 MPA
TRIP : 0.60 MPA
SISTIM PENGGERAK : PEGAS
Gambar 3.59. PMT 150 kV bay Wates

MERK : ALSTHOM
TYPE : FX 12
NO. SERI : A.14845-P
TAHUN : 1986
I.NOMINAL : 2000A
BREAKING : 30 KA
GAS PRESURE SF6 :
-FILLING : 6.6 BAR
-STEP 1 : 6.4 BAR
-BLOCK/STEP 2 TRIP : 6.2 BAR
SISTIM PENGGERAK : HIDROLIC
Gambar 3.60. PMT 150 kV bay Kebumen

MERK : MITSUBISHI
TYPE : 140-SFM-40A
NO SERI : A 00355
TAHUN : 1981
I NOMINAL : 1600A
BREAKING : 31.5 KA
GAS PRESURE SF6 :
- ALARM : 6.3 BAR
-TRIP : 5.8 BAR
SISTIM PENGGERAK : PHENUMATIC
Gambar 3.61. PMT 150 kV bay Wadaslintang 1

MERK : AREVA
TYPE : GL 313 F3
NO.SERI : 7133-10-031006/1
TAHUN : 2009
I NOMINAL : 3150 A
BREAKING : 40 KA
SISTIM PENGGERAK : PEGAS
GAS PRESURE SF 6 :
- TEK. FILLING : 0.64 MPA
- ALARM : 0.56 MPA
- TRIP : 0.53 MPA
Gambar 3.62. PMT 150 kV bay Wadaslintang 2

MERK : SIEMENS
TYPE : 3 AQ 1 E
NO SERI : K 35012687
TAHUN : 1994
I NOMINAL : 3150 A
SHORT CURRENT : 40 KA
Gambar 3.63. PMT 150 kV bay Kopel

MERK : ALSTOM
TYPE : S1.170F1
NO. SERI : 3008709/10
TAHUN : 2002
I NOMINAL : 3150 A
BREAKING : 40 KA
GAS PRESURE SF6 :
-FILLING : 6.8 BAR
-BLOCK : 5.5 BAR
-ALARM : 5.8 BAR
SISTIM PENGGERAK : PEGAS

Gambar 3.64. PMT 150 kV bay Trafo I

MERK : AREVA
TYPE : GL 313 F1
NO. SERI : 7133-20-2031006/1
TAHUN : 2009
I NOMINAL : 3150 A
SHORT C.CUREN : 40 KA
GAS PRESURE SF6 : FILLING : 6.4 BAR (20C)
ALARM : 5.6 BAR
TRIP/BLOK : 5.4 BAR
SISTIM PENGGERAK : PEGAS

Gambar 3.65. PMT 150 Kv bay Trafo II

MERK : ABB SWEDEN


TYPE : LTB 170 D1
NO SERI : 8136551
TAHUN : 1994
KAPASITAS : 3150 A

2.4.8 Baterai

Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan sta-
bilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu
induk. Peranan dari batery sangat penting karena pada saat gangguan terjadi, batery sebagai
sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi.
Gambar 3.66. Batery 110 V

MERK/TYPE : HBL / KPM 305 P


NO SERI : 3156299S120002-01A
TAHUN BUAT : 2015
OPERASI : 23/03/2016
KAPASITAS : 305 Ah
TEG. NOMINAL : 110 V
JENIS : NICD / ALKALI
JUMLAH CELL : 90 SEL

Gambar 3.67. Batery 48 V


MERK/TYPE : FRIWO / HKP 10
KAPASITA : 100 AH
TEG. NOMINAL : 48 V
JENIS : NICD / ALKALI
JUMLAH CELL : 40 SEL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengukuran Tahanan Isolasi

Pengukuran tahanan isolasi pemutus tenaga (PMT) ialah proses pengukuran dengan suatu
alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi
pemutus tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang
ditanahkan maupun antara terminal masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P
terminal) pada fasa yang sama. Fungsi dari pengujian ini ialah untuk mengetahui tahanan
isolasi pada PMT tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat pengujian sudah
60 detik. Hasil pengujian PMT 150 KV di GI Purwerejo dapat dilihat pada tabel 4.1.

4.2 Prinsip Kerja Alat Ukur Tahanan Isolasi

Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi PMT adalah untuk mengetahui besar (nilai)
kebocoran arus ( leakage current ) yang terjadi antara bagian yang bertegangan I/P terminal
dan O/P terminal terhadap tanah.
Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari.
Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa PMT cukup aman untuk diberi tegangan
adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang
ditetapkan akan memberikan jaminan bagi PMT itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan
isolasi.
Insulation tester banyak jenisnya (merk dan type megger), masing-masing memiliki
spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Mulai dari type sederhana,
menengah sampai dengan yang canggih. Display (tampilannya) juga banyak ragamnya; mulai
dari tampilan analog, semi digital dan digital murni.
Pada panel kendali (Front Panel) ada yang sangat sederhana, namun ada pula yang
super canggih. Tapi seluruhnya memiliki prinsip kerja yang sama.

4.3 Cara Penggunaan / Cara Pengukuran Tahanan Isolasi

Persiapan
1. Persiapkan alat ukur dan dan accessories lainnya serta yakinkan semuanya dalam kon-
disi baik

Gambar apabila menggunakan megger merk kyoritsu


2. Periksa sumber tegangan / baterenya

Gambar apabila menggunakan megger merk kyoritsu

3. Persiapkan tool set yang diperlukan


4. Persiapkan blanko pengukuran (Formulir: P3BJB TEK/FML/IK.TRF/002.MEG)
5. Catat spesifikasi PMT yang akan diukur
6. Letakkan alat ukur pada tempat yang aman dan terjangkau.
7. Referensi hasil pengukuran tahanan isolasi adalah 1 M/kV & PI = 1,25 2 (SE PLN
No.032/PST/1984 dan Suplemennya serta Buku Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga)
4.4 Standar Pengukuran / pengujian Tahanan Isolasi

Batasan tahanan isolasi PMT sesuai Buku Pemeliharaan Peralatan SE.032/PST/1984


dan menurut standard VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi pada suhu
operasi dihitung 1 kilo Volt = 1 M (Mega Ohm) .

Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang
diijinkan setiap kV = 1 mA.

Bila dilihat dari hitungan teori standard minimal tahanan isolasi dapat dihitung dengan rumus

( 1000 . U ) ( 1000 . 20000 V )

R = U 2,5 contoh : R = ________________ . 20000 V . 2,5

Q 5000 V

R = 200 M

Dimana :

R = Tahanan isolasi minimal.

U = Tegangan kerja.

Q = Tegangan Megger.

1000 = Bilangan tetap.

2,5 = Faktor Keamanan (apabila baru).


Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi pada
Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan
Kabel tegangan rendah
Kabel tegangan tinggi
Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya.
4.5 Data dan Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai