I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada siang hari saat matahari bersinar dengan terangnya, tentu kulit kita merasa
panas. Namun bayangkan saat matahari tertutup oleh awan mendung, tentu kita
akan merasa lebih dirugikan. Hal tersebut dikarenakan kita sebagai makhluk
hidup membutuhkan panas. Panas matahari merupakan sebuah energi yang
bersifat alami. Selain alami ada juga yang bersifat buatan, salah satunya api.
Api merupakan salah satu kebutuhan kita sehari-hari yang biasa digunakan
sebagai bahan bakar untuk memasak, merebus air, dan lain-lain. Saat kita
merebus air menggunakan panci tentu saja semakin lama akan mendidih
hingga air tersebut tumpah. Proses tersebut terjadi adanya perpindahan atau
perubahan suhu antara dua medium atau benda hingga mencapai kesetaraan
suhu, biasa kita sebut dengan kalor. Peristiwa tersebut dapat dilihat saat api
melepaskan panas, sedangkan air menerima panas.
Kalor sudah tidak asing lagi kita dengar dalam pembelajaran fisika. Namun
masih saja kita berfikir bahwa apakah kalor memiliki kapasitas tertentu atau
sering disebut dengan kapasitas kalor. Untuk mengetahui kapasitas kalor lebih
lanjut, maka dilakukanlah praktikum mengenai Kapasitas Kalor Kalorimeter
dengan tujuan memahami pengertian kapasitas kalor yang bereaksi dalam
sistem, dan menentukan kapasitas kalor kalorimeter aluminium.
2
B. Tujuan
A. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh Noor Eka, diperoleh data
hasil perhitungan sebagai berikut:
- Bahan kalorimeter = aluminium
- Massa kalorimeter kosong + pengaduk (m1) = 0,101 kg
- Massa kalorimeter kosong + pengaduk + air dingin (m2) = 0,220 kg
- Suhu kalorimeter + air dingin = 30oC
- Suhu air panas = 90oC
- Massa kalorimeter + pengaduk + air dingin + air panas (m3) = 0,3104 kg
- Massa air panas (m3-m2) = 0,0904 kg
- Massa air dingin (m2-m1) = 0,119 kg
- Suhu campuran = 52oC
= +
1 ( ) = 2 ( ) + ( )
(0,0904)(1)(90 52) = (0,119)(1)(52 30) + (52 30)
(0,0904)(38) = (0,119)(22) + (22)
3,4352 = 2,618 + (22)
(22) = 3,4352 2,618
(22) = 0,8172
= 0,8172 /22
= 0,0371 /
B. Dasar Teori
Berdasarkan kalor yang diserap atau dilepas oleh suatu benda berbanding lurus
dengan massa benda, kalor jenis benda, dan perubahan suhu. Besar kalor
tersebut dirumuskan sebagai berikut.
=
Keterangan:
Q = besar kalor yang diserap atau dilepas (J)
m = massa benda (Kg)
c = kalor jenis benda (J/Kg0C)
= perubahan suhu (0C)
5
Dalam SI, satuan kalor adalah joule (J). Satuan kalor yang lain yaitu kalori.
Kesetaraan joule dan kalori sebagai berikut.
1 = 0,24
1 = 4,184
Hukum kekekalan Energi Kalor (Asas Black): Pada pencampuran dua zat,
banyak kalor yang dilepas zat bersuhu tinggi sama dengan banyak kalor yang
diterima zat bersuhu rendah.
Hukum Kekekalan Energi Kalor dapat juga ditulis dengan persamaan:
=
(Supardianningsih, 2015: 30)
Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi
kalor sesuai dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak
dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan. Prinsip kerja dari
kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat
penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam
kawat penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan
dengan atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan
bertumbukan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan
listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang
dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor atau panas.
Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik pada
suatu bahan maka tara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin kecil.
Kita dapat melihat seolah pengukuran dengan menggunakan arus kecil
6
menghasilkan nilai yang kecil. Hal ini merupakan suatu anggapan yang salah
karena dalam pengukuran pertama perubahan suhu yang digunakan sangatlah
kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar. Tapi jika perubahan
suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara panas
listrik yang besar.
(Purwati, 2013)
Besaran yang berpindah pada kontak termal antara dua sistem berlainan suhu,
disebut kalor (lambang Q). Dari percobaan-percobaan (Rumford, Joule, Mayer
dll) kemudian diketahui bahwa kalor tidak lain adalah energi, seperti halnya
usaha, maka bersatuan joule. Dahulu kalor diberi satuan kalori dengan nilai
1 kal = 4,2 J.
Apabila suatu sistem menyerap kalor dan karenanya mengalami kenaikan suhu,
dikatakan bahwa sistem tersebut memiliki kapasitas kalor, lambang C.
( = = (JK-1) (a)
() = lim = ...........(b)
=0
() = ( 1 1 ) () = ( 1 1 )
Untuk suatu sistem hidrostatik seperti gas dikenal 2 macam kapasitas kalor,
yakni (kapasitas kalor pada v tetap) dan (kapasitas kalor pada p tetap)
(Darmawan, 1990: 50)
7
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
4 Neraca Ohaus 1
8
5 Heater 1
6 Tabung Erlenmeyer 1
7 Gelas Ukur 1
8 Termometer 2
B. Langkah Kerja
10. untuk percobaan kedua dan ketiga mengulangi langkah 1 sampai 9 dengan
mengubah suhu air panas menjadi 80oC dan 90oC, namun pengukuran pada
langkah 1 sampai 6 (massa kalorimeter, massa kalorimeter dan air dingin,
volum air dingin, dan suhu kalorimeter dan air dingin) sama, dan
11. memasukkan data hasil percobaan ke dalam tabel.
10
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Dalam percobaan ini terdapat sistem dan lingkungan. Sistem yaitu kumpulan
dari benda-benda yang diteliti atau diamati yang menjadi pusat perhatian,
contoh sistem dalam percobaan ini yaitu kalorimeter dan air, karena di
percobaan ini praktikan melakukan pengukuran pada kalorimeter dan air.
11
Berikut ini merupakan grafik hubungan antara kapasitas kalor (Ck) terhadap
pertambahan suhu (T).
150
100
Ckal
50
0
(oC)
17 20 21
Percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan Tinjauan Pustaka karena pada
Tinjauan Pustaka saat mencari nilai kapasitas kalor digunakan persamaan Asas
Black, yaitu:
=
= +
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PERHITUNGAN
Diketahui:
Td = 29oC
Tp = 70 oC, 80 oC, 90 oC
Tc = 46 oC, 49 oC, 50 oC
m1 = (mcampuran mkal+air) + mkal = (205-172) + 138 = 171 gr
m2 = mkal+air = 172 gr
=
=
1 ( ) = 2 ( ) + ( )
1 ( ) = 2 ( ) + ( )
1 ( ) 2 ( )
=
( )
Percobaan 1
1 ( ) 2 ( )
=
( )
171 (7046)172 (4629)
= (4629)
171(24)172(17)
= 17
= 69,41 kal/oC
17
= ( ) = (46 29) = 17
Percobaan 2
1 ( ) 2 ( )
=
( )
171(8049)172(4929)
= (4929)
171(31)172(20)
= 20
= 93,05 kal/oC
= ( ) = (49 29) = 20
Percobaan 3
1 ( ) 2 ( )
=
( )
171(9050)172(5029)
= (5029)
171(40)172(21)
= 21
= 153,71 kal/oC
= ( ) = (50 29) = 21