Anda di halaman 1dari 6

MANUSIA, NILAI, MORAL, NORMA DAN HUKUM

undefined
undefined. undefined

1. NILAI (VALUE)

Dalam kehidupan sehari hari manusia selalu berkaitan dengan nilai

Bukti : Menyatakan sesuatu itu baik / buruk Rumah itu bagus !

Nilai menjadikan manusia terdorong untuk melakukan tindakan agar

harapan itu terwujud dalam kehidupannya. Nilai diharapkan manusia,

sehingga mendorong manusia berbuat.

Contoh : Keindahan, Keadilan, Kemanusiaan, Kesejahteraan, Kearifan,

Keanggunan, Kebersihan, Kerapihan, Keselamatan dll.

Beberapa pengertian tentang Nilai (Value)

Menurut Poerwodarminto, nilai diartikan:

a. Harga dalam arti taksiran, misalnya nilai emas;

b. Harga sesuatu, misalnya uang;

c. Angka, misalnya skor ;

d. Kadar, misalnya mutu; dan

e. Sifat sifat atau hal penting bagi kemanusiaan.

Menurut sumber lain, nilai diartikan :

- Suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu yang menjadi

dasar penentu tingkah laku seseorang.

- Kualitas atau keadaan yang bermanfaat bagi manusia baik lahir

maupun batin.
Sesuatu di anggap bernilai atau memiliki nilai, apabila sesuatu itu

memiliki sifat :

a. Menyenangkan (peasent)

b. Berguna (useful)

c. Memuaskan (satisfying)

d. Menguntungkan (profitable)

e. Menarik (interesting)

f. Keyakinan (belief)

Nilai memiliki beberapa aliran, yaitu :

1. Aliran objektivisme / idealism

Nilai itu objektif, ada pada setiap sesuatu. Tidak ada yang

diciptakan di dunia tanpa ada sesuatu nilai yang melekat di

dalamnya. Segala sesuatu ada nilainya dan bernilai bagi manusia,

hanya saja manusia belum tahu nilai apa dari objek tersebut.

2. Aliran subjektifisme

Nilai suatu objek terletak pada subjek yang menilainya. Misalnya,

air menjadi sangat berharga daripada emas bagi orang yang

kehausan di tengah padang pasir.

3. Aliran yang menggabung keduanya

Adanya nilai ditentukan oleh subjek yang menilai dan objek yang

dinilai.

Sebelum ada subjek yang menilai maka barang atau objek itu

tidak bernilai.

Contoh : Harta Karun

Prof. Notonegoro mengklasifikasikan 4 nilai :

1. Nilai Materiil, yaitu sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia;


2. Nilai Vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat

melaksanakan kegiatan;

3. Nilai Kerohanian, yaitu :

a. Nilai kebenaran yang bersumber pada akal pikir manusia (rasio,

budi dan cipta),

b. Nilai estetika (keindahan) yang bersumber pada rasa manusia,

c. nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada kehendak

keras, karsa hati dan nurani manusia;

4. Nilai Religius (Ketuhanan) yang bersifat mutlak dan bersumber

pada keyakinan manusia.

Hakikat Nilai dan Moral

Nilai dan Moral berhubungan dengan Etika

Ada 3 jenis makna etika :

1. Etika adalah nilai nilai atau norma norma yang menjadi pegangan

bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya,

2. Etika adalah kumpulan asas atau nilai moral (etika yang dimaksud

adalah kode etik).

3. Etika adalah ilmu tentang baik dan buruk (etika yang dimaksud sama

dengan istilah filsafat moral).

2. MORAL
Moral berarti akhlak (dalam bahasa arab) atau kesusilaan yang

mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang

menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.

Morak = etika, etik, akhlak, kesusilaan dan budi pekerti.

Dalam bahasa Yunani ethos yang menjadi etika adalah ajaran

tentang baik buruk yang diterima masyarakat umum tentang sikap,

perbuatan, kewajiban dsb.

Hubungan nilai dengan moral

Moral adalah bagian dari nilai, yaitu nilai moral. Tidak semua nilai

adalah moral. Nilai moral berkaitan dengan tingkah laku / perilaku manusia

(human) tentang hal baik buruk.

Dalam filsafat, nilai dibedakan menjadi 3 jenis :

1. Nilai logika yaitu nilai tentang benar salah,

2. Nilai etika yaitu nilai tentang bai buruk, dan

3. Nilai estetika yaitu nilai tentang indah jelek.

Nilai etik/etika adalah nilai tentang baik buruk yang berkaitan

dengan perilaku manusia. Jadi kalau kita mengatakan etika orang itu buruk,

bukan berarti wajahnya yang buruk tetapi menunjuk perilaku orang itu yang

buruk.

Nilai etik adalah nilai moral. Jadi, moral yang dimaksudkan adalah

nilai moral sebagai bagian dari nilai.

3. NORMA

Norma merupakan kongretisasi dari nilai (perwujudan dari nilai).

Setiap norma pasti mengandung nilai di dalamnya. Nilai sekaligus menjadi

sumber bagi norma, tanpa ada nilai tidak mungkin terwujud norma, tanpa

dibuatkan norma maka nilai yang hendak dijalankan itu mustahil terwujud.
Contoh : dilarang buang sampah disini ! bunyi tersebut merupakan

norma. Norma tersebut dimaksudkan agar terwujud nilai

kebersihan.

Akhirnya, yang tampak dalam kehidupan dan melingkupi kehidupan

kita bukan nilai, tetpi norma atau kaidah.

Norma atau kaidah adalah ketentuan ketentuan yang menjadi

pedoman dan panduan dalam bertingkah laku di kehidupan masyarakat.

Norma sebagai anjuran untuk berbuat baik dan larangan untuk berbuat

buruk dalam bertindak sehingga kehidupan ini menjadi lebih baik.

Norma yang berlaku di masyarakat:

1. Norma agama, yaitu peraturan hidup manusia yang berisi

perintah dan larangan yang berasal dari Allah.

2. Norma moral/kesusilaan, yaitu peraturan/kaidah hidup yang

bersumber dari hati nurani dan merupakan nilai nilai moral yang

mengikat manusia.

3. Norma kesopanan, yaitu peraturan/kaidah yang bersumber dari

pergaulan hidup antar manusia.

4. Norma hokum, yaitu peraturan/kaidah yang diciptakan oleh

kekuasaan resmi atau Negara yang sifatnya mengikat dan

memaksa.

4. Hukum

Hukum pada dasarnya adalah bagian dari norma yaitu norma hukum.

Perbedaan norma hokum dengan norma lainnya:

1. Norma hukum datangnya dari luar diri kita sendiri, yaitu dari

kekuasaan lembaga resmi dan bewenang.

2. Norma hukum dilekati sanksi pidana atau pemaksa secara fisik,

norma lain tidak dilekati sanksi pidana secara fisik.


3. Sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat

Negara.

Sikap pelanggar norma :

1. Orang yang melanggar norma kesopanan tidak mempunyai rasa

malu bila disisihkan dari pergaulan.

2. Orang yang melanggar norma kesusilaan tidak akan merasa

menyesal.

3. Orang yang melanggar norma agama tidak akan takut terhadap

sanksi akhirat.

Bagi orang orang yang demikian dapat menimbulkan kekacauan di

masyarakat. Maka norma hukum perlu dipaksakan agar orang orang

mematuhi peraturan hidup.

Norma hukum diperlukan karena :

1. Bentuk sanksi dari ketiga norma belum cukup memuaskan dan

efektif untuk melindungi keteraturan dan ketertiban masyarakat.

2. Masih ada perilaku lain yang perlu diatur di luar ketiga norma

diatas (contohnya, perilaku di jalan raya).

Norma hukum berasal dari norma agama, kesusilaan dan kesopanan. Isi

ketiga norma tersebut dapat diangkat sebagai norma hukum.

Anda mungkin juga menyukai