Anda di halaman 1dari 5

RAJU, Mengobati Batu Ginjal dengan Cara Ekstraksi

Oleh

Bianda Aufar / 160332605839

Dinda Farrah F / 160332605882

Wildan Alfin R / 160332605809

Abstraksi

Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang sangat penting. Kelainan pada ginjal
merupakan masalah yang cukup bahaya, salah satunya adalah batu ginjal. Disini kami akan
memaparkan efek dari ekstrak rambut jagung (Zea mays L.) terhadap penyakit batu gunjal.
Diperoleh hasil yaitu ekstrak rambut jagung dapat menghasilkan efek diuretik yang lebih
besar daripada furosemid, tetapi bekerja dalam jangka waktu yang lambat (uji 24 jam).
Volume urin rata-rata hewan yang diberi ekstrak rambut jagung dengan konsentrasi 500
mg/kgBB lebih besar bila dibandingkan yang dengan hewan yang diberi furosemid. Tetapi
pada ekstrak rambut jagung dengan konsentrasi 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB, volume
urin yang dihasilkan tidak lebih besar daripada furosemid.Efek diuretik yang ditimbulkan dari
ekstrak rambut jagung karena adanya senyawa flavonoid. flavonoid juga memiliki
kemampuan melarutkan kalsium pada batu ginjal (Effendi & Wardatun, 2012).

Pendahuluan

Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang sangat penting bagi manusia. Organ
yang terletak di bagian belakang atas rongga perut, pada salah satu sisi tulang punggung dan
posisi yang sedikit miring. Karena letaknya yang berada didalam tubuh, kita sering
mengabaikan kesehatan organ tersebut. Kelainan pada ginjal sangat beragam, salah satunya
adalah batu ginjal.

Penyakit batu ginjal merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya sedimen urin
dalam ginjal dan saluran kemih (Brown, 1989). Batu tersebut akan lebih cepat terbentuk
apabila urin sangat pekat dan tidak minum cukup banyak air. Keadaan ini akan sangat
mendukung kemungkinan terjadinya pengendapan dari sedimen sedimen yang terdapat dalam
urin sehingga lama-kelamaan akan terbentuk suatu massa padat dan keras menyerupai batu
(Pramono, 1988).
Batu ginjal merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh masyarakat
indonesia. Mengutip data sebaran kasus Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan sampai dengan triwulan III tahun 2015, kasus sistem saluran kemih berjumlah
sebanyak 3.094.915 urutan tertinggi ketiga.

Mari kita cari tau efek dari ekstrak rambut jagung terhadap penderita batu ginjal.

Pembahasan

Penyakit pada ginjal umumnya disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur,
adanya faktor keturunan, kurangnya konsumsi air putih, jarang buang air kecil atau sering
ditahan dan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia. Batu ginjal
mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium amonium
fosfat (MAP), dan sistin. Batu ginjal mempunyai komponen dasar kalsium 70-80% baik
berupa kalsium oksalat, kalsium fosfat maupun campuran oksalat dan fosfat (Purnomo,
2009). Salah satu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional yaitu
jagung. Bagian dari jagung yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan urologis dan
berperan sebagai agen diuretik adalah rambut jagung yang biasa dibuat dalam bentuk dekok
(Caceres, et al., 1987). Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan
herbal dengan air pada suhu 90C selama 30 menit.

Sebelumnya, penderita penyakit ginjal menggunakan obat-obatan untuk mengatasi


penyakit. Tetapi penggunaan obat kimia secara terus-menerus akan menyebabkan
ketergantungan yang akan memperparah kinerja pada ginjal. Salah satu obatnya yaitu
furosemid. Obat Furosemid bekerja pada glomerulus ginjal untuk menghambat penyerapan
kembali zat natrium oleh sel tubulus ginjal. Furosemid akan meningkatkan pengeluaran air,
natrium, klorida, dan kalium tanpa mempengaruhi tekanan darah normal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nessa, Helmi Arifin, Husni Muchtar dari
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas karakterisasi ekstrak rambut jagung meliputi
pemeriksaan organoleptis, rendemen dan susut pengeringan. Hasil uji organoleptis dari
ekstrak rambut jagung yang diperoleh yaitu berupa ekstrak kental berwarna coklat tua
kemerahan, berbau khas jagung dan berasa pahit. Susut pengeringan menunjukkan jumlah
semua bahan yang menguap serta air yang hilang pada kondisi tertentu (Anonim, 1979). Dari
hasil pemeriksaan, susut pengeringan dari ekstrak rambut jagung yaitu 21,586%.
Proses pengolahan ekstrak rambut jagung untuk mengobati penyakit batu ginjal ada
dua yaitu uji daya larut batu ginjal secara In Vitro dan In Vivo. Uji daya larut batu ginjal
secara In Vivo melalui penyiapan hewan percobaan yaitu tikus sehat. Uji daya larut batu
ginjal secara In Vitro melalui penyiapan sediaan batu ginjal dengan cara digerus dalam
lumpang lalu diayak dan diambil serbuk batu ginjal dengan ukuran partikel yang sama.

Ekstrak rambut jagung ditimbang berdasarkan konsentrasi. Volume ekstrak rambut


jagung yang diberikan secara oral kedalam tubuh tikus adalah 1% dari berat badan tikus
sehingga didapatkan konsentrasi larutan untuk dosis sebesar 1,25%, 2,5% dan 5%. Hasil
menunjukkan Semakin tinggi konsentrasi dosis ekstrak rambut jagung yang digunakan,
semakin tinggi juga volume urin rata-rata yang didapatkan.

Diuretik adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urine (diuresis) dengan
jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral lain. Efek diuretik dari ekstrak
rambut jagung diduga karena adanya senyawa-senyawa berkhasiat yang terkandung di
dalamnya yaitu flavonoid.
Hasil Uji Diuretik selama 24 jam

Hewan Volume Urin 24 jam (ml)


Perlakuan
Percobaan Hari ke-5 Hari ke-10 Hari ke-15

I 4 4 4,5

II 4 4,5 4,5
Kontrol Negatif
III 4,5 5 5

Rata-rata 4,16 4,5 4,67

I 9,8 9 12

II 8,2 8,7 5
Kontrol Positif
III 8 8,5 12

Rata-rata 8,67 8,73 9,67

I 7,8 13 16
Dosis ekstrak
rambut jagung 125 II 12,5 8 16
mg/kgBB
III 5 5 12
Rata-rata 8,43 8,67 14,67

I 13 17,5 21
Dosis ekstrak
II 13,5 15 16
rambut jagung 250
III 19 13,5 15
mg/kgBB
Rata-rata 15,16 15,3 17,3

I 22 22 27
Dosis ekstrak
II 19 22 26
rambut jagung 500
III 17 17 20,5
mg/kgBB
Rata-rata 19,3 20,33 24,5

Volume urin rata-rata hewan yang diberi ekstrak rambut jagung dengan konsentrasi
500 mg/kgBB lebih besar bila dibandingkan yang dengan hewan yang diberi furosemid.
Tetapi pada ekstrak rambut jagung dengan konsentrasi 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB,
volume urin yang dihasilkan tidak lebih besar daripada furosemid.

Ekstrak rambut jagung dapat menghasilkan efek diuretik yang lebih besar daripada
furosemid, tetapi bekerja dalam jangka waktu yang lambat (uji 24 jam). Sebaliknya
furosemid dapat menghasilkan efek diuretik yang lebih cepat pada uji 2 jam bila
dibandingkan konsentrasi ekstrak rambut jagung 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB, tapi tidak
menghasilkan efek diuretik yang lebih besar daripada konsentrasi ekstrak rambut jagung 500
mg/kgBB.

Kesimpulan

Penyakit bati ginjal dapat diobati dengan ekstrak rambut jagung. Proses pengolahan
ekstrak rambut jagung untuk mengobati penyakitbatu ginjal ada 2 cara, yaitu in vivo dan in
vitro. Efek rambut jagung lebih efektif mengobati penyakit batu ginjal jika dibandingkan
dengan furosemid. Berdasarkan penelitian diatas, volume urin yang dihasilkan lebih banyak.
Daftar Pustaka

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik Fakultas
Farmasi, Universitas Andalas

http://batuginjal.net/

https://klubfuad.wordpress.com/2008/12/02/macam-macam-sediaan-herbal/

Furosemid : Kegunaan, Dosis, Efek Samping | Mediskus

http://ricki-subagja.blogspot.co.id/2013/02/laporan-praktikum-farmakologi-bab.html

Anda mungkin juga menyukai